Chapter 1 _St Louise

Satu - tahun kemudian.

' Hei Kai, bagaimana pun kau harus mengikuti acara itu, ayolah.. Itu hanya setahun

sekali, itu acara yang sangat seru..' ujar pemuda berkacamata itu,

'Steve, kau kan tau bagaimana galaknya pamanku itu, aku harus membantu Bibiku, Bibi Silvia

belakangan ini cukup sibuk dengan bisnis kuenya, kau kan tau usahanya baru saja dimulai'

'Tapi acara ini setahun sekali dan hanya 1 malam itu saja, ini adalah acara khas anak muda

disini Kai, tidak seperti ditempat lainnya, seluruh pemuda-pemudi akan datang keacara itu..'

rayu Steve lagi,

Kai tidak menanggapi teman baiknya itu, Steve adalah satu-satunya orang yang mau berkawan

dengannya ketika Kai baru saja masuk ke SMU Highland delapan bulan lalu, walaupun kota ini

bukan kota yang cukup besar, akan tetapi penduduk dikota itu menyentuh angka seratus ribu

jiwa, enam puluh lima persennya adalah anak-anak dan remaja,

karena hampir sebagian besar penduduk yang sudah beranjak dewasa akan pergi meninggalkan kota St. Louise untuk menuju

kota-kota besar dan bekerja disana, sebenarnya di St Louise sendiri lahan pekerjaan cukup

banyak, namun sebatas bekerja kasar seperti beternak, berkebun, berladang ataupun jadi

penjaga toko dan sederet pekerjaan tidak bergengsi lainnya,

hanya ada satu group perusahaan besar yang menaungi hampir semua bisnis dikota itu yaitu ‘MARCK Co’.

Saat ini MARCK co tengah dipimpin oleh generasi keempat, perusahaan lokal ini sudah

dibangun dari abad ke 19, sudah 1 abad lamanya berdiri dikota tersebut,

itu adalah satu-satunya pekerjaan bergengsi bagi warga St. Louise, MARCK co sendiri membantu banyak dalam pembangunan kota St. Louise, ‘Mr Hector Bale’ adalah pemimpin tertinggi perusahaan itu,

Putra semata wayangnya adalah teman sekelas dari Kai dan Steve, kehidupannya betul-betul berkelimpahan, untuk seukuran anak kelas 12 membawa mobil sekelas Lamborghini adalah impian bagi semuanya, bukan hanya itu saja, rumah bak istana, pengawal pribadi, supir

dengan Roll Royce yang menunggu didepan gerbang sekolah bukan hal yang istimewa

dikehidupan ‘Erick Bale’, hal ini membuatnya digandrungi oleh para gadis seusianya dan

banyak orang yang ingin menjadi sahabatnya, hal itu menjadikan Erick Bale sedikit bertindak

semaunya.

'Atau kau takut diganggu oleh Erick dan kawan-kawannya?' ucap Steve penuh selidik,

'Tidak.. Sudahlah, kaupun kurasa lebih baik tidak usah ikut, acara itu sepertinya bukan untuk

kita' ucap Kai,

'Eits Kai, walaupun kita adalah kutubuku disekolah, bukan berarti kita tidak boleh

bersenang-senang bukan?' ucap Steve berargument,

'Bukan itu maksudku, saat ini Paman Nick dan Sam sedang sibuk membantu bibi Silvia dengan

gerai kuenya, jika aku tidak membantu mereka, mereka pasti sangat marah' jelas Kai

'Kau bisa minta ijin untuk kali ini saja bukan?, toh hanya dari jam 6 sore sampai tengah malam'

'Tapi gerai bibi Silvia tutup jam 10 malam?'

'Kalau begitu kau ijin saja dari jam 5 sore' ucap Steve, 'nanti aku jemput didepan gerai' lanjutnya

lagi,

Kai tampak tidak bisa menjawab lagi, Steve begitu memaksanya kali ini, ia menghela nafasnya,

'Baik, kita lihat saja nanti, mudah-mudahan mereka mengijinkanku' ucap Kai,

'Yes… kalau begitu sampai besok..jangan lupa besok ada ujian fisika' balas Steve tampak

senang,

Mereka berpisah, Steve pulang kerumahnya sementara Kai harus membantu bibi Silvia

melayani pelanggan di Gerai Kue milik bibinya yang baru saja dibuka bulan lalu.

Gerai Kue Lockdown cukup terkenal karena bibi Silvia tampaknya sangat cekatan dalam

membuat kue dari bahan-bahan alami, berbagai macam rasa ditawarkan oleh Gerai kue Lockdown,

Nama itu diambil dari masa penyebaran Virus 2 tahun lalu dimana semua negara, kota dan desa melakukan lock down untuk mengurangi penyebaran Virus mematikan tersebut,

baru saja satu bulan dibuka, namun setiap hari hampir 20 meter panjangnya antrian dari orang

yang hendak membeli kue di Gerai tersebut, hal itu membuat Kai dan bibi Silvia kewalahan melayaninya, sesekali paman Sam datang untuk membantu disore hari, sementara Paman Nick

sibuk mengurus ladang dan kebun untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dari Gerai kue

tersebut,

Sejauh ini kehidupan mereka dikota ini meningkat cukup baik, saat ini Kai dan Paman Bibinya tinggal didekat bukit Green Mountain, mereka baru saja membeli tanah itu dari pemerintah desa untuk dibuat ladang, kebun dan peternakan, namun karena kerja keras kedua paman dan juga bibinya mereka dapat memperbesar tanah mereka sedikit demi sedikit.

Sebuah truck Raptors tampak tergesa-gesa berhenti didepan Gerai tersebut, tidak lama

kemudian Paman Sam turun dari dalam truck dan membuka pintu Bak belakang truck tersebut,

'Kai ayo lekas bantu paman Sam' ujar Bibi Silvia, ' biar bibi yang menggantikanmu' lanjutnya,

Kai segera mengangguk dan berlari menuju paman Sam,

Mereka berdua mengangkat dua puluh kotak yang berisi kue-kue yang masih hangat dari

tempat produksi yang berada dirumah Kai sendiri,

'Bagaimana hari ini?' ucap Paman Sam,

'Ramai sekali, seperti kemarin-kemarin' balas Kai,

Tiba-tiba ada suara perempuan yang menegur Kai

'Hei… , bukankah Kau Kai dari kelas 12-A' ucap suara seorang gadis lembut,

Kai menoleh, dan mendapati seorang gadis cantik tengah menunggu diantrian yang panjang

itu,

'Loraine?' gumam Kai pelan,

'Ah ternyata kau mengenalku, apa kau bekerja disini?' tanyanya lagi..

Kai mengangguk pelan,

'Hei Kai ayo cepat, para pelanggan sudah menunggu' ucap paman Sam seraya berlari kembali ke Truck yang diparkir didepan gerai untuk mengambil 20 kotak kue lainnya,

'Kau hendak membeli kue kami?' tanya Kai

'Ya, kue yang sedang Viral ini begitu menggoda ibuku, aku berencana membelikannya

sepulang sekolah' ucap Lorraine tersenyum,

'Se..sse..sebentar' ucap Kai seraya berlari masuk,

Tidak lama kemudian ia membawakan sekantung kue dan memberikannya kepada Lorraine,

'Ini untuk ibumu, tidak usah bayar' ucapnya,

Hal itu membuat orang-orang yang mengantri disekelilingnya menjadi iri, namun mereka tidak

mengenal salah satu dari pemilik toko itu tampaknya, sehingga mereka tidak bisa mendapatkan

layanan special seperti itu,

'Kau baik sekali, sebenarnya tidak usah seperti itu, biarkan aku membayarnya saja' ucap

Lorraine seraya mengambil sejumlah uang dari dalam tasnya,

'Tt..t.t.ttidak usah' ucap Kai seraya berlari menuju truck milik keluarganya dan kembali

membantu paman Sam untuk mengambil kotak-kotak kue itu, Kai tampak sangat canggung,

paman Sam tersenyum melihat tingkah Kai yang tidak wajar,

'Apakah kau menyukainya?' tanya Paman Sam tersenyum,

'Tidak.. Tidak tentu saja tidak'

'Kalau begitu kenapa kamu gugup sekali?' tanyanya lagi,

'Sudahlah ayo bekerja..' ucap Kai pura-pura acuh,

Hari itu seperti hari-hari sebelumnya, Gerai Kue Lockdown milik bibi Silvia sangat ramai, bahkan

sampai dengan jam delapan malam kue-kue yang sudah dibawakan oleh paman Sam habis

terjual, beberapa dari pelanggan sempat menggerutu karena kehabisan dan tidak mendapatkan kue dihari itu,

'Begini seharusnya berbisnis itu' ucap Bibi Silvia, seraya menghitung penghasilan mereka dari

menjual kue hari ini,

'Sebenarnya ada cara yang lebih cepat dari ini.. Tapi kalian tidak mau mendengarkan aku' ucap

Paman Sam tersenyum,

'Dengan menjadi kriminal maksudmu?' tanya Bibi Silvia,

Paman Sam tersenyum,

'Lupakan ide gilamu itu, kita ingin ketenangan disini' ucap Kai

Bibi Silvia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar candaan Paman Sam,

sementara Kai dan Paman Sam sibuk menutup Gerai untuk segera beranjak pulang.

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play