NovelToon NovelToon
Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Romantis / Misteri / One Night Stand / Cinta Terlarang / Suami Hantu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara sari

Fania seorang gadis cantik yang berasal dari desa, ia seorang anak art yang bekerja di sebuah rumah mewah.

Rumah yang terdapat tidak jauh dari tempat tinggalnya, menjadi misteri oleh penghuni desa, karena rumah tersebut sudah tidak dihuni oleh pemilik rumah.

suatu ketika Fania mendengar suara aneh dari balik kamar, kamar yang terbilang aneh itu membuat Fania penasaran.

Saat melihat itu Fania merasa.... mau tau kelanjutan ceritanya, jangan lupa baca terus novel ini ya semoga kalian suka dengan karyaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. kekuatan aneh

Edward terdiam saat mendengar cerita dari sang bunda, ini pertama kalinya dia mendengar cerita bahwa iblis dengan manusia bisa bersatu sampai punya anak.

Memang tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, buktinya masih banyak manusia bodoh yang terjerumus masuk ke dalam dunia iblis.

Seperti manusia meminta uang ke bangsa iblis, harusnya mereka bisa bekerja bukan minta dengan sekutu iblis. Banyak sekali manusia bodoh yang hanya memikirkan duniawi, sedangkan dia tidak memikirkan resiko yang mereka lakukan.

"Ada apa, tuan? Kenapa tuan terus saja melamun." Resta yang dari awal berada di samping Edward melihat tuannya terus saja terdiam.

"Menurutmu Resta apa kamu percaya bahwa iblis dan manusia bisa bersama?" Edward memberikan sebuah pertanyaan membuat lelaki itu menaiki satu alisnya.

"Kalaupun ada pasti semua dunia iblis dan manusia penasaran dengan cerita mereka."

"Benar juga Resta. Apa kamu pernah denger cerita bahwa iblis dan manusia menikah sampai dia punya anak." Edward menatap Resta dengan serius, sedangkan pria itu mengangkat kedua bahunya.

Edward menghela nafas melihat jawaban dari Resta, "Sudahlah lagian buat saya memikirkan hal ini. Gimana dengan tugas yang saya berikan ke kamu."

"Semua tugas sudah saya lakukan tuan. Tapi Syabru sangat marah dan mengusir Ratih, dia menggantikan Ratih dengan seorang pria yang tidak terkalahkan."

"APA! Apa Syabru sudah tahu bahwa saya berhasil memulihkan semuanya."

"Iya tuan. Syabru mengetahuinya lebih cepat, dia sedang mencari keberadaan tuan. Malah dia ingin menghancurkan Ratih, dan..." Resta sempat menghentikan ucapnya.

"Lanjut saja Resta."

"Dia ingin mencari tahu dimana Fania. Anak yang selama ini dirawat oleh Ratih tuan."

"APA!!" lagi lagi Edward dibuat terkejut dengan sikap Syabru, pria itu benar-benar jahat sampai orang yang tidak bersalah menjadi incarannya.

"Baiklah, kamu bisa kembali Resta." Resta mengundurkan diri, Edward seperti memikirkan cara untuk melindungi Fania.

Setelah dia berhasil memulihkan keadaan semula, dia belum pernah bertemu dengan Fania. Dia juga belum datang lagi ke rumah itu, entah Fania masih tinggal di sana atau sudah pergi.

"Aku harus mencarinya."

Fania kini memilih sibuk bekerja di sebuah restoran mewah, wanita cantik dengan pakaian pelayan resto itu tersenyum ramah saat melayani pelanggan.

Fania adalah karyawan teladan dan ramah sama siapapun, makanya banyak pelanggan resto menyukai sikap Fania yang begitu ramah.

Fania kini duduk di belakang tempat khusus karyawan, wanita itu duduk dengan kedua kaki ia luruskan. Ia menatap botol air minum yang baru saja dia teguk setengah.

"Hari ini kenapa cape banget ya. Apa mungkin pelanggan resto semakin hari semakin ramai jadi terlihat padat." batin Fania, wanita itu terus melamun sampai ia merasa bahwa seluruh tubuhnya terasa aneh.

Edward menggunakan seluruh kekuatan sihir untuk mencari keberadaan Fania, kini wanita itu berada di sebuah resto di dunia manusia. Wanita itu sedang bersantai.

Edward tersenyum, setelah beberapa hari tidak bertemu dengan Fania akhirnya ia bisa melihat wajah wanita itu lagi.

"Dia tidak pernah berubah." gumamnya terus memandangi Fania dari cermin tembus waktu, Edward melihat Fania kembali bekerja seperti semula.

Amarahnya seketika memuncak saat melihat Fania di sentuh oleh seorang pria, lelaki itu meminta Fania untuk berbicara berdua. Fania yang merasa terancam berusaha menolak tetapi pria ini tetap tidak mau melepasnya.

"Maaf mas, mas ini mau apa ya sama calon istri saya." ucap lelaki itu berusaha melepaskan tangan Fania.

"UPS! Sorry! Saya pikir wanita cantik ini belum memiliki pasangan, ternyata sudah punya pasangan." kata lelaki itu, lalu dengan cepat pria satunya melepaskan tangan pria tersebut dengan kasar.

Tanpa bicara lelaki itu membawa Fania pergi, Edward meyaksikan itu semua. Tetapi dia tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan.

"Kamu tidak apa-apa Fania?" tanya pria tersebut melihat pergelangan tangan Fania sedikit merah.

...••••...

Fania dengan cepat menarik tangannya, "Aku tidak apa-apa Robert. Kamu bisa kembali bekerja, terima kasih tadi kamu sudah menolongku."

"Sama-sama," tangan Robert mengusap kepala Fania dengan lembut lalu pria itu kembali berbicara, "Lain kali kamu harus lebih tegas terhadap pria manapun, aku tidak ingin kamu terluka Fania."

"Terima kasih kamu sudah mau peduli denganku." Fania melangkah pergi menuju lemari loker, dia membuka kunci lemari itu dan mengambil barang.

"Kamu mau kemana?" tanya Robert melihat Fania sudah melepaskan pakaian pelayan resto.

"Pekerjaanku sudah selesai. Aku harus pergi ke tempat kerja yang lain." jawab Fania, tanpa melihat kearah Robert wanita itu pergi membuat pria itu membuang nafas dengan kasar.

Setiap harinya Fania selalu dibuat sibuk untuk mencari uang, selama dirinya hidup sendiri dia hanya bisa bekerja mencari uang. Hampir setiap hari ia seperti ini, kini Fania pulang pukul 10 malam dia tiba di sebuah tempat tinggal yang cukup sederhana.

Hanya dia sendiri di sini, tidak ada orang lain yang bersamanya. Dulu dia selalu ada ibunya dan pria yang selama ini menemaninya, sekarang tidak ada mereka berdua hanya seorang diri.

Fania menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur, dengan posisi telentang dengan mata menatap langit kamar.

"Sudah hampir satu tahun aku seperti ini. Tidak ada ibu, tidak ada Edward." Fania dengan cepat menggeleng, "Buat apa aku memikirkannya."

Fania terbangun dia memutuskan mengambil air minum di lemari es, Fania menepuk kepalanya dengan pelan.

"Bodoh kamu Fania. Kamu sama dia bukan siapa-siapa, kenapa kamu harus mikirin dia. Lagian dia tidak akan mungkin mikirin keadaan kamu." kedua tangannya sibuk memegang botol minuman, saat itu juga dia kembali ke sebuah kursi dan meja kecil di dekat jendela kamar.

Ia membuka sebuah laptop, laptop itu selalu menemaninya selama ini. Mulai dari situs web sampai ia mendapatkan pekerjaan tambahan selain bekerja di luar.

"Ternyata di sini alamat rumah barunya." Edward melihat rumah sederhana dengan satu lantai, mungkin sejenis kontrakan bagi manusia.

Saat Edward ingin melangkah untuk mendatangi Fania, tiba-tiba saja dia melihat ada sebuah mobil datang. Pemilik mobil itu keluar dengan tubuh kekar dan besar, orang yang di dalam mobil melangkah menuju ke rumah yang kini ditinggalin Fania.

Tok! Tok!

Fania yang sibuk mendengarkan musik melepaskan earphone, ada suara ketukan keras dari luar. Fania melepaskan earphone tersebut dan melangkah mendekati pintu.

Fania terkejut melihat siapa yang datang

"Fania." ucap lelaki berbadan besar dengan suara yang lantang dan tegas.

"Kapan kamu mau bayar kontrakan."

"Maaf pak saya belum punya uang. Apa bisa saya minta waktu lagi pak." ujar Fania.

"Alah kamu selalu banyak alasan Fania. Dari dulu kamu selalu begitu, ini udah jatuh tempo Fania. Dari pada kamu gak bayar lebih baik kamu keluar dari kontrakan saya, masih banyak orang yang mau ngontrak di sini." titah pria tersebut.

"Saya mohon pak beri saya waktu lagi. Saya janji saya bakal bayar, lagian hanya bulan ini saja saya nunggak." Fania berucap sambil memohon.

Edward dari tadi masih memperhatikan Fania dari jauh, dia sama sekali belum pergi dari sana.

Lelaki itu melihat tubuh Fania, Fania hanya memakai piyama pendek. Warna kulitnya begitu terekspos dengan jelas, membuat pria itu menatapnya dengan penuh nafsu.

Lelaki itu tersenyum melihat tubuh Fania, "Baiklah begini saja Fania. Saya tidak akan menagih kontrakan kamu selamanya, asalkan..."

Fania mengerutkan kening saat melihat bahwa pria ini mulai melangkah maju, "Asalkan kamu mau jadi wanita simpanan saya. Gimana Fania kamu mau kan?"

"Tidak akan. Saya tidak akan sudi menyerahkan tubuh saya ke kamu." tolak Fania tegas, pria itu seketika marah saat mengetahui Fania menolak tawarannya.

"Bawa dia." perintah lelaki itu kepada anak buahnya.

Fania terus menolak sampai akhirnya mereka semua tidak sadar bahwa Fania menggunakan sesuatu membuat tubuhnya terasa panas.

Kedua tangan pria yang menyentuhnya terasa panas, seperti ke bakar api yang sangat panas. Fania terus menolak sampai akhirnya pria itu menjerit kesakitan melihat Fania mengeluarkan sesuatu yang aneh di dalam tubuh.

Dari jauh Edward melihatnya dengan jelas, Fania mengeluarkan sebuah ilmu sihir. Saat pemilik kekuatan terasa terancam kekutan itu mulai berubah menjadi panas, walau dia dalam keadaan tenang.

"Bagaimana... Bagaimana bisa Fania memiliki kekuatan seperti itu."

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!