Soraya sang Primadona online terjebak di Abad 13 karena insiden yang menimpanya. Jiwanya terperangkap dalam tubuh seorang selir Senopati perang, apakah yang akan dilakukan oleh Sora agar bisa kembali ke abad 20.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Ciuman Pertama
"Ndoro Ayu, ada utusan dari paviliun Ratu," tukas Layung Sari
"Suruh saja dia masuk," jawabku singkat
"Baik,"
Tidak lama kemudian Layung Sari kembali bersama seorang lelaki berbadan tegap.
"Saya utusan yang mulia Ratu ingin menyampaikan pesan beliau, untuk mengundang anda nanti malam di paviliun Ratu," ucap lelaki itu sembari memberikan secarik kertas undangan
"Suatu kehormatan bisa diundang dalam acara tersebut, sampaikan kepada yang mulia jika aku pasti akan datang,"
"Baik," lelaki itu kemudian berpamitan dan pergi
"Sepertinya dia sudah nyaman berteman dengan mu, kau bisa menjadikan dia sebagai sekutu mu agar kau tidak kesepian," ucap Barra
"Ok Om,"
**********
"Ada apa kau jauh-jauh menemui ku di sini?" tanya Adipati Sentanu sembari menutup pintu kamarnya.
"Gawat Kanda, gawat!" seru Sawitri panik
Melihat adiknya panik, Sentanu segera mengambil segelas air putih dan memberikan padanya.
"Minumlah,"
Dyah Sawitri langsung meneguk habis air putih itu kemudian merebahkan tubuhnya di kursi.
"Sekarang katakanlah pelan-pelan, apa yang membuatmu begitu ketakutan?"
"Gayatri sudah mendapatkan kembali ingatannya," ucapnya sembari mengatur nafasnya
"Hmmm, lalu kenapa kau ketakutan?"
"Aku takut dia akan mengatakan kepada Kanda Senopati kalau aku yang sudah menjatuhkannya kedalam jurang,"
"Kau tidak perlu khawatir, bukankah kau yang bilang sendiri jika suamimu lebih mempercayaimu daripada Gayatri, jadi untuk apa kau takut dengannya, sudah pasti Lembu Tal tidak akan mempercayai ucapannya, jadi jangan khawatir."
"Tapi Kanda, kita tidak boleh meremehkan dia, aku bisa merasakan dia sekarang lebih berani daripada dulu. Kemarin saja dia berhasil mendapatkan perhatian Kanda Senopati dengan berpura-pura pingsan, jadi tolong singkirkan dia Kanda, aku ingin dia pergi dari kehidupan kami,"
"Benarkah kau ingin menyingkirkannya, bukankah tujuanmu menyuruh suamimu untuk menikahi gadis itu untuk melindungi putramu kelak, agar bisa menjadi raja besar menggantikan kakeknya Ken Arok!" seru Adipati Sentanu membuat wanita itu langsung terdiam
"Apa kau lupa dengan ramalan Jayabaya tentang nasib yang akan menimpa Tumapel, kau tahu mereka semua sudah berhasil menyingkirkan suamimu dari Tahta raja yang sudah seharusnya menjadi miliknya, kau tahu alasan kenapa Mahisa Cempaka ayah mertuamu memberikan singgasananya kepada Kertanegara keponakannya bukan kepada suamimu??, jadi lebih baik tahan dulu emosimu itu, jadilah dewasa demi anakmu. Karena hanya dengan bantuan dari Padjajaran kita bisa menggulingkan Kertanegara dan menjadikan anak yang ada dalam kandungan mu itu sebagai Raja Tumapel selanjutnya,"
"Baik, Kanda," jawab wanita itu lirih
"Lebih baik kau menjaga kesehatan bayimu daripada mengurusi Gayatri, biar aku saja yang akan mengurus wanita itu. Sekarang istirahat dan pulanglah," Adipati Sentanu kemudian mengantar adiknya hingga masuk kedalam kereta kuda.
"Raden, ada yang Ndoro Jayakatwang di pendopo utama,"
"Baik, aku akan segera ke sana," Sentanu segera menemui Jayakatwang di pendopo utama
"Apa yang membuat anda datang menemui ku di tempat ini yang mulia," sapa Sentanu
"Sepertinya kita harus memajukan rencana kita," sahut Jayakatwang
"Maksudnya??"
"Aku ingin mempercepat penggulingan Kertanegara,"
"Didepan ada Dyah Lembu Tal, apa yang harus aku lakukan," bisik Mahespatih
"Ada apa dia datang kemari," ucap Sentanu lirih
"Siapa yang datang Adipati?" tanya Jayakatwang
"Sepertinya kita harus menunda pembicaraan ini, karena Dimas Lembu Tal datang mengunjungi ku," sahut Adipati Sentanu
"Baiklah Adipati, aku akan menemui mu nanti malam di tempat biasa,"
"Sendiko yang mulia," jawab Sentanu mengantar Jayakatwang keluar melalui pintu rahasia
"Persilakan dia masuk," ucap Sentanu
"Baik, Ndoro,"
"Ada apa Dimas datang menemui ku, bukankah kau bisa memanggilku, jadi tidak perlu repot-repot datang ke sini," sapa Sentanu
"Saya hanya ingin menyampaikan undangan dari yang mulia Raja,"
"Terima kasih, suatu kehormatan bisa diundang dalam acara besar kerajaan, aku pastikan akan datang malam ini,"
"Baik, aku akan menyampaikan padanya jika Kang Mas akan datang, kalau begitu aku pamit," Dyah Lembu Tal kemudian pergi meninggalkan tempat itu.
Malam harinya, paviliun Ratu terlihat sangat ramai dipenuhi oleh para petinggi kerajaan Singosari, semuanya berpesta merayakan kemenangan Kertanegara dalam menumpas perompak di wilayah perbatasan Singosari.
"Apa aku sudah terlihat cantik?" tanyaku sembari berkaca didepan cermin
"Tentu saja, Ndoro yang tercantik di Tumapel," sahut Layung Sari
"Aish, benar-benar penjilat, katakan saja yang sebenarnya," cibirku
"Memang Ndoro paling cantik di Tumapel itulah yang membuat Permaisuri selalu iri padamu,"
"Sa ae lo Lay," jawabku sambil terkekeh
Kami berdua kemudian keluar dari paviliun menuju ke paviliun Ratu.
"Kenapa kita tidak berangkat bersama Ndoro Senopati saja yang mulia," tanya Layung Sari
"Aku ingin memberikan kejutan, jadi lebih baik kita berangkat terpisah saja," jawabku.
Tidak lama kemudian kereta kuda kami berhenti di depan paviliun Ratu. Suasana mewah dan meriah sudah terlihat dari luar, bau minuman keras sudah mulai tercium membuat ku langsung menutup hidung. Suara alunan Gending Jawa dan tarian para penari keraton membuat pesta semakin meriah.
Ku gerakkan ekor mataku mencari keberadaan Kanda Senopati dengan Sawitri, senyumku langsung merekah ketika melihat dua mahluk itu tengah menikmati camilan sambil bersenda gurau.
Sekarang akan aku tunjukkan bagaimana caranya mendapatkan perhatian seorang lelaki,
Ku langkahkan kakiku bak seorang peragawati dengan senyum merekah menghampiri Ratu Kusumawardhani.
*Tak, tak, tak!!!
Semua mata kini tertuju padaku, aku sengaja melenggak-lenggokkan tubuhmu berharap semua mata lelaki hidung belang menatapku yang sudah berdandan menor dan seksi.
"Wah, cantik sekali," terdengar suara beberapa orang pria berdecak kagum melihat kecantikan ku.
"Nyimas Gayatri, bagaimana wanita seperti mu ke pesta ini seorang diri, bagaimana jika aku akan menemanimu malam ini," ucap seorang lelaki yang tidak aku kenal
"Maaf Kang Mas sepertinya aku lebih memilih sendiri saja, lagipula bagaimana kau bisa menemaniku jika istrimu ada disini," jawabku membuat lelaki itu langsung menjauh dariku
"Dasar kampret, berani-beraninya kau menggodaku,"
Aku kembali berjalan mendekati yang mulia Ratu, akan tetapi seseorang langsung menarik lenganku hingga aku langsung jatuh ke pelukannya.
"Kanda," ucapku sedikit kaget dan berusaha melepaskan diri dari pelukannya
"Lebih baik kau bersamaku, jika tidak ingin di goda oleh para lelaki hidung belang itu,"
"Santuy, aku tidak akan pernah tergoda oleh mereka jadi jangan khawatir,"
"Bagaimana aku tidak khawatir jika melihat istriku, di dekati lelaki lain,"
"Apakah selama ini kau pernah menganggap ku sebagai istrimu," tiba-tiba kata-kata itu lolos begitu saja dari bibirku
"Apa yang kau katakan Dinda, bukankah selama ini aku sudah berusaha menjadi suami yang baik bagimu, lalu kau ingin aku seperti apa?"
"Jangan hanya ucapan tapi tunjukkan dengan sikapmu, jika kau benar-benar suamiku yang b mencintai ku,"
Astoge, kenapa tiba-tiba suasana menjadi panas dan aku tidak bisa mengontrol kata-kataku.
"Baiklah kalau itu mau mu," Lelaki itu langsung menarik ku dan mencium bibirku dengan paksa membuat semua mata tertuju pada kami.