NovelToon NovelToon
Prince And Princess Of The Dandelion Kingdom

Prince And Princess Of The Dandelion Kingdom

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Balas Dendam / Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: mailani muadzimah

Setelah bertahun-tahun pasca kelahiran pangeran dan putri bungsu, mereka tetap berusaha mencari pelaku pembunuh sang ratu. Hidup atau mati! Mereka ingin pelakunya tertangkap dan di hukum gantung!Dapatkah para pangeran dan putri menangkap pelakunya?

*update setiap Minggu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mailani muadzimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Festival Musim Semi

Alun-alun kota ramai dengan para penduduk yang sedang menyambut festival. Iring-iringan kereta kuda dan kendaraan besar memadati jalan. Kendaraan besar itu mengangkut para penari, di tengah-tengah penari ada anak perempuan yang menebar kelopak bunga dan daun-daun hijau. Lalu kereta kuda yang berada di tengah membawa banyak hasil panen, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Nantinya, buah dan sayur itu akan dibagi-bagikan kepada semua orang.

Arka dan Arsha menonton festival itu bersama Liam dan Ezra. Zayden dan Raja Finn tidak bisa ikut karena mereka sedang sibuk menyelidiki kasus Snarfluff dan penyihir hitam sembilan tahun lalu yang sampai saat ini masih menjadi misteri. Sulit bagi Raja Finn untuk mencari tahu, sebab petunjuk yang mereka punya hanya sedikit, selain itu, saksi kunci peternakan Snarfluff di Hutan Larangan waktu itu sudah tewas bahkan sebelum Raja Finn sempat menanyainya.

Baiklah, kita kembali ke festival.

Arka, Arsha, Liam dan Ezra baru saja selesai melihat penampilan para penari. Itu adalah tarian persembahan untuk menyambut kehadiran para pangeran dan putri kerajaan. Lalu, masyarakat pun mulai membagi-bagikan buah dan sayuran pada semua orang.

Di acara festival musim semi, tidak ada makanan lain yang disajikan selain aneka buah dan sayur. Berbagai makanan dari buah pun juga ada, jus buah melimpah, apalagi salad. Menurut kepercayaan masyarakat Dandelion, menyajikan makanan selain buah dan sayur saat festival musim semi adalah ketidaksopanan dan bukan wujud dari rasa syukur.

"Menurutku jus apel ini rasanya sudah tidak segar," keluh Arka.

"Kenapa?" tanya Arsha heran, padahal jus itu kelihatan masih baru.

"Entahlah..." jawab Arka sembarangan, matanya melirik ke arah jus lain.

"Sebenarnya kau menyesal karena mengambil jus apel yang bukan kesukaanmu, kan?" cecar Arsha.

"Ti-tidak, tuh!" kilah Arka sambil pura-pura menyedot jusnya.

Ezra dan Liam tertawa.

"Ambil saja jus punya kakak. Ini jus jeruk." ucap Ezra.

"Kau juga boleh ambil punyaku, Arka. Ini jus buah persik," tawar Liam.

"Kau tidak mau?" tanya Ezra lagi.

Arka masih jual mahal, dia menggeleng sebab malu mengakui kalau dia salah ambil.

"Slurp!"

"Ah! Jus buah jeruk ini segar sekali!" pamer Ezra.

"Slurp!"

"Jus buah persik ini juga manis!" tambah Liam.

"Mana, Liam? Aku juga mau coba jusmu dong." ucap Ezra.

Liam memberikan jusnya pada Ezra sambil tersenyum.

"Wah! Betul! Rasanya manis sekali! Kau juga cobalah jus jeruk ini!" ucap Ezra lagi sambil menyodorkan gelas jusnya pada Liam.

"Hmm... segar sekali jus jeruk ini, kakak! Eh, Arsha, kau juga mau? Ini segar sekali!" seru Liam.

"Slurp!" Arsha mencicipi jus jeruk itu.

"Benar! Jusnya segar sekali! Kakak, aku mau tukar, ya?" ucap Arsha sambil melirik Arka.

Mereka sengaja memamerkannya pada Arka agar dia tergoda. Lalu, benar saja, Arka sudah tidak tahan dengan godaan itu.

"Tidak! Kakak, tukar jus jeruk itu denganku, ya? Hei, Arsha. Kau kan penggila stroberi, berikan saja jus jeruk itu padaku. Kau habiskan saja jus stroberimu ini!" ucap Arka akhirnya, wajahnya merah karena malu.

"Bagaimana Arsha? Kau mau memberikannya?" tanya Ezra, dia masih ingin menggoda Arka.

"Yahh... mau bagaimana lagi, Arka bilang dia ingin jus jeruk itu. Setelah dipikir-pikir, jus stroberiku sangat enak dan sayang kalau ditukar." jawab Arsha.

Liam menahan tawa melihat tingkah dua adik kembarnya ini.

"Nah, Arka, minumlah!" ucap Ezra sambil memberikan jus jeruknya. Dia menukarnya dengan jus apel yang ada di depan Arka.

Arka sumringah, "terima kasih, kakak!" katanya.

Ezra mengelus kepala Arka sambil tertawa.

Malam itu festival musim semi berjalan meriah, puncak acara festival adalah kembang api yang dinyalakan sebelum tengah malam.

"Arsha, sebentar lagi kembang apinya dinyalakan." ucap Ezra.

"Iya, tahun lalu kau tidak bisa ikut karena asmamu kambuh, kan?" sambung Arka.

Arsha mengangguk. Dia antusias menunggu kembang api.

Setelah itu, kembang api betulan dinyalakan.

"Psiuu! Ctass!"

Langit malam yang gelap seketika dipenuhi cahaya kembang api dengan berbagai corak. Kembang api pertama membentuk corak, ada macam-macam bentuk, pertama kali yang muncul adalah bentuk bunga Dandelion, lalu bentuk bunga-bunga lainnya, dan macam-macam hal yang menggambarkan musim semi yang menyenangkan. Semua orang bertepuk tangan dan bersorak gembira.

***

Setelah pertunjukan kembang api yang meriah dan indah berakhir, maka berakhir juga festival musim semi hari itu. Ezra, Liam, Arka, dan Arsha hendak kembali ke istana dengan menggunakan kereta kuda. Sementara itu para pengawal mengiringi kereta kuda dari samping. Sebagai informasi, Deon akhirnya tidak menjadi ksatria pengawal sementara lagi, tapi dia sudah menjadi ksatria pengawal resmi untuk Arsha. Sedangkan Arka punya ksatria pengawal baru, dia adalah Sir Ramon. Tadinya Sir Ramon adalah salah satu anggota pasukan ksatria khusus, namun sekarang dia ditugaskan untuk menjadi ksatria pengawal Arka.

Gideon dan Ramon mengawal di sisi kiri kereta, sedangkan Deon dan Donovan mengawal di sisi kanan. Lalu masih ada dua ksatria lagi yang berjaga, satu di depan dan satu di belakang. Sebenarnya perjalanan ke istana tidak jauh, sebab istana berada di dekat alun-alun ibukota. Namun, nasib buruk terjadi malam itu, mendadak kereta kuda mereka berhenti.

"Apa yang terjadi?" tanya Liam.

Ezra mengintip dari jendela kereta kuda, dia bisa melihat Sir Thomas yang berjaga di belakang maju memeriksa keadaan di depan, namun terdengar teriakan tepat setelah Thomas tiba di dekat kusir.

"Kita diserang!" seru Ezra.

Liam, Arka dan Arsha tersentak.

"Tetap diam di kereta kuda, jangan ada yang keluar!" ucap Ezra lagi sambil menutup gorden jendela kereta. Saat ini dia lah yang menjadi kakak tertua di sini, jadi dia merasa bertanggungjawab atas adik-adiknya.

Sementara itu, keadaan di luar sangat berbahaya dan berisik.

"Thomas, ada ap..." ucap Donovan terpotong sebab dia langsung diserang oleh assassin. Sempat dilihatnya Thomas, Jack si ksatria yang berjaga di depan, dan kusir kereta kuda telah bersimbah darah. Entah mereka masih hidup atau tidak.

Donovan beradu pedang dengan assassin yang menyerangnya barusan. Assasin itu lihai sekali menggunakan pedang, namun sebagai mantan pasukan ksatria khusus, Donovan bisa mengimbanginya.

Kereta kuda mereka sudah dikepung oleh puluhan assassin yang berpakaian serba hitam. Salah satu dari mereka menembakkan panah beracun dan nyaris mengenai Deon, tembakannya meleset sehingga anak panah itu menancap di pohon. Pohon itu langsung layu saat terkena anak panah, itu artinya racun yang terkandung di dalamnya sangat berbahaya.

Para ksatria jelas kalah jumlah, empat lawan dua puluh. Ini seperti nostalgia saat mereka bertarung melawan pasukan penyihir hitam sepuluh tahun lalu. Ezra tidak tinggal diam, jika dia tidak turun membantu, kemungkinan mereka akan kalah. Pasukan assassin itu tampak sangat kuat.

"Aku akan turun. Liam, jaga Arka dan Arsha. Panggil spirit jika kita mulai terdesak. Aku akan memenggal kepala para keparat ini." ucap Ezra.

Liam mengangguk. Sekarang Liam sudah berusia dua puluh tahun, dia sudah cukup dewasa untuk mengontrol emosinya, frekuensi asmanya kambuh pun sudah agak jarang, jadi dia lebih bebas memanggil spirit.

"Kakak, hati-hati..." ucap Arka dan Arsha bersamaan.

Ezra tersenyum, "aku akan melindungi kalian." katanya.

***

"Yang Mulia, awas!" seru Donovan saat sebuah panah beracun mengarah pada Ezra.

Ezra menghindar, nyari saja, satu senti lagi anak panah itu mengenai kepalanya. Kali ini Ezra benar-benar mengamuk, dia merangsek maju dan menyabet siapapun assassin yang menghalanginya. Dalam sekejap, lima assassin tumbang bergelimang darah.

Di sisi lain, Gideon dan Ramon sedang beradu pedang dengan empat assassin. Lalu, Donovan mendampingi Ezra bertarung dengan enam assassin lain. Sedangkan Deon menghadapi empat assassin sendirian.

Kesemua assassin itu telah terbunuh, namun entah darimana datangnya, para assassin muncul tidak putus-putus. Mereka terus-terusan datang seolah saat ini kereta kuda kerajaan sedang berada di sarang assassin. Sudah satu jam mereka bertarung dengan jumlah yang sangat tidak imbang.

"Yang Mulia, bagaimana ini? Mereka tidak berhenti menyerang, sepertinya jumlah mereka semakin banyak!" seru Deon, dia sudah mulai kewalahan.

Ezra mengeluh tertahan. Sejak tadi, Ezra juga sudah memanggil Kyrus berkali-kali lewat telepati. Biasanya, Kyrus segera datang meski Ezra hanya iseng memanggilnya, tapi kali ini Kyrus sama sekali tidak muncul. Ini persis saat dia bertarung dengan Margaretta sepuluh tahun lalu. Ezra yakin, saat ini pun adik-adiknya juga sudah mencoba memanggil pelindung spirit suci masing-masing.

Ezra memperhatikan sekeliling, dia akhirnya menyadari sesuatu, di sekitar mereka saat ini seperti ada kubah tak berujung yang berkamuflase dengan langit malam. Pantas saja sejak tadi dia merasakan suasana di tempat itu sangat gelap dan suram.

"Cari penyihir hitam di antara para assassin dan bunuh dia! Kita akan melawan sampai mati!" titah Ezra kemudian.

Ezra sangat yakin, para assassin ini bekerja sama dengan penyihir hitam. Pasti di antara para assassin ini ada satu yang menjadi pengendali dan membuat kamuflase perlindungan agar pertarungan ini tidak diketahui oleh orang lain, sebab seharusnya jalanan yang mereka lalui saat ini masih ramai dengan para pedagang yang mungkin baru mulai menutup kedainya.

Sementara itu Liam sudah selesai mengumpulkan tenaganya, dia akhirnya memanggil spirit cahaya.

"Lux! Tembak mereka dengan solar!" seru Liam.

Assassin-assassin itu langsung tewas saat terkena tembakan solar, namun sama seperti sebelumnya, pasukan assassin ini seperti air bah. Mati satu tumbuh seribu. Situasi mereka sangat buruk dan sudah terdesak.

"Darimana datangnya assassin ini? Kok mereka sama sekali tidak berkurang?" keluh Liam, dia mulai kelelahan.

"Kakak, biar kubantu." ucap Arsha kemudian.

"Tidak, Arsha. Tetap duduk tenang dengan Arka dan panggil pelindung spirit sampai mereka tiba." ucap Liam tegas.

Sejak tadi Arsha memang sudah mencoba memanggil pelindung spirit sucinya, tapi sampai sekarang dia tidak datang. Begitu pula dengan Arka.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi, situasi ini jelas sangat aneh. Kita tidak bisa memanggil pelindung spirit suci! Ditambah lagi jumlah assassin yang sangat banyak dan tidak normal." keluh Arka.

Tepat setelah Arka mengomel, tiba-tiba asap hitam muncul. Asap itu berbahaya bagi penderita asma, namun aman bagi orang yang sehat. Liam dan Arsha bahkan tidak sempat menutup hidung, asap itu sudah terhirup oleh mereka.

Lalu tentu saja, tidak perlu menunggu waktu lama untuk Arsha dan Liam megap-megap. Liam langsung batuk-batuk, Arsha bahkan sudah sesak napas. Ini kacau. Arka yang ada di dalam kereta kuda, sebagai satu-satunya orang sehat, mencoba melakukan pertolongan pertama. Akan tetapi, usaha Arka sia-sia, dia sudah sangat terlambat. Wajah Liam membiru, napasnya tercekat, pun begitu dengan Arsha. Arka sangat panik, dia menangis sambil meneriakkan nama pelindung spirit sucinya.

Sayangnya, bukan spirit suci yang datang, melainkan assassin, dia membekap mulut Arka dengan sapu tangan yang sudah dilumuri obat bius. Di sisa kesadarannya, Arka bisa melihat kakaknya Liam pingsan, juga adik kembarnya, Arsha. Seseorang membawanya dan Arsha yang pingsan keluar kereta kuda, lalu meninggalkan Liam di sana. Samar-samar, dilihatnya Ezra sudah tergeletak dengan luka di perutnya. Para ksatria juga terluka parah. Mereka kalah.

***

1
Kiritsugu Emiya
Thor, tolong update secepatnya ya! Gak sabar nunggu!
M Muadzimah: iya, terima kasih atas dukungannya. Ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
Dulcie
Menghanyutkan banget.
M Muadzimah: ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
Mưa bong bóng
Wuih, plot twistnya dapet banget sampe gak tau mau bilang apa lagi.
M Muadzimah: terima kasih, ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!