"Sudah ku katakan namaku Sarah bukan sarang! " seru Sarah pada polisi yang membawanya itu.
Meski belum fasih bahasa korea, tapi dia mengucapkan dengan jelas apa yang dia katakan.
Dia masih saja harus menjelaskan pembetulan ejaan namanya pada mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12......habbits
Da Jin terkesima melihat Sarah bisa menyiapkan hot pot dalam waktu singkat.
Dia bahkan menyiapkan minuman dan cemilan yang mereka minta.
Berlarian ke toko lain untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan.
Ki Yong pun merasa Sarah sangat bersemangat dia ikut senang melihatnya tersenyum riang.
Acara makan makan selesai, merek memuji rasa masakannya.
"Terimakasih" ucap Sarah pada Ki Yong.
"Aku hanya malas ke tempat.... "
"... yang terlalu ramai" Sarah menyelanya dengan senyuman.
Kin Yong ikut tersenyum.
"Pokoknya terimakasih banyak" ucap Sarah.
"Ok, aku pergi" Ki Yong salah tingkah.
Sarah berbalik menatap Da Jin yang sedang sibuk merapikan semuanya.
"Kau terlihat lebih senang dari aku yang pemiliknya" ucap Da Jin.
"Tentu saja, aku sangat senang" Sarah membersihkan semuanya sampai malam.
Da Jin pamit pulang.
"Sampai ketemu besok, tidak usah bangun terlalu pagi! " seru Da Jin.
"Baik Bos! " seru Sarah kemudian mengunci semuanya.
Dia langsung pergi tidur, namun menatap ponselnya.
Dia langsung berbinar, ingin segera melihat kedua putrinya.
Meski hanya foto, dia senang melihat mereka yang selalu meluangkan waktu mengirim pesan untuknya.
"Aku akan kembali dua tahun lagi, tunggulah" ucapnya.
**
Di apartemen, Ki Yong yang baru mandi tiba-tiba teringat senyuman Sarah.
"Lesung pipitnya manis" gumamnya.
"Siapa? " tanya Jin Guk.
Ki Yong terperanjat, dia pikir di kamarnya tidak ada siapa siapa.
"Sedang apa kau di sini? " tanyanya.
"Mau menyampaikan semua jadwal mu tapi manager Jung belum mengirimkan jadwal syuting mu" ucap Jin Guk.
"Dia sangat lambat, kenapa Pak Min tetap memakainya" keluh Ki Yong.
"Benar, seharusnya ada yang bisa memberikan jadwal lebih cepat jadi kita tak salah atau terlambat" Jin Guk setuju.
Ki Yong menatap dirinya di cermin. Menyapu wajahnya dengan skincare agar tetap cerah berseri.
"Oh ya, kenapa kau menyuruh departemen pemasaran ikut dengan mu makan di kedai belakang gedung? " tanya Jin Guk.
Ki Yong terdiam sejenak mengingat Sarah yang bergumam.
"Tidak, hanya ingin saja" jawab Ki Yong.
"Hmmm, kau sedang membantu seseorang lagi?" tanya Jin Guk.
"Tidak...... " Ki Yong sedikit marah.
"Baiklah baiklah, hanya ingin saja, aku tidak akan tanya lagi" ucap Jin Guk merasa takut.
Ki Yong termenung, mengingat apa yang terjadi padanya dulu. Dia ingin melupakan tapi hal itu terus saja membayanginya.
**
"Ya, aku datang! " seru Sarah membawa pesanan.
Hari ini hari minggu, salah satu orang yang Ki Yong bawa kemarin merekomendasikan kedai itu pada temannya.
Rasa makanan yang enak juga tempat yang cozy membuat mereka suka tempat itu.
Sarah dan Da Jin sibuk hingga malam.
"Terimakasih, datang lagi nanti ya! " seru Sarah.
"Wahhh kenapa tidak terpikirkan ide meminta Ki Yong merekomendasikan tempat ini sejak dulu ya" ucap Da Jin.
"Iya ya, seberpengaruh itu dia" ucap Sarah setuju.
"Aku pikir dia masih sedang melow karena masalah mantan pacarnya, jadi datang ke tempat ini setiap hari" ucap Da Jin.
"Masalah? " Sarah terdengar tertarik, namun gerak gerik nya sibuk merapikan semuanya.
"Iya, setahun lalu dia putus dengan pacarnya yang aktris ternama, Sun Bin. Berita bilang kalau Ki Yong hilang senyum sejak saat itu. di pikir pikir aku tidak pernah lihat dia senyum selain semalam" Da Jin mengingat ingat.
"Mana ada orang tidak bisa senyum, aku saja yang sebenarnya malas, memaksakan diri untuk senyum di hadapan pelanggan" ucap Sarah kemudian menutup mulutnya merasa sudah keceplosan.
"Jadi kamu memaksakan diri untuk tersenyum?" Da Jin cukup terkejut.
"Maksudnya meskipun lelah harus tetap terlihat ceria, begitu.... " ucap Sarah bersikap bodoh.
Da Jin tersenyum saja, merasa memang dia hanya terlalu polos.
**
Hari demi hari penjualan mengalami kemajuan yang signifikan. Sarah semakin bersemangat, namun Da Jin mulai lelah.
Datang seorang pria yang terengah.
"Kalian bisa bantu ga?" tanya nya.
Sarah yang sedang melayani tertegun menatapnya. Sementara Da Jin tetap mencatat pesanan meski penasaran dengan bantuan apa yang dia maksud.
"Aku pesan jajangmyeon ke kedai langganan tapi mereka membatalkan karena mendadak tidak bisa buka kedai hari ini. Apa kalian bisa memenuhi pesanan nya? Aku Min Dong Cha dari Departemen logistik drama Merpati Putih" dia sedang panik tapi masih bisa memperkenalkan dirinya.
"Berapa porsi? " tanya Da Jin.
"60"
"Terlalu banyak, kami tidak sanggup" ucap Da Jin memikirkan bahan yang sudah berkurang karena hari ini banyak pelanggan yang datang.
"Yang benar saja, tentu saja bisa" ucap Sarah mengambil alih.
"Diantar ke Yongsan dong pukul 5 sore ini" ucap nya.
"Diantar juga? Tidak bisa! "Da Jin menolak.
Mata Sarah melotot, dia mencubit lengan Da Jin.
"Bisa, bayar full dengan ongkos kirim" tangan Sarah menengadah.
Dong Cha memberikan kartu debitnya. Sarah memberikannya pada Da Jin yang meringis merasa tak sanggup. Tapi tetap saja dia menerimanya.
Tak banyak bicara, Sarah langsung mengerjakan semuanya. Dia berlari ke dapur untuk menyiapkan semuanya. Dia berkerja sendiri di dapur, sementara Da Jin menyiapkan kotak kemasan dan motor untuk mengantarkan pesanan mereka.
Da Jin ingat punya teman yang memiliki motor dengan gerobak dibelakangnya. Dia langsung menelponnya.
"Set! " seru Sarah.
Da Jin siap, mereka menyiapkan semuanya dalam kemasan. Acar dan sumpit pun tak ada yang terlewat.
Namun saat hendak mengantar, dia terdiam menatap motor itu.
Sarah mengambil jaket dan kunci dari tangannya.
"Biar aku saja, sudah terlambat! " ucap Sarah.
"Kamu tau jalannya? " seru Da Jin.
Tapi Sarah sudah memakai helm dan menyalakan mesin motornya. Perlahan dia maju dan pergi dari hadapan Da Jin yang hanya diam menatap.
Jaraknya tidak jauh, Sarah sudah diberitahu bahwa sedang ada syuting di sana. Dia langsung parkir setelah melihat mobil van khas perfilman dan properti film.
"Makanan datang! " serunya membawa dua ikat box jajangmyeon.
Semua mata tertuju padanya.
Ki Yong yang sedang di rias di tenda luar mendengar suaranya lalu bangun menatapnya.
"Waahhh, kalian benar-benar bisa diandalkan" ucap Dong Cha yang menyambutnya.
"Bisa bantu? " tanya Sarah.
"Ahhh iya.. iya, bantu dia! " pinta Dong Cha pada yang lainnya.
Sarah mendekat pada Dong Cha.
"Toilet nya dimana? " bisik Sarah.
Dong Cha tersenyum.
"Ohhh, kamu mau ke kamar mandi? Di sana! " tunjuk Dong Cha ke arah tempat yang tak jauh dari Ki Yong di rias.
"Ahh... makasih" ucap Sarah sembari mundur kemudian lari menuju toilet.
Ki Yong menunggunya keluar, tapi dalam hatinya dia bertanya, kenapa dia menunggunya.
Tatapan Ki Yong beralih ke pintu toilet. Dia berbalik hendak pergi.
"Ahhh.. leganya! " ucap Sarah yang baru keluar.
Ki Yong berbalik lagi menatapnya. Sarah akhirnya melihatnya. Dia tersenyum senang seolah telah melihat orang yang didambakan.
...****************...