Aku menceritakan semua hal mengenai diriku kepada Neija. Tentang dunia asalku, kehidupanku sebelum tiba di dunia ini, dan dunia semacam apa yang aku tinggali selama ini. Aku bilang kepadanya bahwa ras aku di dunia tempatku berasal disebut sebagai Manusia dan merupakan ras paling superior. Dia sangat terkejut mendengar hal itu karena ternyata di dunia ini, ras Hjyuman merupakan ras terlemah. Dia juga terkejut ketika mendengar bahwa di dunia asalku tidak ada yang namanya sihir.
"Jadi bagaimana kalian bisa bertahan hidup tanpa adanya sihir?"
"Kami lebih mengandalkan sesuatu yang kami sebut sebagai akal."
"Akal? Maksudmu pemikiran?" Tanya Neija dengan wajah datarnya.
"Itu tidak sepenuhnya salah. Akal lebih seperti kemampuan dasar untuk berpikir, sedangkan pemikiran adalah proses dalam menggunakan akal."
"Itu berarti Hjyuman juga memiliki sesuatu yang kau sebut sebagai akal. Meski begitu mereka masih yang terlemah. Meskipun menggunakan sihir sekalipun, mereka masih bisa dikalahkan dengan mudah oleh para Beastman yang tidak berakal dan memiliki mana yang lebih sedikit dibanding rata-rata Hjyuman. Bagaimana bisa ras mu menjadi ras superior meskipun tanpa sihir?"
"Kami menggunakan akal untuk menciptakan ide-ide dan mengembangkannya. Melalu proses yang berlangsung selama bertahun-tahun, suatu ide bisa melahirkan teknologi yang mampu menghancurkan sebuah peradaban hanya dengan satu gerakan jari."
"Benarkah itu? Jadi kau memang bisa melakukan hal semacam itu, yah. Aku jadi semakin tertarik denganmu, Cakka."
Tidak mungkin aku bisa melakukan hal semacam itu, bodoh!! Diperlukan senjata nuklir untuk melakukan hal semacam itu, tahu.
Aku sangat ingin berteriak seperti itu dihadapannya, tapi itu mustahil. Tidak mungkin aku berkata seperti itu langsung di hadapannya. Setelah menceritakan semua hal tentang diriku kepada Neija, dia yang awalnya terlihat sangat waspada kini terlihat lebih santai. Lalu giliran dia yang menceritakan tentang makhluk apa dia sebenarnya. Sepertinya dia tahu bahwa aku penasaran tentang dirinya sama halnya dia yang penasaran tentang diriku. Walaupun sempat terkejut dengan perubahan wujudnya yang tiba-tiba, aku yang sudah banyak mengonsumsi cerita isekai baik itu anime ataupun novel sudah menganggap hal itu adalah kejadian yang wajar.
Berdasarkan cerita dari Neija, tempat ini adalah danau dalam gua yang berada di tengah-tengah gunung berapi yang sudah lama tidak aktif. Lebih dari 1000 tahun yang lalu sebuah gunung berapi yang terletak di ujung benua meledak dengan dahsyat, area yang termasuk dalam jangkauan ledakannya mengubah lembah yang tadinya kaya akan sumber daya menjadi tempat paling mengerikan. Monster yang ada di lembah ini terkena dampaknya sehingga menjadi lebih mengerikan dibandingkan monster-monster sejenis yang di wilayah lain benua ini.
Neija yang awalnya tinggal di tengah-tengah benua memutuskan untuk mengurung dirinya di dalam gunung ini, dengan kemampuannya dia menciptakan danau ini dan mengurung dirinya di sini. Selama hampir 1000 tahun yang dilakukan Neija hanyalah tidur, bahkan untuk makan saja dia malas melakukannya. Karena dia hanya berdiam diri di sini, Neija hampir tidak tahu apa yang telah terjadi pada dunia ini. Namun dia tahu suatu saat nanti akan lahir Pahlawan dari ras Hjyuman yang akan membasmi semua Angel dan Demon yang menginvasi dunia ini.
Sebelum Neija memutuskan untuk mengurung dirinya di sini, Dewa sempat turun ke dunia ini untuk membuat perjanjian dengan delapan makhluk yang disebut sebagai 'Elder' yang menjadi puncak dari makhluk hidup jauh sebelum keempat kategori ras hidup di dunia ini. Saat aku bertanya tentang apa isi perjanjiannya, raut wajah Neija sedikit berubah, wajahnya menjadi datar seakan tidak tertarik dengan topik pembicaraan tersebut. Dia tidak ingin menceritakan isinya padaku. Dia hanya mengatakan bahwa setelah dia mendengar isi perjanjiannya, dia menjadi tidak tertarik dan memutuskan untuk mengurung dirinya di tempat ini.
Jadi di dunia ini ada entitas yang disebut sebagai Dewa, yah. Apakah mungkin isi dalam perjanjian itu terdapat sesuatu yang berkaitan dengan Pahlawan? Dan melihat dari reaksi Neija saat pertama kali muncul yang menyebutku sebagai Hjyuman, bisa disimpulkan bahwa ras Hjyuman adalah sebutan untuk ras Manusia yang ada di dunia ini. Tapi masih ada hal yang membuatku bingung, kenapa Neija berpikir aku adalah seorang yang melatih Pahlawan? Apakah karena aku bukan berasal dari dunia ini? Jika benar begitu maka...
"Hey Neija, kau sudah hampir seribu tahun tertidur di sini, kan? Kenapa kau menganggap aku adalah Hjyuman? Bukankah kau sama sekali belum pernah bertemu dengan seorang Hjyuman?"
"Aku hanya merasakan auramu yang sangat mirip dengan Hjyuman. Meskipun selama ini aku tertidur, aku masih bisa merasakan segala sesuatu yang hidup dan dapat membedakan jenisnya berdasarkan aura yang dipancarkannya."
"Bukankah itu kemampuan yang sangat hebat!? Seperti cheat saja."
"Cheat? Apa itu"
"Oh, itu istilah di dalam game yang berasal dari duniaku. Yah intinya cheat itu hal curang yang membuat game jadi lebih mudah, ahh ... game itu semacam permainan yang banyak dimainkan oleh orang-orang dari duniaku."
"Jadi intinya apa?"
"Yah intinya kekuatanmu itu sangat luar bisa hebat."
"Oi kau pikir makhluk apa aku ini? Aku ini salah satu dari makhluk yang berada di puncak dunia ini yang disebut sebagai Elder, tahu."
"Yah masuk akal juga sih."
Meskipun ekspresinya terlihat dingin, Neija terkadang bertingkah tidak sesuai dengan penampilannya.
"Hey Neija, apakah kau tahu jalan keluar dari tempat ini?"
"Tentu saja, kau cukup mengikuti arah aliran sungai ini pergi, nanti kau akan sampai ke luar."
"Benarkah itu?"
"Ya, tapi memangnya kalau sudah keluar dari sini kau mau apa?"
"Soal itu aku belum memikirkannya lebih jauh, tapi sepertinya aku akan berpetualang di dunia baru ini layaknya karakter utama dalam anime."
"Anime?" Neija memiringkan kepalanya sambil memasang wajah penuh tanda tanya. Dia terlihat sangat imut.
"Tidak, bukan apa-apa." Jawabku sembari lanjut memakan ikan bakar.
Keesokan harinya aku terbangun seorang diri. Semalam, Neija dengan anggukan kecil dan tanpa banyak bicara, memutuskan untuk kembali ke dasar danau setelah dia puas memakan ikan yang aku bakar.
Aku penasaran bagaimana bisa aku tidak menyadari ada naga sebesar itu di sana, lagi pula bagaimana caranya dia tinggal di danau yang hanya sebesar itu?
Aku baru menyadari hal ini setelah selesai berbicara dengan Neija, tapi percuma dipikirkan. Hal yang tidak masuk akal bisa saja terjadi jika menyangkut soal isekai. Bahkan aliran air sungai sebanyak ini berasal dari danau yang hanya sedalam 25 meter. Yah ... lagi pula danau ini dibuat oleh Neija sendiri pasti ada semacam sihir di sini.
Setelah berbincang panjang lebar dengan Neija, entah kenapa aku merasa sedikit senang. Apakah mungkin karna sudah lama aku tidak berbicara dengan orang lain? Yah lagi pula sudah hampir dua bulan aku sendirian di tempat ini. Selanjutnya apa yah? Walau hanya sebentar, berbicara dengan Neija membuatku sadar bahwa kita tidak bisa hidup tanpa berinteraksi dengan orang lain.
Setelah melamun beberapa waktu aku memutuskan menangkap ikan untuk dijadikan sarapan agar memiliki energi yang cukup untuk petualangan yang akan datang.
Setelah menyantap tiga ekor ikan bakar, aku tidak lupa untuk menyeduh tumbuhan herbal yang telah aku keringkan untuk dijadikan teh. Dengan membawa beberapa ekor ikan yang masih mentah dan segelas teh yang baru aku seduh, aku mempersiapkan diri untuk keluar dari tempat ini.
"Baiklah saatnya untuk menjelajahi dunia baru ini!!!"
Berteriak dengan penuh semangat aku pun melangkahkan kaki mengikuti aliran sungai sambil menggenggam mug besi yang ikut terbawa ke isekai bersamaku.
Berjalan sambil meminum teh herbal ternyata tidak buruk juga, untung saja benda ini ikut terbawa kesini sehingga aku bisa menikmati teh hangat di tempat yang seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Himura Kenshin
Pokoknya karya ini singkatnya kereeeeen banget! Makasih author sudah membuat karya yang luar biasa😄
2025-07-12
0