_tidak akan aku biarkan kau mendekati adikku Hans_
Gumam Samuel.
lalu Hans pergi dari ruangan Samuel dengan rasa kesal dan geram, ia sangat marah kepada Samuel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cemburu
" Luna " Ucap seorang Pria
Saat ini Luna sedang berada di depan sekolah nya, ia duduk sendiri sembari memainkan ponsel nya karena tadi jesika sudah dijemput terlebih dahulu oleh kakak sepupu nya.
tiba tiba ada sosok pria menghampiri nya dan menyapa nya, ia tau siapa pria tersebut dan ia pernah melihat juga. Hans nama nya pria yang pernah ia temui di kantor nya samuel.
" Hai kak " Luna menyambut nya dengan Ramah, memang dari ketiga saudara itu yang terlihat sangat rama hanya Luna
Kedua kakak nya itu terkenal sangat dingin, bahkan banyak orang beranggapan yang aneh aneh tentang kedua pria tersebut. Yang kata nya mentang mentang anak orang kaya dan lain lain, berbeda dengan Luna yang selalu tersenyum dan terlihat ceria namun sayang nya baru akhir akhir ini Luna di ketahui oleh banyak orang bahwa dia Nona Brahmana.
" kamu lagi menunggu jemputan ya?" Luna mengangguk " iya kak" jawab nya
" emang biasa nya telat gini ya?" luna menggeleng " mungkin macet kak dijalan" ucap nya
Hans mengangguk angguk, Luna juga masih sedikit sungkan karena mereka sebenarnya tidak kenal
" kalau kakak darimana kok bisa ada disini?" Tanya Luna " saya habis meeting dari restauran itu" menunjukan sebuah restoran yang tidak jauh dari sekolah Luna
" terus pas saya keluar saya lihat kamu disini" Luna hanya mengangguk sebagai balasan nya
saat mereka sedang mengobrol ada bapak bapak tukang bunga lewat entah sejak kapan luna baru melihat kali ini disekitar sekolah ada yang jualan bunga.
" pak " Panggil Hans kepada bapak bapak penjual bunga tersebut
" iya mas?" Hans melirik Luna sebentar " bunga nya berapaan pak?" Raut wajah bapak tersebut terlihat bahagia
" Murah mas, cuma lima belas ribuan saja" Hans tersenyum " saya borong semua nya pak"
Bunga bunga tersebut beserta kotak nya langsung diserahkan ke luna sang empu jug langsung menerima nya begitu saja, Sebenarnya ia juga ragu. Setelah sudah dibayar bapak tersebut pergi
" i..ini buat aku kak?" Hans mengangguk
" iya, engak suka ya" Luna langsung tersenyum
" suka kok kak, terimakasih ya" Ujar Luna, Hans tersenyum
" tapi segini banyak nya buat apa ya" Ucap Luma, Hans hanya terkekeh " bisa kamu jadikan taman bunga tuh dikamar" Luna ikut tertawa
.
Disisi lain ada orang yang diam diam memotret Luna dan Hans setelah itu dikirim ke seseorang melalui ponsel.
Prang!!
" Sial, siapa pria itu?" Ia melemparkan gelas yang ada di meja kerja nya
_beraninya pria tersebut mendekati Luna sampai ngasih bunga jelek kaya gitu, sialan_
Gumam pria tersebut
Ia merutuki pria yang saat ini sedang asik ngobrol bersama Luna, hati dia terasa sangat panas. Jika pria tersebut sudah ada di depan nya mungkin sudah ia bakar hidup hidup.
" Dio!" teriak pria tersebut di dalam ruangan nya, sontak pria yang dipanggil itu langsung masuk
" iya Tuan" Derril menatap tajam pria yang ada di depan nya itu " kamu cari tau siapa dia" sembari menyodorkan ponsel yang terlihat foto Hans dan Luna
" Baik tuan" setelah itu pria tersebut pun pergi dari ruangan itu.
.
_Ini bunga engak mungkin gue bawa pulang bisa bisa kena amuk kak Al dan Kak sam gue juga binggung kalo ditanya mau jawab apa_
Gumam Luna
Namun ia tak menyadari nya kalo sekarang mobil sudah memasuki gerbang rumah nya, ketika tersadar ia kaget.
"pak saya boleh minta tolong?" Ucap Luna kepada supir pribadi nya itu.
" iya Non ada apa?" ia sempat ragu dan juga merasa tidak enak dengan Hans " pak, boleh engak sembunyikan bunga ini dulu di mobil, besok pagi saya ambil"
Supir tersebut terlihat heran kenapa tiba tiba nona nya ini meminta untuk menyembunyikan bunga nya, tapi tanpa pikir panjang ia meng iyakan perintah luna
" baik nona, saya akan sembunyikan bunga ini tapi tidak dimobil nona takut tuan samuel tau" Luna baru ingat kalo Samuel itu sering memakai mobil ini untuk berpergian malam hari
" ya udah terserah bapak yang penting tolong simpan kan bunga ini ya" Supir tersebut mengangguk. Luna langsung turun dari mobil
Ia masuk ke rumah dan langsung naik karena kebetulan ia juga belum melihat mobil kedua kakak nya terparkir di depan tadi
.
" jadi bagaimana put, kamu bisa menemani saya besok untuk makan siang dengan klien?" Sang sekertaris itu langsung mengangguk
" Bisa pak" Alvaro merasa sangat senang sekali mendengar jawaban nya
Padahal ia bisa saja mengajak asisten nya namun karena ia ingin putri yang datang bersama nya hingga menemani makan siang, maka apa salah nya mengajak dirinya.
_kenapa bos akhir akhir ini menyebalkan sekali si, kan pekerjaan seperti itu bisa sendiri atau kalo tidak sama pak Bastian_
Gumam Putri dalam hati
.
" Cantik banget tuh cewe ren" Ucap samuel
Saat ini ia sedang berada di Bar bersama kedua teman nya, tadi ia sudah sempat ijin ke Alvaro untuk keluar kantor Sebentar. Sejak SMA Samuel memang berbeda dari kakak nya ia lebih suka bergaul bebas sedang Alvaro memilih untuk memperdalam ilmu bisnis dengan papa nya.
" Yoi, bodi nya itu aduh" Mereka bertiga tertawa, meskipun dalam keadaan tidak sadar namun tetap saja obrolan mereka kemana mana
" yang itu mah kurang cantik" tunjuk salah satu teman Samuel.
Mereka saat ini berada di ruang VIP jadi hanya mereka yang dapat melihat keluar, orang di luar sama sekali tidak bisa melihat mereka.
.
Di sisi lain Derril benar benar pusing memikirkan Luna ia mengaku cemburu melihat luna dekat dengan pria lain. Namun ia juga tidak bisa apa apa, ia tidak mau membuat Luna tidak nyaman.
" Derril" ucap seorang wanita paruh baya, ia menghampiri derril yang sedang melamun di Balkon kamar nya
" Eh nek, iya?" Wanita paruh baya itu mendekat dan mengelus punggung sang cucu
" apa yang kamu pikirkan Nak, terlihat berat sekali?" Derril berbalik menatap nenek nya
" engak ada nek, kenapa nenek bilang seperti itu?" Nenek hanya menggeleng
" nenek lihat, akhir akhir ini kamu sering melamun sendiri apa ada masalah dikantor?" ia langsung mengajak sang nenek duduk di ranjang kamar nya
" nek aku itu engak apa apa, engak ada masalah juga. Nenek engak perlu khawatir ya" ujar Derril kepada nenek nya
Derril adalah cucu kesayangan sekaligus cucu pertama keluarga Bramansta jadi ia lebih disayangi oleh nenek dan mendiang kakek nya.
" kalo ada masalah apa apa kamu bisa cerita sama nenek, termasuk masalah cewe mungkin" lantas nenek tertawa
" nenek ini apa apaan si, Derril mau fokus dulu berkarir nanti kalo benar benar sudah mapan baru derril mau cari pasangan lagi nek" nenek mengangguk
" Bagus, nenek suka pola pikir kamu..Deril, berumah tangga itu tidak segampang yang orang orang pikirkan apalagi kamu laki laki tugas kamu selain memberi nafkah harus bisa menjadi pemimpin yang benar" ujar sang nenek
" dan satu lagi kelak kamu harus menjaga melindungi dan menyayangi istri mu, yang terpenting jangan jadikan dia babu setelah bersamamu, barang kali ia adalah sosok tuan putri di keluarga nya. Jangan membuat hidup nya hancur hanya karena bersanding dengan mu ya nak" Lanjut nenek, Derril mengangguk
Setelah memberikan nasehat cucu nya itu nenek keluar dari kamar derril, setelah ia mendengar nasehat sang nenek ia merasa sedikit lega dan ia juga bisa mengira ngira bagaimana kehidupan pernikahan itu.
.
Saat ini Luna bersama kedua kakak nya sedang makan malam bersama, tidak ada percakapan apapun seperti biasa hanya suara dentingan sendok yang saling bertautan
" Dek, ujian sekolah kamu belum selesai?" Luna menggeleng
" Belum kak, kenapa?" Alvaro menghabiskan sisa makanan di mulut nya. Baru ia menyelesaikan ucapan nya
" kakak dan samuel berencana ingin mengajak kamu kerumah nenek, setelah kegiatan sekolah kamu selesai" ujar Alvaro
" iya dek, sekalian liburan kan lagian lebaran tahun kemarin juga kita belum sempat kesana kan" Luna mengerucutkan bibir nya
" iya sih, aku juga kangen sama nenek. Setelah engak ada mama nenek juga jarang telepon" Alvaro tersenyum
" dek, nenek itu lagi sibuk kamu kan tau kebun teh milik nenek setiap awal tahun seperti ini pasti sedang bermekaran jadi mungkin sedang sibuk di ladang" ia mencoba menenangkan adik nya
" iya sih, ya udah deh setelah aku selesai ujian kita kesana..tapi janji ya kak, nanti dicancel lagi Karena kakak ada kerjaan mendadak" Samuel dan Alvaro saling pandang
" untuk tahun ini seperti nya kita jadi dek, kakak janji deh" ujar samuel
Mereka pun kembali melanjutkan makan nya, setelah selesai mereka langsung kembali ke kamar nya masing masing.