Didepan gerbang masuk desa kecil, sebuah papan yang agak besar dipaku di gerbang kayu kayu desa itu dengan tulisan 'Ruinhu', desa itu juga punya tembok kayu yang atasnya tajam.
Zhu Ki, melihat nama desa itu yang dipaku diatas itu tak tahan untuk berguman "Aku tak pernah tahu ada desa kecil di dekat kabupaten hanhu" ia juga merasa, untuk desa yang agak kecil, keamanan desa ini tergolong lumayan, bahkan ada tembok di desa kecil seperti ini. Walau perjalanan ke desa ini memakan hanya 20 menit.
Melihat Zhu Ki terdiam, Zhao Zang menepuk punggungnya sambil berucap "Ayo masuk."
Mereka berdua memasuki desa kecil itu sambil bergandengan sambil berbicara kecil tentang topik yang agak acak.
___
Didepan rumah kecil berwarna coklat, atap rumah itu terbuat dari jerami yang tampak kokoh, namun temboknya terbuat dari kayu yang cukup kuat, bahkan angin pagi tak dapat menembus rumah itu, walau rumah itu agak kecil, rumah itu punya pagar kayu kecil yang mengitarinya.
Dihalaman depan rumah itu, seorang wanita tua berambut putih terduduk di kursi goyang, disampingnya ada meja kecil yang diatasnya ada teh hangat. Wanita tua itu menatap kebun kecil yang berada agak jauh dari hadapannya, pandangannya kemudian beralih ke wadah air yang terbuat dari kayu yang ukurannya agak besar.
Ia mengepalkan tangan kanannya dan telapak tangan kirinya untuk menambal celah di kepalan tangannya, seperti membuat ember kecil, dirinya mulai merapal sambil membayangkan sebuah ember kecil "Blessing Skill [Telekinesis]"
Air yang agak banyak mengambang di udara, walau air itu agak banyak, air itu tampak stabil seperti berada di ember kecil yang rapat.
Ia kemudian menggerakan air itu ke tanaman yang ada di kebun itu, ia mengulangi skill itu sebanyak sepuluh kali, ia mulai bergumam "Seharusnya sudah cukup untuk hari ini" dirinya telah mencapai batas kemampuannya, setelah selesai, ia mulai menikmati teh hangatnya sambil menutup matanya tertidur ringan.
____
Tak lama kemudian, mereka berdua akhirnya sampai di tempat tinggal Zhao Zang.
Zhu Zang mulai masuk ke halaman rumahnya, pandangannya kini tertuju pada seorang wanita tua yang sedang duduk di kursi goyang dan mata wanita itu sedang tertutup, melihat wanita itu sudah bangun membuat dirinya berpikir "Alasan apa lagi yang harus kupakai" dirinya juga sambil menggandeng Zhu Ki mulai mengendap - endap memasuki pintu belakang rumah.
Mendegar pintu pagarnya terbuka, mata wanita tua itu juga ikut terbuka, senyum diwajahnya mulai tergambar, tatapan marahnya tertuju pada Zhao Zang mulai, dirinya mulai berkata "Kemana saja kamu!" Sambil mulai bangkit lalu berjalan mendekat ke arah Zhao Zang.
Zhao Zang membeku di tempat, raut wajahnya juga ikut membeku, ia juga melepaskan tangannya dari Zhu Ki, sambil berpikir berbagai alasan agar dapat menjawab istrinya.
Wanita tua itu kini ada dihadapan Zhao Zang, walau dirinya dirinya seorang wanita, dirinya tampak lebih tinggi dari Zhao Zang yang sedikit bungkuk, dan wajahnya terlihat lebih muda dari suaminya.
Meliha dua pasangan tua dihadapannya, membuat Zhu Ki berpikir "Ini istri Zhao Zang?" Pandangannya kini tertuju pada Zhao Zang lalu pandangannya kembali ke keduanya. Jika wanita tua ini tak terlihat galak dan ia tak merasakan rasa takut mendalam dari Zhao Zang, mungkin dirinya sudah berpikir bahwa wanita tua ini adalah anaknya.
Wajah Zhao Zang sudah mulai gelap, dirinya merasa, beradu argumen dengan istrinya bahkan lebih susah dibanding dengan orang pintar lainnya, dirinya memutuskan untuk membuat alasan yang salah namun terlihat masuk akal "Aku..., mabuk lalu tak sengaja tertidur" ia berharap bahwa istrinya percaya dengannya.
Hidung wanita tua itu mulai mengendus dirinya mulai berpikir "Orang ini paling berbohong" ia merasa bahwa bau alkohol tak tercium dari suaminya.
Alkohol didunia ini tergolong kuat, bahkan jika ingin samarkan, mungkin butuh sekitar 10 jam.
Tatapannya berpindah dari Zhao Zang menuju bocah disamping suaminya. Dirinya juga mulai bertanya "Siapa bocah ini?" Sambil menunjuk ke Zhu Ki.
Zhao Zang menatap Zhu Ki dengan cepat lalu langsung menjawab "Ceritanya panjan-"
Jawabannya langsung dipotong oleh istrinya, dirinya juga mulai menegaskan "Ceritakan!" Walau dirinya terlihat galak, dirinya mungkin lebih ke penasaran pada asal bocah disamping suaminya.
Suaminya mulai menceritakan dimana ia bertemu dengan bocah itu, dan alasan sebenarnya ia sering meninggalkan rumah. Zhao Zang juga percaya bahwa tak lama lagi Zhu Ki akan menemukan herbal yang ia butuhkan.
Mendengar penjelasan suaminya membuat dirinya berpikir keras "Aku tak menyangkan suamiku sebenarnya berniat baik, tapi aku tak menyangka bocah disampingnya adalah seorang Blesser, ia cukup muda untuk seorang Blesser" ia memutuskan untuk memaafkan suaminya untuk sementara waktu, dirinya juga merasa tertarik dengan Zhu Ki, ia juga memutuskan untuk melatihnya sebagai tanda terima kasih.
Wanita tua itu kemudian mulai berkata "Akan ku maafkan untuk kali ini, tapi jangan pergi lagi!" Ia merasa, menghawatirkan dirinya sendiri terasa sia - sia, usianya sudah terlalu tua untuk sebuah obat yang hanya dapat menunda rasa sakit, ia kemudian melanjutkan "Ayo masuk kedalam dulu" ia mulai menggandeng Zhu Ki, ia menganggap Zhu Ki sebagai muridnya, dan setidaknya jika dirinya sudah terkubur ,setidaknya dirinya ilmunya bisa terwariskan atau bisa mewariskan ceritanya.
Zhu Ki berjalan bersama wanita tua itu, meninggalkan Zhao Zang sendirian dibelakang.
Melihat dirinya ditinggalkan membuat dirinya mendengus dingin lalu berpikir "Sial! Aku yang menemukan, kamu yang menikmati" ia mengikuti mereka berdua dari belakang.
Didalam rumah itu rumah kecil itu, diruang tamunya, mungkin lebih tepatnya sejak siapapun masuk kedalam rumah kecil itu, disambut dengan lima pintu, diruang tamu itu juga ada karpet yang agak besar, disamping karpet itu ada dua kursi kayu yang agak besar yang terbuat dari kayu.
"Silahkan duduk!" Wanita tua itu mempersilahkan Zhu Ki untuk duduk, ia menyiapkan gelas kayu yang ada di dapurnya, lalu mengambil teko teh yang ada meja kecil disamping kursi kecil.
Zhao Zang sudah duduk disamping Zhu Ki, ia juga mulai memperkenalkan istrinya yang sedang mempersiapkan miniman "Itu istriku" sambil menunjuk wanita tua yang sedang memegang teko teh, mendekat kearah mereka berdua.
Wanita tua itu lalu duduk hadapan mereka berdua, lalu menaruh tiga gelas di meja, lalu mulai menuang teh ke ketiga gelas itu lalu langsung menaruhnya dihadapan suaminya dan Zhu Ki. Dirinya langsung memperkenalkan dirinya pada Zhu Ki "Namaku Yin Shu, atau kau bisa panggil aku, Yun Zang" Sambil mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Zhu Ki
Zhu Ki menjabat tangan Yun Zang sambil berkata "Senang mengenalmu Tante Yun Zang!"
Mendengar perkataan Zhu Ki membuatnya berpikir "Apakah aku terlihat semuda itu?" Jarak dirinya dari suaminya bahkan 4 tahun lebih tua, suaminya lebih muda darinya.
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments
Sakaki
I couldn't put this book down, it's captivating from start to finish.
2025-06-13
1