Belakangan ini Paman Nick, Paman Sam dan Bibi Silvia tengah gusar, hampir setiap
malam mereka bermimpi buruk, mimpi itu bermacam-macam, mereka seperti didatangi
seseorang dan menarik mereka menuju dunia yang gelap, ataupun menyiksa mereka dengan
api yang terbakar hebat, terkadang sekedar mimpi buruk bahwa rumah yang mereka tempati
terbakar, ataupun mahluk seram yang menghantui rumah mereka, hal itu cukup mengganggu
membuat keduanya jadi kurang tidur, tentu saja asal energi itu selalu dari atas gunung Green
Mountain,
Suatu malam, seminggu semenjak kunjungan Sam dan Nick keatas gunung Green Mountain,
mereka sekeluarga sedang asik bercakap-cakap membahas mimpi mereka yang semakin
intens, namun belum saja sampai pada cerita Sam sepertinya tanpa mereka sadari ada yang
sedang memperhatikan mereka dari kejauhan, beberapa pasang mata menatap tajam
menembus kaca jendela rumah mereka, mereka tengah terkepung.
BRAAAAKK!!!! DRAAARRRRR gudang samping tempat produksi kue tiba-tiba terbakar dan
hancur berkeping-keping, hal itu membuat mereka sekeluarga tersentak dan segera keluar dari
rumah untuk memeriksa apa yang terjadi,
‘Siapa kalian?’ ucap Sam ketika baru saja menjejakan kakinya dihalaman luar, mereka
berempat cukup kaget ternyata ada beberapa orang menggunakan jubah panjang berwarna
hitam dengan wajah tidak tampak jelas mengepung kediaman mereka, tampaknya mereka yang
tengah merusak gudang pembuatan kue milik keluarga Kai,
‘Dari Ordo mana kalian berasal?’ ucap salah seorang misterius itu,
‘Apa maksud kalian? Kami tidak mengerti’ jawab Sam
‘Kami sudah lama mengintai kalian disini’ ucap suara misterius itu,
‘Tun...tunggu kalian mau apa?’ ucap Nick,
Tiba-tiba pria misterius itu mengayunkan sebuah tongkat ditangannya dan tiba-tiba
mengeluarkan aliran listrik yang langsung menyerang mereka berempat,
Kai sertai paman dan bibi Silvia segera menghindari serangan tersebut,
‘Apa mereka para penduduk Green Mountain yang kalian maksudkan?’’ tanya Bibi Silvia, belum
sempat ada yang menjawab pertanyaan tersebut tiba-tiba bongkahan batu-batu sebesar buah
aple dan berapi menghampiri mereka dari arah kanan, mereka berempat pun menghindar dan
menunduk,
‘Benar dugaan kami, kalian bukanlah manusia biasa’ ucap salah seorang dari pria misterius itu,
Paman Nick dan Sam hendak melawan mereka, namun Kai dengan sigap melarang mereka,
‘Stop, kita jangan terlalu terpancing’ ucap Kai, membuat kedua pamannya mengurungkan niat
mereka,
‘Tunggu dulu,’ ucap Kai maju selangkah mendekat dengan pria misterius itu
‘Apa kau pemimpin mereka?’ tanya pria Misterius itu
‘Siapa kalian?’ tanya Kai,
‘Kami tidak perlu menjawab kalian, mencederai penjaga pintu kami adalah hal yang sungguh
kurang ajar’ ucap pria misterius itu,
‘Apa kalian yakin hendak melawanku?’ tanya Kai dengan tatapan tajam, perlahan terdapat
banyak bintik-bintik merah yang bergerak cepat dari pinggiran bola matanya dan segera
berputar-putar dengan cepat dan mengisi seluruh matanya, seakan-akan seluruh matanya
menjadi berwarna merah menyala dan sangat mengerikan,
‘Si...siapa kau…’ ucap pria misterius itu bergetar,
‘Dari Ordo mana kalian berasal? Atau kalian dari bangsa Vampir atau Druids?’ tanya pria
misterius itu,
‘Cih, apa kalian percaya akan dongeng itu?’ ucap Kai,
‘Vampire dan Druids bukanlah sekedar dongeng, kami cukup mengenal mereka,
perhatikanlah dengan seksama, kedua bangsa itu hidup didunia manusia, dan hendak merebut
kekuasaan kami’ ucap pria misterius itu,
‘Mereka berbaur dengan manusia dan sering melakukan serangan tiba-tiba, mereka bahkan
sering melanggar peraturan antara 3 kerajaan, untuk tidak melibatkan manusia dalam
peperangan ini’ ucap pria misterius itu,
Kai tertawa kecil ‘kalau ada Vampire dan Druids, lantas kalian itu apa?’ tanya Kai
‘Kami adalah bangsa penyihir, dari Ordo Black Mamba’ ucap pria misterius itu,
‘Dari mana kau? Kami belum pernah melihat penyihir seperti kalian’ ucap pria misterius itu lagi,
‘Apa kalian yang membuat ketiga temanku bermimpi buruk hampir setiap malam?’ tanya Kai
menyeringai,
‘Ya, kami tidak ingin ada manusia yang tinggal terlalu dekat dengan Green Mountain, kami
berharap kalian dan manusia-manusia lain pindah dan menjauh dari sini’ lanjutnya,
‘Hentikan serangan kalian, maka aku akan mengampunimu’ ucap Kai , ‘ kita bisa hidup
berdampingan dan tidak saling menyakiti, dan kami akan merahasiakan hal ini’ lanjutnya,
‘Kurang ajar kau berani mengatur ketua gugus barat Ordo Black Mamba’ ucap pria misterius dari
sisi kanan seraya melayang hendak menyerang Kai,
‘Tunggu dulu… ‘ ucap pria misterius dihadapan Kai, namun terlambat penyihir itu sudah merapal
mantera dan dan mengibaskannya kearah Kai,
sesosok tangan hitam panjang keluar dari
tongkat tersebut dan langsung menghujam tubuh Kai mengakibatkan dentuman yang cukup
dahsyat dan menghasilkan lubang sedalam satu meter, namun Kai sudah tidak ada disitu lagi,
Tiba-tiba penyihir yang menyerang Kai itu terjatuh tidak sadarkan diri,
‘HEIIII… kurang ajar kalian’ ucap Sam dan Nick seraya maju kedepan Kai seakan mereka tidak
ingin Kai berurusan dengan hal remeh seperti ini, kedua mata mereka pun mulai bercahaya,
Nick berwarna kuning dan Sam berwarna biru, sementara Silvia berwarna hijau, namun Silvia
masih berdiri dibelakang tidak bergerak, mereka berempat dalam kondisi siap bertempur,
‘Tunggu… tunggu…’ ucap pria misterius dihadapan mereka,
‘Tidak ada yang memulai penyerangan lagi, stop’ ucapnya lagi,
‘Kami tidak mengetahui siapa yang kami hadapi ini dan dari Ordo mana kalian berasal’ tapi aku
yakin bahwa kalian bukanlah bangsa vampire ataupun Druids, karena mereka tidak bertarung
dengan cara seperti ini, tapi jika kalian dari bangsa penyihir harap saudara dapat menyebutkan
dari Ordo mana kalian berasal’ ucap pria misterius itu,
‘Kami tidak ingin mencari musuh disini’ ucap Sam, mohon maaf jika aku harus melukai anak
buahmu, tapi tolong hentikan gangguan kalian kepada kami, atau kami tidak akan segan
membuat perhitungan dengan kalian’ lanjutnya,
Seorang penyihir lagi dari sisi kiri mulai merapal mantera, dan hendak mengayunkan
tongkatnya, namun baru saja tangannya terangkat tiba-tiba ia terjatuh tak berdaya, pria
misterius dihadapan mereka pun terkejut melihat kejadian ini,
‘Kalian pasti bukan penyihir biasa…, begitu mudahnya menjatuhkan anggota gugus barat dari
Ordo Black Mamba, baik.. Kami akan berhenti menggangu kalian, tapi tolong sebutkan siapa
kalian dan dari Ordo mana kalian berasal’
‘Kami adalah pasukan ketiga belas dari Ordo Zorn, dan siap menghadapi kalian jika kalian tidak
mau mundur malam ini’
‘Ordo Zorn?’ tanya pria misterius itu,
‘Aku adalah Seth, ketua gugus barat Ordo Black Mamba, mohon maaf sebelumnya saudaraku,
tapi aku belum pernah mendengar Ordo Zorn, dari pecahan manakah Ordo itu berasal?’ tanya
ketua Seth,
‘Apakah dari Ordo Red Phoenix yang diutara, White Lion dari selatan, atau Green Dragon dari
Timur?’ tanya ketua itu lagi seperti penasaran,
‘Kami bukan bagian dari mereka ketua Seth’ ucap Kai, ‘hanya saja kami disini bukanlah untuk
menyakiti kalian, kami hanya ingin hidup damai dan tentram, angkat pasukanmu dan segera
menyingkir dari sini, dan jangan ganggu kami lagi, maka kami akan akan merahasiakan
kejadian hari ini’ lanjutnya,
‘Baik.. kalau begitu saudara, boleh tau siapa namamu?’ ucapnya,
‘Aku Kai dan ini kedua paman dan bibiku, Sam, Nick dan Silvia’ ucap Kai mulai tenang,
perlahan kedua matanya berangsur-angsur normal, begitupun dengan ketiga Paman dan
Bibinya,
‘Baiklah kalau begitu, kuharap kalian berhati-hati, jangan sampai para Vampire dan para Druids
mengetahui bahwa kalian hidup didunia manusia, saat ini kondisinya sangat berbahaya, kita
sedang diambang peperangan dengan mereka, siapapun kalian atau dari Ordo manapun kalian, sebagai sesama bangsa penyihir kita akan saling membantu, jika kalian ada kesulitan
kalian bisa menghubungi kami’ ucap ketua Seth,
Kai mengangguk, dan kemudian ketua Seth dan pasukannya mundur dan menghilang ditengah
gelapnya malam,
Kejadian hari ini awal dari terkuaknya semua kehidupan lain yang ada dibumi ini, bahwa
ternyata selain manusia yang selama ini mereka kenal, masih ada bangsa vampire, Druids
dan penyihir yang hidup secara berdampingan, walaupun ketiga bangsa lainnya itu berperang,
sepertinya mereka tidak ingin melibatkan bangsa manusia dalam peperangan itu,
‘Kalian tidak apa-apa?’ tanya Kai seraya kembali masuk kedalam rumah,
‘Ya.. hanya saja besok kita tidak bisa membuka gerai jika begini’ ucap Sam,
‘Apa menurutmu ia akan menepati janjinya?’ tanya Silvia,
‘Jika malam ini kalian masih mengalaminya lagi, besok kita kunjungi desa mereka’ ucap Kai serius.
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments