NovelToon NovelToon
Connection Between Us

Connection Between Us

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Pembaca Pikiran
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Elena Prasetyo

Sejak selamat dari bencana alam yang melanda kampung halamannya, tubuh Lusi menjadi aneh.

Dia bisa merasa sakit tanpa terbentur, merasa geli tanpa digelitik. Dan merasakan kepuasan yang asing ketika Lusi bahkan tidak melakukan apa-apa.

Dan setelah bekerja di sebuah perusahaan dan bertemu sang CEO, akhirnya dia tahu sebabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Apa kau melihat ada yang aneh dengan Samuel?" tanya Nyonya West ketika menghabiskan waktu di kantor suaminya.

"Aneh? Tidak" jawab suaminya acuh karena sedang bekerja.

"Kau memang tidak perhatian. Aku sungguh heran Samuel bisa menjadi pengusaha yang sama seperti ayahnya. Tapi ... Samuel menunjukkan sesuatu yang lain darimu juga dari dirinya sebelumnya"

"Dan hal itu adalah ... "

"Senyum"

Tuan West menghentikan pekerjaannya dan menatap istrinya dengan tatapan heran.

"Senyum?"

"Iya. Dari sejak makan malam hari itu, dia lebih banyak tersenyum sekarang"

"Makan malam?"

"Iya. Makan malam dengan pegawai baru yang menyelamatkannya dari pukulan orang tua itu"

"Dan maksudmu, Samuel menyukai pegawai baru itu?"

Nyonya West terdiam. Dalam pikirannya, menganalisa kemungkinan putranya menyukai seorang pegawai dengan penampilan sederhana dan berasal dari keluarga biasa.

"Sepertinya tidak mungkin" jawab Nyonya West setelah melakukan analisa. Karena terlalu mengenal putranya, Nyonya West bisa memastikan kalau senyum itu bukan karena pegawai baru itu.

"Lalu?"

"Aku hanya ingin tahu apa penyebab Samuel lebih banyak tersenyum sekarang. Memangnya salah?"

Tuan West meletakkan pena di tangannya. Lalu mengatakan sesuatu yang pasti membuat istrinya bahagia.

"Ada seseorang yang akan aku kenalkan pada Samuel"

Segera saja binar kebahagiaan tampak di wajah Nyonya West. Di usia mereka, memang hanya masalah pernikahan putra mereka yang akan membuat bahagia.

"Siapa? Putri siapa? Apa dia cantik?"

"Putri konglomerat dari India. Katanya jatuh cinta pada pandangan pertama sejak melihat Samuel di pesta pernikahan temannya"

"Benarkah? Kapan kita bisa bertemu dengan putri konglomerat itu?"

Kini, Tuan West harus mengatakan kabar buruk yang baru saja diterima.

"Samuel menolaknya"

"Apa??! Kenapa? Bukankah harusnya mengenal lebih dahulu? Ini tidak boleh terjadi. Aku harus bicara dengan anak nakal itu. Sampai kapan Samuel akan membuat kita menginginkan adanya pernikahan?!"

Dengan marah, Nyonya West pergi ke lantai enam. Tapi salah menekan tombol lift. Membawanya tepat ke lobi perusahaan. Kesalahan itu ternyata membawa Nyonya West tepat disaat Samuel baru saja masuk ke dalam perusahaan. Mendekati lift.

Tapi putranya itu menghentikan langkah dan ... Tersenyum.

"Senyum itu lagi"

Nyonya West menyusuri pandangan mata putranya dan menemukan seorang wanita.

"Itu pegawai yang waktu itu" ucapnya.

Apa Samuel tersenyum karena melihat pegawai wanita itu? Apa putranya menyukai pegawai baru itu? Sampai melepas kesempatan untuk menjalani perjodohan paling menguntungkan? Perlahan Nyonya West membiarkan pintu lift tertutup.

Kembali ke ruangan suaminya dan diam untuk waktu yang lama disana. Memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan dirinya sebagai seorang ibu dalam situasi seperti ini.

Lusi tidak dalam kondisi baik.

Belum selesai masalahnya dengan Tuan Muda West. Dia membuat kesalahan lagi di hadapan pemilik perusahaan. Kesalahan yang sangat memalukan. Apa sebaiknya dia mengundurkan diri saja sekarang? Dia terlalu malu untuk dapat bekerja di Techno West setelah melakukan kesalahan seperti itu.

Tapi, bagaimana bisa dia merasa geli disaat penting? Padahal biasanya hanya sakit dan ... kenikmatan yang pernah dia rasakan selama ini. Lalu kenapa tiba-tiba menjadi rasa geli? Sampai dia tertawa terbahak-bahak di depan ketiga orang penting.

"Hai!" sapa seseorang.

Lusi melihat orang itu dan mengenalinya. Orang yang datang mengambil id Card. Mereka juga pernah bertemu di asrama. Kamar di depan kamar Lusi.

"Kau ... "

"Ari Halt"

"Ari ... Halt. Kau bekerja di bagian ... !" seru Lusi senang melihat ada yang dikenalnya selain Priya di perusahaan ini.

"Bagian Pengembangan IT"

"Wow keren"

Meski senang, Lusi sadar kalau teman barunya ini memiliki perbedaan besar dengannya. Penghasilan mereka. Sebagian bagian IT, Ari pasti mendapat gaji besar. Tidak sepertinya yang ada di meja depan.

"Tidak terlalu"

"Hehe" tawa kering Lusi menyadari perbedaan mereka.

"Kamarmu, ada di depan kamarku" kata Ari.

"Iya"

"Tapi aku tidak pernah melihatmu saat berangkat dan pulang kerja" jelas Ari.

"Aku adalah penjaga meja depan. Harus datang sebelum semua orang tiba dan pulang setelah semua orang pulang" jawab Lusi

"Pantas saja"

"Iya"

Percakapan mereka berlanjut menyenangkan saat menunggu lift sampai. Tiba-tiba Lusi tertawa terbahak-bahak. Bukan karena percakapannya dengan Ari. Melainkan geli yang mendadak menyapa pinggangnya.

"Maaf. Aku sungguh tidak sopan" ucapnya merasa malu.

Dia tidak tahu kenapa rasa geli ini terus saja muncul akhir-akhir ini. Pasti Ari akan melihatnya sebagai wanita yang aneh.

"Kau ... Sungguh lucu"

Apa? Lusi memberanikan diri untuk melihat Ari yang ternyata tersenyum lebar. Baru kali ini ada yang tidak menganggapnya aneh. Karena tiba-tiba tertawa tanpa alasan. Tapi ... Itu pasti hanya sebuah bentuk kesopanan. Karena mereka baru saja kenal. Sebaiknya, Lusi naik tangga saja ke lantai 3 sekarang.

"Aku harus ke toilet" kata Lusi lalu pergi dari kerumunan pegawai yang menunggu lift. Dia mengambil tangga darurat dan naik ke lantai tiga. Bersamaan dengan pikirannya yang kacau karena merasa mengacaukan perkenalan dengan teman baru. Semua karena hal itu. Menyebalkan.

Baru saja Lusi mengantar dokumen ke lantai tiga, dia ditunggu oleh atasannya di lantai bawah. Lengkap dengan tatapan tajam dan kedua tangan di pinggang. Lusi melihat ke meja resepsionis, tidak menemukan Priya disana.

Sepertinya Lusi tahu akan menghadapi apa.

"Kenapa meja resepsionis dibiarkan kosong? Apa kau tidak tahu kalau meja resepsionis tidak boleh kosong??!! Bagaimana kalau ada tamu yang datang?!"

"Saya mengantar dokumen ke lantai tiga Bu" jawab Lusi.

"Alasan saja! Memangnya mengantar dokumen membutuhkan banyak waktu? Memang kamu saja yang malas. Pasti kamu sengaja berjalan lambat"

"Tidak! Saya tidak berjalan lambat. Dan seharusnya ada Priya disini"

"Priya ijin pulang! Karena itu harusnya kamu lebih cepat kembali!"

"Priya ijin pulang?"

Kenapa Lusi tidak tahu? Ponselnya juga tidak bergetar sama sekali.

"Iya. Dia sakit. Tidak akan masuk kerja sampai seminggu ke depan. Jangan sampai aku mendapati meja resepsionis kosong. Atau aku akan menghukum mu dengan surat peringatan!"

"Baik!"

Setelah atasannya pergi, Lusi merasa kesal. Bagaimana bisa Priya yang lebih baru satu Minggu daripada dia diperbolehkan ijin sakit satu Minggu? Sedangkan dia yang jelas-jelas terpukul oleh tamu perusahaan tidak boleh ijin sakit sama sekali. Padahal dia melakukan itu untuk melindungi Tuan Muda. Sungguh tidak adil.

Apa hanya karena Priya anak orang kaya? Sedangkan dia hanya orang biasa? Sungguh menyebalkan.

1
Selfi Azna
jodoh
Selfi Azna
thooorr,, novel yg satu lagi lanjutkan lah thooorr
Mom Yara
isinya berubah ya yg bab ini kak?
Ayu Kerti
lanjutt kakk
Muliati Sherina
bagus
Ayu Kerti
aku syuka karyamu kakk.. kereennnn...
uda baca karya2mu. syukaaaa...
semangat berkarya, lope u
Ayu Kerti
ditunggu upnya kakkk
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
fist plot menarik...next kita tunggu Thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!