"Sejak kamu datang... aku tidak bisa tidur tanpa mencium bau tubuhmu."
Yuna, dokter 26 tahun yang belum pernah merasakan cinta, mendadak terlempar ke dunia asing bernama Beastia—tempat makhluk setengah binatang hidup.
Di sana, ia dianggap sebagai jiwa suci karena tak bisa berubah wujud, dan dijodohkan dengan Ravahn, kepala suku harimau yang dingin dan kejam.
Misinya sederhana: temukan cinta sejati, atau terjebak selamanya.
Tapi siapa sangka... pria buas itu justru kecanduan aroma tubuhnya.
Temukan semua jawabannya hanya disini 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azida21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 :Kehadiran yang Sulit Diabaikan
"Hoam..."
Yuna menguap lebar. Ia menutup mulut dengan sebelah tangan, lalu mengucek kedua matanya yang masih terasa berat. Yuna menoleh ke sekeliling dan hanya melihat suasana mall yang sepi.
"Ah... ternyata aku masih di sini," gumamnya setengah sadar. Ia perlahan duduk dan mematikan televisi kecil yang sejak semalam menemaninya.
Dengan langkah malas, Yuna berjalan mencari kamar mandi. Namun setelah beberapa menit mengelilingi tempat itu, ia baru sadar akan sesuatu.
"Oh iya... di sini memang nggak ada kamar mandi," katanya lirih, sambil menepuk pelipis sendiri.
Ia menarik napas dan mendesah pelan.
"Kayaknya aku harus pergi ke sungai," gumamnya.
Dengan cepat, ia membuka pintu ajaib yang hanya bisa dilihat olehnya. Begitu kakinya menjejak tanah luar, pintu itu menghilang begitu saja, larut di balik udara.
Yuna mulai melangkah pelan menyusuri jalan setapak menuju sungai, menghindari jalur yang melewati desa suku. Di sungai, terlihat dua betina yang sedang mandi dan mencuci pakaian. Yuna tidak memperhatikan mereka, hanya tersenyum sekilas, lalu masuk ke dalam air dan membasuh tubuhnya dengan air yang segar.
"Ah... segarnya..." pujinya pelan, merasa tubuhnya jauh lebih rileks. Diam-diam, ia menyabuni tubuhnya dengan sabun dari dunianya. Ia juga menyikat gigi dan membasuh wajah. Yuna sengaja memilih tempat yang agak jauh agar kedua betina itu tidak melihat ia menggunakan barang-barang aneh.
Selesai mandi, Yuna mengganti pakaiannya di bilik ganti. Ia kembali masuk ke dalam pintu ajaib untuk mencari pakaian saat pertama kali ia terjatuh ke dunia Beastia,sebuah dress berwarna biru langit yang indah. Tak lupa, ia juga memakai skincare dan sedikit make up untuk mempercantik wajahnya.
"Nah, begini sudah cantik," puji Yuna pada dirinya sendiri, lalu segera keluar dari pintu ajaib.
Namun baru saja ia keluar dari bilik ganti, sebuah tangan tiba-tiba menariknya pelan.
"Kamu ke mana aja semalam?! Kakakku mencari mu sampai hampir pagi!" suara Lira terdengar cemas, nyaris marah, tapi juga jelas ada nada lega karena berhasil menemukan Yuna.
Yuna terkejut. Matanya membelalak.
"Nolan nyariin aku?" tanyanya pelan. "Tapi… kenapa?"
Lira memandangnya lekat-lekat.
"Kakakku merasa bersalah sama kamu. Dia pikir kamu kabur karena dia... makanya dia pergi cari kamu ke hutan."
"Hutan?" Yuna menelan ludah. "Dia beneran pergi ke hutan? Tapi kan hutan itu bahaya..."
"Bukannya kamu juga pergi ke hutan untuk bersembunyi dari kami?"
Yuna terdiam. Matanya berkedip lambat. Ia tak mungkin bilang tentang pintu ajaib,tentang tempat persembunyiannya yang bahkan tak terlihat oleh siapa pun.
"Aku nggak masuk ke dalam hutan," jawabnya pelan. "Aku cuma tidur di pinggiran... nggak jauh kok," ucap Yuna mencari alasan.
Lira menghela napas panjang.
"Kami panik banget saat tahu kamu kabur, tapi syukurlah kamu sudah kembali," ujar Lira sambil menggenggam tangan Yuna erat.
Yuna menggigit bibir bawahnya. Perasaan bersalah mulai menyusup pelan-pelan ke dadanya.
"Aku nggak bermaksud bikin kalian khawatir. Aku cuma lagi marah aja, aku hanya butuh waktu sendiri," jawab Yuna lagi.
Lira menatapnya beberapa detik, lalu bertanya lebih lembut,"Sekarang kamu udah nggak marah?"
Yuna hanya mengangguk. Matanya mulai berair karena rasa bersalah yang menumpuk.
"Terus... Nolan sekarang di mana?"
"Kakakku lagi dirawat di rumah."
Yuna menatap Lira dengan cepat.
"Dirawat? Maksudmu... dia sakit?"
Lira mengangguk pelan, nada suaranya mulai bergetar."Saat kakakku mencari mu ke hutan, dia ketemu kawanan serigala dan bertarung dengan mereka sampai tangan dan badannya terluka," cerita Lira sambil menunduk sedih.
Yuna mematung untuk beberapa detik,seolah masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Apa... apa lukanya parah?" bisiknya nyaris tak terdengar.
Lira mengangguk pelan."Kata dukun, lukanya lumayan dalam, jadi butuh waktu lama untuk sembuh," jawab Lira, mengulang penjelasan dari dukun tadi malam menjelang pagi.
"Kenapa kamu nggak langsung bilang dari tadi..." gumam Yuna lirih, nyaris seperti menyalahkan diri sendiri.
Tanpa pikir panjang, Yuna meraih tangan Lira dan menariknya."Ayo pulang sekarang! Aku harus lihat keadaannya!" katanya dengan suara gemetar.
Kali ini, Lira tidak membantah. Ia mengikuti langkah Yuna yang mendadak cepat, sementara di sepanjang jalan, hati Yuna dipenuhi rasa bersalah yang menusuk.
Ia tidak pernah menyangka... kepergiannya justru membuat Nolan terluka.
Dan itu membuat hatinya terasa tidak nyaman.
*****
Di dalam rumah, ketua suku ternyata sudah ada disana. Ia tengah duduk di sisi ruangan, menjenguk Nolan yang terbaring di atas ranjang kayu. Namun, Yuna tidak peduli. Pandangannya langsung tertuju pada Nolan. Dengan langkah cepat, ia menghampiri pria itu yang tampak lemah.
"Nolan, bagaimana keadaanmu?" tanya Yuna sambil memperhatikan tangan Nolan yang dibalut kain putih.
"Kamu sudah pulang," ujar Nolan dengan nada lega, tampak kaget. Ia berusaha duduk, tapi Yuna segera menahannya.
"Nggak usah duduk."
"Kamu ke mana saja? Aku mencari mu ke mana-mana," ucap Nolan sambil menatap wajah Yuna dengan kekhawatiran yang belum sirna.
"Aku cuma butuh waktu sendiri... Seharusnya kamu nggak perlu mencariku sampai terluka begini," ujar Yuna, menunduk merasa bersalah.
"Aku khawatir padamu," jawab Nolan, matanya lembut penuh rasa syukur. "Aku juga minta maaf soal yang terjadi di warung makan. Harusnya aku membelamu dan tidak mengabaikan perasaanmu."ujar Nolan menyesal.
Yuna menggeleng cepat. "Nggak perlu minta maaf. Aku cuma kesal aja. Nggak akan marah dalam jangka waktu panjang."
"Harusnya kamu tidak boleh kabur hanya karena masalah sepele dan berakhir merepotkan orang lain" suara ketua suku ikut terdengar. Yuna langsung meliriknya dengan pandangan kesal.
"Yang bikin aku kesal juga ketua, kan."ujar Yuna menyalahkan.
Ketua suku menatap Yuna dalam."Aku tidak melakukan apa pun," balas ketua suku, berusaha membela diri.
"Kalau saja ketua suku nggak datang ke warung, bibi penjual itu nggak akan mendahulukan ketua dan bikin aku tambah kesal," kata Yuna dengan nada emosi.
"Masalahmu dengan bibi penjual, bukan denganku," balas ketua suku dengan nada sinis.
Yuna meliriknya tidak suka. "Ketua terlalu banyak bicara. Nolan jadi nggak nyaman." Ia mengalihkan pembicaraan sambil memberi isyarat halus agar ketua suku pergi.
"Bukankah kamu yang banyak bicara? Kenapa malah menuduhku?" ketua suku membalas dengan nada tak mau kalah.
"Sudahlah, jangan bertengkar lagi," Nolan mencoba menenangkan Yuna.
Yuna menghela napas pelan,lalu menatap Nolan."Kamu sudah waktunya istirahat untuk pemulihan, jadi kamu tidak bisa menerima tamu untuk saat ini," ujar Yuna sambil menarik selimut Nolan ke atas, menyindir tanpa menyebut langsung.
"Kamu mengusirku?"
"Aku nggak bilang begitu."
Ketua suku tersenyum, penuh arti. "Baiklah, aku akan pergi. Jika terjadi sesuatu, laporkan saja padaku. Kuharap kejadian seperti ini, mencari betina hilang, tidak terulang lagi."sindirnya lagi.
Ucapannya itu hanya dibalas lirikan tajam dari Yuna.
"Terima kasih sudah menjenguk, Ketua," ucap Nolan sopan. "Lira, tolong antar ketua suku."
"Tidak perlu," kata Ravahn, menolak tanpa mengalihkan pandangan dari Yuna. Tatapan mereka saling bertemu, seperti menyimpan maksud yang belum terucap.
Ketua suku akhirnya pergi, namun senyum smirk masih mengulas bibirnya. Dalam hati, ia mengakui sesuatu.
Belum pernah ia bertemu dengan betina yang berani membantahnya secara langsung.
Dan mungkin... itu yang justru mulai menarik perhatiannya.
*
Alhamdulillah, hari ini keadaan author sudah lumayan membaik. Makanya, sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih buat kalian yang setia mengikuti cerita ini, author kasih double bab spesial hari ini!🎉
Semoga bab tambahan ini bisa bikin kalian makin betah dan menikmati alur ceritanya. Jangan lupa, ya tekan like, komentar, dan ulasan biar author makin semangat nulis dan update rutin.
Author sudah berusaha kasih yang terbaik, masa kalian pelit buat kasih apresiasi? Hehe.😁😁
Sampai jumpa di bab selanjutnya! Stay tuned dan jangan kemana-mana❤️🤗