Pria misterius

Edel berjalan cepat menyusuri lorong panjang rumah besar itu, wajahnya masih memerah dan napasnya belum stabil. Pipinya seperti terbakar, tubuhnya gemetar tak terkendali. Ia hampir tidak bisa berpikir jernih.

Apa tadi yang terjadi?

Baru saja ia merasa jantungnya nyaris copot, bersembunyi di lemari karena kehadiran seorang wanita yang, dari suaranya jelas bukan orang biasa. Lalu ... setelah wanita itu pergi, ia malah hampir kehilangan kendali karena tatapan dan sikap tuan mudanya yang begitu mendominasi.

Edel berhenti di tikungan lorong dan menyandarkan tubuhnya ke dinding, berusaha menenangkan diri. Kedua tangannya menekan pipi yang masih panas.

"Aku harus menjauh dari dia ..." gumamnya pelan.

"Kalau tidak, aku bisa mati berdiri setiap kali dia menatapku begitu." katanya pada dirinya sendiri.

Tanpa ia sadar, dirinya telah berjalan keluar dari mansion besar bak istana itu.

"Eh, di mana ini?" Edell menatap sekeliling. Dia adalah pembantu baru di rumah ini, baru masuk hari ini. Jelaslah dia masih bingung dengan rumah yang besarnya seperti istana ini.

"Ya ampun Edell, kamu tersesat lagi. Kalau tersesat di rumah orang tidak apa-apa, ini malah tersesat di rumah majikan yang gede banget. Udah gitu banyak banget peraturannya pula. Gak boleh inilah, gak boleh itulah, gak boleh natap mata para tuan muda, blablablaa ..."

Puk ... Puk ...

Gadis itu terdiam. Ia mendengar suara dari sebuah bangun kecil di depan sana, terpisah dari rumah utama yang bak istana ini. Ada orang lain yang tinggal di sana? Siapa, pembantu yang memiliki jabatan tinggi di rumah ini? Ia berpikir begitu karena tidak mungkin salah satu dari majikan di rumah ini yang akan tinggal di sana. Walau bangunan kecil itu tampak bagus, tapi terlalu kecil untuk ditinggali majikan yang super duper kaya. Letaknya juga berada sangat belakang, tertutupi oleh pepohonan.

Edel melangkah pelan mendekati bangunan kecil itu. Rasa penasaran mengalahkan rasa takutnya. Suara puk... puk ... yang ia dengar tadi sudah berhenti, tak terdengar lagi. Tetapi ia tetap penasaran ingin ke sana. Penasaran ingin lihat siapa yang tinggal di sana.

Langkah kaki Edel terhenti tepat di depan pintu bangunan kecil itu. Rumah mungil bercat putih gading itu terlihat hangat dan damai, berbeda dari kesan megah dan menegangkan yang ia rasakan di rumah utama. Di sekelilingnya tumbuh tanaman lavender dan rosemary, menebarkan aroma menenangkan.

Edel menelan ludah. Ia melongok pelan lewat jendela besar di samping pintu. Di dalamnya, ruangan itu dipenuhi benda-benda aneh, lukisan setengah jadi, alat-alat pertukangan, buku berserakan di lantai, dan beberapa patung kayu kecil yang belum selesai diukir. Pintu depan terbuka lebar, tapi tak ada siapa-siapa di sana.

Bermodalkan rasa ingin tahu dan penasarannya, Edell masuk tanpa bersuara, tanpa mengetuk, tanpa ijin.

"Nggak ada siapa-siapa?" ia bertanya pada dirinya sendiri. Langkahnya terus masuk sampai ke ruang paling belakang. Kesan rumah itu yang dibagian belakang berbeda sekali dibandingkan yang di depan. Yang di belakang ini terasa dingin dan misterius. Lalu langkah gadis itu terhenti pada tangga menuju ruang bawah tanah.

Edell yang suka menjelajah makin penasaran. Ia semakin tertarik menjelajahi rumah ini. Dari luar kelihatan kecil, tetapi pas masuk ... Menarik sekali. Ia turun ke bawah. Di bawah ada ruangan juga. Lampu temaram menyambutnya dengan cahaya kuning remang yang membuat suasana makin terasa seperti di dunia lain. Udara di sana lembap, bau kayu tua dan tanah yang mengering bercampur dengan aroma cat minyak dan minyak kayu. Suasananya sunyi, tapi bukan sunyi yang kosong, lebih seperti tempat yang menyimpan banyak cerita diam-diam.

Edel menuruni anak tangga perlahan, kakinya menginjak kayu tua yang mengeluarkan suara kriet... kriet... setiap kali diinjak. Ia menahan napas, jantungnya berdetak lebih cepat, tapi bukan karena takut, lebih karena rasa penasaran yang tak tertahankan.

Ruangan bawah tanah itu ternyata seperti ruangan rahasia. Dinding-dindingnya dipenuhi gambar-gambar aneh, sebagian berupa wajah-wajah manusia yang tampak seperti berteriak dalam diam, sebagian lagi gambar abstrak dengan warna-warna gelap dan kontras yang menyentak. Ada meja panjang di tengah ruangan, penuh dengan kuas, pisau palet, dan botol-botol kecil berisi cairan tak dikenal. Juga ada banyak foto orang-orang di sebuah papa besar yang tersendiri. Edell tidak mengenal orang-orang itu tentu saja. Entah siapa orang-orang itu.

Di sudut ruangan, ada sebuah patung setengah jadi, terbuat dari kayu hitam pekat, tampak seperti tubuh manusia, namun tanpa kepala.

Edel meneguk ludah. Merinding.

"Ini … tempat apa, sih sebenarnya?" bisiknya.

Tiba-tiba terdengar suara langkah dari atas. Edel langsung panik. Ia memutar tubuhnya dan menoleh ke tangga. Suara itu mendekat. Seseorang sedang turun.

Dengan cepat Edel mundur, mencari tempat bersembunyi. Ia bersembunyi di balik salah satu lemari kayu besar yang terbuka sedikit. Ia mengintip dari sela pintu.

Seseorang turun perlahan. Tubuh tinggi dengan bahu lebar. Rambutnya gelap, berantakan namun berkelas. Wajahnya ...

Ya ampun tampan sekali. Mirip dengan tuan muda pertama, tapi di mata Edell yang ini lebih ke tampan tipenya. Walau si tuan muda pertama tipenya juga. Heheh. Aneh.

Edel menahan napas. Takut ketahuan.

Pria itu menuruni tangga dengan langkah santai, seolah tempat ini adalah dunia pribadinya yang paling nyaman. Wajahnya tak menunjukkan ekspresi apa-apa. Dingin. Fokus. Tatapannya mengarah ke patung setengah jadi itu. Ia menghampiri benda tersebut, memutar tubuhnya, lalu mulai mengukir perlahan. Seolah benar-benar lupa akan dunia di luar sana.

Edel membeku. Ia ingin keluar, tapi tak bisa. Bahkan untuk bergerak pun ia ragu. Seluruh tubuhnya tegang. Tiba-tiba, suara pria itu terdengar, dalam dan berat.

"Kau pikir aku tidak tahu kau di situ?"

Jantung Edel nyaris copot.

Pria itu tetap membelakanginya, mengukir tanpa henti.

"Keluar," lanjutnya tenang,

"Sebelum aku kehilangan kesabaran."

Edel langsung berdiri, melangkah keluar dari balik lemari dengan kepala tertunduk, wajah pucat.

"Maaf, aku ..."

Tatapan pria itu akhirnya beralih padanya. Matanya tajam seperti elang. Dalam. Menembus. Edell menciut seketika. Sepertinya dia telah masuk di tempat yang seharusnya tidak ia masuki.

Walau pria itu tampan sekali, tetap saja menakutkan.

Saat lelaki itu mendekat, Edell mundur. Begitu langkah si tampan itu lebih dekat lagi, Edell terus mundur hingga tubuhnya menubruk meja dan hampir jatuh. Kalau tidak cepat-cepat di tahan oleh laki-laki tampan itu, pasti dia sudah jatuh ke lantai.

Tapi pria itu menariknya kuat hingga tubuhnya bertabrakan dengan tubuh pria itu. Pergelangan tangannya di genggam kuat-kuat. Tatapan mereka bertemu.

Terpopuler

Comments

Srie Handayantie

Srie Handayantie

aku yakin ini pastii tuan mudaa yg kedua kan , misterius dinginn aduhh tipe ku banget inii. aku jadi kecintaan sendiri 😍🤭

2025-07-27

7

Anonim

Anonim

Edel setelah keluar dari kamar Ansel - berjalan keluar dari mansion - tersesat di bangunan kecil terpisah dari rumah utama. Edel ini sembarangan masuk di rumah orang tak ada rasa takut. Ternyata ada penghuninya - pria tampan menurut Edel. Rupanya Edel yang sedang bersembunyi - diketahui oleh pria tersebut. Rasakan kau Edel yang sudah lancang masuk rumah orang tanpa permisi.

2025-07-29

0

Kimo Miko

Kimo Miko

waduuhhh adelll siapa lagi yang kau temui. makanya jangan terlalu kepo. tampan tapi menyeramkan. cepat kabur kamu banyak kerjaan . pake GPS biar gak tersesat. tanya mbah geogel. protes ma bos bangun rumah jangan gede2/Grin/

2025-07-31

1

lihat semua
Episodes
1 Tuan muda pertama
2 Siapa namamu?
3 PENOKOHAN
4 Pria misterius
5 Obati aku
6 Menghisap darahmu
7 Basten
8 Keadaan berbahaya
9 Ingin menghilang saja
10 Ingin bermain
11 Kau akan melayaniku
12 Jangan tuan muda ...
13 Sensasi apa ini?
14 Kamu beruntung
15 Berapa umurmu?
16 Kau dilarang mendekatinya
17 Jangan menjodohkan aku
18 Lakukan apapun yang mereka bilang.
19 Tempat pribadi
20 Waktumu 15 menit
21 Tubuhmu mengingatku
22 My sweet heart
23 Tamu istimewa
24 Sang putri
25 Lumatan ganas
26 Perkara kelinci
27 Matamu selalu mengkhianatimu
28 Cium aku
29 Persiapan pesta
30 Sang penculik
31 Lusinda
32 Kau harus di hukum
33 Kau kabur dariku
34 Aku akan memuaskanmu
35 Tangan atau lidah?
36 Jangan takut
37 Ada yang mengincarmu?
38 Kekasihku
39 Bukan mata-mata
40 Jangan takut
41 Kuliah?
42 Edel adalah tanggung jawabmu
43 Tidak pakai bra
44 Tidak, tanpa persetujuanmu
45 Kau gemetar
46 Ssstt, nikmati saja
47 Wajahmu sangat seksi
48 Sarapan bersama
49 Sang putri
50 Takut muntah
51 Kampus
52 Workshop
53 Kecemburuan Helene
54 Hai, darling
55 Tunanganku?
56 Aku pernah menidurimu?
57 Tidak tulus berteman
58 Menikah?!
59 Sah
60 Kemarahan Lady Corris
61 Memberi mereka cucu
62 Merinding
63 Call me baby
64 Sakit sekali
65 Sentuhan Edel
66 Habis ditiduri?
67 Istana
68 Tidak ingin kau sakit
69 Bertemu Lusinda
70 Minta maaf pada istriku
71 Kami telah menikah
72 Minta maaf pada putri
73 Kepercayaan diri Lusinda
74 Aku benar-benar putri?
75 Semua putraku hebat!
76 Untukmu saja
77 Pelayan Kerajaan
78 Bertemu Raja & Ratu
79 Pelukan Pangeran Xavier
80 Lusinda dipermalukan
81 Adelice & Mirabel
82 Basten cemburu
83 Kau basah sekali
84 Kamu punya siapa?
85 Bisik-bisik pelayan
86 Tamparan sang putri
87 Sisi lain Pierre
88 Suami kedua?
89 Undangan Lea
90 Tidak dapat ijin
91 Kenakalan istri
92 Pesta Lea
93 Kau tidak pantas
94 Bukan bintang film porno
95 Pierre datang!
96 Tabrakan
97 Ciuman
98 Perasaan yang berbeda
99 Sepupu?
100 Simbiosis mutualisme
101 Tembakan
102 Situasi menegangkan
103 Situasi menegangkan 2
104 Di gendong ala Koala
105 Nama yang manis
106 Kau ingin aku tambah gila?
107 Ingatan Edel kembali
108 Rencana penangkapan
109 Lusinda dan Camelia ditangkap
110 Gubuk
111 Hukuman raja
112 Tamparan sang putri
113 Bangga padamu
114 Mimpi buruk Adelice
115 Main
116 Basten salah paham
117 Sepupu?
118 Yang sentuh duluan
119 Gosip
120 Hari pernikahan
121 Berita kematian
122 Akan membuat istana kacau
123 Pesta tetap berlangsung
124 Aman dari siapa?
125 Ciuman Pierre
126 Sentuhan
127 Kamu sudah keenakan
128 Bersembunyi
129 Pemeriksaan
130 Teriakan Fiora
131 Mayat
132 Berduaan
133 Aula utama istana
134 Sekutu Selir Agnes
135 Rapat dadakan
136 Sentuhan
137 Main
138 Mengintai
139 Bukti penting
140 Istana kacau
141 Menyusun rencana
142 serang mereka!
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Tuan muda pertama
2
Siapa namamu?
3
PENOKOHAN
4
Pria misterius
5
Obati aku
6
Menghisap darahmu
7
Basten
8
Keadaan berbahaya
9
Ingin menghilang saja
10
Ingin bermain
11
Kau akan melayaniku
12
Jangan tuan muda ...
13
Sensasi apa ini?
14
Kamu beruntung
15
Berapa umurmu?
16
Kau dilarang mendekatinya
17
Jangan menjodohkan aku
18
Lakukan apapun yang mereka bilang.
19
Tempat pribadi
20
Waktumu 15 menit
21
Tubuhmu mengingatku
22
My sweet heart
23
Tamu istimewa
24
Sang putri
25
Lumatan ganas
26
Perkara kelinci
27
Matamu selalu mengkhianatimu
28
Cium aku
29
Persiapan pesta
30
Sang penculik
31
Lusinda
32
Kau harus di hukum
33
Kau kabur dariku
34
Aku akan memuaskanmu
35
Tangan atau lidah?
36
Jangan takut
37
Ada yang mengincarmu?
38
Kekasihku
39
Bukan mata-mata
40
Jangan takut
41
Kuliah?
42
Edel adalah tanggung jawabmu
43
Tidak pakai bra
44
Tidak, tanpa persetujuanmu
45
Kau gemetar
46
Ssstt, nikmati saja
47
Wajahmu sangat seksi
48
Sarapan bersama
49
Sang putri
50
Takut muntah
51
Kampus
52
Workshop
53
Kecemburuan Helene
54
Hai, darling
55
Tunanganku?
56
Aku pernah menidurimu?
57
Tidak tulus berteman
58
Menikah?!
59
Sah
60
Kemarahan Lady Corris
61
Memberi mereka cucu
62
Merinding
63
Call me baby
64
Sakit sekali
65
Sentuhan Edel
66
Habis ditiduri?
67
Istana
68
Tidak ingin kau sakit
69
Bertemu Lusinda
70
Minta maaf pada istriku
71
Kami telah menikah
72
Minta maaf pada putri
73
Kepercayaan diri Lusinda
74
Aku benar-benar putri?
75
Semua putraku hebat!
76
Untukmu saja
77
Pelayan Kerajaan
78
Bertemu Raja & Ratu
79
Pelukan Pangeran Xavier
80
Lusinda dipermalukan
81
Adelice & Mirabel
82
Basten cemburu
83
Kau basah sekali
84
Kamu punya siapa?
85
Bisik-bisik pelayan
86
Tamparan sang putri
87
Sisi lain Pierre
88
Suami kedua?
89
Undangan Lea
90
Tidak dapat ijin
91
Kenakalan istri
92
Pesta Lea
93
Kau tidak pantas
94
Bukan bintang film porno
95
Pierre datang!
96
Tabrakan
97
Ciuman
98
Perasaan yang berbeda
99
Sepupu?
100
Simbiosis mutualisme
101
Tembakan
102
Situasi menegangkan
103
Situasi menegangkan 2
104
Di gendong ala Koala
105
Nama yang manis
106
Kau ingin aku tambah gila?
107
Ingatan Edel kembali
108
Rencana penangkapan
109
Lusinda dan Camelia ditangkap
110
Gubuk
111
Hukuman raja
112
Tamparan sang putri
113
Bangga padamu
114
Mimpi buruk Adelice
115
Main
116
Basten salah paham
117
Sepupu?
118
Yang sentuh duluan
119
Gosip
120
Hari pernikahan
121
Berita kematian
122
Akan membuat istana kacau
123
Pesta tetap berlangsung
124
Aman dari siapa?
125
Ciuman Pierre
126
Sentuhan
127
Kamu sudah keenakan
128
Bersembunyi
129
Pemeriksaan
130
Teriakan Fiora
131
Mayat
132
Berduaan
133
Aula utama istana
134
Sekutu Selir Agnes
135
Rapat dadakan
136
Sentuhan
137
Main
138
Mengintai
139
Bukti penting
140
Istana kacau
141
Menyusun rencana
142
serang mereka!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!