Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2...Kembali menemui Raysa.
“Malam.” Ucap Elang memasuki rumahnya, Arya Wiguna sang papa langsung terkejut melihat ke arahnya.
“Kenapa lagi dengan kamu Lang? Kamu terluka lagi?” Tanya Arya meraih tangan Elang dan membuka paksa kemeja yang dipakai anaknya biar bisa melihat kondisi luka Elang.
“Bukan aku yang memancing mereka.” Jawab Elang pelan.
“Sudah beberapa kali papa bilang, jangan buat masalah terus. Perusahaan kita sedang tidak baik-baik saja, papa tidak mau pamor kamu menjadi jelek. Papa berusaha keras membangun perusahaan ini, bukan hanya untuk papa tapi juga untuk kamu. Zaman semakin berkembang Elang, jadi sebaiknya kita jangan lagi dikenal sebagai Mafia. Kita harus memulai bisnis yang bersih, biar nanti keturunan kita bisa bebas bergaul di luar.” Ucap Arya kesal, Arya mendudukan tubuhnya di sofa.
Kirana mama Elang dan adiknya Aruna memilih untuk diam dan tidak ikut berbicara, mereka sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.
“Maafkan Elang pa.” Sahut Elang.
“Papa memaafkan kamu, tapi kamu tetap menepati janjimu. Kamu sudah berulang kali diingatkan, tapi terus melanggar. Malam ini kemasi semua pakaian kamu, besok sore kamu terbang ke Swiss.” Balas Arya, Elang terkejut dan melihat ke arah papanya.
“Pa.”
“Tidak ada lagi bantahan, kamu sebaiknya papa ungsikan demi keamanan kamu dan juga perusahaan kita.” Ucap Arya, Elang menghela nafas pasrah mendengarnya.
Elang berjalan gontai menuju kamar, keputusan Arya membuatnya patah semangat. Mau tidak mau Elang harus mengikuti perintah dari papanya itu dan entah kapan dia bisa kembali lagi ke negara ini.
……
“Sekolah menengah Atas Sukma Jaya.”
Elang membaca tulisan yang berada di pintu gerbang sebuah sekolah, dia sangat yakin disini lah tempat gadis yang menolongnya kemarin sekolah.
Elang akan terbang ke Swiss sore nanti dan hatinya memerintah untuk dia harus menemui gadis itu terlebih dahulu.
Elang memarkir mobilnya tidak jauh dari pintu gerbang, pria itu segera turun dan besandara di badan mobil dan tatapannya lurus ke arah pintu gerbang
Elang melirik jam di tangan, saat ini sudah waktunya semua murid di sekolahan itu pulang dan Elang sangat berharap bisa bertemu lagi dengan Raysa.
Satu persatu murid di sekolah mulai keluar, suasana menjadi ramai. Terutama ketika para siswa perempuan yang berkumpul melihatnya, daya tarik Elang membuat mereka terpesona. Elang tetap dengan tatapan tajam dan wajah datarnya, sedikitpun dia tidak tersenyum kepada mereka. Mata Elang menatap lurus kedepan, mencari keberadaan gadis yang sampai saat ini dia masih ingat dengan jelas rupanya.
Raysa berjalan beriringan bersama kedua sahabatnya Meta dan Wila, sesekali gelak tawa mewarnai candaan mereka.
“Ray, tumben gerbang ramai. Ada masalah apa ya?” Tanya Wila menatap heran, Raysa dan Meta sama-sama mengangkat kedua bahu mereka.
“Kecelakan mungkin atau ada copet?” Jawab Meta, Raysa dan Wila menganggukkan kepala setuju.
“Willy, kenapa di depan ramai. Ada apa?” Teriak Meta kepada Willy, siswa pria yang juga satu kelas dengan mereka.
“Ada cowok ganteng, mobilnya juga keren.” Jawab Willy.
“Siapa sih, penasaran aku. Lihat yuk.” Ajak Meta semangat, Wila juga. Mereka berdua berjalan lebih dulu dan Raysa menyusul di belakang.
“Benar lo, ganteng banget. Artis ya?” Tanya Meta kepada Wila, Wila menggelengkan kepala.
“Sepertinya bukan.” Jawab Wila, Raysa yang penasaran juga ikut melihat dari balik punggung Wila dan Meta.
Raysa terkejut luar biasa, dia belum lupa dengan wajah pria yang ditemuinya kemarin sore. Jantung Raysa langsung berdebar-debar dan wajahnya memucat. Raysa memundurkan langkahnya sebelum terlihat oleh Elang, dia segera menuju mobil di parkiran.
“Kenapa dia kesini, apa dia mencari aku? Ada masalah apalagi ini?” Gumam Raysa ketakutan didalam hati, tangannya langsung gemetar.
Raysa memutuskan untuk melaju pergi, dia sengaja mengambil kesempatan disaat suasana digerbang lagi ramai dan berharap Elang tidak menyadarinya.
Mata tajam Elang langsung tertuju ke arah mobil yang baru saja keluar dari pintu gerbang, dia masih ingat dengan mobil itu dan juga pemiliknya. Elang pun bergegas masuk kedalam mobil dan melaju mengejar mobil Raysa.
Raysa menambah kecepatan ketika menyadari kalau Elang mengikutinya, dia semakin ketakutan dan wajahnya menjadi pucat pasi.
Tiit…Elang beberapa kali membunyikan klakson meminta Raysa untuk berhenti, tapi laju wanita itu semakin cepat. Elang akhirnya mendahului Raysa dan menghentikan mobilnya tepat didepan mobil Raysa.
Brak…
Raysa terkejut dan langsung menginjak rem, tapi sayang Raysa terlambat dan menabrak bagian belakang mobil Elang.
Elang segera keluar dari mobil dan melihat kondisi belakang mobilnya, kondisi mobil Elang dan Raysa hampir sama, sama-sama penyok.
“Turun.” Ucap Elang mengetuk pintu mobil, Raysa semakin ketakutan.
“Turun.” Teriak Elang, Raysa akhirnya mau tidak mau membuka pintu mobil dan turun.
“Kenapa berhenti mendadak?” Tanya Raysa dengan suara gemetar.
“Makanya berhenti, bukannya tambah cepat.” Jawab Elang tersenyum tipis melihat wajah ketakutan Raysa.
“Mobil kamu.” Ucap Raysa pelan.
“Ayo ke bengkel, mobil kamu juga rusak.” Jawab Elang, Raysa terkejut dan mengangkat kepala menatap Elang.
“Tidak usah, nanti biar diperbaiki papa.” Tolak Raysa, Elang menggelengkan kepala.
“Ini salah aku, kamu ikuti mobil aku. Awas kalau kamu kabur, aku akan membuat mobilnya semakin hancur.” Ucap Elang mengancam Raysa, Raysa menganggukkan kepalanya pelan.
Elang dan Raysa sama-sama kembali masuk kedalam mobil, Elang melaju lebih dulu dan Raysa mengikuti dari belakang.
“Kenapa aku kembali terjebak oleh pria ini, siapa dia dan apa yang dia inginkan?” Gumam Raysa lirih, dia masih ketakutan luar biasa.
Elang membelokkan mobilnya ke dalam sebuah bengkel mobil yang sangat besar, Raysa juga melakukan hal sama.
Gavin dan Nando yang kebetulan berada di bengkel langsung mendekati mobil Elang dan menunggu sahabatnya itu keluar, mereka cukup terkejut melihat kondisi belakang mobil Elang yang penyok.
“Mobil lu kenapa Lang?” Tanya Nando, Elang mengarahkan matanya ke arah mobil Raysa menjawab pertanyaan kedua sahabatnya.
“Lu ditabrak?” Tanya Nando lagi.
“Gue yang salah, gue sengaja berhenti mendadak di depannya.” Jawab Elang tersenyum tipis ketika Raysa keluar dari mobil.
“Lu kenal sama dia?” Sekarang Gavin yang bertanya.
“Dia yang menyelamatkan gue kemarin sore.” Jawab Elang berjalan mendekati Raysa yang masih berdiri terpaku di depan mobilnya.
“Kamu tunggu di sana, biar aku lihat dulu kondisi mobil kamu. Kalau tidak selesai hari ini, maka besok kamu bisa menjemputnya.” Ucap Elang.
“Sebaiknya aku pulang saja, biar diurus sama papa.” Tolak Raysa, Elang tersenyum menggelengkan kepala.
“Bisa tidak kamu menurut saja dengan perkataan aku.” Balas Elang, Raysa terkejut mendengarnya.
“Sudah sana, duduk.” Lanjut Elang memerintah, Raysa akhirnya melangkah kakinya menuju ruang tunggu dan duduk disana.
“Elang mobil ini tidak akan selesai hari ini.” Ucap Nando setelah memeriksa kondisi mobil Raysa.
“Kalian bisa lembur malam ini dan besok harus selesai.” Balas Elang.
“Tapi kami ingin mengantarkan lu nanti sore Lang.” Sela Gavin, Elang terharu mendengarnya.
“Gue pasti kembali, jadi kalian tidak perlu mengantarkan gue. Sebaiknya kalian selesaikan mobil Raysa dan besok tolong kalian antarkan langsung ke sekolahnya di SMA Sukma Jaya.” balas Elang tersenyum menepuk bahu kedua temannya dan berjalan ke arah Raysa.
Bersambung...