Ambil Saja Suamiku Untukmu

Ambil Saja Suamiku Untukmu

Pernikahan dan Perpisahan

"Saya terima nikah dan kawinnya Luna Wijaya binti almarhum Seno Wijaya dengan mas kawin tersebut, tunai. "

Rafi mengucap kalimat ijab qobul itu dengan lantang dan kata "SAH" dari saksi dan tamu menandakan bahwa pernikahan Luna dan Rafi sudah Sah di mata hukum dan agama.

Air mata Luna menetes perlahan, dia tidak percaya Rafi sang kekasih akan menepati amanah dari ayahnya sebelum meninggal dunia.

Sebuah pernikahan sederhana dan hanya dihadiri kakeknya sebagai walinya. Tidak ada keluarga lain yang hadir, karena kakeknya juga sebenarnya ragu untuk menikahkan cucu kesayangannya dengan pria bernama Rafi itu.

Entah kenapa, tapi karena ini adalah amanat dari anaknya, mau tidak mau suka tidak suka dengan terpaksa kakek menikahkan Luna dengan Rafi. Dan setelah menikahkan Luna kakek tidak berbasa basi atau tinggal lebih lama di sana, dia langsung pergi meninggalkan Luna dengan keluarga barunya.

Luna mengerti perasaan kakeknya dan memakluminya, dia beralasan kepada keluarga Rafi kalau kakeknya sedang tidak enak badan dan harus istirahat lebih banyak.

"Wah, selamat ya, kalian akhirnya sudah sah menjadi suami istri. " ujar bu Endah ibu Rafi.

"Iya, Aku sangat bahagia bisa menikahi wanita cantik seperti Luna. " kata Rafi dengan bangga. "Tapi sepertinya kita tidak bisa terlalu lama larut euphoria ini, karena aku harus segera ke bandara dua jam lagi. Pesawatku akan berangkat sore ini. "

Rafi ingat kalau dia harus melakukan perjalanan ke luar negeri pertamanya untuk menjadi perwakilan perusahaan tempatnya bekerja selama beberapa bulan ke depan.

Karena itulah dia merencanakan pernikahan ini lebih awal, agar tidak menundanya terlalu lama. Bagaimana pun, amanat orang yang sudah meninggal harus segera di laksanakan. Luna juga tidak keberatan, Rafi menepati amanat ayahnya saja dia sudah sangat bahagia.

"Ya sudah kembalilah ke kamar dan beristirahatlah. Luna, bantu siapkan apa saja yang akan dibawa Rafi." ujar Bu Endah.

"Iya, bu." jawab Luna dengan senyum tipis di bibirnya.

Rafi merangkul tubuh Luna dan segera membawanya ke kamar. Dia akan bersiap pergi setelah sah mempersunting wanita cantik bernama Luna.

Di dalam kamar, Luna dan Rafi berdiri berhadapan. Rafi mencium kening Luna lama dan dalam seolah menyalurkan kekuatan kepada wanita itu kalau semua akan baik-baik saja.

"Maafkan aku, ya. Aku tidak bisa menolak pekerjaan ini, aku harus pergi di hari pertama pernikahan kita, tanpa malam pertama atau apapun itu. " kata Rafi penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa mas. Lagi pula hari ini aku juga tidak bisa melayanimu karena sedang berhalangan. " kata Luna sambil menunduk.

"Benarkah? Wah kebetulan seperti apa ini. " Rafi terkekeh namun dia merasa lega, karena belum bisa menyentuh istrinya sekarang.

"Tidak apa-apa, kita bisa melakukannya nanti saat aku pulang. Kita akan langsung melakukan program hamil agar segera mendapatkan momongan. " ucapnya dengan nada bercanda.

Luna menyembunyikan senyumnya, dia merasa malu membahas hal intim ini dengan vulgar, seolah Rafi tidak ada beban.

"Jangan malu-malu. Kamu sekarang istriku. Hal itu sudah biasa dibahas oleh pasangan suami istri. " kata Rafi seolah tau apa isi hati istrinya. "Sekarang ayo bantu aku berkemas. Aku sudah tidak punya waktu lagi. "

Setelah puas mengatakan apa yang ingin dia katakan, Rafi segera mengemas beberapa pakaian kerja juga pakaian santainya tak lupa beberapa keperluan tambahan kedalam koper dibantu oleh Luna. Setelah semua selesai, sudah tiba saat nya Rafi berangkat.

"Aku berangkat dulu ya, kamu baik-baik tinggal disini bersama ayah dan ibuku. Anggap mereka seperti orang tuamu sendiri. " kata Rafi sebelum berangkat.

"Tenang saja, nak. Sudah pasti kami akan menganggap Luna seperti anak kami sendiri. Kamu jangan khawatir, bekerja lah dengan baik dan bawa uang yang banyak saat kembali. " kata Bu Endah dengan nada bercanda.

"Iya, kamu jangan khawatir, Rafi. Kami akan menjaga Istrimu dengan baik. " sahut Pak Doni, ayah Rafi.

"Syukurlah kalau begitu. Aku akan merasa tenang meninggalkan istriku disini. Aku pergi dulu ya, aku akan kembali untukmu. Percayalah padaku. "

Luna mengangguk dengan senyum tipis.

Rafi kembali mencium kening Luna dalam dan lama seolah meyakinkan wanita itu kalau dia akan kembali hanya untuknya.

"Hati-hati dan jaga dirimu disana. "

"Iya, tentu saja. "

Taksi yang membawa Rafi pergi meninggalkan pekarangan rumah dan Luna segera masuk ke dalam rumah saat taksi itu sudan tidak terlihat dalam pandangan matanya.

Rumah itu terlihat berantakan dengan sisa makanan dan piring yang masih kotor sisa acara pernikahannya tadi. Tanpa disuruh dan tau diri sebagai seorang menantu Luna segera membawa piring-piring kotor ke dapur agar di cuci bibi dan membersihkan sampah yang berserakan.

Bu Endah yang melihat menantunya sangat rajin itu tentu saja merasa sangat bangga. Ternyata meskipun cantik, ternyata Luna adalah wanita yang ringan tangan.

"Nggak usah repot-repot Luna, kamu istirahat saja dulu. Kamu kan pengantin baru di keluarga ini. " kata Bu Endah.

"Nggak apa-apa bu, mana mungkin saya diam saat melihat rumah berantakan seperti ini. Setidaknya saya membantu beres-beres sedikit. " kata Luna yang masih sedikit canggung,

"Ya sudah, kalau begitu ibu masuk ke kamar dulu ya, Ibu ingin istirahat. " kata Bu Endah menepuk bahu menantunya.

Luna pun segera masuk ke dalam kamarnya saat dirasa cukup membantu. Karena dia juga merasa lelah dan butuh istirahat.

Saat berbaring dia membuka galeri ponselnya dan melihat foto kedua orang tuanya yang meninggal karena kecelakaan beberapa bulan yang lalu. Dia tidak menyangka kalau kedua orang tuanya akan meninggal secepat itu saat pulang dari pertemuan bisnis.

Sebelum meninggal, Ayahnya berpesan kepada Rafi kekasihnya untuk menjaganya dengan baik. Dan Rafi menyanggupi amanat itu dengan menikahinya sekarang.

"Ayah, ayah pasti bahagia disana karena melihatku sudah menikah dengan Rafi. Tapi sayangnya, suamiku meninggalkanku tepat setelah kami menikah. Aku tidak bisa melarangnya dan tidak bisa ikut dengannya karena ini bukan perjalanan bulan madu, tapi perjalanan bisnis. Aku akan mencoba percaya padanya dan akan menunggunya. Tapi jika nanti di tengah jalan aku merasa lelah, Aku harap ayah tidak akan kecewa jika aku berhenti. " gumamnya sambil menyentuh lembut foto kedua orang tuanya.

"Aku akan menunggunya kembali dirumah ini, Aku akan menjadi istri dan menantu yang baik, melahirkan anak-anak yang lucu. Cepatlah pulang. " gumamnya lagi membayangkan masa depan yang indah bersama Rafi dan keluarganya disini.

Saat Luna sedang larut dalam lamunannya, terdengar pintu kamarnya diketuk dengan keras dan dari luar terdengar suara kepanikan semua orang.

"Mbak Luna, mbak tolong, ibu pingsan. "

Terpopuler

Comments

BunDa TuTi 0910

BunDa TuTi 0910

seru kayaknya nih kisahnya, menantang untuk di baca

2025-07-23

1

☕︎⃝❥darahbiru⧗⃟ᷢʷ ⁷⁸⁶™🌀ꪻ꛰͜⃟ዛ

☕︎⃝❥darahbiru⧗⃟ᷢʷ ⁷⁸⁶™🌀ꪻ꛰͜⃟ዛ

kk mampir di sini thor. permulaan cerita yg bagus.

2025-09-05

1

sukensri hardiati

sukensri hardiati

mampir...

2025-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan dan Perpisahan
2 Operasi
3 Muak
4 Wajah Asli
5 Istri Baru
6 Tidak Ingin Terpuruk
7 Acuh
8 Rahasia Luna
9 Pergi
10 Kebebasan
11 Menjemput Luna
12 Tanpa Luna
13 Berkas Perceraian.
14 Pertemuan Tak Terduga
15 Permintaan Reza
16 Sidang Pertama
17 Pertemuan
18 Pukulan Telak Di Ruang Rapat
19 Fitnah Yang Di Tebar
20 Penyesalan Yang Terlambat
21 Tantangan
22 Angin Malam
23 Rencana Dan Kejutan.
24 Kekalahan Saras
25 Kebenaran Yang Baru Diketahui
26 Mulai Terbuka
27 Makan Malam
28 Ungkapan Perasaan
29 Misi Dimulai
30 Pulang Ke Rumah
31 Perasaan Yang Terbalas
32 Mario
33 Rencana Arya
34 Persiapan Ulang Tahun
35 Ulang Tahun Luna
36 Kejutan
37 Kebahagiaan Dan Penyesalan
38 Langkah Awal
39 Pak Umar
40 Rencana Luna
41 Mengusir Saras
42 Bertemu Luna
43 Siapa Yang Bersama Saras?
44 Sebuah Informasi
45 Pengganggu
46 Tekad Luna
47 Perubahan Rencana
48 Saling Serang
49 Kehancuran Wirawan
50 Berlian Dan Batu Kerikil
51 Pelangi Setelah Badai
52 Persiapan Pernikahan
53 Pernikahan
54 Malam Pertama
55 Kebahagiaan Dan Kabar Duka
56 Kehidupan Baru
57 Firasat
58 Perdebatan
59 Ngidam
60 Keisengan Bumil
61 Pernyataan Tak Terduga
62 Kegalauan Hati Dewi
63 Harapan Yang Hancur
64 Kecemburuan Luna
65 Kamarahan Arya
66 Konsekuensi
67 Belanja
68 Sesuatu Yang Terlupakan
69 Mencari Dewi
70 Memperbaiki Hubungan
71 Kelegaan Hati Rafi
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Pernikahan dan Perpisahan
2
Operasi
3
Muak
4
Wajah Asli
5
Istri Baru
6
Tidak Ingin Terpuruk
7
Acuh
8
Rahasia Luna
9
Pergi
10
Kebebasan
11
Menjemput Luna
12
Tanpa Luna
13
Berkas Perceraian.
14
Pertemuan Tak Terduga
15
Permintaan Reza
16
Sidang Pertama
17
Pertemuan
18
Pukulan Telak Di Ruang Rapat
19
Fitnah Yang Di Tebar
20
Penyesalan Yang Terlambat
21
Tantangan
22
Angin Malam
23
Rencana Dan Kejutan.
24
Kekalahan Saras
25
Kebenaran Yang Baru Diketahui
26
Mulai Terbuka
27
Makan Malam
28
Ungkapan Perasaan
29
Misi Dimulai
30
Pulang Ke Rumah
31
Perasaan Yang Terbalas
32
Mario
33
Rencana Arya
34
Persiapan Ulang Tahun
35
Ulang Tahun Luna
36
Kejutan
37
Kebahagiaan Dan Penyesalan
38
Langkah Awal
39
Pak Umar
40
Rencana Luna
41
Mengusir Saras
42
Bertemu Luna
43
Siapa Yang Bersama Saras?
44
Sebuah Informasi
45
Pengganggu
46
Tekad Luna
47
Perubahan Rencana
48
Saling Serang
49
Kehancuran Wirawan
50
Berlian Dan Batu Kerikil
51
Pelangi Setelah Badai
52
Persiapan Pernikahan
53
Pernikahan
54
Malam Pertama
55
Kebahagiaan Dan Kabar Duka
56
Kehidupan Baru
57
Firasat
58
Perdebatan
59
Ngidam
60
Keisengan Bumil
61
Pernyataan Tak Terduga
62
Kegalauan Hati Dewi
63
Harapan Yang Hancur
64
Kecemburuan Luna
65
Kamarahan Arya
66
Konsekuensi
67
Belanja
68
Sesuatu Yang Terlupakan
69
Mencari Dewi
70
Memperbaiki Hubungan
71
Kelegaan Hati Rafi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!