ROMANTIC ACTOR

ROMANTIC ACTOR

Bab 1

SELAMAT MEMBACA😇

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Kamu yakin pengen keluar dari rumah?"

Sean terus menatap Harin tanpa mengedipkan mata. Entah sudah yang ke berapa kalinya ia bertanya pada wanita berparas manis berumur dua puluh tiga tahun itu.

"Sekali lagi kamu nanya, aku yakin isi dalam gelas ini segera pindah ke wajah kamu." ancam Harin merasa dongkol. Padahal sudah berkali-kali ia menjawab pria itu dengan serius.

Sean terkekeh.

"Jadi, kamu udah punya tempat tinggal?" tanyanya lagi. Wanita di depannya menggeleng di tengah-tengah kesibukannya menyeruput jus dari sedotan.

"Hei, bagaimana bisa kamu kabur dari rumah tanpa persiapan apa-apa?" seru Sean tidak percaya. Harin ini memang selalu melakukan banyak hal di luar dugaannya.

"Karena itu aku butuh kamu, sahabat tercintaku." Harin menatap Sean sambil berkedip-kedip lebay membuat lelaki di depannya merasa geli.

Ekspresi Sean berubah bingung, ia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi dengan tangan terlipat di dada menghadap depan, menatap wanita yang sejak tadi berbincang-bincang dengannya itu.

"Maksud kamu?" ia memicingkan matanya curiga.

Harin kembali tersenyum lebar menatap lelaki itu.

"Kamu pernah bilang apartemenmu punya dua kamar."

Sean mengangguk.

"Kenapa nanya apartemen?" tentu saja ia heran karena wanita itu tiba-tiba menanyakan jumlah kamar di apartemennya.

"Jangan bilang kamu pengen numpang di apartemenku." pria itu memicingkan matanya curiga.

Ia melihat Harin menatapnya dengan senyuman lebar, memamerkan barisan-barisan gigi putihnya rapi.

Sean tertawa setengah mendengus .

"Hei, memangnya putri kaya seperti kamu ngga bisa beli atau menyewa sebuah apartemen?" dasar perempuan aneh. Padahal rumahnya sebesar istana.

Tapi ia sendiri pasti akan kabur seperti Harin kalau memiliki ayah yang selalu mengaturnya juga saudara tiri yang terus-terusan mengganggunya. Ia mengerti kalau sahabatnya itu ingin bebas.

"Kamu pikir aku akan meminta bantuan darimu kalau aku punya uang?"

ucap Harin merasa jengkel.

Sean mencoba mencerna setiap perkataan wanita itu.

"Seorang Harin Adinata nggak punya uang? Jangan bilang ..." gumamnya tertahan menatap Harin. Gadis itu tersenyum masam.

"Yah pikiran kamu benar. Semua kartu kreditku di blokir." ucapnya lalu tertawa jahat. Papanya pikir dengan memblokir kartu kreditnya ia akan pulang ke rumah itu lagi? Huh! Jangan harap. Tanpa uang pria tua itu pun dia bisa hidup mandiri. Lagipula dia kan punya sahabat baik seperti Sean yang bisa membantunya sebelum mendapat pekerjaan.

"Artinya sekarang kamu melarat?"

"Yup, benar. Tapi aku punya kamu yang akan menghidupiku sementara." balas Harin penuh percaya diri.

Sean menatap wanita itu takjub.

"Kamu bener-bener gila." katanya lalu menyesap segelas cappucino miliknya yang sejak tadi belum ia sentuh. Otaknya mulai sibuk berpikir.

Mereka sudah bersahabat selama enam tahun dan Sean tahu hampir semua masalah yang sudah terjadi dalam hidup Harin. Harin selalu curhat padanya. Tentang papanya, serta adik dan mama tirinya yang selalu berulah.

Kalau sekarang gadis itu sedang kesulitan, tidak mungkin kan dia diam saja. Ia sudah menganggap Harin seperti saudari kembarnya. Kamar di apartemennya memang ada dua tapi satunya milik ...

Eh, Sean tiba-tiba ingat minggu depan dirinya akan masuk asrama.

"Harin," ia menatap wanita itu.

"Bagaimana, kamu udah putusin nerima aku di tempatmu? Tenang aja, aku nggak desak kamu kok. Malam ini aku udah mesen hotel, tapi uangku nggak cukup. Jadi besok dengan sedih hati aku harus segera pindah ke tempatmu." Harin memasang tampang kasihan ke pria di depannya.

Sean tertawa kecil.

"Mana mungkin aku nolak kamu." sahutnya.

"Kamu bisa tinggal di kamarku. Minggu depan aku akan segera masuk asrama."

"Yeyy! Thankyou Sean! Kamu memang yang terbaik!

                          

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Apartemen Sean.

Harin menatap Sean bingung.

"Mau pergi? Ke mana? Kenapa kamu nggak tinggal bareng aku aja di sini? Jangan bilang kamu malu tinggal bersama wanita cantik seperti aku?" godanya. Ia meringis kesakitan ketika Sean menjitak kepalanya.

"Jangan asal bicara. Clubku akan bersiap lomba tiga bulan lagi. Kamu tahu aku ini seorang atlit andalan bukan? Aku akan tinggal di club mulai mulai minggu depan, itu udah ketentuan club."

Harin menatap pria itu jengkel. Kepalanya masih agak sakit.

Sean memang adalah salah satu atlit renang nasional dan pernah juara di kejuaraan renang master internasional, meski belum banyak yang mengenalnya.

"Oh ya, mana barang-barangmu?"

Sean menengok ke sisi kanan kiri Harin namun tidak melihat satu koper pun.

"Aku nggak mikir bawa barang saat kabur."

Sean menjatuhkan rahangnya. Wanita di depannya ini betul-betul membuatnya pusing. Lihat sekarang, sih gila ini malah tersenyum tanpa dosa menatapnya. Astaga.

                           

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Seoul, Korea Selatan

Hyun jae sedang duduk melamun di antara para rekan kerjanya di sebuah pup di Gangnam-gu ketika hpnya berdering. Ia langsung menjawab setelah melihat siapa yang menelpon.

"Ada apa?" tanyanya langsung sambil bangkit dan berjalan keluar.

"Kau harus ke Indonesia."

Hyun jae mengerutkan kening mendengar suara manajernya di ujung sana. Sudah hampir enam tahun ini ia tidak pernah ke sana lagi. Memang ada adik laki-lakinya tinggal di sana tapi ia pernah punya kenangan tidak enak di kota itu. Dirinya masih merasa canggung dan kadang terbayang-bayang dengan kejadian dulu.

Tunggu, untuk apa dia ke sana? Pekerjaannya di Seoul sudah cukup membuat kepalanya pusing.

"Kau mengambil pekerjaan baru lagi?" ada nada tidak suka pada cara bicaranya. Ia yakin manajernya itu ingat sekali kalau ia pernah punya pengalaman pahit di kota tersebut.

"Tidak, lokasi syuting video klipmu di pindahkan di sana.

Sial

Hyun jae mengerang kesal. Ia menutup matanya dalam-dalam dan menarik nafas kasar. Ia tahu pekerjaannya membuatnya harus siap pergi kemana saja. Tapi ...

Ah sudahlah. Biar bagaimana pun ia harus profesional. Sekalipun ia tidak suka, ia tetap harus bekerja dengan baik bukan?

"Kau urus keberangkatannya."

katanya mengambil keputusan.

"Baik. Sekalian aku akan urus tempat tinggalmu disana." balas sih manajer bernama Jin woo itu.

"Tidak usah." sahut Hyun jae cepat.

"Kau lupa aku punya apartemen  di sana? Aku akan tinggal bersama adikku saja."

"Baik aku mengerti."

Setelah itu sambungan terputus.

                              

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jakarta, Indonesia

Harin dan Sean membaringkan diri di sofa. Tenaga mereka sudah habis karena seharian ini harus berbelanja beberapa kebutuhan wanita. Tentu saja milik Harin tapi pakai duit Sean.

Sean menggeleng. Kalau bukan sahabat sehidup sematinya, ia nggak akan rela susah-susah begini bahkan menghabiskan banyak uangnya untuk gadis itu.

Harin menatap berkeliling apartemen Sean. Ia memang sering datang ke tempat ini, tapi belum pernah benar-benar memperhatikan isinya.

"Ayo ikut aku."

Harin melihat Sean bangkit dari sofa dan ia ikut-ikut saja. Sean membuka sebuah kamar yang selama ini terkunci. Ia pernah cerita itu adalah kamar kakaknya tapi Harin tidak pernah melihat orangnya. Lelaki itu tidak pernah muncul. Tiap kali Harin bertanya, Sean hanya bilang kakaknya itu orang yang sibuk dan sudah lama balik ke kampung halaman mereka.

Harin juga tidak begitu peduli dengan kakak pria itu. Lagipula ia tidak kenal.

Harin mengamati kamar bercat monokrom tersebut. Desain tempat tidur yang besar senada dengan warna netral kamarnya. Dekorasinya tidak ramai. Simple namun tetap elegan. Tampak sederhana namun tidak kehilangan kesan mewahnya. Sepertinya sang pemilik kamar ini adalah lelaki yang sangat maskulin dan rapi.

"Kalau kakakku tahu aku mengijinkanmu tidur di kamarnya, ia pasti membunuhku." Pandangan Harin berpindah ke Sean.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Selamat launching novel terbarunya mae smg sukses sll ya terus berkarya.....
Karya-karya sangat menarik dan seru...

Harin anak horang kaya tajiiiir melintiiiir kabuuur dari rumah, beruntung punya sahabat sejati seperti sean yg menampungnya diapartemannya....

Harin sangat penasaran kakak laki-laki sean tidak pernah pulang2, harin tidak pernah bertemu sm kakaknya sean...

kakaknya sean pasti kaget skl di apartemen ditempati.....

Smg harin berjodoh sm kakaknya sean.....

2025-09-18

5

Srie Handayantie

Srie Handayantie

aku hadirr kembalii kak thor , duhh bacaan baru lagii krenn juga ya othor nya Ampe brpaa biji ini novel yg on going . seru2 pula smuanya . 🤩

2025-09-18

1

Syifa Azhar

Syifa Azhar

mae baca Edel belum kelar,aku udah ikut ngibrit kesini,semoga lancar up dan sukses untuk louncing karya barunya mae😂

2025-09-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!