NovelToon NovelToon
Enough

Enough

Status: tamat
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Karir / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:116.5k
Nilai: 5
Nama Author: Irma

Enough berkisah tentang kisah asmara seorang wanita bernama Dia Tarisma Jingga dengan seorang lelaki yang belum lama dikenalnya, Btara Langit Xabiru

Keduanya saling mencintai dan kemudian memutuskan membangun kehidupan keluarga kecil yang harmonis dan bahagia.

Namun sayangnya semua itu hanya menjadi angan saja, hal ini terjadi lantaran trauma masa lalu dan sikap Tara yang abusive, yang pada akhirnya menjadi prahara dalam rumah tangga mereka.

Akankah Tari dan Tara mampu mempertahankan rumah tangga mereka? Kisah selengkapanya hanya ada di novel Enough.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

Dear diary,

Kalau aku bisa mendapatkan pistol tembak saat ini juga, aku sudah menembak ayahku sendiri. Aku melangkahkan kaki masuk ke ruang keluarga, aku melihat ayahku mendorong bunda sampai terjatuh. Tadinya mereka berdua berdiri di dapur dan bunda memegang lengan ayahku, ia berusaha untuk menenangkan ayah. Tapi ayahku justru menampar bundaku dengan punggung telapak tangannya hingga bunda terjungkal ke lantai. Aku yakin sekali ayahku akan menendang bunda, jika ia tak melihatku lewat. Ayahku bergumam kepada bunda kemudian ia pergi ke kamarnya dan membanting pintu.

Melihat ayahku pergi, aku bergegas menghampiri dan menolong bunda, namun seperti biasanya bunda tidak pernah mau aku tolong. Bunda mengibaskan tanganku dan menyuruhku pergi "Bunda baik-baik saja, ini hanya pertengkaran biasa." ucapnya dengan terbata-bata.

Bunda menangis dan aku melihat dengan jelas pipi bunda yang merah bekas tamparan keras dari ayahku. Aku masih belum mau pergi, aku kembali memegang tangannya, aku ingin sekali menolong bunda. Tapi kali ini bunda mengibaskan tanganku dengan kasar, ia berteriak dan membentakku "Sudah bunda katakan, bunda baik-baik saja. Kembalilah ke kamarmu!!"

Bentakan dan sikap kasar bunda kepadaku membuat hatiku sangat perih. Aku berlari, namun bukan berlari kembali ke kamar, tapi aku keluar lewat pintu belakang rumahku. Aku tidak ingin berada di dalam rumah bersama orang tuaku, meskipun malam sudah larut, aku tetap pergi menuju rumah tua yang di huni oleh Ranu.

Aku mengetuk pintu rumah itu. "Ranu, ini aku Tari." ucapku. Beberapa detik kemudian pitu terbuka dan ia memandangi wajahku yang penuh dengan linangan air mata.

"Kamu kenapa Tari? Siapa yang sudah membuatmu bersedih?" tanya Ranu dengan wajah penuh kekhawatiran.

Aku tak pernah melihat ada pria yang sekhawatir ini denganku, bahkan ayahku saja tak pernah mengkhawatirkan aku. Aku langsung buru-buru memalingkan wajahku dan menghapus air mataku dengan jariku. "Tidak apa-apa," ucapku. "Aku hanya sedang kesal, kadang jika aku sedang kesal, tiba-tiba saja aku menangis."

Ranu meraih tanganku dan mengajakku duduk di tangga teras depan rumahnya, lalu ia mengulurkan tangannya dan menyelipkan rambutku ke belakang telinga. Aku senang ia melakukan hal itu karena mendadak kemarahanku lenyap begitu saja. Ia merangkulku dan menarikku mendekat sampai kepalaku bersandar di bahunya.

Ranu menenangkanku tanpa bicara sama sekali. Memang ada sebagian orang yang kehadirannya memancarkan ketenangan, namun sebagian lagi justru sebaliknya ia memancarkan kebencian seperti ayahku.

Selama sesaat aku bersandar di bahunya, rasanya damai sekali. Hingga samar-samar aku mendengar suara bundaku tengah memanggilku.

"Sebaiknya kamu pergi." bisik Ranu.

Aku mengangguk dan beranjak dari rumah Ranu. Aku bergegas menghampiri bunda yang tengah kebingungan mencari keberadaanku, ia berjalan ke sana kemari di sekitar jalanan belakang rumah.

"Kamu dari mana saja Tari?" tanya bundaku, saat aku berada di hadapannya.

"Maaf, tadi aku habis membeli pulsa di ujung jalan sana." ucapku kepada Bunda.

Bunda hanya mengangguk menerima alasanku keluar rumah tengah malam, kemudian ia mengajakku kembali pulang bersamanya.

Tari menutup buku harian miliknya, saat rasa kantuk akibat obat pereda nyeri itu mulai bekerja. Ia memutuskan kembali meneruskan membaca buku hariannya besok. Membaca tentang ayahnya membuat suasana hatinya jelek, sedangkan membaca tentang Ranu membuatnya sedih. Tari mencoba memikirkan tentang Caira dan cafenya agar suasana hatinya kembali membaik.

* Pertengkaran orang tua di hadapan anaknya dapat menimbulkan trauma untuk si anak, dan seringkali ini menjadi suatu luka batin yang terbawa sampai dewasa.

Tara benar, ia hanya butuh waktu istirahat beberapa hari saja kakinya sudah membaik, tapi ini semua tidak luput dari ketelatenan bundanya yang merawatnya.

Setelah sembuh, tempat pertama yang Tari kunjungi tentu saja cafe miliknya, ia sudah tidak sabar ingin melihat sudah sejauh mana renovasinya berjalan.

Tari cukup terkejut melihat cafe yang ia tinggalkan dalam keadaan berantakan kini telah rapih dan semuanya sesuai dengan desain yang ia kirimkan kepada Caira melalui email beberapa hari yang lalu.

Caira dan Gala benar-benar menyulap cafenya hanya dengan waktu beberapa hari saja, padahal menurut perkiraan awal perencanaan renovasi akan selesai sekitar dua minggu. "Ini sungguh luar biasa," gumam Tari.

"Hai Tar, bagaimana keadaanmu?" sapa Caira, saat melihat Tari masuk ke dalam cafe.

Tari tersenyum "Jauh lebih baik, aku bahkan sudah bisa berlari" jawabnya. Meskipun Tari mengatakan jika kakinya sudah jauh lebih baik namun Caira tidak mengizinkan Tari untuk mengerjakan sesuatu yang berat.

Setelah berkeliling memeriksa setiap sudut cafenya, Caira meminta Tari untuk duduk manis di ruang kerjanya. "Kau membuatkan ku ruang kerja?" tanya Tari setengah terkejut karena dari desain yang ia kirimkan tak ada ruang kerja untuknya.

"Ya, di sudut sana." Caira menunjuk ke arah ruangan kecil tepat di sebelah dapur. "Kau butuh ruangan itu Tari, karena kurang dari lima belas menit lagi kita akan meeting bersama beberapa vendor, kemudian kau harus menyeleksi beberapa pelayan dan tukang masak yang sudah aku interview kemarin. Kamu ingatkan kalau aku hanya akan memasak jika moodku sedang baik saja. Tapi kamu tidak perlu khawatir, aku akan memberikan resep rahasia turun temurun keluargaku kepadamu, sehingga kau tidak perlu bergantung pada orang pemalas sepertiku." ucap Caira, sembari menyodorkan buku resep yang ia tulis dengan tangannya sendiri.

Tari menerima dan kemudian membacanya. "Apa itu sudah cukup?" tanya Caira.

"Ya, semua menu yang aku buat di daftar menu semuanya sudah ada. Terima kasih banyak ya Caira, aku tidak tahu apa jadinya jika tidak ada kamu."

"Terima kasih juga, kau sudah memberiku pekerjaan." Caira mengelus lengan Tari dengan lembut. "Sepertinya para vendor kita sudah datang. Aku keluar dulu ya!" Caira bergegas menyambut kedatangan mereka dan meminta mereka untuk segera masuk ke ruang kerja Tari.

Setelah hampir sepuluh jam terjebak di belakang meja kerjanya, akhirnya Tari memutuskan untuk pulang. Meski sangat lelah seharian meeting dan menyeleksi para calon pegawainnya namun ia cukup senang, bisa bekerja bersama Caira yang sangat ceria dan penuh semangat.

"Rasanya menyenangkan sekali kembali pulang ke apartementku yang sangat nyaman ini" gumam Tari. "Tapi ya Tuhan, aku lelah."

Ia bimbang antara harus bangkit dari sofa nyamannya, atau berjalan ke depan membukakan pintu untuk seseorang yang memencet bel apartementnya. Tari berfikir sejenak kira-kira siapa yang datang bertamu selarut ini, yang pasti bukan bundanya karena bundanya sejak pukul 06.00 pagi tadi sudah terbang ke Bali bersama teman-teman arisannya.

Dengan langkah gontai, Tari berjalan ke pintu dan memeriksa lewat lubang intip sebelum ia membukanya. Awalnya Tari tak mengenali pria yang berdiri di balik pintu unit apartemennya karena kepalanya menduk namun kemudian pria itu mengangkat wajahnya dan seketika jantung Tari berdegup kencang.

Mau apa dia di sini?

1
Anonymous
tadinya kutebak ranu adalah tara....
~~𝓕𝓸𝓷𝓽𝓮𝓻𝓲𝓷𝓪~~
luar biasa karyamu,, sehat dan sukses selalu..
~~𝓕𝓸𝓷𝓽𝓮𝓻𝓲𝓷𝓪~~
hanya 1 kata untuk mu thor 𝙆𝙀𝙍𝙀𝙉!!!
👏👏👏👍
LALA LISA
betul Thor..perlu untuk diketahui hal2 itu ada di dunia nyata,,nambah wawasan juga/Rose//Heart/
ayu sukoco
next kisah Ranu, tari dan anak2nya ada gk Thor?
Kenn: ka bisa minta tolong spill ending novel k.u.n ga? tambahan nya 1 lembar aja, sayang banget kalo beli soalnya gaada bajakan nya 😭
total 2 replies
Aizivaishe Zaky
ter d best...makasih ya thor udh buat cerita ini...sukses selalu y..
Khairul Azam
Tari bertahan saja nanti dampaknya jg ke anak km seperti km benci ayahmu
Khairul Azam
aduh dududu mbak tariii Baru kenal udah mau aja diraba"
Safini Azizah
sampai akhir baru komen.. bagus banget cerita nya kak
banyak pesan moral yg didapat dari cerita ini.. asli keren kak.. bisa buat baper akut n nangis Bombay.. untuk kak Irma sukses terus sehat dan selalu di tunggu karya selanjutnya..
Irma: Terima kasih telah membaca sampai akhir
total 1 replies
Mas Bagong
Bagus. pemilihan tema dan alur jelas
banyak pesan dan ilmu yang terkandung
Lek"A"
whohoho asli keren banget 👍👍👍👍
Lek"A": mungkin saking banyaknya penulis ,pihak NT jadi bingung,yg sabar dan tetap semangat untuk berkarya💪👍, mungkin lain waktu tiba" di promosiin, rejeki kita tidak ada yg tau, cuma bisa mendo'akan dan memberi semangat 😉😘
total 2 replies
Lek"A"
Semoga semakin banyak pembacanya,
Semangat Kak author,
Terima kasih untuk cerita yg luar biasa ini,
💪👍
Irma: Terima kasih sudah membaca dan memberikan bintang 5nya😊
total 1 replies
Vthree Keisha
Cerita yang Amazing,lain dari yang lain..Sangat recommended,mengulik kisah yang sesungguhnya banyak terjadi dilingkungan sekitar kita.Tentang kdrt& pelecehan terhadap perempuan,banyak hal positif yang bisa diambil dari cerita ini.Good job buat penulisnya,sukses slalu👍❤️
Irma: Terima kasih sudah membaca, tulisan recehku🙏
total 1 replies
Lek"A"
wow ada sultan gabut🤭🤭,
adisty aulia
ide ceritanya kereeen🌺🌺🌺🌺
Irma: Terima kasih telah membaca karyaku yang ga pernah di lirik sama NT ini 😁🙏
total 1 replies
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
aku baru baca 2 karyamu ka
ㅤㅤ
hmmm sweet Tara tapi saat marah kamu bagai monster😴
ㅤㅤ
nah bener jangan mabuk 😐😐😐
jadi ayah tari juga hilang kendali saat mabuk 😪
ㅤㅤ
penyesalan selalu datang d akhir 😌 sekarang terlambat untuk menyesal
ㅤㅤ
naah mungkin ini lah d alami bunda waktu d sakiti ayah tari 😌
mungkin juga bunda marah bunda kesel,,, tapi bunda juga mudah memaafkan ayah 😐😐😐
apa yg di alami bunda terjadi sama tari sekarang 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!