Bab 3

"Tapi kamu beneran jual beli barang saja kan? Bukan jual beli barang haram?” Tanya Gamira sedikit khawatir. “Sekalipun kita miskin, kita tetap harus berada di jalan yang benar.”

"Ibu tidak perlu khawatir, pekerjaan ku halal kok, tidak merugikan orang lain dan mendapatkan keuntungan. Jadi nanti kalau kita sudah mendapatkan uang yang banyak hasil jualan ku, ibu tidak boleh lagi menjual kue, cukup istirahat di rumah saja,” Kata Alfino tersenyum, senyumannya itu membuat Gamira menjadi tenang. 

Gamira mengangguk, ia percaya dengan anaknya itu, ia berharap anaknya membawa perubahan pada hidup mereka yang malang ini. 

"Ya sudah kalau begitu, dengan uang ini, ibu mau beli beras dan lauk, sisanya buat bayar hutang, jika masih ada sisa ibu mau bahan kue, ya beli lagi,” Kata Alfino. 

"Ya udah, ibu pergi dulu ya,” Kata Gamira tersenyum senang, ia pun meninggalkan gubuknya itu untuk membeli beras. 

Tadinya untung dari jualan kue untuk membeli beras, tapi berhubungan kuenya sudah hancur, Jadi mereka tidak bisa membeli beras

Saat Ibunya pergi Alfino mengeluarkan ponsel dari sistemnya, senyumnya mengembang saat melihat ponsel model terbaru itu di sistemnya. 

Ia mengklik gambar ponsel di sistem dan ponsel itu menjadi nyata, ia mengambil dan membolak-balikkan ponsel tersebut. 

"Wah, benar-benar keren ponselnya,” kata Alfino Tak sabar ingin menjelajahi fitur-fitur ponsel tersebut, karena selama ini jangankan ponsel modal terbaru, Ponsel pengeluaran di tahun lama dia tidak sanggup membelinya, jika ada tugas dari sekolah ia hanya bisa pergi ke warnet, dulunya ia sangat ingin mempunyai ponsel meskipun jelek, tapi dengan keadaannya, ia memilih untuk membayar hutang mendiang ayahnya terlebih dahulu dan akhirnya sekarang jadi kenyataan. 

"Akhirnya aku tidak perlu lagi mengerjakan tugas di warnet.” Alfino mengeluarkan buku-buku dari tasnya yang sudah robek sana sini, banyak bekas jahitan juga. Tapi itu tidak pernah mematahkan semangatnya untuk sekolah, karena ada orang yang sangat menginginkan dirinya menjadi orang sukses, yaitu ibunya. 

Ini adalah pengalaman baru bagi Alfino belajar menggunakan ponsel barunya, masih terlalu kikuk menjelajahi fitur-fitur ponselnya. 

Ia berjanji akan semakin giat belajar karena sudah memiliki ponsel baru yang bisa membanggakan ibunya. 

***********

"Pak, saya... mau bayar hutang,” Kata Gamira menyodorkan uang 300.000 kepada orang yang menghutangi mendiang suaminya. 

Pria itu bernama Ardi, ia yang dulu sengaja memberikan pinjaman kepada mendiang  ayah Alfino untuk berjudi, agar ia mendapatkan keuntungan yang banyak, ia sendiri adalah rentenir dan banyak korban penipuannya. 

"Hey! Hanya 300.000, ini mana cukup! Kamu tau nggak mendiang suami kamu itu hutangnya sudah jadi 20.000.000, dan baru terbayar 3.500.000!” ucap Ardi dengan suara tinggi. 

"Apa? Bukannya minggu lalu masih 17 juta, kenapa sekarang jadi 20 juta?” Tanya Gamira terkejut. 

"Ya iyalah, bunganya itu satu hari naik 100.000 per hari, uang yang kamu bayarkan ini untuk bunganya saja tidak cukup! Bagaimana hutang mendiang suaminya mu lunas!” Kata Ardi dengan nada ketus. 

Gamira merasa frustasi, padahal baru seminggu yang lalu 17.000.000 sekarang jadi 20.000.000, seharusnya jika 100.000 per hari, harusnya naiknya tidak sampai 3.000.000.

"Pak Ardi, apa Anda tidak salah, jika 100.000 per hari, harusnya 17.700.000, kenapa menjadi 20.000.000?” Tanya Gamira ingin meluruskan. 

"Terserah akulah, aku yang punya duit, aku yang menghitungnya!” Kata Ardi tak peduli dengan kesusahan yang di alami Gamira, yang penting ia bisa kaya dengan menaikan bunga hutang para korbannya. 

" Kalau naik terus begini, seumur hidup pun nggak bakal lunas,” Kata Gamira dengan wajah yang sedih. 

"Itu bukan urusanku, lagian siapa suruh mendiang suami yang pinjam buat judi,” Celetuk Ardi mencibir, meskipun ia tahu jika dirinyalah yang memaksa mendiang suami Gamira untuk berhutang padanya untuk bermain judi. 

"Tapi saya cuma punya uang segitu hari ini, saya tidak punya uang lagi,” Kata Gamira memilih untuk segera pergi. 

"Enak saja mau pergi begitu saja, keluarkan semua uang yang kamu punya, jangan harap jika kamu bisa pergi tanpa menyerahkan semua uang mu,” Kata Ardi. 

Tiba-tiba saja Ardi memiliki pikiran buruk, yaitu ingin melecehkan Gamira. 

"Bagaimana jika kau melayani ku, maka semua hutang mu lunas,” Kata, Ardi memegang tangan Gamira dengan kuat. 

"Tidak! Lepaskan! Aku bukan perempuan hina!” Teriak Gamira mencoba melepaskan diri, tapi pegangan Ardi sangat kuat. 

Saat sedang asyik belajar, tiba-tiba Alfino mendapat sebuah notifikasi. 

[Peringatan!]

[Peringatan!]

[Ada bahaya]

[Ada bahaya]

Alfino terkejut. “Sistem, apa yang terjadi?” Tanya Alfino langsung berdiri tegak. 

[Ibu Anda dalam bahaya]

"Apa? Ibu dalam bahaya?” Tanya Alfino jadi panik. “Di mana ibu ku sekarang?” 

[Anda bisa melihat dari peta di sistem hologram Anda]

Alfino mengklik sebuah peta dari sistemnya, ia melihat jika ibunya sekarang berada di sebuah tempat, jika di lihat lebih teliti lagi, itu adalah rumah rentenir yang bisa mereka datangi. 

"Ibu di rumah Pak Ardi, jangan-jangan ibu di pukul!” Alfino langsung berlari, ia tidak memikirkan dengan pelajarannya lagi, ia harus menyelamatkan ibunya. 

"Ibu, semoga saja kau tak kenapa-napa ibu, kau harus baik-baik saja ibu,” Kata Alfino sangat khawatir. 

"Kenapa kau menolak ku, suami mu sudah meninggal, kalau kau jadi istri ku, bukan hanya hutang yang lunas, tapi akan ku belikan apa pun yang kau mau,” Goda Ardi yang siap memangsa Gemira. 

"Tidak! Aku tidak tertarik dengan harta mu yang haram hasil menipu orang! Aku tidak ingin menikah lagi! Kehidupan ku dengan anak ku sudah cukup baik sekalipun aku harus membayar hutang pada mu seumur hidup ku! Aku tidak akan sudi menikah dengan mu!” Teriak Gemira tetap mempertahankan harga dirinya. Ia bukan wanita gampangan sekali pun ia miskin. 

"Kau ini sangat keras kepala sekali sih! Dasar wanita tidak tau Terima kasih! Aku berbaik hati menyukaimu, tapi kau malah menolak ku! Kala kau tetap menolak ku, aku akan memaksa mu!” Ucap Ardi yang memegang kuat tangan Gemira. 

Brukkk! 

Tubuh Ardi jatuh ke samping karena di dorong oleh Alfino dengan kuat.  Alfino langsung meraih tangan ibunya. 

"Ibu, ibu tidak apa-apa?” Tanya Alfino memeriksa tubuh ibunya, takut jika ibunya terluka. 

"Ibu tidak apa-apa, ayo kita pergi dari sini sekarang!” Ucap Gemira cepat. 

"Dasar bocah kurang ajar! Beraninya kau mendorong ku! Aku tidak akan melepaskan kalian berdua!” teriak Ardi meringis kesakitan sambil memegang bokongnya yang terhempas ke lantai tadi. 

Terpopuler

Comments

Kar Genjreng

Kar Genjreng

rentenir kalau ngerayu memangsa berlaga manis agar mau pinjam,,, setelah meminjam di cekek bayar berlipat ganda,,, modarrrr biar sengsara bahagia di dunia tetapi mati loe gentayangan,,ha ha ha ha,,,

2025-07-20

1

isnaini naini

isnaini naini

dsr rntenir kurang ajar..sini fino tk bntuin gebukin tuh rntenir...

2025-07-20

1

Hartono

Hartono

Ini maksudnya gimana si author baru nulis judul sdh dimuat gak jelas banget

2025-07-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!