NovelToon NovelToon
WANITA SAMARAN UNTUK CEO

WANITA SAMARAN UNTUK CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Pengganti / Tamat
Popularitas:19.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Widya Pratiwi

Demi pergi bersama selingkuhannya seorang wanita bernama Camila tega menempatkan saudari kembarnya bernama Camelia disisi suaminya bernama Dion. Camila lebih memilih pria selingkuhannya lantaran Dion selalu saja bersikap kasar dan menyiksanya saat sedang kesal kepadanya.

Malam pertama ketika Camelia berada di kediaman Dion, semua pelayan merasakan sesuatu yang janggal pada sikap Camelia yang mereka anggap adalah Camila. Tentu saja karena Camelia dan Camila memiliki sikap yang sangat bertolak belakang, lagipula tidak ada yang mengetahui bahwa Camelia dan Camila adalah saudari kembar termasuk Dion.

Bagaimana hari-hari yang akan dijalani Camelia sebagai wanita samaran untuk Dion?
Apakah Camelia bisa menempatkan dirinya sebagai Camila tanpa sepengetahuan Dion?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pratiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bimbang

Camelia kembali kerumah sakit dan masuk ke dalam ruangan dimana ibunya tampak duduk bersandar dan sudah menantinya sedari tadi. Camelia melemparkan senyuman manis pada ibunya saat ia baru saja melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Nak, kau darimana saja?" tanya Shofia.

"Ibu maaf ... aku tadi merasa sedikit bosan jadi aku duduk di taman rumah sakit sambil menghirup udara segar," sahut Camelia berbohong agar ibunya tak memiliki banyak pikiran mengenai masalah yang tengah membuat hatinya merasa bimbang.

Camelia segera mendekati Ibunya dan menggenggam jemarinya dengan erat seolah dirinya tengah meminta bantuan untuk menenangkan hatinya.

"Nak, maafin Ibu ya ... Ibu membuatmu terus-terusan merasa lelah." ucap Shofia lirih.

"Ibu jangan berkata seperti itu! Ibu tidak salah apapun jadi Ibu tidak perlu minta maaf padaku ... akulah yang seharusnya minta maaf karena belum bisa memberikan Ibu sesuatu hal yang terbaik untuk membalas semua pengorbanan Ibu semenjak Ibu melahirkan aku dan membesarkan aku seorang diri hingga sekarang." sahut Camelia membuat hati Shofia merasa bersyukur memiliki anak seperti dirinya.

"Nak, ibu sangat bersyukur memiliki putri sepertimu." ucap Shofia dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ibu ...."

Camelia dan Ibunya lantas berpelukan menyalurkan rasa kasih sayang yang mereka miliki berdua sebagai ibu dan anak.

Malam harinya ketika Shofia sedang tertidur pula setelah minum obat, Camelia duduk di samping ibunya sambil meneteskan cairan bening yang keluar dari pelupuk matanya. Hatinya merasakan perasaan yang sangat bimbang antara memilih melihat ibunya terus-terusan menderita melawan penyakitnya atau menuruti semua keinginan Baren yang menyuruhnya untuk mengantikan posisi Camila sebagai istri Dion, pria yang sama sekali tak ia kenal.

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Batas waktuku hanya sampai matahari terbit esok hari ... ibu akan menjalani beberapa pemeriksaan sebelum operasi tapi bila aku tidak mengiyakan apa yang diminta mereka, maka mereka akan membatalkan semua yang akan dijalani ibu." gumam Camelia dalam hatinya.

Camelia tertunduk dan terus mengeluarkan air matanya yang mulai deras membasahi wajahnya tanpa terdengar isak tangis lantaran ia menahannya agar tidak membangunkan ibunya yang sedang terlelap. Ia terus berpikir untuk mencari jalan keluar dari masalah yang tengah membelitnya. Ia mengingat apa yang sempat ia bicarakan bersama Shofia sebelumnya bahwa dirinya belum bisa memberikan hal terbaik untuk ibunya tersebut.

"Inilah saatnya aku membalas apa yang ibu lakukan untuk membesarkan aku selama ini ... ibu sudah banyak berkorban demi membesarkan aku seorang diri, jadi aku juga harus berkorban demi kelangsungan hidup ibu ... aku hanya ingin melihat ibu tidak menderita lagi," gumam Camelia dalam hatinya.

Tidak ada cara lain untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Camelia pun akhirnya mau mengalah dan rela berkorban demi ibunya.

Puas menguraikan air mata kesedihannya, Camelia pun beranjak keluar dari ruangan tersebut untuk mencari angin segar. Ia membuka pintu ruangan tersebut dan melebarkan pandangan matanya saat ia melihat Baren yang tengah berdiri dihadapannya. Camelia tau apa yang diinginkan ayahnya tersebut sehingga rela datang malam-malam kerumah sakit itu.

"Malam bahkan belum habis, tapi kau sudah datang kesini!" gerutu Camelia menatap sinis pada Baren.

"Aku hanya ingin memastikan kalau kau tidak akan mungkin membiarkan ibumu terluntang-lantung di kota ini dalam kondisinya yang sedang sekarat!" sahut Baren sembari menyunggingkan senyuman disudut bibirnya.

"Kau pria berhati iblis!" umpat Camelia geram.

Merasa kesal lantaran Camelia mengumpatnya dengan perkataan yang tak pantas, dengan kasar Baren lantas menarik lengan Camelia dan menyeretnya pergi menjauh dari ruangan tersebut. Baren membawa Camelia masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di depan halaman rumah sakit.

"Aku sudah tidak sabar lagi menghadapi sikapmu yang dingin itu! Aku hanya ingin kau segera mengambil keputusannya ... kau ingin melihat ibumu terus-terusan menderita atau kau menuruti semua yang aku inginkan!" lontar Baren akhirnya tak dapat lagi menahan kekesalannya.

"Baiklah ... tapi ini hanya demi ibuku!!!" teriak Camelia geram.

Senyuman tampak mengambang dibibir Baren tatkala mendengar perkataan Camelia yang sudah menyetujui untuk menuruti keinginannya.

"Kau jangan senang dulu, Tuan ... aku peringatkan jangan sampai kau mengingkari janjimu lagi karena aku tidak akan pernah melepaskanmu sedikitpun walau kau adalah ayah kandungku!" ucap Camelia bersungguh-sungguh dalam ucapannya.

"Kau tenang saja, ibumu akan mendapatkan semua perawatan sampai dia benar-benar sembuh total!" sahut Baren.

"Kalau memang kau sudah setuju menggantikan posisi Camila, maka mulai besok kau harus menjalani kehidupan baru sebagai Camila di kediaman suaminya." sambung Baren lagi.

"Tidak!" ucap Camelia tegas.

"Apa maksudmu? Kita sudah sepakat, bukan?" tanya Baren.

"Beri aku waktu sampai aku benar-benar memastikan bahwa ibuku memang menjalani operasi pencangkokan jantung dirumah sakit, setelah itu aku akan menepati janjiku sesuai dengan keinginanmu," sahut Camelia.

"Baik! Ingat satu hal, jangan pernah mencoba untuk mempermainkan aku ... apa kau mengerti?" ucap Baren seolah mengancam Camelia.

"Kau tenang saja, Tuan ... aku bukan tipe orang yang suka mengingkari janjinya seperti dirimu!" sahut Camelia memberikan sindiran pedas kepada ayahnya tersebut sebelum ia beranjak keluar dari mobil itu.

Bbaaamm ....

Pintu mobil itu tertutup dengan keras.

"Sial! Sifatnya memang dingin tapi semua perkataan yang keluar dari mulutnya sangat pedas terdengar di telinga!" umpat Baren sembari melirik Camelia yang sudah pergi menjauh dari mobil miliknya tersebut.

Setelah mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Baren pun menyuruh supir pribadinya untuk tancap gas dan segera pergi dari halaman rumah sakit tersebut, sementara Camelia tampak duduk pada sebuah kursi yang terdapat di salah satu koridor rumah sakit.

"Mudah-mudahan keputusan yang aku ambil ini bisa memberikan kebaikan untuk ibuku ... aku hanya ingin melihat ibuku tidak menderita lagi lalu setelah ibuku pulih dari penyakitnya aku akan datang menjemputnya dan akan memberikan tempat tinggal yang lebih baik nantinya." gumam Camelia dalam hatinya.

Camelia lalu bangkit dari tempat duduknya dan kembali melangkah menuju ruangan inap ibunya. Ia membuka pintu secara perlahan dan melihat ibunya masih terlelap tidur di brangkar rumah sakit.

"Syukurlah ibu tidak terbangun saat aku pergi tadi." ucap Camelia dalam hatinya.

Camelia mendekat pada ibunya dan menapat raut wajah yang tampak begitu pucat.

"Ibu, maafkan aku karena aku akan melakukan hal yang salah dalam hidupku ... aku melakukannya semata-mata hanya demi ibu, aku ingin melihat ibu tidak menderita lagi." ucap Camelia kembali menitikkan air matanya lantaran ia tau apa yang akan ia lakukan setelahnya adalah hal yang salah.

Camelia duduk di samping Shofia sembari menggenggam lembut jemari ibunya tersebut dan menatap wajahnya. Perasaan campur aduk yang tengah ia rasakan tak dapat menghantar kantuknya malam itu lantaran Camelia terus memikirkan kehidupan apa yang akan ia jalani sebentar lagi.

1
petronela naimnule
Kecewa
petronela naimnule
Buruk
Dg Nambung
Luar biasa
Mamah Anisah
seru
Winda Puspa Anggraeni
ok
siti yanti
Hadeeuuhh bang Navier yang pingsan mulu nih
Panjilah Panjilah
MMG best mantap
Ica Susanti
sayang boleh tapi otak dipake buat berpikir klu sudah begitu kan yg rugi siapa
siti yanti
baca ke 3 kalinya tak bosan2 juga,selalu aja kangen kesomplakan,kegesrekan dan kocaknya para penghuni ini novel eh bukan ci author yg benar hihi, lope lope looe sakebon lah bwt ci author tercintah emuuaach
siti yanti
hahahaha cara daddy Simon sayang sama anaknya agar segera dirilis calon cucu dan segera launcing
siti yanti
wakwakwakwakwakwak haduuh Adam kocak somplak abis calon pamud
siti yanti
Sampe sakit ni perut ketawa ngakak ngikik ngekek benar2 Lucas somplak bin gesrek abis
siti yanti
hehehehe Camila dapat lawan yang sepadan yaitu Lucas
siti yanti
Seteah Navier ada Lucas
Kevinasaputri Putri Vina
🤣🤣🤣🤣
❀∂я®️𝐌𝐎𝐎𝐍🅡🅐🅙🅐
dibongkar sama lisa 🤣🤣🤣
❀∂я®️𝐌𝐎𝐎𝐍🅡🅐🅙🅐
🤣🤣🤣
Sundari Sekariputi
ceritanya bgs thor 👍👍👍
chaaa
kocak bgt Camelia ini 🤣
chaaa
pantes Dion benci penghianatan. ternyata udh pernah d selingkuhi sblum nya sama mamanya Lisa.dan skrg sama si Camila..sebenar nya Dion ini baik kalau org itu setia..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!