Apa jadinya jika kedua pengantin sepakat kabur dihari pernikahan mereka, sementara acara akan segera di gelar.
Mikayla dan Haikal adalah korbannya, karena mereka dipaksa Nikah menggantikan kedua pengantin yang kabur entah kemana.
Jangan lupa follow Ig mamie_kembar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamie kembar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjemput
Dengan penuh rasa penasaran Haikal membuka amplop coklat yang tergeletak diatas meja, belum sempat dia mengeluarkan isinya. Devan memanggilnya.
"Pak, Papa mertua Anda datang." ucap Devan di depan pintu.
"Papa? ayah Mikayla? matilah aku pasti dia mengadukan ku. Bathin Haikal dengan wajah pucat.
"Persilahkan masuk?" ucap Haikal.
Tenang Haikal, bersikaplah biasa saja. Belum tentu dia mencari mu karena marah, atau paling tidak minta maaflah padanya. bathin Haikal
Haikal membatalkan niatnya melihat isi amplop tersebut dan memasukkannya ke dalam tas kerjanya. Dia berdiri dan menyambut mertuanya.
"Pagi pa, silahkan duduk." ucap Haikal ramah.
Devan keluar meninggalkan mereka berdua.
"Bagaimana kabar kalian? sejak menikah, kalian belum pernah pulang ke rumah. Mamanya Mika sangat merindukannya." ucap Zein.
"Maafkan kami pa, Karena terlalu sibuk, saat ini mika juga sedang magang di RS Mitredika jadi dia sering capek. Nanti sore, aku akan mengajak mika pulang ke rumah."
"Jangan di paksa kalau sedang sibuk, oh ya papa ada hadiah buat kalian. Nih, semoga kalian suka." ucap Zein menyerahkan amplop.
Haikal membukanya, "Tiket bulan madu?" ucap Haikal
"Ya, Papa ingin memberikan kalian waktu berdua, agar lebih saling mengenal. Mika itu pendiam dan paling bisa menyimpan perasaan nya. Kadang Papa sampai bingung memahami hatinya, dia bisa terlihat tegar, kuat, tapi papa tahu sebenarnya dia lemah dan rapuh. Papa harap kamu bisa mengerti dia." ucap Zein
Ada rasa bersalah yang muncul di hati Haikal mengingat betapa kasarnya dia kemaren.
"Aku akan menjaganya pa. Papa tenang saja." ucap Haikal
"Terima kasih. Papa pamit dulu. Assalamualaikum." ucap Zein.
"Waalaikum salam." jawab Haikal
Zein berlalu pergi, Haikal mendudukkan dirinya diatas kursinya. Nafasnya terasa sangat berat. Haikal mendesah. Sebuah beban terasa di pundaknya.
"Honeymoon" dia tertawa tipis mengingat kata itu. Pernikahan yang dia jalani saja diambang kehancuran, dan kini papa mertua nya datang memberikan kado tiket honeymoon, apa mikayla masih mau pergi dengannya setelah kejadian kemaren?
Dan apa tadi singgah ke rumah, bagaimana aku mengajak gadis kecil itu, sedangkan dia sedang marah dan ketakutan padaku.
"Argh......." Haikal mengusap wajahnya kasar dan duduk bersandar di kursinya.
Setengah jam kemudian Devan datang membawa berkas untuk di tanda tangani.
"Pak ...
"Kal kamu kenapa?" tanya Devan dengan cepat. Melihat penampilan Haikal yang kacau, Devan tahu jika Haikal pasti sedang dalam masalah berat.
"Ada apa, apa kita mau meeting? ayo!" ucap Haikal coba berdiri.
"Kau gila? mau meeting dengan kondisi seperti ini? kau mau jadi bahan tertawaan orang orang. Cerita ma gue ada apa?"
"Tadi mertua gue kesini, ngasih ini?'ucap Haikal menunjukkan tiket bulan madu ke Bali selama 4 hari 3 malam.
"Terus masalahnya apa? kan tinggal pergi aja!" ucap Devan.
"Nggak mungkin, karena_
"Karena apa? belom juga kau tanya sama mika, semoga aja dia mau, kalau nggak mau kamu paksa lah dikit dikit, kamu rayu kek, istri sendiri juga, apa susahnya?" ucap Devan.
"Masalahnya nggak semudah itu?"
"Apa?"
"Aku_
Haikal tak melanjutkan kalimatnya, mana mungkin dia menceritakan kejadian kemaren pada Devan.
"Iya, apa?"
"Ah..sudahlah ribet ngomong ma Lo. Nggak akan ngerti!!!"
Haikal semakin terlihat frustasi. Bicara dengan Devan malah membuatnya semakin pusing.
"Gimana aku mau ngerti kamu juga nggak cerita."
"Aku mau balik, kamu handle semua urusan. Bye" ucap haikal meninggalkan Devan yang masih memiliki ribuan pertanyaan di kepalanya.
...****************...
Sementara di rumah sakit, Mika sudah sampai pagi pagi sekali, disusul Ririen dan beberapa perawat lainnya. Hari ini dia berjaga di ruang UGD.
Karena tak ada pasien, maka mereka bisa bersantai sejenak.
"Mika" panggil Ririn
"Ya" jawab mika menoleh kearah sahabatnya.
Ririn langsung memeluknya erat. "Gue nggak tahu mau bilang apa, tapi gue tahu gimana perasaan loe."
"Loe apaan sih Rin, gue nggak apa apa. Lihat nih." ucap mika mencoba tersenyum.
"Gue itu sahabat loe dari kecil, dan gue tahu gimana loe. Loe masih anggap gue sahabatkan?" tanya Ririn.
"Ya iyalah Rin, ada ada aja." ucap Mika mengelak.
"Cerita ma gue. Gue yakin suami loe itu_
"Dok, ada pasien" ucap seorang perawat memanggil mereka berdua. Bergegas Mika dan Ririn melihat pasiennya.
Setelah berkutat beberapa menit, pasien sudah selesai di tangani dan dibawa keruangan.
Mika dan Ririn kembali duduk bersama.
"Pagi" sapa Rayhan yang baru saja masuk ke ruangan mereka.
"Pagi dok" ucap Mereke berdua secara bersamaan.
"Mika, untuk yang semalam maaf ya, kamu nggak apa apa kan?" tanya Raihan dengan wajah sedih
"Harusnya aku yang minta maaf dok, maafkan suamiku." jawab mikayla.
"Aku yang minta maaf, mungkin suami mu cemburu, dan mengira kita sedang berduaan, makanya dia marah. Aku bisa kok jelasin ke suami kamu jika dia nggak percaya."
"Nggak apa apa dok, suami ku sudah mengerti dan dia tidak marah. Maafkan sikapnya kemaren." ucap mikayla lagi.
"Rin, aku sarapan dulu ya, tinggal ya dok." ucap Mika meninggalkan Ririn dan Rayhan. Dia sengaja menghindari pembicaraan tersebut.
"Rin, aku curiga ada yang dia sembunyikan, aku lihat gimana marah dan kasarnya suaminya kemaren. Aku jadi merasa bersalah." ucap Rayhan lagi.
"Sudahlah dok, bukan kah mika juga sudah menolak tawaran dokter, itu artinya dia tidak apa apa." ucap Ririn.
"Permisi dok, daya mau lihat pasien dulu." Ririn meninggalkan Rayhan. Rayhan berbalik setelah mendesah dengan berat. Rasa bersalah masih menyelimuti hatinya.
Di ruangan dokter mika duduk melamun. Dia tidak sarapan seperti yang dia ucapkan. Sarapannya hanya dia pandangi tanpa sedikitpun dia sentuh. Bayangan kejadian semalam kembali berputar, membuat tubuhnya tiba tiba merinding dan gemetar.
"Dok, ada pasien!" ucap perawat memanggil nya.
Mika segera keluar dan memakai maskernya. Kemudian dia berkutat dengan dokter dan perawat lainnya.
Hingga makan siang pasien selalu saja berdatangan tak ada habisnya. Mika dan dokter lainnya merasa sangat lelah.
"Dokter Mika sebaiknya anda istirahat lebih dulu, sejak tadi anda terus bekerja." ucap dokter Rina.
"Tidak apa dok, saya belum merasa lelah." ucap mikayla.
"Tapi wajah anda pucat." ucapnya lagi.
"Makan lah, dokter juga butuh energi untuk merawat pasiennya, bukan?" ucap dokter Rina lagi.
"Baiklah."
Mika membuka masker dan berjalan keluar baru beberapa langkah berjalan di koridor, dia mendengar seseorang memanggil namanya.
"Mika"
Tubuh mika meremang dan terdiam seketika, suara itu sama seperti suara suaminya, tapi mana mungkin Haikal menyusulnya kesini.
"Mika, ayo." ucap Haikal menarik tangannya. Refleks mikayla menarik tangannya cepat. Dia tak mau kejadian di restoran kemaren terulang. Apalagi ini di rumah sakit.
"Ada yang ingin aku bicarakan, ayo" ucap Haikal terdengar dingin dan datar.
"Nanti saja di rumah, aku masih bekerja." jawab mikayla ingin melanjutkan langkahnya. Namun lagi lagi pergerakan nya di tahan oleh Haikal.
Dengan sekali hentakan haikal mampu menarik mikayla hingga berada sangat dekat dengannya. "Apa kau ingin kejadian kemaren terulang? menurutlah." bisik Haikal di telinganya.
Dengan malas mikayla mengikuti Haikal keluar rumah sakit. Sudut bibir Haikal tertarik ke belakang, dia tersenyum penuh kemenangan.
Apa yang akan di katakan Haikal? apakah mereka akan kembali bertengkar?
Bantu dukung novel ini dengan like, vote dan koin seikhlasnya. Terima kasih.
lanjut
aq suka bangat sma wanita yg teguh sma pendirian ,gk mudah luluh...
gk gampangan ...lanjut
liat istri di sapa sma cowo ,
padahal haikal masih lanjut pacaran sma mira ,dasar egoes haikal ...
ayo mika jangan hirau kan haikal
biar kan makan cemburu nya...
lanjut ..
gk keliata wanita lemah ...
mika memang harus tegas ...
tapi tetap perhatian layak nya istri sholehah ,aq suka bangat ...lanjut
mira ditutupi ,biar haikal tau...
jangan sampai bosan kita tunggu nya,lanjut...