NovelToon NovelToon
Gadis 100 Juta

Gadis 100 Juta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:12.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ade Annisa

Seorang gadis terpaksa menjual dirinya seharga seratus juta demi membiayai kakak kandungnya yang terbaring koma di rumah sakit.

Menjadi rebutan para lelaki hidung belang, Lily si gadis cantik seharga seratus juta itu tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan jatuh ke tangan William, bos mafia yang digilai banyak wanita.

Dengan hal itu, si gadis seratus juta bisa mendapatkan lebih dari apa yang dia minta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KABAR BERITA

Setelah kalimat 'aku menginginkanmu' yang dikatakan oleh William dapat dicerna Lily dengan baik, perempuan itu merasa terkejut dan membulatkan kedua bola matanya. "Eh," pekiknya saat dengan tangan yang bebas pria itu menyentuh bagian pipinya.

"Sebentar saja kok, tidak akan lama," bujuk William.

Lily menggeleng, "aku tidak bisa," ucapnya, dan setelah itu beranjak dari tidurnya dan berniat untuk kabur, dia lupa dengan borgol di tangannya yang membuat perempuan itu tidak bisa lari kemana-mana.

Tenaga William yang lebih kuat tentu saja membuat Lily yang tidak sengaja menyeret tangannya justru malah berbalik dan jatuh ke pelukan pria itu

"Aw!" pekik William saat tubuh Lily mengenai bagian lengannya yang terluka, namun mendapati perempuan itu berada di atas tubuhnya, dia malah tertawa. "Kenapa? Kau tidak bisa kemana-mana hm?" godanya.

William menggerakkan tangan kirinya yang di borgol ke balik punggung perempuan itu, hingga saat ia berbalik menindih tubuh Lily, tangan kanan wanita itu tertimpa tubuhnya sendiri.

Lily yang merasa panik saat tangan kanan yang terkunci ke bagian belakang membuat ia tidak berdaya, tangan kirinya ia gerakan untuk memukul dada bidang pria itu, "kumohon lepaskan aku!" rontanya tidak terima.

Dengan tangan  kanannya yang bebas, William menangkap tangan perempuan itu dan menguncinya di atas kepala, hingga Lily merasa untuk kali ini dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Beri aku waktu beberapa detik, dan aku akan menyerah jika kau memang benar-benar tidak tertarik," tantang pria itu.

Lily mengerjap waspada saat William mulai mendekati wajahnya, "Kau mau apa?" tanyanya yang kemudian terjawab saat bibir pria itu membungkam bagian mulutnya.

William melenguh saat perempuan yang berada di bawah kuasanya itu berusaha untuk meronta, mengeratkan kuncian pada tangan kiri Lily hingga wanita itu merasa tidak berdaya.

"Kumohon hentikaan!" pinta Lily yang entah kenapa berbanding terbalik dengan isi hatinya, sebagian dari dirinya seolah meminta lebih dari apa yang telah dia terima, dan lenguhan-lenguhan perempuan itu menjadi bukti saat William beralih mencubu ceruk lehernya.

Saat William melepaskan kuncian pada tangan kirinya, dia kembali memukul tubuh pria itu. "Berhentiii!" teriak Lily sebagai usahanya mempertahankan diri untuk yang terahir kali, karena nyatanya sentuhan-sentuhan tangan pria itu pada sekujur bagian sensitif tubuhnya, membuat ia terus melenguh dan nyaris mengalah.

William terkekeh pelan di hadapan wajah Lily yang terlihat semakin memerah, tangan kirinya yang tertindih tubuh wanita itu membuat jarak mereka tidak bisa lagi terpisah. "Mungkin kau mampu menolakku, tapi tubuhmu tidak, Oh Lily kauh bahkan sudah begitu basah," godanya.

"Hentikan, tanganku sakit," keluh Lily yang merasa tidak nyaman dengan posisi tangan kanannya yang tertindih tubuhnya sendiri, begitu juga dengan tangan kiri pria itu yang mengganjal di balik punggungnya dan terasa nyeri.

William menurut, bangkit dari tubuh perempuan itu dan melepaskan kuncian tangan mereka yang di borgol dan membawanya ke atas kepala, dan pria itu dengan leluasa mengunci kedua tangan Lily dengan satu tangan kirinya. "Kau siap intuk ini?" tanyanya.

Lily menggeleng dengan cepat, "tidak akan, cepat lepaskan aku," pintanya dengan ketus.

William tersenyum, "benarkah kau mau begitu," ucap pria itu dengan terus menggoda bibir Lily dengan ujung ibu jari,  turun ke bagian dagu dan sedikit menariknya agar mereka kembali menyatu.

Pria itu memekik saat Lily menggigit sudut bibir bagian bawahnya, William memundurkan kepala, "oh Lily, ini sakit sekali, ya ampuun," keluhnya yang kemudian menyentuh bagian yang sakit itu dengan tangannya sendiri, ada sedikit bercak merah di sana.

William berdecak, menjauhkan tubuhnya dari perempuan itu, dan entah kenapa Lily malah merasa bersalah.

"Aku kan sudah bilang, aku tidak mau," ucap Lily menegaskan, perempuan itu dengan sedikit takut melirik pria yang berbaring di sebelahnya.

William menoleh, tatapannya yang berubah dingin membuat Lily sedikit merasa gentar, pria itu terlihat menghela napas, tanpa mengucapkan apa-apa William beranjak duduk dan mengambil ponselnya di atas meja.

"Bisa kah kau datang ke sini, aku butuh pelepasan sekarang." William tampak menghubungi seseorang.

Kalimat itu membuat Lily yang semula menghadapkan pandangannya ke langit-langit, dengan cepat menoleh pada pria itu, "apa kau sudah gila?" umpatnya.

Dia benar-benar tidak menyangka, William menelepon seorang wanita demi memuaskan keinginannya, dalam posisi yang terborgol seperti ini, apakah dia bisa menyaksikan itu semua.

"Kenapa? Kau tidak suka?" pria itu bertanya dengan sinis, ketidaksudian wanita itu benar-benar membuatnya merasa miris. Belum pernah seumur hidupnya mendapat penolakan sedemikian rupa, bahkan para wanita di luar sana dengan sukarela berebut merangkak ke atas tubuhnya.

Lily memang berbeda, namun hal itu tidak akan membuat William kehabisan cara, dan saat wanita itu mengutarakan kepenolakan kehadiran orang ketiga di antara mereka, dia kemudian tertawa.

William kembali mendekatkan tubuhnya saat wanita itu terlihat diam saja, dari raut wajahnya yang gelisah sepertinya ada keputusan yang ingin dia ubah, "Kenapa?" tanya pria itu.

Lily sedikit ragu, jika harus menyaksikan pria itu bergumul dengan wanita lain di depan mata kepalanya sendiri, apakah dia akan mampu. "Lakukanlah denganku," ucap perempuan itu.

***

William terbangun lebih dulu, pria itu menatap wajah terlelap yang tampak kelelahan di hadapannya, entah berapa kali semalam mereka melakukannya. Meski tidak melepaskan baju, tapi kemeja yang dikenakan perempuan itu tampak kusut dan berantakan, dan dengan sekuat tenaga pria itu menahan keinginannya.

Lily sedikit terlonjak, usapan lembut di pipinya membuat ia terbangun, ucapan selamat pagi ia dapat dari pria tampan yang berbaring di hadapannya.

"Aku sangat lapar," ucap William.

"Tidak mungkin kita keluar dengan kondisi yang seperti ini kan?" tanya perempuan itu.

"Sebentar lagi mungkin Davin akan datang, tapi dia butuh waktu sedikit lebih lama untuk membeli keperluanmu," ucap William sembari merapikan anak rambut perempuan di hadapannya itu.

Sesaat Lily terdiam, "keperluan apa?" tanyanya heran.

William sedikit tertawa, "tentu saja pakaian yang dapat kau kenakan," ucap pria itu.

"Memangnya kau tau ukurannya."

William menatap telapak tangannya sendiri, kemudian menunjukan pada wanita itu tentang ukuran yang dia ketahui. "Sebesar ini, atau mau kucoba periksa lagi?"

Lily reflek menyilangkan kedua tangannya di depan dada, dan baru sadar tentang kancing kemejanya yang tidak terpasang semua, juga sepertinya wanita itu  melupakan borgol yang tersangkut di tangan mereka.

"William!" omel Lily yang membuat pria itu tertawa.

"Galak sekali kau ini, ayolah aku ingin mendengar kau mendesahkan namaku seperti semalam," godanya.

Lily yang memerah raut wajahnya dengan kesal memukul pria itu hingga mengaduh. Belum sempat kembali melancarkan omelan pada pria itu, suara bel di pintu membuat keduanya menoleh.

William tau, pasti Davin lah yang datang, dan saat pria itu beranjak duduk perempuan di sebelahnya tampak sibuk merapikan baju. "Biar kubantu," ucapnya yang mendapat penolakan dari wanita itu, namun William tetap ikut mengancingkan pakaian Lily dengan kedua tangannya.

Banyak jejak merah yang terlihat di bagian tubuh wanita itu, dan karenanya William pun tersenyum, "aku menyuruh Davin membelikan baju berkerah tinggi, jadi kau tidak usah khawatir tentang hal ini." William menunjuk bekas merah di leher Lily.

Perempuan itu mengerjap gugup, pria di hadapannya  seolah tau segalanya, mungkinkah karena wanita-wanita yang ia kencani sebelumnya, mengingat itu Lily tidak lagi merasa istimewa.

***

Lily bersembunyi di balik punggung William saat pria itu membuka pintu, Davin mengangsurkan paperbag berisi setelan baju, tidak lupa juga memberikan kunci cadangan untuk semua borgol yang dimiliki pria itu.

"Mandi lah," ucap William saat borgol di tangan mereka sudah terbuka. Dan saat Lily mengangguk,  berbalik pergi ke dalam kamarnya, pria itu menyuruh Davin untuk masuk.

"Ini sudah lengkap?" Tanya William saat membuka ponsel terbaru yang diberikan asistennya itu.

Davin mengangguk, "sudah terpasang semua, Tuan," ucapnya. "Tentang kawanan yang semalam menyerang anda—"

"Kita bahas nanti saja, tolong pesankan kami makanan yang seperti biasa aku makan."

"Baik Tuan," Setelah asistennya itu pergi, William kembali masuk ke dalam kamar, pria itu mendapati Lily yang kesulitan menaikkan resleting gaunnya.

"Berbaliklah biar kubantu," ucap William setelah mengangsurkan kotak berisi ponsel baru pada wanita itu.

"Untukku?" Tanya Lily dengan begitu senang, dan saat pria di hadapannya mengangguk, dengan cepat dia membuka isinya. "Will, bisakah kau carikan aku nomor rumah sakit tempat kakakku dirawat, bukankah kau pemiliknya."

William mengambil ponselnya sendiri, kemudian memberikan nomor yang bisa dihubungi.

"Hallo, bisakah kau sambungan telepon ini pada dokter Daniel."

Kalimat itu membuat William yang berdiri di belakang Lily menghentikan gerakan tangannya menaikkan resleting gaun yang dikenakan perempuan itu, entah kenapa mendengar nama Daniel dia merasa tidak suka.

William ikut menyimak saat perempuan itu berbasa-basi, yang mungkin menanyakan kabar juga bagaimana cara dia bisa menghubunginya, namun yang membuat pria itu membeku, berita yang dikabarkan Daniel membuat wanita itu menangis haru.

"Benarkah kakakku sudah siuman, kau tidak sedang bercanda kan, baik aku akan segera ke sana."

William merasa lantai yang ia pijak mulai berputar, pria itu memeluk Lily dari belakang.

 Lily sedikit menoleh, merasa bingung dengan sikap pria di belakangnya.

William menghela napas, cepat atau lambat hal ini pasti akan terungkap, lagi-lagi Lilinya mungkin akan pergi, namun dia tetap harus siap. "Oh Lily, apapun yang terjadi nanti. Tolong jangan pernah tinggalkan aku sendiri."

***iklan***

Netizen: Tolong thor dibikin amnesia aja itu abangnya Lily hayati nggak sanggup. 🤧

Author: masa kebakaran jadi amnesia 🙄

Netizen: apa kek thor, bikin kepleset aja biar kepentok itu kepalanya., 😒

Author :palalu dulu sini gue pentokin 😌 biarin aja ketauan emang ngapa 😒

Netizen : Jaharaaa 🤧

1
Yo Zhibin❤️💞
Q suka semua karyamu mbak Adeannisa 😂💞 di tunggu cerita berikut nya😘😘😘
Yo Zhibin❤️💞
Yaaaa.. Thor..kawal sampe nikah Napa sih..🤔🤔😏
Yo Zhibin❤️💞
jadi bang Leon sama siapa nih ??? ngambang bgt sih..😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
kusut.dah...kusut..kasian lura thooor..tolong in🤔🤔
Yo Zhibin❤️💞
William... pasti 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
iklan somplaaaak 😂😂😂😁
Yo Zhibin❤️💞
visual nya lura mana Thor..😁😁
Yo Zhibin❤️💞
ini kalo udah brojol semua tambah seruuu...😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Jiaaaah.. Bu Marlina bapperware mu laris..😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
kan.. penasaran visual nya Simba 🤔🤔
Yo Zhibin❤️💞
ish...ish..ish..jadi bingung sendiri kan Leon 😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Selalu ada Gulma di setiap cerita cinta 😂😂
Yo Zhibin❤️💞
aduh dek..lebih baik beda negara drpd beda perasaan 😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Dan jika keluarga Bu Marlina + buronan mitoha hadir..pas dan tidak terelakkan.. perut kaku,ngakak abis.. wait..wait... brarti yg di kandungan Lily tu si Julian kan tapi kenapa pas gede bisa sekampus sama Sena kan duluan Sena lahirnya..tu di ceritanya udah gendong Sena 🤔🤔🤔 author mabuuuuk
Yo Zhibin❤️💞
hiii.. iklan duo somplaaaak.😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
mirip Nena yg enggan bermesraan..tapi suka jika berdekatan 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
buseeet dah..ga William ga Leon..😘😘😘
Yo Zhibin❤️💞
i don't know.. what i said..😏😏
Yo Zhibin❤️💞
dasar author somplaaaak..😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Kok bisa.. wuaaah..tambah rumit 🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!