Besok adalah hari dimana aku akan pergi ke akademi untuk belajar, aku sudah tidak sabar pergi kesana, sihir adalah hal yang sangat menakjubkan, di kehidupanku dulu hal-hal di luar logika itu tidak ada bahkan hanya dianggap sebagai hayalan belaka.
Belakangan ini aku diam di perpustakaan untuk mencari informasi tentang dunia yang ku tempati ini.
Ini bernama benua Diavages, yang terdiri dari empat kekaisaran utama, bagian selatan adalah kekaisaran Elefantas, bagian timur adalah kekaisaran Pulchra, bagian utara adalah kekaisaran Ravnos yang terkenal dingin dan misterius sedangkan bagian barat adalah kekaisaran Mavros, kekaisaran yang ku tempati.
Ada banyak profesi setelah lulus dari akademi, misalnya knight, Assasin, Alchemist, Healer, Banisher, Summoner, Soldier, Paladin dan masih banyak lagi.
Kita juga bisa membuat perjanjian dengan roh dan bekerja sama dengan summoner, jika kita mahir memanggil roh untuk membentuk sihir kita akan dinamai sebagai seorang shaman.
Lalu ada beberapa elemen yang bangkit saat manusia di lahirkan, itu hanya khusus untuk seorang elementalist yaitu elemen api, air, tanah, angin, petir, es, kegelapan dan cahaya.
Jika menggunakan sihir tanpa perantara seperti perjanjian dengan roh itu bisa di sebut sebagai seorang elementalist.
Seperti seorang pedang aura, elementalist sangatlah langka. Di sebuah kekaisaran seorang elementalist hanya bisa di hitung dengan satu tangan.
"Adikku yang cantik sedang apa kau disini seharian, besok akan masuk akademi luangkan waktumu untuk kami." Ujar Xavier yang tiba-tiba mendobrak pintu perpustakaan.
Hufht mulai lagi!
"Kakak! Aku sedang membaca!" Ucapku kesal dengan ekspresi cemberut.
Xavier melihatku dengan mata berapi-api dan mencubit pipiku dengan gemas, aku menepisnya dan memelototinya.
"Sakit." Keluhku melihat ke arah Alex yang sedang mengamati kami berdua.
"Jangan mengganggunya!" Tegur Alex, lihatkan raut muka Xavier yang cemberut, terkadang aku heran mengapa Xavier tidak berani pada Alex.
***
Hari ini adalah hari berangkatnya aku ke akademi, akademi mavros ada di pusat ibukota, dari kastil Duke ke ibukota hanya memerlukan waktu 4 jam, perjalannya mudah karena kereta di lengkapi dengan sihir yang seperti sedang mengendarai mobil sport.
Jika di ingat lagi hari ini mungkin ada kejadian dimana pemeran utama mengobati salah satu murid yang cedera yang tidak di ketahui mengapa karena di novel tidak di jelaskan.
Cecilia sudah menarik perhatian karena murid baru yang sudah mahir menggunakan healer dan mendapat pujian.
Saat itu Liona juga kagum pada kemampuan Cecilia, namun karena cemburu pada putra mahkota Liona menjadi wanita jahat.
Memang sih sebelumnya Liona sudah menjadi antagonis, menyiksa para pelayan yang kurang ajar, merendahkan orang lain, dan menghina sesuka hati karena otoritas ayahnya yang tinggi.
Sangat menyebalkan!
"Kau tidak gugup." Tanya Alex mengelus kepalaku.
"Tidak." Jawabku jujur, untuk apa aku gugup? Aku sudah pernah melakukan ini beberapa kali, saat sekolah dasar, menengah, atas bahkan masuk universitas.
Sistem pendidikan di akademi sangat bagus, kita lulus saat berusia 20 tahun, sekolah empat tahun dengan delapan semester.
Setiap bulan akademi akan bekerja sama dengan para knight untuk membasmi para monster di perbatasan.
Monster itu beragam jenisnya, dagingnya juga sangat beracun bila di konsumsi, tentu saja keberadaan monster sangat merugikan.
Kereta berhenti di depan akademi mavros yang sangat megah, benar-benar megah besarnya lebih dari dua universitas ternama di kehidupanku yang dulu.
Banyak orang berterbangan menggunakan sapu terbang, surat-surat yang berbentuk lucu, dan masih banyak hal menarik lainnya.
Di lapang ada orang-orang yang sedang mempraktekkan sihir, ada yang belajar pedang yang di padukan dengan sihir, ada juga yang belajar bersama dengan para makhluk roh nya.
"Ngomong-ngomong Liona, waktu kamu sembuh dari sakit kemampuan sihir apa yang terbangun?" Tanya Alex.
"Itu berwarna ungu, biru muda, hitam dan juga merah." Jawabku sambil berfikir.
"Hah?" Xavier dan Alex menatapku dengan serius.
Aku memandang mereka berdua dengan bingung, namun mereka menyuruhku ke bagian pendaftaran untuk menyerahkan data diri terlebih dahulu.
Tidak rumit, setelah itu mereka menyeretku ke tempat yang cukup sepi, Alex memasang sihir kedap suara.
"Kau bilang sihirmu adalah sebuah warna?" Tanya Xavier menatapku serius, sangat jarang melihat Xavier yang seperti ini.
"Iya." Jawabku sederhana.
Meskipun begitu aku sangat gugup, dalam novel Liona adalah seorang wanita bodoh, dia hanya mengontrak roh air tingkat rendah.
"Jangan bilang siapapun mengerti?" Peringat Alex dengan serius.
"Kenapa?"
"Itu tanda seorang elementalist, jiga kekaisaran mengetahuinya kau tidak akan di lepaskan."
Secara alami aku tahu, aku juga tidak ingin di kekang di istana.
"Baiklah."
Ku lihat kedua orang itu menghela nafas lega, Alex mematahkan sihir kedap suara dan mengacak rambutku dengan lembut.
"Kalau begitu, kami akan mengantarmu ke asrama, jika ada yang kamu butuhkan hubungi kami melalui batu komunikasi." Peringat Xavier.
Aku menangguk, sekarang akan sangat jarang bertemu dengan kedua kakakku, aku juga harus mengandalkan diriku sendiri.
Banyak yang bisa dilihat disini, ada lapisan pelindung di akademi, anehnya aku bisa melihatnya namun aku tidak memberitahu kedua kakakku.
Aku mengobrol cukup banyak, Alex dan Xavier juga menjelaskan beberapa peraturan dan fungsi sihir dengan baik, aku juga mendengarkan dengan antusias.
"Kamar nomor 301 adalah kamarmu, ingat hubungi kami jika kamu ada sesuatu." Ujar Alex, aku mengangguk dan masuk ke dalam kamarku.
Ku lihat ada sebuah ruang kecil yang terdiri dari kursi, meja makan serta dua kamar yang cukup luas.
Mungkin satunya adalah tempat seseorang yang sekamar denganku, aku belum menyapanya dan hanya merapihkan barang di kamarku.
Cukup luas dan elegan, ada satu set meja belajar, lemari, meja rias dan juga tempat tidur, serta kamar mandi pribadi.
Tok tok tok
Setelah merapikan barang aku membuka pintu dan melihat seorang wanita cantik berambut pirang dengan senyum manis.
"Hai, kita adalah teman sekamar." Sapanya.
"Oh hai." Jawabku dengan kaku.
"Aku prasina poly, kau bisa memanggilku sina." Katanya sambil menjulurkan tangannya kearah ku.
"Ah, aku Liona Eftychia Asteria, kau bisa memanggilku Liona." Aku balik menjabat tangannya.
Dia terlihat kaget dan ketakutan saat itu, aku jadi bingung kenapa.
"Ma-maaf karena sudah berbicara dengan tidak sopan, ternyata anda adalah putri dari Duke Asteria."
Ah ternyata ini, kenapa dia harus takut aku tidak akan menggigitnya, oh atau dia terpengaruh gosip diriku?
"Santai saja, jangan bersikap formal padaku, kita akan bekerja sama mulai sekarang." Ujarku dengan senyum manis yang mungkin tampak agak menyeramkan.
"Ah, baik terimakasih."
"Ku bilang tidak usah formal, aku tidak ingin ada jarak dengan teman sekamarku."
Dia terlihat lebih rileks saat aku mengatakan itu, dia balas tersenyum dan pamit kembali ke kamarnya.
Hari yang sangat melelahkan, ngomong-ngomong saat daftar aku mengambil jurusan Alchemist dan pedang.
Mata pelajaran wajib adalah mantra sihir, dan para siswa di wajibkan memiliki dua mata pelajaran tambahan.
Untuk jadwal hari senin dan rabu adalah pelajaran mantra sihir, selasa dan kamis berpedang sedangkan hari Jum'at dan sabtu mata pelajaran Alchemist.
Untuk hari minggu adalah jadwal siswa untuk libur dalam kelas, kecuali yang mengikuti misi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
🟣≛⃝⃕🔐|ntanArmy°|P$: 🆕🐨
nyoba mampir dlu klo seru lanjut baca ampe selesai
2023-11-23
0
Rina
udah kirim like, fav, kopi n vote ya tor... ☺
2022-07-21
0
Rizky Anindiya
berarti cuma aku yg ngeblank..atau kurang fokus bacanya..jadi GK tau yg tersirat dari yg tersurat😍✌️
2022-03-14
1