NovelToon NovelToon
Belenggu Gairah Semalam

Belenggu Gairah Semalam

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan rahasia / Pernikahan Kilat / One Night Stand / CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Dew

Sebuah jebakan kotor dari mantan kekasih memaksa Jenara, wanita karier yang mandiri dan gila kerja, untuk melepas keperawanannya dalam pelukan Gilbert, seorang pria yang baru dikenalnya. Insiden semalam itu mengguncang hidup keduanya.
Dilema besar muncul ketika Jenara mendapati dirinya hamil. Kabar ini seharusnya menjadi kebahagiaan bagi Gilbert, namun ia menyimpan rahasia kelam. Sejak remaja, ia didiagnosis mengidap Oligosperma setelah berjuang melawan demam tinggi. Diagnosis itu membuatnya yakin bahwa ia tidak mungkin bisa memiliki keturunan.
Meskipun Gilbert meragukan kehamilan itu, ia merasa bertanggung jawab dan menikahi Jenara demi nama baik. Apalagi Gilbert lah yang mengambil keperawanan Jenara di malam itu. Dalam pernikahan tanpa cinta yang dilandasi keraguan dan paksaan, Gilbert harus menghadapi kebenaran pahit, apakah ini benar-benar darah dagingnya atau Jenara menumbalkan dirinya demi menutupi kehamilan diluar nikah. Apalagi Gilbert menjalani pernikahan yang dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Dew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sabelas

Gilbert Rahadiansyah kembali ke dalam private room sambil membawa sebotol air mineral dingin. Pembicaraan dengan Jenara yang penuh ledakan emosi dan pertarungan harga diri telah menguras tenaga dan otaknya. Ia meletakkan botol itu di hadapan Jenara, isyarat tanpa kata yang menyuruh wanita itu menenangkan diri. Jenara mengabaikan air mineral itu, tetapi ia tidak lagi berteriak.

Tak berselang lama, pintu kembali terbuka. Kali ini, dua pelayan hotel kelas atas masuk membawa kereta dorong yang dipenuhi hidangan. Aroma bumbu rempah yang kuat dan wangi menyebar di ruangan, menghapus sejenak aroma kemarahan yang tadi mendominasi.

Jenara menatap hidangan itu dengan bingung. Ia pikir Gilbert merasa illfeel dengannya dan sudah pergi untuk menenangkan diri di bar. Ia tidak menyangka Gilbert memesan makanan untuknya, apalagi dengan kecepatan kilat.

Pelayan meletakkan piring Jenara, Wagyu steak dengan saus truffle yang masih mengepul. Kemudian, hidangan yang lain diletakkan di hadapan Gilbert, semangkuk besar soto ayam, lengkap dengan tumpukan koya dan jeruk nipis di sampingnya.

Gilbert tentu telah memiliki pengalaman dengan wanita hamil, lebih tepatnya saat Alena, istri Althaf, hamil. Ia mengingat bagaimana Alena, yang biasanya menjaga diet ketat, tiba-tiba meningkatkan porsi makannya dan mendadak menginginkan makanan aneh di tengah malam. Gilbert sudah membayangkan bagaimana sibuknya dia nanti mencari makanan untuk Jenara di tengah malam London.

Saya harus membiasakan diri. Jenara akan menjadi wanita hamil pertama yang harus saya urus. Pikir Gilbert, tersenyum tipis. Dalam pikirannya, ia sudah membayangkan skenario ini sangat jauh, sudah merencanakan bagaimana ia akan mengatasi ngidam Jenara.

Di sisi lain, Jenara tak membayangkan apa-apa. Di kepalanya masih sibuk menata rencana hidupnya yang hancur berantakan karena kehamilan yang tidak ia duga sama sekali. Ia hanya melihat steak kesukaannya, tetapi ia merasa mual.

Jenara mengambil pisau dan garpu, mulai memotong-motong steak itu menjadi potongan-potongan kecil, tetapi ia tidak memakannya. Ia hanya ingin menunjukkan bahwa ia baik-baik saja dan tidak terpengaruh oleh keroncongan memalukan di perutnya.

Sementara itu, Gilbert tak lagi peduli dengan image-nya. Ia mengambil sendok dan mulai menyantap soto ayam miliknya dengan lahap. Kuah segar paduan jeruk nipis, sambal yang pedas, dan koya yang gurih. Aroma kaldu ayam yang kaya, rempah jahe, dan kunyit, aroma masakan rumahan Indonesia yang kuat mampu membuat Jenara meneguk air liurnya sendiri.

Perut kosongnya kembali bergetar pelan. Steak mahal di piringnya tak sedikit pun menggugah selera. Ia hanya bisa menatap Gilbert.

Gilbert menyadari Jenara begitu fokus memperhatikan saat dia makan. Tatapan Jenara tidak lagi kaku karena marah, melainkan kaku karena lapar.

“Kamu mau?” tanya Gilbert, menyendokkan sesendok penuh soto, isinya ayam suwir, tauge, dan bihun.

Jenara langsung merespons dengan angkuh. “Tidak, saya tidak suka.”

“Oh ya? Kenapa dipotong-potong, kalau tidak dimakan?” ledek Gilbert, tersenyum sinis. Dia tahu Jenara sangat ingin mencicipinya.

Senyum sinis Gilbert itu mengingatkan Jenara pada saat-saat ia masih bisa bercanda dengan Alena. Jenara membenci dirinya sendiri karena membiarkan pria ini melihatnya dalam keadaan rentan.

“Saya bilang tidak suka, Tuan! Saya paham betul apa yang saya suka dan apa yang tidak. Dan soto ayam, itu terlalu… rakyat jelata untuk lidah saya,” elak Jenara, gengsi melingkupinya.

Gilbert hanya terkekeh pelan. Tawa yang jarang terjadi dan sangat singkat, namun cukup untuk membuat Jenara sedikit terkejut.

“Tawa yang cukup mahal, Nona Sanjaya. Tapi saya tidak menerima penolakan saat menyangkut nutrisi calon anak saya.” Gilbert mengambil sepotong daging ayam dari soto itu, membuang kulitnya, dan mencelupkannya ke kuah.

“Kalau kamu mau, aku akan pesankan yang baru. Kita bisa minta dibuatkan soto ayam khusus CEO dengan standar internasional. Mungkin soto ayam yang dimasak dengan air Evian dan ayam yang dimandikan sampanye,” usul Gilbert, nadanya bercanda, tetapi matanya serius.

Jenara semakin kesal. “Sudah aku bilang, aku tidak mau! Paham bahasa manusia nggak sih! Saya bisa pesan sendiri kalau saya mau! Jangan mengatur saya!”

Gilbert mengabaikan amarah Jenara. Ia menggeser kursinya lebih dekat ke Jenara, mengambil sendok yang berisi penuh kuah soto, koya, dan sedikit nasi. Ia mengangkat sendok itu ke depan mulut Jenara.

“Aaaaa…”

Gilbert menyuapinya. Tindakan itu begitu tiba-tiba dan tanpa diduga. Jenara, yang sedang syok dan lapar, secara refleks membuka mulutnya.

Rasa soto ayam yang hangat, asin gurih, dan sedikit asam dari jeruk nipis, meledak di lidahnya. Jenara memejamkan mata sejenak. Itu adalah rasa paling nikmat yang pernah ia rasakan setelah berbulan-bulan hanya makan makanan hotel yang membosankan dan hambar.

Gilbert tersenyum tipis melihat reaksi Jenara. Ia menarik sendoknya kembali, mengisi ulang, dan menyodorkannya lagi.

Jenara, yang lupa akan gengsi dan pertarungan harga diri, kembali membuka mulutnya.

Tanpa Jenara sadari, Gilbert terus menyuapi Jenara makan. Jenara hanya menerima, melupakan steak dan bahkan melupakan statusnya sebagai Ice Queen yang dingin.

Alexa, yang mengintip dari celah pintu, terkejut. Ia tidak menyangka bosnya yang sedingin kutub Utara, yang bisa memecat seseorang hanya karena salah penempatan koma, kini diluluhkan oleh sesendok soto ayam dari seorang pria asing.

Hanya dalam waktu singkat, soto ayam yang seharusnya porsi Gilbert kini habis tak bersisa, disikat bersih oleh Jenara. Gilbert hanya meminum air mineral, puas menyaksikan Jenara menghabiskan makanannya.

Menyadari ia telah menghabiskan makanan milik Gilbert dan mempertontonkan sisi rentan sekaligus laparnya, rasa malu Jenara kembali melonjak. Dalam hatinya, ia menyalahkan calon anaknya yang membuat ngidam aneh dan tidak bisa menjaga image ibunya.

Jenara mengambil serbet, mengelap bibirnya dengan gerakan tajam, kembali ke mode CEO yang kaku.

“Semua makanan ini akan saya bayar lunas. Anda tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun,” kata Jenara, suaranya kembali datar dan dingin, mencoba menutupi rasa malunya dengan kekuasaan. “Berapa totalnya?”

Gilbert hanya terkekeh pelan. Itu adalah tawa yang lebih panjang dari tawa sebelumnya.

“Sebelum makanan ini sampai di meja, semuanya sudah saya bayar lunas,” balas Gilbert, menyilangkan lengan di meja. “Termasuk makanan untuk nanti malam, dan sarapan besok pagi.”

Gilbert menatap Jenara lurus di mata, menantangnya. “Saya hanya ingin memastikan jika calon anak saya mendapatkan nutrisi yang baik, Nona Sanjaya. Itu adalah investasi, bukan traktir.”

Jenara sedikit tersinggung dengan ucapan Gilbert. Beraninya pria ini bersikap sombong di hadapannya?

“Saya tidak suka di traktir siapapun,” kata Jenara, angkuh. “Apa yang saya makan, apa yang saya pakai, saya bayar sendiri. Saya anti untuk memakai uang orang lain, terutama pria yang saya temui semalam.

Ketegasan Jenara seolah adalah perisai terakhirnya.

Gilbert mengambil napas dalam-dalam. Wajahnya kembali dingin, semua humor hilang.

“Tapi saya bukan orang lain, Jenara,” balas Gilbert, menggunakan nama Jenara untuk pertama kalinya dengan nada intim yang memaksa. “Saya adalah calon suami kamu, dan ayah dari janin yang ada di perutmu.”

Kata-kata itu menghantam Jenara, jauh lebih telak daripada tuduhan yang ia layangkan tadi. Jenara menjadi sangat kesal. Ia tidak bisa membantah. Pria ini telah mengunci dirinya dalam ikatan takdir yang tak terhindarkan.

Jenara bangkit dari kursi dengan gerakan tiba-tiba. Wajahnya merah padam karena amarah dan rasa malu yang campur aduk.

“Saya pusing,” ujar Jenara, beralasan tanpa menatap Gilbert. “Kepala saya sangat pusing menghadapi pria arogan sepertimu. Saya keluar!”

Jenara Sanjaya, sang Ice Queen yang tak terkalahkan, meninggalkan Gilbert Rahadiansyah begitu saja di ruangan itu, kalah telak hanya karena perhatian sebotol air mineral dan semangkuk soto ayam. Ia tahu ia lari, dan ia benci perasaannya itu.

Gilbert hanya tersenyum tipis, puas. Pertarungan dimenangkan bukan dengan uang atau kekuasaan, melainkan dengan ketegasan, logika, dan bumbu perhatian.

Ia bangkit dan berjalan ke pintu, membukanya sedikit. Ia melihat siluet Jenara berjalan cepat menjauhi ruangan. Di sudut, ia melihat Alexa bergegas menyusul bosnya.

Gilbert kembali ke meja, mengambil ponselnya. Ia membuka aplikasi perpesanan dan mengirimkan pesan singkat kepada Althaf.

[Pesan Teks, Gilbert Rahadiansyah kepada Althaf]

Tolong batalkan semua jadwal rapatku untuk dua minggu ke depan. Aku ada urusan penting. Dan ya, aku butuh jasa pengacara keluarga untuk mengurus Perjanjian Pranikah. Pisah harta total. Detailnya akan kusampaikan nanti. Kau benar, ada drama yang menungguku di depan pintu. Tapi aku sudah menerimanya.

Gilbert menatap cek lima miliar yang kini ia ambil lagi dari saku Jenara dan diletakkannya di meja.

Jenara, kamu tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa. Saya tidak butuh hartamu. Saya hanya butuh kamu bertanggung jawab atas malam itu, seadil-adilnya.

1
Muffin
Altafff kau malah mau punya ponakan hihi
PrettyDuck
nyonya lagi tahanin gemgsi bu nurul, gausah diharep 😐
PrettyDuck
hih kesel bener sama jenara ini, egois.
kesian anaknya kalo kenapa2 😭
PrettyDuck
wkwkwk alexa dikatain kayak emak2 komplek 🤣
btw jen, dia suamimu loo, bapak dari si bayi 😌
Muffin
Kejarrr gil. Kecebong luu jadiii
Muffin
Nah kan kecebong gilbelt 5m tembus 🤣🤣
Iyikadin
Jangan marah marah gitu ih nanti cepet tua. keriput keriput gitu dimukanya
Cahaya Tulip
wah mantaaap.. langsung gas akad nikah.. saya dukung👍👍😁
Three Flowers
ni orang berbakat jadi cenayang kayaknya...🤣
MARDONI
WOII GILBERT BANGUN DONG! JANGAN SAMPE EGOMU HANCURKAN SEGALANYA! 😭🔥
MARDONI
Jenara tuh cool banget ya, padahal lagi hamil dan morning sickness tapi tetep bisa langsung fokus handle krisis.
Blueberry Solenne
Wehhh Alexa pasti sering di puji Jenara ni, karena kerjaannya rapi dan sempurna
Blueberry Solenne
Bakal kepikiran terus sampe malam kedua keknya ni pa, awokwok
Blueberry Solenne
Bahaya kalau sampai orang-orang tahu, Aib yang memalukan dalam hidup Gilbert ini😭😭😭
Iyikadin
Waw kenapa bisa sampe terjadi ya dan besar besaran lagi ? apakah cyber security di sana sangat lemah?
☠ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAthena
semakin kau mmbncinya mka kau akn semkin jatuh cinta nntnya hahaha
☠ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAthena
ceileh jen hbs di kokop yg td mrh2 skrg jd tersipu/Chuckle/
☠ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAthena
Trus klo udh nikh gk blh interaksi dg perempuan gtu kh? dia kn pebisnis ya kali hrs ngmg sma laki2 doang jen/Chuckle/
☠ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAthena
wkwkwk kau ktm org yg sepadan jen wkwkwk kena kau/Joyful//Joyful//Joyful/
@dadan_kusuma89
Mantap, Gilbert! Totalitas tanpa batas. Jaga dan lindungi istrimu, apapun yang terjadi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!