" makanya jadi orang tuh jangan kelewat polos, udah lulus sekolah belum sekalipun punya pacar, aneh " kata Melinda
" kok aneh sih melon... aku itu anak baik jadi hanya fokus belajar " ujar Arinda
" keluar lagi deh panggilan keramatnya " gerutu Melinda karena Arinda selalu memanggilnya dengan sebutan melon.
" hahaha... Lagian "
" lagian apa? Kamu itu ga tau sih gimana rasanya berbunga-bunga saat kita jatuh cinta, deg-degan pas Deket doi, duh... Itu tuh indah banget Rin, belom lagi kalau si doi pas lagi ngerayu beuh.... Serasa jadi wanita tercantik sedunia " kata Melinda
" hihihihi... " Arinda tertawa
" kok ketawa sih, serius "
" iya iya... "
" aku saranin ya Rin, nanti kalau kamu udah nikah jangan sampai bikin suamimu ngerasa bosen, buat dia nyaman sama kamu, jadilah sosok wanita yang di bisa jadikan tempat pulang untuk suaminya, rumah ternyaman bagi suaminya " kata Melinda
" ckckck... Mantap sekali pemahaman mu soal kehidupan suami istri, seharusnya kamu nih yang cepet nikah " kata Arinda
" eh iya ya, kenapa sih aku ga di jodohin aja kaya kamu, padahal aku mau banget " kata Melinda
" dasar gatel " ejek Arinda
" sialan!!! btw jadi ga nih ke mall? " tanya Melinda
" ayo, aku ganti tas dulu " Arinda pergi ke kamarnya begitu juga Melinda
Setelah siap mereka pergi berdua, di mall Melinda membantu Arinda memilih gaun yang sekira nya cocok untuk acara nanti malam dan setelah itu mereka pergi ke salon untuk perawatan.
Hampir 4 jam mereka baru selesai. Arinda dan Melinda tiba di rumah pukul 5 sore dan langsung masuk ke kamar masing-masing
Pukul 7.30 papa mama dan Melinda sudah siap untuk pergi ke restoran tempat mereka akan mengadakan pertemuan keluarga hanya Arinda yang belum turun dari kamarnya
" lama sekali Arinda, coba kamu lihat Mel " suruh papa Hendro
" baik om " lalu Melinda menyusul ke kamar Arinda
" Rin... Udah siap belum? " panggil Melinda
" masuk Mel "
Lalu Melinda masuk
" ya ampun... cantik banget Rin, sumpah aku pangling liat nya " puji Melinda
Arinda tersenyum, " beneran cantik? " tanya Arinda
" perfect " Melinda melingkarkan jari nya
" ayo, om sama Tante udah nungguin tuh " ajak Melinda
Lalu mereka turun menghampiri orang tua Arinda
Arinda terlihat sangat anggun dengan dress selutut berwarna peach dan rambut yang di biarkan tergerai dengan bagian bawah Curly
" cantiknya anak mama " puji mama Ranti
" mama bisa aja "
" sudah siap? " tanya papa
Arinda mengangguk
30 menit perjalanan menuju resto yang di tuju, tiba di resto keluarga Hartawan sudah menunggu bersama Marco dan juga Moreno
" assalamualaikum " ucap pak Hendro
" waalaikumsalam " jawab keluarga Hartawan
pak Hendro dan pak Hartawan berpelukan
" selamat datang hen " ucap Hartawan
" mari silahkan duduk "
Lalu mereka duduk di satu meja
Moreno melihat Arinda dan terkejut
" Arinda " sapa nya
" kakak "
" loh kalian saling kenal? " tanya mama Desy
" mmm... Tadi sempat ketemu di bandara Tante " jawab Arinda
" oh... "
" ternyata Arinda calon istri kak Marco " batin Moreno ada rasa kecewa di hatinya karena Moreno sempat tertarik pada Arinda
" kalau gitu kita mulai saja acara nya ya " ujar pak Hartawan
" Arinda... Sini nak " panggil pak Hartawan dan Arinda pindah duduk ke kursi dekat Marco
" ini Marco anak papa yang nanti akan jadi suami mu dan ini Moreno adiknya Marco "
Mata Arinda beradu pandang dengan Marco membuat nya sedikit gugup
" ganteng juga, lebih ganteng dari Moreno " batin Arinda
" Marco gimana Arinda? " tanya papa nya
Marco tersenyum " cantik " jawab nya membuat Arinda tersipu
kedua orang tua mereka merasa bahagia karena sepertinya anak-anak mereka sama-sama cocok
" kalau begitu langsung saja di sah kan, ini cincin pengikat, anggap saja sebagai cincin tunangan kalian, Marco kamu pakaikan ke Arinda ya " suruh mama Desy
Lalu Marco memakaikan cincin ke jari Arinda
" dan sesuai kesepakatan papa bersama papa Hendro, kami sudah tentukan hari pernikahan kalian akan di laksanakan lusa, masalah resepsi nanti akan menyusul " kata pak Hartawan
Arinda sempat kaget tapi ia tak bisa berbuat apa-apa semua sudah direncanakan oleh kedua orang tua mereka.
Acara di lanjutkan dengan makan malam bersama sambil bercengkrama
setelah selesai Marco diminta mengantar Arinda pulang itung-itung pendekatan
" mau langsung pulang? " tanya Marco
" terserah om aja " ujar Arinda membuat Marco sedikit tersinggung
" ga ada panggilan yang lebih tua? serasa jadi pedofil " gerutu Marco
" maaf " ucap Arinda terkikih menertawakan kebodohan nya
" wajah Marco terlihat menyeramkan kalau marah " batin Arinda
mobil berhenti di sebuah taman kota yang ramai dengan pengunjung
" kaya nya kita harus ngobrol serius, kita ngobrol disini aja " kata Marco tegas
" ada apa? Marah karena aku panggil om? " tanya Arinda
" terserah kamu mau panggil aku apa, yang jelas setelah menikah nanti kita akan tinggal di rumah ku, dan kamu ga usah khawatir karena kita akan tidur pisah kamar jadi pernikahan ini hanya status, selebihnya kita bebas dengan urusan masing-masing, ngerti? " tanya Marco
" jadi... Om mau ngajak aku nikah kontrak seperti di novel-novel? " tanya Arinda
" terserah apa namanya, diantara kita ga ada cinta jadi aku ga mau kamu campuri urusan ku dan akupun ga akan ikut campur sama urusan kamu " kata Marco
" oke, berarti di luar sana aku bebas cari pacar? " tanya Arinda polos
" terserah kamu "
" gimana kalau suatu saat nanti om jatuh cinta sama aku? Atau sebaliknya? " tanya Arinda
Marco terdiam
" kamu ga tau kehidupan ku, sulit bagiku jatuh cinta lagi " batin Marco
" itu ga mungkin " Jawab Marco
" loh... Siapa bilang, di dunia ini ga ada yang ga mungkin " kata Arinda
" soal itu kita bicarakan nanti " kata Marco
" untuk sekarang kita masing-masing saja " kata Marco
" tunggu dulu om, setelah aku pikir rugi di aku dong " kata Arinda
" kenapa rugi? " tanya Marco
" om nikahin aku, meskipun kita ga ngapa-ngapain tetap aja kalau nanti om ceraikan status ku janda, mana ada cowok yang mau sama janda? apalagi masih mudah udah jadi janda pasti pikiran mereka buruk tentang aku " kata Arinda
" lalu kamu mau nya gimana? " tanya Marco
" aku mau om berusaha mencintai aku, dan aku akan berusaha membuat om jatuh cinta sama aku, biar aku ga usah jadi janda " kata Arinda
" lagipula kalau orang tua kita tau gimana? Apa mereka ga akan murka? " tanya Arinda
Marco terlihat berfikir
" aku yakin ga akan sulit buat suka sama aku, coba om perhatiin aku ga jelek-jelek amatkan? ujar Arinda
" Dan om masih normal kan? " tanya Arinda suaranya pelan
" sembarangan kamu, kamu mengira saya sudah ga suka wanita? " tanya Marco
" ga usah marah om, aku kan cuma tanya "
" oke, aku mau liat cara dan usaha kamu buat bikin aku jatuh cinta sama kamu dan satu lagi jangan panggil aku om, aku ga pernah kawin sama Tante mu " omel Marco
" iya iya... terus mau di panggil apa? Mas? kakak? Atau ayang? Hihihi " tanya Arinda tertawa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments