NovelToon NovelToon
Majikanku Ayah Anakku

Majikanku Ayah Anakku

Status: tamat
Genre:Keluarga
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: el nurmala

Alby dan Putri adalah dua remaja yang tumbuh bersama. Kedua orang tua mereka yang cukup dekat, membuat kedua anak mereka juga bersahabat.

Tidak hanya persahabatan, bahkan indahnya mahligai pernikahan juga sempat mereka rasakan. Namun karena ada kesalahpahaman, keduanya memutuskan untuk berpisah.

Bagaimana jika pasangan itu dipertemukan lagi dalam keadaan yang berbeda. Apakah Alby yang kini seorang Dokter masih mencintai Putri yang menjadi ART-nya?

Kesalahpahaman apa yang membuat mereka sampai memutuskan untuk berpisah?

Simak cerita selengkapnya ya...
Happy reading.

------------
Cerita ini hanya fiksi. Jika ada nama, tempat, atau kejadian yang sama, itu hanya kebetulan semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el nurmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

berbeda kasta

Happy reading...

Malam mulai larut saat Bu Rita menghampiri Putri yang terbaring di kursi. Sekilas wanita paruh baya itu bisa melihat tatapan Putri yang sendu. Menyadari ibunya menghampiri, Putri memperbaiki posisi duduknya.

"Ibu belum tidur?"

"Ibu belum bisa tidur, Put. Ada yang ingin ibu tanyakan sama kamu." Ujarnya.

"Ada apa, Bu?" Putri terlihat heran.

"Putri, kenapa kamu nggak bilang kalau kamu sudah berhenti dari toko." Bu Rita memulai pembicaraan.

"Maaf, Bu." Ucapnya pelan.

"Kalau ibu tadi tidak bertemu ibunya Mia, mungkin ibu tidak akan pernah tahu. Terus kamu tadi dari mana? Apa benar yang ibu dengar dari Hana kalau kamu sekarang kerja di rumah?" Telisiknya.

"Iya, Bu. Majikan Putri yang waktu itu meminta Putri datang setiap hari," sahut Putri dengan kepala yang tertunduk.

"Majikan yang mana? Yang dikenalkan sama majikannya Rani? Yang katanya Dokter itu?"

Putri mengangguk pelan.

"Lalu uang sepuluh juta yabg ibu lihat di tas kamu, itu uang apa?"

"Itu, itu gaji Putri beberapa bulan ke depan, Bu. Pak Dokter mungkin nggak mau bayar Putri per-bulan." Sahutnya.

"Oh, jadi begitu. Kalau ada apa-apa itu bilang sama ibu, Put. Jangan menyimpannya sendiri. Kamu ada masalah atau ada yang membebani pikiran kamu, bicarakan dengan ibu."

"Iya, Bu."

"Ya sudah, sekarang kita tidur. Kamu harus berangkat pagi-pagi kan?"

"Iya... Oh ya, Bu. Besok bisa antar Alfi beli sepeda nggak? Sekalian beli sepatu, katanya sudah sempit."

"Kenapa nggak sama kamu aja?"

"Putri malu kalau harus izin lagi sama Pak Dokter. Tadi Putri sudah izin ke sekolah Alfi," jawab Putri.

"Baiklah. Kebetulan ada yang ingin ibu beli. Kamu beli baju dimana? Ibu lihat ada baju di tas kamu."

"Pak Dokter yang belikan, Bu. Dia malu punya pembantu yang bajunya lusuh."

"Orang kaya ada-ada saja. Baju kamu kan masih bagus. Ya, sudah. Ibu mau tidur. Jangan terlalu malam tidurnya, Put."

"Iya, Bu."

Putri kembali merebahkan dirinya di kursi. Orang kaya? Heh. Ibunya benar, sekarang ia dan Alby berbeda kasta.

***

Hari-hari berlalu begitu cepat. Putri merasa senang melihat kebahagiaan putranya yang bisa bermain sepeda bersama teman-temannya. Ia juga merasa lega karena sudah membayar uang kontrakan rumah untuk tiga bulan ke depan.

Setiap pagi, Putri berangkat bekerja sambil menenteng plastik belanjaan. Setiap hari ia menyiapkan makan malam untuk Alby sebelum pulang.

Sesampainya di rumah Alby, Putri langsung mengerjakan tugasnya. Satu jam telah berlalu dan seperti biasanya, ia membuatkan jus untuk sarapan Alby. Namun tidak seperti biasanya, pagi ini Alby belum juga keluar dari kamarnya. Putri pun memutuskan untuk menyapu halaman belakang rumah itu.

"Kenapa Alby belum bangun? Aku kan mau ngambil baju kotor. Mumpung panas, jadi cucianku nggak usah di peras di mesin cuci." Gumamnya.

Sambil menunggu majikannya keluar kamar, Putri menyapu halaman belakang. Cuaca pagi ini sangat cerah. Sinar matahari terasa hangat mengenai punggung Putri yang menyapu sambil membungkuk.

Putri tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya dari atas balkon. Tatapan itu terlihat sendu. Tatapan pemilik rumah yang tak lain adalah pria yang pernah ada dalam masa lalunya.

Alby manatap wanita yang selama ini dirindukannya itu dengan perasaan tak menentu. Barusaja ia mendapat telepon dari ayahnya bahwa keluarganya dari desa akan datang ke rumahnya besok. Alby tidak mau mereka mengetahui bahwa Putri ada di sini.

Alby menghela nafasnya dalam. Membalikkan tubuhnya dan turun untuk sarapan.

"Put, besok kamu tidak usah datang ya," pinta Alby saat Putri yang baru selesai sedang mencuci tangannya di dapur.

"Kenapa, Al? Aku dipecat?" tanya Putri sambil menghampiri Alby yang sudah menarik kursi untuknya. Sudah jadi keputusan Alby bahwasanya Putri tetap memanggil namanya jika mereka hanya berdua.

"Bukan. Tapi karena aku ada perlu, jadi kamu nggak usah datang." Sahutnya.

"Berapa hari?" Putri duduk didekat Alby.

"Belum tahu, aku akan kabari lagi nanti. Masak apa hari ini?"

"Mau masak sayur asem, ikan dan tempe goreng. Kenapa, mau yang lain? Menunya kampungan ya?"

Alby menyeringai dan menyodorkan sisa jusnya pada Putri.

"Enggak. Aku cuma bilang masak untuk makan siang," sahut Alby.

"Memangnya nggak ke rumah sakit?" tanya Putri yang menerima jus itu dan langsung meminumnya.

Alby tersenyum tipis sambil menjawab, "Aku bagian piket malam."

"Oh. Aku nggak nyangka lho kamu bisa jadi dokter," ujar Putri yang menggerakkan bibirnya karena merasakan masih ada sisa jus yang menempel.

Alby mengusap sisa jus itu dengan ibu jarinya. Pria itu juga meletakkan jari itu di atas bibir Putri.

"Ih, jorok." Ujarnya sambil mengusap mulut dengan tisu.

"Kamu tuh yang jorok," ujar Alby yang menyodorkan ibu jarinya agar di bersihkan oleh Putri dengan tisu.

"Memangnya kenapa? Karena dulu aku takut disuntik ya," ujarnya lagi.

"Iya. Kamu juga susah kalau disuruh minum obat."

"Itu kan dulu. Beda dong.. Dulu itu masa lalu, kalau sekarang yang untuk masa depan."

"Ooh..." Putri tersenyum kecut sambil mengangguk pelan.

Putri beranjak dari duduknya sambil membawa gelas bekas jus. Sementara itu Alby melanjutkan membaca berita online di ponselnya.

Aku masa lalumu ya, Al. Dan Intan adalah masa depanmu. Kami jelas berbeda dalam segala hal. Batinnya.

Putri melanjutkan pekerjaannya, ia menuju ke kamar Alby untuk membersihkannya sekaligus membawa baju kotor yang akan di cuci. Alby menatap setiap langkah Putri dari ruang makan. Senyum tipis tersungging lalu menunduk menatap kembali layar ponselnya.

Banyak hal akan berubah seiring berjalannya waktu. Kecuali perasaanku padamu, Put. Batinnya.

Jemari Alby mengusap wajah gadis cantik yang tidak hanya ada dalam ponselnya, tapi juga ada dalam hatinya itu.

***

Di tempat lain, seorang pemuda tengah uring-uringan karena merasa tidak di dengar oleh kedua orang tuanya. Ia merasa kesal karena di paksa kuliah dan tinggal bersama kakaknya.

"Kamu lihat kakakmu, Rif. Malu dong. Masa Adik Dokter cuma lulusan SMA, pengangguran lagi."

"Tapi Arif nggak mau kuliah, Bu. Arif sudah berencana ikut kerja dengan teman-teman ke kota." Sahutnya.

"Pokoknya ibu nggak mau tahu. Besok kita berangkat ke rumah Alby. Masukkan baju-baju kamu ke dalam tas atau..."

"Atau apa, Bu?"

"Atau kamu mau lihat ibumu ini mati karena malu sama kelakuanmu."

"Ih, Ibu. Kok gitu sih." Deliknya.

"Ibumu benar, Nak. Kamu juga bisa memilih jurusan sesuai minatmu. Dari pada tinggal di sini hanya main-main nggak jelas," tutur Sanjaya yang duduk di kursi hendak menikmati kopi hitamnya.

Arif merasa frustasi karena sudah kehabisan kata. Ia tidak berani membantah jika ayahnya yang bicara.

 

Happy weekend, Readers😁

1
💃🏻
Noval lbh manly cocok karakter alby
💃🏻
Jijik bgt kelakuan intan, dokter dg kode etiknya tp etikanya minus/Puke/
Safa Almira
bagus
Mesri Sihaloho
bagus sih jujur aja pada Alfi
Mesri Sihaloho
pasti si Noval,,pak dokter terlalu lambat masa tidak mau cari i formasi tentang putri..lamban kau pak dokter
rahma hartati
Cerita Bodoh Bin Tolol Lihat si Putri ini..
Boleh tdk tamat sekolah tp Jangan Mau di Goblokin Lelaki.. Apa lg Mantan Suami yg Gak Jelasa Statusnya.
Di katakan Mantan Suami, Nikahnya masih Nikah Sirih, bukan Nikah Syah Secara Hukum Negara.
Oh Putri Goblok, Mudah x memaafkan..
Rika
bagus
Maura
👍🙏
Pras Tiyo
Luar biasa
bunda DF 💞
sika bgt sm ceritanya. 😍😍😍
Maizaton Othman
Cerita rakyat,kisah kehidupan yg nyata,nama &watak yg sesuai,alur cerita bersahaja,santai,konflik sederhana dan masuk akal,tahniah.
Nanik Lestyawati
keren
Irra Ajahh
wahhhhh,,, sos sweet bngt
aku suka cerita nya gx bertele2 terus bisa saling memafkan
sukses buat author nya,,, semangatt
Irra Ajahh
cerita ny bagus
Julia Juliawati
bagus ceritanya ka
Atika Darmawati
ya ampun gak tau si Alfi... papa nya lg kejar setoran pompa trssss...
MASTER Rexo1Ming
hai
Atika Darmawati
ok
Sri Wahyuni
bagus ceritanya
Novaz Yanti
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!