Kesempatan Kedua

.

.

di luar kamar terlihat Jonathan mondar mandir di depan pintu kamar ia sangat khawatir dengan keadaan Vania istri tercinta nya yang masih berada di dalam kamar, sudah dua jam dokter Willi belum keluar juga entah apa yang terjadi di dalam sana. Jonathan sangat khawatir

Iren berdiri seraya meremas kedua tangan nya dalam hati nya ia sangat takut rahasia nya terbongkar tetapi ia berusaha tenang supaya Jonathan tidak mencurigai nya.

pintu kamar Vania terbuka dan keluarlah dokter Willi dengan wajah lesu, Jonathan segera menghampiri nya

" bagaimana keadaan istri ku " tanya Jonathan khawatir

dokter Willi menghembuskan nafas nya dengan kasar " maaf tuan... Nyonya mengalami koma "

mata Jonathan membulat sempurna tanpa berkata apapun lagi ia melangkah masuk dengan sangat terburu-buru

Iren menyusulnya dan dokter Willi kembali masuk, Jonathan duduk di tepi ranjang dimana saat ini Vania sedang terbaring dengan mata yang tertutup, wajah yang pucat dan jarum infus melekat di tangan nya.

" saya saran kan sebaiknya tuan menyewa perawat untuk menjaga Nyonya duapuluh empat jam " ucap dokter Willi

" tidak usah saya yang akan merawat Vania sampai dia sembuh " ucap Iren dengan cepat bisa hancur semua rencananya jika Jonathan sampai menyewa perawat untuk menjaga Vania

" dasar wanita licik.... awas saja setelah ini aku akan membuat kamu gila sama seperti yang kamu lakukan kepada pemilik tubuh ini " ucap Vania dalam hati saat mendengar ucapan dari Iren

" apa Nyonya siap menjaga Nyonya Vania sampai duapuluh empat jam, " tanya dokter Willi menatap wanita paru baya itu

sedangkan Jonathan hanya fokus mengelus rambut panjang Vania yang kusut.

" aku bisa selama ini aku juga yang merawat Vania " ucap Iren dengan yakin

" tapi bukti nya selama ini anda hanya membuat kondisi nyonya Vania semakin buruk, saya jadi curiga kepada Anda " ucap dokter Willi ia sengaja ingin memancing amarah wanita paru baya yang sudah melarang nya bekerja sebagai dokter pribadi keluarga Grisworld.

Iren menatap tajam dokter Willi " apa kamu menuduh ku mencelakai Vania ha.. " marah Iren

Joana masih tidak mempedulikan perdebatan mereka ia hanya fokus mengelus kepala istri nya dengan lembut

" saya tidak menuduh mu, lalu kenapa kamu terlihat panik seperti itu ? " curiga dokter Willi

seketika Iren merasa gugup, wanita itu menghampiri Jonathan dan mengelus pundak Jonathan dengan lembut

" kamu percaya sama bibi kan Jo.... " ucap nya

" maaf taun bukan nya saya lancang tapi untuk saat ini seperti nya tidak ada orang yang bisa di percaya disini, apa lagi ini menyakiti kondisi Nyonya mudah " ucap Dokter Willi

" apa maksud mu ha " Iren kembali menatap dokter Willi dengan marah

" saya hanya ingin yang terbaik untuk Nyonya mudah apa lagi tuan mudah jarang sekali ada di rumah, jadi sebaik nya anda menempatkan satu orang perawat yang bisa di percaya untuk menjaga Nyonya Mudah selama anda tidak berada di rumah " jelas dokter Willi panjang lebar

" kenapa pria ini diam saja, cukup bilang iya saja susah banget, " omel Vania dalam hati

" selama ini aku yang mengaja nya, jadi tidak usah menempatkan perawat di rumah ini " bantah Iren

" rasanya aku ingin sekali mencabik cabik mulut sih wanita licik itu " Vania kembali berkata dalam hati

" saya tau, tetapi selama satu tahun ini anda hanya semakin membuat kondisi Nyonya mudah semakin parah " ucap dokter Willi

Jonathan diam mendengar semua yang di katakan oleh dokter Willi, pria itu berfikir dan yang di katakan oleh dokter Willi itu juga ada benar nya.

Iren ingin kembali berkata tetapi Jonathan menaikkan satu tangan nya menghentikan Iren yang ingin kembali berbicara , Iren diam ia tidak berani membantah Jonathan

" kirimkan satu orang perawat untuk merawat istri ku duapuluh empat jam " ucap Jonathan tegas

Iren membulatkan matanya ia sangat tidak setuju dengan apa yang di katakan oleh Jonathan

" tapi bibi bisa sendiri merawat nya nak " ucap Iren

Jonathan menatap tajam wanita paru baya itu, Iren yang melihat tatapan tajam yang sangat menusuk itu menelan selipan nya dengan kasar.

" tak ada bantahan ini keputusan ku " ucap Jonathan tegas

Dokter Willi tersenyum ia merasa menang saat ini , dokter Willi mebungkukkan tubuh nya " terimakasih tuan "

" kamu boleh pergi " ucap Jonathan tanpa melihat wajah dokter Willi

Vania tersenyum tipis mendegar Jonathan akan memberikan perawat khusus untuk menjaga nya, sebelum pergi dokter Willi menatap kearah Vania, tanpa Jonathan dan Iren sadari Vania mengedipkan sebelah mata nya ke arah dokter Willi.

dokter Willi hanya menghembuskan nafas nya dengan pelan lalu segera melangkah pergi.

" ta... ___ " ucapan Iren di hentikan oleh Jonathan

" sebaik nya bibi kembali ke kamar, " ucap Jonathan

dengan perasaan yang sangat marah Iren melangkah jalur dari kamar itu, sesampai nya di kamar nya ia membanting semua barang-barang yang ada disana

prakkk

prakkk

" sial... sial... gara-gara dokter tua itu Jonathan tidak lagi mempercayai ku, dan Vania kenapa dia tidak mati saja " marah nya seraya membanting barang-barang nya

" aku harus memikirkan rencana yang lain.... supaya aku bisa menyingkirkan Vania dari rumah ini apa perlu untuk selama-lama nya " ucap nya berjalan mondar mandir dengan fikiran yang sangat kacau

" dan Nova... pergi kemana anak itu kenapa tidak terlihat sejak tadi " ia baru ingat setelah ia memarahi Nova gadis itu tidak terlihat lagi entah kemana pergi nya .

di kamar Jonathan membaringkan tubuh nya di sampai Vania perlahan ia memeluk tubuh kurus itu dan tak lama pria itu langsung tertidur.

setalah Jonathan tertidur dengan nyenyak Vania membuka mata nya ia menatap wajah tampan pria itu .

" beruntung sekali Vania bisa menikah dengan pria ini, selain kaya dia juga tampan " ucap Vania dalam hati seraya menatap wajah tampan yang tertidur dengan pulas itu

" terimakasih Vania karena kamu ingin menyerahkan tubuh mu ini kepada ku, aku janji, aku akan membalas semua perlakuan jahat wanita licik itu, tapi meskipun tubuh mu sangat lah kurus dan kurang gizi tapi gak apa- apa setidaknya nya aku masih di beri kesempatan kedua untuk hidup meskipun di dalam raga yang berbeda " lanjut nya lagi dengan mata yang berkaca-kaca

" eehhh aku lupa sesuatu... aku belum melihat seperti apa paras wajah ini... tapi semoga saja wajah Vania ini cantik " ucap nya lagi

Jonathan merasa ada yang memperhatikan nya perlahan ia mengerakkan tubuh nya, Vania merasakan pergerakan itu dan dengan cepat ia kembali menutup mata nya seperti semula.

Jonathan membuka matanya dan menatap wajah tirus istri . " apa perasaan ku saja ya... " ucap nya lalu kembali memejamkan mata nya

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!