Pria tua baik hati

Gerobak kuda kini sudah berhasil melewati gerbang kota Desa Jize markas mereka bertiga dan mulai mengarah kedalam hutan dekat kabupaten Hanhu.

Hutan didekat kabupaten Hanhu adalah sejenis hutan herbal yang tergolong cukup aman, juga jarang ada hewan liar berbahaya apalagi monster aneh apalagi berbahaya.

Perjalanan memakan sekitar 1 jam, akhirnya kereta kuda itu berada di persimpangan jalan menuju Kabupaten Hanhu dan Kota Luza.

Paman gendut memutuskan untuk berhenti disini dahulu lalu menaruh bocah digerobak ditempat yang cukup jauh didalam hutan, Ia mengangkat karung itu dengan kedua tangannya seperti sedang mengangkat seorang putri lalu mulai berjalan kedalam hutan.

Dirinya berjalanan 10 menit lamanya, ia merasa tempatnya berada sudah cukup jauh lalu kemudian menurunkan karung itu ketanah secara asal sambil berguman dalam hatinya "Kuharap dirimu cukup kuat untuk bertahan" lalu mulai berjalan pergi meninggalkan bocah itu dengan sendirian.

____

"Hachu!" Pria tua yang agak bungkuk dengan keranjang anyaman sedang memasuki hutan, ia mengusap hidungnya karena kondisi pagi yang dingin, ia pergi kedalam hutan tujuan utamanya adalah mencari Herbal yang disebut 'Rising Sun' yang ia lihat didalam buku herbal yang ia beli bulan lalu, hari ini juga adalah hari ke 30 ia mencari Herbal itu namun tak menemukan satupun.

Pria tua juga sedang mencari herbal lain yang sejenis dengan herbal 'Rising Sun' sebagai obat untuk mengobati asma istrinya, pada zaman ini asma adalah penyakit yang bahkan orang kuat pun tidak akan tahan dengan rasa sakitnya apalagi istrinya yang sudah renta, dirinya juga mendapat kabar bahwa obat asma itu memang ada, namun karena obat ini terlalu berharga dan biasanya hanya dijual di pelelangan yang harganya bahkan terakhir kali hanya untuk 3 botol cairan obat asma yang digunakan dengan cara dihirup harganya dapat mencapai 2 koin Platinum atau setara dengan 2000 koin emas, apalagi mengingat pelelangan itu sudah setengah bulan yang lalu.

Dirinya juga berpikir, orang yang menjual obat itu, pasti telah menjadi incaran banyak orang, jika itu dia, dirinya pasti hanya akan menggunakan obat itu untuk diberikan pada istrinya, jika ia ingin menjual pun dirinya pasti akan menitipkan pada orang lain dan menggunakan sistem bagi hasil, menggunakan orang itu sebagai tameng dagingnya dengan memberi keuntungan secara cuma - cuma tanpa harus memiliki kerugian.

Kembali kecerita.

Pria tua itu menurunkan keranjang anyaman dari punggungnya lalu mengambil buku yang berada didalam keranjang anyaman yang ada dipunggungnya.

Buku tebal berwarna coklat tua yang ia pegang nampak sudah sangat tua, dengan cover yang agak robek dibeberapa sisi, dengan tulisan dicover buku itu 'Buku Herbal Lin', ia kemudian membuka buku itu, dirinya disambut dengan tulisan 'Herbal adalah obat, bukan alat tempur!', ia kemudian membuka halaman tentang 'Ramuan Rising Sun'.

Ramuan rising sun dibuku itu digambarkan dengan sebuah botol kecil yang ramping, didalam botol itu juga ada cairan yang terlihat pekat, kemudian deskripsinya 'Ramuan Herbal Rising Sun, Ramuan ini dapat menyebuhkan sesak nafas yang diderita seseorang, jika kamu membuat ramuan ini pastikan lingkungan pembuatan ramuan bersih dan higienis dan pastikan anda juga higienis, ramuan ini tidak berbentuk cairan encer seperti ramuan pada umumnya, namun berbentuk cairan pekat seperti sebuah bubur, sebagai pengingat, ramuan ini dihirup bukan diminum dan pastikan ramuan ini tertutup dengan rapat ketika tidak digunakan, agar cairan yang sudah pekat tidak mengeras'

Setelah membaca tentang ramuan itu entah berapa kali dirinya telah membacanya, ia merasa bahan yang paling susah untuk dicari adalah 'Herbal Rising Sun', tanaman itu digambarkan oleh buku ini sebagai rumput, atau biasanya jika rumput itu berdiri bersama maka tanaman yang bentuknya seperti rumput ini berdiri sendiri dan membaca deskripsinya, tanaman ini berwarna putih rembulan dan akan mengeluarkan bau harum khas yang cukup kuat, juga tanaman ini hanya punya waktu hidup selama 3jam, tanaman ini akan muncul pada tengah malam dan akan layu ketika pekerjaan bulan selesai.

Setelah membaca dengan cermat, pria tua itu mencapai sebuah kesimpulan bahwa ketika dirinya bertemu dengan tanaman ini pun, ia harus meraba jalan agar dapat menemukan cara yang tepat untuk membuat ramuan itu, dirinya tak dapat menahan mendesah "Hah..., aku hanya dapat membuat istriku menunggu lama hanya untuk menunda rasa sakitnya" walau dirinya juga tahu bahwa ramuan ini hanyak menunda dan tak dapat menyembuhkan, karena istrinya adalah seorang petani yang berkerja keras, ia juga tak tega setiap hari harus melihat istrinya kesakitan, walau dirinya selalu menyuruh istrinya untuk mengurangin aktivitas yang berat.

Istrinya juga selalu keras kepala dirinya selalu menegaskan pada suaminya bahwa "Seorang wanita tangguh jarang kau temui, walau diriku sudah tua, namun! Aku tak ingin tulangku berkarat" ia merasa bangga sekaligus kerepotan karena istrinya, yah dapat dibuktikan dari penampilan istrinya, walau ia sudah berusia 70 tahun namun penampilannya masih terasa seperti wanita umur 50 tahun, istrinya berjiwa muda.

"Hah..., keras kepala sekali" dirinya mengingatnya untuk waktu yang lama kemudian lanjut mencari tanaman sambil ditemani angin dingin.

Ketika dirinya berjalan cukup jauh, seakan salah lihat dirinya mencoba menyipitkan matanya, dirinya kemudian bergumam "Apa itu?" Ia melihat suatu arah, dirinya merasa belum jelas karena umur tuanya lalu memutuskan untuk mendekat untuk melihat dengan jelas.

Ia kini melihat bocah muda yang umurnya mungkin sekitar 14-15 tahun sedang tak sadarkan diri tergeletak ditanah, ia berpikir "Apa yang dilakukan seorang bocah dihutan ini? Mencari herbal? Sepertinya bukan" pria tua itu kemudian mendekat kearah bocah itu untuk membagunkan bocah yang sedang tertidur itu.

Ia mulai dengan menepuk paha bocah itu dengan perlahan merasa belum bangun dirinya mulai mengoyangkan pahanya dengan agak kuat, bocah ini belum juga bangun.

"Hah..." Pria tua ini mengeluarkan botol air dari sakunya kemudian mulai menumpahkan seperempat air kekepala bocah itu.

Merasa kepalanya basah, bocah itu kemudian membuka kepalanya perlahan, seluruh tubuhnya terasa lemas, kemudian rasa pusing yang kuat muncul secara tiba - tiba, memaksa memuntahkan makanan yang telah ia makan.

Rasa pusing berangsur menghilang, matanya kini tertuju pada pria tua yang berada dihadapannya lalu ia juga melihat kesekitar, ia hanya melihat dikanan dan kirinya hanya pohon dan semak - semak kecil dan tak dapat menahan diri untuk bertanya "Dimana aku?" pandangannya yang lemah menatap pria tua dihadapannya, raut wajahnya juga terlihat bingung.

Melihat bocah yang berada dihadapannya bahkan tak tahu dimana dirinya berada membuat dirinya tak dapat menahan pikirannya sendiri "Apakah bocah ini minum alkohol?, kemudian mabuk lalu berjalan entah kemana, lalu aku tak sengaja menemukannya disini" pria tua ini mengira - ngira dalam waktu yang lama kemudian membalas pertanyaan bocah itu "Kamu berada dihutan herbal, namun sebelum itu boleh kutahu namamu?"

Mendengar pertanyaan pak tua itu dirinya memasang raut wajah bingung kemudian berpikir "Nama? Apa itu nama? Apa maksudnya jenisku?" dirinya berpikir sejenak kemudian membalas "Namaku manusia"

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play