Penasaran Yang Mendalam

Bab 3 – Pertemuan Tak Terduga 🌃

Jakarta malam itu masih terasa panas meski konser sudah usai. Jalanan sekitar stadion dipenuhi mobil para fans yang perlahan meninggalkan area. Namun, di antara keramaian itu, ada sebuah mobil hitam yang berhenti tenang—Ferrari 458 Black Spider.

Sam duduk di balik kemudi, matanya masih teringat jelas senyuman Rora di atas panggung. Ada sesuatu dalam dirinya yang mendorongnya untuk tetap tinggal, seolah tak rela malam itu berakhir begitu saja.

Sementara itu, di belakang panggung, BabyMonster baru saja menyelesaikan sesi foto bersama staff. Rora berjalan keluar lebih dulu untuk mencari udara segar. Ia melepas masker sebentar, menatap langit malam Jakarta yang penuh lampu.

Rora (menghela napas, pelan):

“Konser pertama di Indonesia… rasanya masih nggak percaya.”

Ia melangkah ke arah pintu keluar samping, jalan kecil yang lebih sepi. Di sanalah, tanpa sengaja, pandangannya bertemu dengan sesuatu yang membuatnya terhenti.

Sebuah Ferrari hitam berhenti tidak jauh darinya, dengan suara mesin rendah yang bergema di udara. Dari balik kaca yang sedikit terbuka, ia melihat seorang pria muda duduk dengan tenang.

Mereka saling bertatapan.

Beberapa detik terasa seperti selamanya.

Sam memutuskan untuk menurunkan kaca lebih jauh. Senyumnya tipis, misterius, namun matanya tajam menusuk.

Sam:

“Kamu nyanyi dengan bagus tadi.”

Rora sedikit terkejut. Tidak terbiasa mendapat komentar langsung dari seseorang asing di situasi seperti ini.

Rora (mencoba tersenyum):

“Eh… terima kasih. Kamu nonton konsernya?”

Sam (menatap lurus, nada suaranya dalam):

“Ya. Dan aku rasa… aku datang bukan cuma buat nonton. Tapi untuk lihat kamu.”

Rora terdiam. Jantungnya berdegup cepat. Ada sesuatu yang berbeda dari pria ini—auranya, caranya bicara, semuanya tidak seperti fans biasa.

Rora:

“Kamu siapa sebenarnya?”

Sam hanya tersenyum samar, lalu menyalakan mesin mobilnya lebih kencang.

Sam:

“Orang yang nggak seharusnya kamu kenal… tapi entah kenapa, aku pengen kamu tahu.”

Ferrari itu perlahan melaju, meninggalkan Rora yang masih terpaku di tempat. Namun sebelum benar-benar pergi, Sam sempat menurunkan kaca sekali lagi dan berkata:

Sam:

“Namaku… Prince.”

Lalu suara raungan mesin Ferrari mengisi jalan kecil itu, menghilang dalam gelapnya malam.

Rora berdiri terpaku, hatinya campur aduk. Nama itu berputar-putar di kepalanya.

Prince.

Ia menggenggam dadanya sendiri, berbisik pelan,

“Kenapa aku merasa… aku harus tahu lebih banyak tentang dia?”

Bab 4 – Mencari Jejak Prince 🔍✨

Hari berganti, BabyMonster sudah kembali ke dorm setelah konser sukses mereka di Jakarta. Semua member terlihat kelelahan, tapi masih penuh tawa membicarakan momen-momen di panggung.

Chiquita (sambil rebahan di sofa):

“Gila, crowd Jakarta bener-bener gokil! Suara mereka sampai bikin telingaku berdenging.”

Rami tertawa, “Aku juga hampir nangis, sumpah. Mereka teriak namaku kenceng banget.”

Ahyeon menggoda, “Ya iyalah, kamu kan princess-nya Monstiez.”

Semua tertawa. Hanya Rora yang diam, pandangannya kosong ke arah jendela.

Asa menepuk bahu Rora,

“Yaa, kenapa diem? Kamu juga banyak banget yang teriak namamu loh.”

Rora (menghela napas, lalu pelan):

“Semalam… aku ketemu seseorang.”

Ruangan langsung hening. Semua member menatap Rora dengan wajah penasaran.

Pharita (menyipitkan mata):

“Maksudmu ketemu fans? Atau… cowok?”

Rora (pelan, menunduk):

“Dia nyebut dirinya Prince. Naik Ferrari hitam… aku nggak bisa berhenti mikirin dia.”

Para member saling pandang, sebagian terkejut, sebagian tertawa kecil.

Ruka:

“Ferrari hitam? Wah, jangan-jangan dia orang kaya. Tapi kok bisa kamu ketemu?”

Rora:

“Dia bilang… aku nyanyi bagus. Terus dia bilang, dia datang bukan cuma buat nonton konser. Tapi buat liat aku.”

Hening lagi.

Kali ini semua benar-benar serius.

Ahyeon (bercanda, tapi matanya serius):

“Aduh, jangan-jangan kamu lagi masuk drama Korea nih, Ra.”

Chiquita (menepuk pipi Rora) :

“Tapi serius, itu agak creepy juga sih. Kamu hati-hati, ya.”

Rora hanya mengangguk, tapi dalam hatinya ia tahu ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ada sesuatu pada sosok itu—sorot mata, cara bicara, aura misterius—yang membuatnya tak bisa berhenti memikirkan.

Malam itu, saat semua member sudah tertidur, Rora masih terjaga. Ia duduk di meja kecil dekat jendela, laptop terbuka di depannya. Jari-jarinya mengetik pelan di kolom pencarian:

“Ferrari 458 Black Spider hitam Jakarta Prince”

Namun hasilnya nihil. Tidak ada berita, tidak ada artikel, hanya gosip samar tentang seorang pria muda misterius yang kadang terlihat di acara-acara besar.

Rora (berbisik sendiri):

“Siapa kamu sebenarnya… Prince?”

Di kejauhan, jauh dari dorm BabyMonster, Sam Hamilton sedang duduk di ruang kerjanya yang penuh dengan layar monitor dan kaca besar menghadap laut. Ia tersenyum samar, seolah tahu bahwa Rora sedang berusaha mencarinya.

Sam (bermonolog, pelan):

“Cari aku, Rora. Tapi jangan kaget kalau kamu tahu siapa aku sebenarnya.”

Hot

Comments

Sena Kobayakawa

Sena Kobayakawa

Absolutely stunning and beautifully written! A must-read for anyone who loves a good story!

2025-09-06

0

See all
Episodes

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play