NovelToon NovelToon
Cinta Itu Diam

Cinta Itu Diam

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cintapertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: I&p

cerita ini menurut sudut pandang Luna.

tentang Luna gadis introvert yang menyukai Raka, anak rajin dan pintar di sekolah nya. Namun ada Erlan yang menyukai Luna diam diam

selamat datang di cerita author, semoga suka dengan ceritanya.
Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I&p, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 12

Aku dan kak Erlan datang ke sekolah terlambat. Kami di hukum membersihkan perpustakaan.

"Kak, maaf ya gara gara aku jadi dihukum. " ucapku dengan mimik wajah menyesal.

"iya deh di maafin. "

"Ih, kak Erlan marah. maaf kak, ini yang terakhir deh. "

Erlan ingin marah tapi melihat kalung yang dia kasih di pakai membuat suahsana hatinya tiba-tiba baik.

"Aku gak marah. udah kita selesaikan dulu lalu balik ke kelas "

Ku lihat kak Erlan yang sedang menyapu perpustakaan itu. wajahnya berkeringat, namun wajahnya tetap terlihat tampan. malah lebih tampan dengan keringat bercucuran.

aku memegang pel dan mengepel lantai yang sudah Erlan sapu. setelah selesai menyapu dan mengepel lantai perpustakaan kami pun kembali ke kelas masing masing.

Aku memasuki kelas. Semua mata tertuju padaku. yah karena aku telat ke sekolah makanya mereka semua melihatku.

Aku duduk di samping Seli. Seli di sibukkan dengan PR yang belum dia kerjakan.

"Kamu udah ngerjain tugas belum, lun? " Tanya seli.

"Udah. "

"Aku pinjam dong! "

Awalnya cuma Seli yang meminjam namun setelah itu malah berputar ke seluruh kelas. sampai orang di bagian terakhir yang menyontek buku ku mengembalikannya padaku.

Pelajaran di mulai, saat penilaian kami mendapat nilai sama. Guru tau mereka semua menyontek nilai orang lain namun memilih membiarkannya. Toh kalau di Tanya satu persatu jawabannya di kerjakan bersama sama.

Guru sudah tahu jawaban murid murid nya akan seperti itu.

Bel istirahat berbunyi.

...****************...

Erlan bertemu Raka. Raka menyenderkan badannya di tembok dengan menyilang kan kakinya dan tangannya.

"Kak, belum ada titik terang dari kasus Luna. mending kak Erlan sama Seli memberi ruang Luna sendirian, dengan begitu saat aksi nya di mulai kita bisa merekamnya sebagai bukti. " ucap Raka memberi saran.

"Dia baru keluar rumah sakit! kita akan menunggu dia pulih dulu! "

"Oke lah! lagian kak Erlan yang membuka kasus ini, aku gak berhak mendahului kakak. " ucap Raka lalu pergi.

"Kok marah?! dasar aneh! "

Di perjalanan Raka menuju kantin, Raka melihat Aku dan Seli berjalan menuju kantin. Raka berjalan menghampiri kami.

"Seli! " ucap Raka sambil berlari menghampiri kami.

"Aku mau ngomong sama Seli, kamu boleh menyingkir dulu? "

"iniii... "

Aku melihat ke arah Seli. Seli seperti nya gak keberatan.

"Ya udah aku pergi duluan. "

saat aku pergi Raka menarik tangan Seli. Entah kenapa sepertinya ada yang mereka sembunyikan dan hubungan mereka sepertinya dekat.

Hatiku terasa sesak dan sakit melihat mereka. Kukira rasa ini semakin hilang, Ternyata aku seperti nya masih begitu menyukainya.

Aku berjalan menuju kantin namun bertemu dengan sekelompok teman Yuni.

"Kesempatan bagus, nih! " ucap Yuni sambil memberi kode ke teman temannya.

Salah satu teman Yuni menarik lenganku dengan kuat.

"Ikut kita! "

Aku takut pembulian mereka makin parah karena aku masih dekat dengan Erlan.

Mereka membawaku ke gudang sekolah dan melempar ku ke dalam gudang.

*Sedangkan disisi lain sekolah

Raka menarik Seli ke tempat yang agak sepi.

"Ada apa Raka? "

"Aku punya rencana, dan itu harus kita lakukan sekarang! kakak mu itu terlalu lemah menghadapi gadis itu. Sedangkan kasus itu harus segera selesai agar para korban itu tenang." Ucap Raka dengan ego tinggi nya.

"Jadi kamu mengorbankan Luna? " ucap seli sambil tersenyum sinis.

"Gak ada cara lain. itu waktu tercepat kita! "

"Aku gak habis fikir saja! Gimana kalo Luna tau, dia pasti akan sakit hati banget! " ucap Seli yang mengetahui perasaan ku.

"yang jelas, itu gak ada hubungannya sama aku! aku udah pasang GPS di baju Luna. dan juga kamera tersembunyi, ayo kita lihat! "

Raka menyalakan laptop nya dan menyaksikan apa yang terjadi di situ. Seli yang panik dan khawatir langsung mengambil ponselnya dan menelepon kakak nya.

"Kak! cepat ke gudang sekarang!! " ucap Seli panik.

"Ada masalah apa? "

"Waktunya gak banyak, cepat kak ke gudang sekarang juga! "

Di gudang sekarang aku di ikat di kursi, mulutku di perban . Ada satu siswa yang membawa sebuah botol kaca dan memukulnya ke kepalaku hingga membuat kepalaku berdarah.

Yuni mencengkeram daguku.

"Aku udah peringatin, tapi kamu malah makin menjadi jadi! kegatelan lagi sama Erlan! sok polos! Munafik! "

Yuni melihat kaca yang pecah lalu mengambil kaca itu dan mendekatkannya ke wajahku.

"Gimana kalau muka kamu rusak? Erlan pasti gak akan suka sama kamu! Erlan pasti jijik lihat muka jelek kamu itu! "

aku menggeleng gelengkan kepala, tangan ku mencoba untuk melepaskan ikatan namun tidak bisa. Ikatan itu terlalu kencang hingga membuat tangan ku sakit dan kemerah merahan.

"Mungkin dia mau bicara sesuatu, gimana kalau biarkan dia bicara untuk terakhir kalinya buat wajahnya ini? hahahaha...! "

Yuni mendengarkan temannya. Yuni membuka perban yang menutup mulutku.

"kak! Kak Erlan gak akan suka kalau kakak seperti ini.. " ucapku memberanikan diri.

Namun malah di tertawakan oleh mereka.

"jadi aku harus bersikap manis padanya? "

"iya, kak! "

Yuni menertawakan ku dengan keras.

"Aku sudah pernah berubah tidak membuli dan bersikap baik padanya! Tapi apa yang aku dapat, Dia dengan dingin menolak ku! dengan dinginnya membuang kue dan makanan yang aku buat susah payah ke tong sampah! kalo aku gak bisa miliki dia, Jangan harap siapapun bisa! "

Yuni mencengkeram wajahku dan tangan satunya menyentuh benda tajam di tangannya.

"ucapkan selamat tinggal sama wajahmu ini! "

Bruak!

Tiba-tiba pintu terbuka dengan dobrakan dari Erlan. Melihat yang membuka pintu itu Erlan, mereka segera berlari keluar dari gudang.

Erlan berlari mendekatiku dan membuka ikatan yang mengikatku. terlihat tanganku yang membentuk bekas tali itu.

"Luna, maaf aku telat! " ucap Erlan sambil memegang kepalaku dengan ke dua tangannya.

Erlan memastikan luka yang ada padaku. Erlan terlihat sangat khawatir padaku.

wajahku tergores sedikit, darah menetas. Aku mencoba berdiri namun terjatuh. Akhirnya Erlan menggendongku.

Dalam pikiran Erlan tau ini kerjaan Raka. Raka yang terlihat marah pada Erlan dan melakukan tindakan yang gegabah ini.

Erlan membawaku ke UKS. namun UKS menyarankan untuk membawaku ke rumah sakit. Akhirnya aku di rujuk di rumah sakit.

Kepalaku rasanya sakit sekali. tadi tidak terasa namun sekarang rasanya sakit. darah dari kepalaku mengalir.

Karena ibuku tidak bisa pulang menemaniku jadi Erlan yang menjagaku. Erlan izin kepada guru dan guru mengizinkan nya karena Erlan yang paling dekat denganku dan juga saksi yang menolong ku.

Pulang sekolah Raka dan seli datang ke rumah sakit. Erlan terlihat marah dan khawatir.

"Kak! ini memang harus terjadi! dan itu tidak bisa di hindari! "

1
SisAzalea
izin ku koreksi ejaan nya author,Mall
Ip: Terima kasih kak🙏
total 1 replies
aerynnn.
hai, semangat yaa💪
Ip: makasi kak💪
total 1 replies
Ip
maaf typo harusnya ucapku
Lah_
Saya merasa seperti telah menjalani petualangan sendiri.
Ip: makasi kak sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!