Icha Adeela, anak angkat dari keluarga Raffi Hamzah. Dia diperlakukan tidak adil, dijadikan sebagai penebus utang. Ayah angkatnya mempunyai banyak utang dan keluarga mereka terancam kehilangan rumah dan aset lainnya.
Dalam upaya menyelamatkan keluarga dan ibu angkatnya yang sekarat di rumah sakit, Icha dipaksa menikah dengan orang tua dan cacat.
Ternyata, Icha juga diperlakukan kasar oleh suaminya. Icha berusaha membayar utang agar terbebas dari belenggu suaminya.
Apakah Icha berhasil membebaskan dirinya dari situasi tersebut?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Diusir
Carmen dan Kania dibawa ke rumah sakit yang sama. Kania tidak mendapatkan luka yang serius. Kania hanya pingsan. Akan tetapi berbeda dengan Carmen.
Carmen mendapatkan luka yang serius. Carmen mengalami koma akibat terjadi cidera berat. Cidera yang menyebabkan pendarahan otak dan kerusakan jaringan otak.
Carmen dimasukkan ke dalam ruangan ICU. Berbagai alat medis menempel di tubuh Carmen. Ventilator untuk menjaga laju napasnya, infus untuk memasukkan nutrisi dan obat-obatan. Nampak juga bedside monitor untuk memantau tanda-tanda vitalnya.
Di luar ruangan ICU, Icha menjelaskan semua situasi yang terjadi saat Kania terjatuh. Semua tidak seperti yang dilihat Raffi. Icha melihat dengan mata dan kepalanya sendiri Kania sengaja menjatuhkan dirinya dari lantai dua.
Raffi tidak percaya Kania bisa berbuat nekat seperti itu. Apa untungnya bagi Kania menyakiti dirinya sendiri. Dan Raffi juga tidak percaya jika Alula berbohong padanya saat itu.
Icha menceritakan semuanya. Dengan mata yang sembab dan suara yang parau, Alula selama ini menyebut dirinya adalah pembantu di rumahnya. Alula juga menyebar fitnah di sekolah tentang dirinya. Tante Kania dan Alula ingin mengusir Icha dan Carmen dari rumah mereka.
Raffi masih tidak percaya dengan semua yang dikatakan Icha. Raffi malah menuduh Icha berbohong. Raffi kecewa karena Icha dan Carmen tidak menerima kehadiran Kania dan Alula di rumah mereka.
Icha berkali-kali meyakinkan Raffi, dia dan Carmen sangat menerima kehadiran Alula dan Kania. Tapi sifat Alula dan Kania lah yang membuat mereka tidak harmonis. Alula ingin mengambil haknya di rumah sebagai anak kandung Raffi. Alula ingin mengambil semua yang dimiliki Icha.
Di depan Raffi, Kania dan Alula sangat patuh. Tapi setelah Raffi pergi, mereka menunjukkan sifat aslinya. Icha bahkan menyayangkan perbuatan Raffi yang langsung menarik dan mendorong Carmen dari tangga.
Raffi bahkan tidak menunjukkan rasa penyesalan dan bersalah sedikit pun. Tindakan Raffi saat itu refleks. Raffi menghukum Icha untuk pertama kalinya. Raffi mengusir Icha dan menyuruh Icha segera pulang ke rumah dan mengemasi barang-barangnya.
Icha memohon kepada Raffi, Icha meminta maaf, Icha tidak tahu harus pergi ke mana. Raffi kemudian menelpon seseorang dan menyuruh orang tersebut menunggu Icha di rumahnya.
Raffi mengeluarkan sebuah kartu atm dan memberikannya kepada Icha. Raffi juga memberikan nomor PIN. Raffi bilang itu biaya hidup dan sekolah untuk Icha. Raffi melarang Icha kembali datang ke rumah karena tidak ada tempat bagi Icha di sana. Kamar Icha akan diberikan kepada Alula.
Raffi sempat melihat ponsel Icha yang terjatuh dan rusak. Raffi menyuruh sopirnya mampir ke toko ponsel. Raffi memberikan ponsel itu kepada Icha. Raffi juga melarang Icha menghubunginya kecuali hal yang sangat mendesak.
Icha menangis, tidak ada gunanya Icha berdebat dan membela diri. Icha sadar dia hanyalah seorang anak adopsi. Alula memang lebih berhak karena dia adalah anak kandung dari Ayah Raffi.
Raffi juga berubah. Raffi tidak mencari kebenaran. Raffi tidak adil. Raffi lebih percaya dengan Kania dan Alula. Semenjak mereka berdua tinggal di rumah, sikap Raffi ke Carmen pun berubah.
Icha menerima semua keputusan Raffi. Tapi Icha meminta izin agar diperbolehkan menjenguk Carmen di rumah sakit. Biar bagaimanapun Carmen adalah orang yang selama ini membesarkannya. Icha ingin membalas budi. Raffi memberikan izin.
Icha berdiri di depan kaca ruangan ICU. Icha meneteskan air mata. Icha memandangi Carmen yang masih belum sadarkan diri dengan berbagai alat medis terpasang di tubuhnya. Icha berdoa semoga Carmen segera sembuh dan bangun. Icha saat ini sangat membutuhkan Carmen.
Raffi menyuruh Icha agar segera kembali ke rumah karena ada seseorang yang sudah menunggunya di sana. Icha perlahan meninggalkan ruangan ICU.
Icha tanpa sengaja melewati ruangan tempat Kania dirawat. Kania terlihat sangat sehat. Dia duduk di atas tempat tidurnya tertawa bersama Alula. Mereka nampak bahagia. Ada satu kalimat yang sangat jelas didengar Icha dari mulut Alula.
"Akhirnya, aku menjadi Putri satu-satunya. Dan Mama menjadi Ratunya."
Icha mempercepat langkah kakinya. Icha meninggalkan rumah sakit dengan taxi menuju rumahnya. Dan di depan pagar rumah sudah menunggu Emil dan Sara. Mereka adalah sepasang suami istri yang dulu pernah bekerja di rumah mereka. Semenjak adanya Kania, mereka berdua diistirahatkan oleh Raffi.
Emil dan Sara mengatakan kepada Icha, untuk sementara Icha akan tinggal bersama mereka. Icha menangis, Sara memeluk dan mengusap lembut kepalanya.
Emil dan Sara membantu Icha mengemasi barang-barangnya. Mereka naik mobil tua milik Emil. Icha untuk terakhir kalinya meninggalkan rumah yang selama 15 tahun meninggalkan kenangan yang begitu indah baginya.
Icha kembali meneteskan air mata. Icha menangis histeris. Icha merasa belum siap seandainya Carmen lebih cepat meninggalkan dirinya sendiri di dunia ini. Icha tidak punya siapa-siapa.
Sara yang duduk di samping Icha memasukkan Icha ke dalam pelukannya. Sara sangat memahami perasaan Icha saat ini. Emil dari balik kaca spion juga sangat mengerti perasaan Icha.
"Icha, kamu tidak sendiri. Om, Tante dan Ade juga keluargamu. Kami tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian," ucap Emil.
Icha semakin histeris menangis. Entah mengapa Icha mengeluarkan isi hatinya yang hampir saja meledak. Icha cerita semuanya kepada Emil dan Sara. Emil dan Sara tidak terkejut ketika mendengarkan cerita Icha.
Selama masih bekerja di rumah Raffi, Emil dan Sara sering mendapatkan perlakuan tidak baik dari Kania dan Alula. Kania beberapa kali bilang dia tidak menyukai Emil dan Sara. Kania akan segera memecat mereka berdua.
Alula juga sering terlihat mengambil barang-barang milik Carmen dan juga milik Icha. Alula sepertinya belum pernah memiliki barang-barang bagus dan ketika melihatnya, Alula ingin memilikinya.
Tanpa sengaja, sewaktu Emil membersihkan halaman samping rumah, Emil mendengar pertengkaran Carmen dan Raffi.
Ternyata Raffi sewaktu melaksanakan perjalanan bisnis, diberi minuman yang dicampur dengan sesuatu yang membuat Raffi tidak sadarkan diri. Dan Raffi tanpa sengaja menarik Kania dan mereka melakukan hubungan suami istri di sebuah kamar hotel.
Kania hamil dan mencari Raffi. Kania meminta pertanggungjawaban Raffi dan akhirnya mereka menikah secara siri. Setelah beberapa tahun lamanya Raffi tidak lagi bertemu dengan Kania. Dan Kania kini kembali dan meminta perawatan untuk anak mereka yang sakit.
"Sabar sayang, semua ini adalah cobaan. Icha harus sabar. Berdoa dan teruslah memohon agar Nyonya Carmen dipanjangkan umurnya, disehatkan badannya, disembuhkan dari sakitnya," ucap Sara.
"Dan untuk Tuan Raffi, semoga saja beliau segera mengetahui tabiat dari Istri mudanya. Kasian Nyonya Carmen menjadi korban kesalahpahaman suaminya," Emil menyesalkan perbuatan Raffi.
Icha menyeka air matanya. Mobil mereka memasuki halaman luas. Di depan rumah yang terbuat dari kayu, seorang anak laki-laki berdiri menunggu kedatangan mereka.
Di sini rumah baruku. Mulai hari ini, aku akan memulai kehidupan baruku, batin Icha.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...