Keinginan besar Rere untuk memiliki anak dari suaminya sendiri memaksa dirinya menjebak seorang wanita cantik yang bekerja sebagai cleaning service di sebuah hotel mewah tempat ia menginap.
"Kau harus mengandung bayi dari suamiku jika tidak ingin masuk penjara...!" titah Rere pada Aleta yang cukup terkejut dengan permintaan gila wanita kaya di depannya.
"Ikuti cerita seru kedua wanita yang memperebutkan Fahri dan Aleta harus merelakan anaknya untuk bersama pria yang telah mencuri hatinya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Mengulur Waktu
Baru saja Revan hendak membuka kebohongan istrinya, tiba-tiba saja ibunya muncul ditengah perdebatan mereka. Revan dan Rere langsung terbungkam.
"Revan, apakah kamu baik-baik saja, nak?" tanya ibunya sambil melihat tubuh putranya.
"Aku baik-baik saja mami. Kenapa mami ke sini dari bandung hanya untuk mengetahui kabarku," ucap Revan yang tidak enak dengan ibunya.
"Bagaimana mami mau tenang kalau kalian berdua sulit sekali dihubungi. Setiap orangtua pasti sangat kuatir dengan anak-anaknya walaupun anak-anaknya sudah dewasa tapi dimata orangtua kalian tetaplah anak kecil yang butuh diperhatikan. Kalian akan mengetahui jika kalian punya anak sendiri. Tapi sayang sekali wanita mandul ini tidak akan mungkin memberikanmu keturunan kecuali dia melepaskanmu," sindir nyonya Berlian.
Rere makin kesal dengan kehadiran ibu mertuanya yang selalu saja ikut campur urusan rumah tangganya.
"Mandul bukan pilihanmu, mami. Seandainya saja rumah sakit bisa menjual rahim seperti organ tubuh yang bisa dijual, aku juga akan membelinya hanya untuk menyenangkan hatimu. Sayangnya hanya organ rahim yang tidak bisa didapatkan sekalipun uangku banyak untuk mendapatkannya," balas Rere sengit.
"Kalau begitu lepaskan putraku dan biarkan dua menikah dengan wanita lain yang bisa memberinya keturunan. Dengan begitu kamu tidak perlu memilikirkan rahimmu yang sudah tidak berguna itu," balas nyonya Berlian.
"Tidak akan pernah aku melepaskan putramu. dia milikku. Selamanya milikku," ucap Rere lalu meninggalkan suami dan ibu mertuanya dengan luka hatinya yang tidak pernah sembuh karena setiap kali bertemu dengan keluarga suaminya, hanya sindiran pedas yang ia dengar.
Revan mengajak ibunya duduk. Rasanya ia ingin menceritakan tentang Aleta pada ibunya namun situasi Aleta yang rentan dengan bahaya membuatnya urung bercerita kepada ibunya. Biarkan waktu yang akan memberi penjelasan dan membahagiakan ibunya untuk melihat cucunya sebelum ibunya meninggal dunia suatu hari nanti.
"Tenangkan dirimu mami...! masalah tidak akan selesai dengan terus bertengkar," nasehat Revan pada ibunya.
"Dasar anak nakal...! apakah kamu tidak bisa menceraikan wanita mandul itu agar kamu bisa mendapatkan wanita lain? pernikahan kalian hanya sebuah jebakan darinya. Ketika mengetahui dia mengandung bayi orang lain, orangtuanya malah menyogok mu dengan saham perusahaan mereka. Beruntungnya dia keguguran dan kita tidak perlu merawat anak haramnya," ketus nyonya Berlian.
"Mam, sudahlah...! dia keguguran juga karena aku. Kenapa mami terus memojokkan Rere," Revan terlihat pusing karena masalahnya sendiri belum terpecahkan sampai saat ini.
"Sebaiknya mami istirahat. Revan akan antarkan mami ke kamar," ucap Revan.
"Tidak nak. Bukankah kamu lupa kalau mami masih punya rumah di Jakarta? mami bisa kena stroke jika berhadapan dengan istrimu itu," ucap nyonya Berlian lalu meninggalkan rumah putranya.
"Kalau begitu biar Revan antarkan mami ke sana," ucap Revan.
...----------------...
Aleta terlihat bahagia saat ibunya sudah tiba di apartemennya. Bu mil itu segera mengajak ibunya duduk. Nyonya Rihanna di jemput oleh Reno sekaligus mengantar ponsel baru untuk Aleta dan ibunya.
"Ya allah bunda, syukurlah bunda sudah sehat. Kenapa tidak bilang kalau bunda sudah bisa pulang agar Aleta bisa jemput bunda," sungut Aleta manja.
"Kamu sedang hamil. Jadi bunda tidak ingin menyusahkanmu," ucap nyonya Rihanna.
"Baiklah kalau begitu bunda makan dulu ya. kebetulan Aleta sudah masak," Aleta mengajak bundanya ke meja makan. Kedua wanita itu membahas banyak hal saat menikmati makan siang mereka.
"Nak. Bagaimana bisa kamu bertemu dengan suamimu dan menikah diam-diam tanpa sepengetahuan kami?" tanya nyonya Berlian.
"Ceritanya terlalu rumit bunda. Untuk saat ini Aleta tidak bisa menceritakan kepada bunda. Insya Allah kalau keadaan sudah membaik, Aleta pasti akan menceritakannya pada bunda," ucap Aleta.
"Baiklah nak. Mungkin kamu punya alasan sendiri merahasiakan pernikahan kalian waktu itu," nyonya Rihanna cukup mengerti keadaan putrinya.
Sementara itu Revan sudah mendapatkan keterangan dari polisi tentang kecelakaan yang dialaminya bersama Aleta. Walaupun mobil mereka menjadi korbannya. Sang sopir berdalih jika rem mobilnya blong dan ia harus melompat keluar dari mobilnya sebelum mobil yang dikendarainya menabrak mobilnya Revan.
Reno menghampiri Revan yang sedang berbicara dengan polisi. " Tuan, ada pertemuan penting besok di Abu Dabi, apakah anda siap berangkat malam ini?" tanya Reno.
"Astagfirullah. Aku hampir lupa dengan pertemuan itu. Tapi, bagaimana dengan Aleta jika aku tinggalkan? setelah pertemuan itu maka ada banyak lagi perjalanan bisnis yang harus aku lakukan. Mungkin aku akan meninggalkan istriku selama satu atau dua bulan ke depan," ucap Revan bingung.
"Kenapa tidak membawanya serta, tuan? lagi pula kenapa anda kuatir keadaan nona Aleta? bukankah ada ibunya yang akan menjaganya? aku juga siap menjaga nona Aleta yang mungkin butuh tenagaku untuk melakukan sesuatu untuknya," ucap Reno agar Revan tetap melakukan perjalanan bisnisnya.
"Baiklah. Kalau begitu aku tidak akan membawanya ikut denganku. Aku titip dia padamu," ucap Revan.
Pria tampan itu akhirnya memutuskan pulang lebih awal menemui Aleta agar dia masih punya banyak waktu dengan istri mudanya itu.
Setibanya di apartemen, Revan menyampaikan keinginannya untuk berangkat ke luar negeri. Aleta sedikitpun tidak keberatan karena ia sangat paham pekerjaan seorang milioner seperti Revan. Tidak jauh berbeda seperti ayahnya dulu yang selalu meninggalkan dirinya dan ibunya berbulan-bulan.
"Apakah kamu tidak keberatan sayang jika aku tinggalkan kalian untuk waktu yang lama?" tanya Revan begitu keduanya menyelesaikan ribuan ranjang mereka.
"Jangan terlalu mengkuatirkan aku, mas. Di sini ada bunda yang selalu menemaniku. Pergilah dan jaga dirimu...!" ucap Aleta.
"Jika nanti ada apa-apa denganmu, kabari aku secepatnya. Jika aku tidak menjawab, tinggalkan pesan," ucap Revan.
"Pesan diterima," canda Aleta.
Revan tersenyum lalu bangkit dari ranjangnya langsung ke kamar mandi. Aleta menyiapkan beberapa baju untuk suaminya lalu dimasukkan ke dalam koper. Dalam beberapa menit Revan sudah siap berangkat. Aleta hanya mengantarkannya sampai di depan pintu utama.
Reno mengantar bosnya itu ke bandara. Sementara itu Rere yang masih penasaran dengan keberadaan Aleta akhirnya menemukan apartemen Aleta tinggal.
"Rupanya kamu bersembunyi di sini. Kita lihat saja berapa lama kamu akan bertahan dengan suamiku. Awalnya aku menginginkan bayi suamiku namun sekarang tidak lagi. Aku sudah muak terus berpura-pura menjadi istri yang paling baik untuk Revan," ucap Rere lalu melangkah ke pintu lift prioritas.
"Maaf nyonya, anda ingin bertemu siapa?" tanya satpam apartemen itu.
"Oh maaf. Begini aku dihubungi adikku Aleta untuk menemaninya karena suaminya baru saja berangkat ke luar negeri," ucap Rere.
"Siapa nama suaminya?" tanya satpam itu.
"Tuan Revan Raihan," ucap Rere.
"Baiklah. Saya akan mengantarkan anda ke atas karena anda tidak punya kartu akses ke lantai 20," ucap satpam itu tanpa menghubungi Aleta terlebih dahulu.
"Baik. Terimakasih pak untuk kebaikan anda," ucap Rere santun namun senyum jahatnya penuh dengan rencana licik.
apalah daya bunda x menjaga dr singa betina