Rebirth Of Serein
Terima kasih sudah singgah, selamat membaca♡♡♡
...****************...
“Perempuan hina yang beraninya melakukan percobaan pembunuhan pada Lady Cavendral.”
“Sudah sepantasnya dia mati, wanita sampah!”
“Pengkhianat! Kau mencemarkan darah bangsawan!”
“Dia bahkan tidak lebih baik dari Pangeran Terkutuk itu.”
“Pasangan yang serasi. Tapi, wanita murahan itu akan menghadapi akhir hidupnya sekarang.”
“Setidaknya hama di Athermere berkurang.”
Dengan gaun polos lusuhnya, Serein di giring para pengawal ke tengah-tengah tempat persidangan yang di adakan Raja Athermere. Kasus besar yang ia buat membuat hampir seluruh bangsawan kerajaan turut hadir di persidangan ini.
Serein yang biasanya diperlakukan dengan penuh hormat, kini di tarik paksa oleh para prajurit. Kulit putihnya yang biasa terawat, kini terlihat kumuh. Wajah angkuhnya kini terlihat redup.
Langkahnya tersendat, bukan karena kelelahan, melainkan karena ribuan tatapan yang menusuk dari para bangsawan yang memadati ruangan. Caci maki mengiringi setiap geraknya, umpatan yang menyebutnya pengkhianat, wanita tercela, bahkan iblis berwujud manusia. Namun, Serein hanya menundukkan kepala, tak ada amarah di netra jernihnya, hanya kehampaan yang membeku di balik sorot sendu.
Di atas singgasana peradilan, Hakim Agung berdiri tegak, suaranya menggema ketika dia membacakan keputusan.
“Setelah melalui bukti-bukti yang tak terbantahkan, Putri Serein Evandriel dinyatakan sebagai pelaku percobaan pembunuhan pada Lady Aurelia Venesia de Cavendral, hukuman telah ditetapkan atas pertimbangan Raja dan mengingat jasa keluarga Duke Fàcto..
Putri Serein akan dihukum penggal.”
Sorak sorai memenuhi ruangan, sebagian merasa hukuman itu pantas, sebagian lain menganggap terlalu ringan. Beberapa berteriak menuntut cambuk dan kurungan seumur hidup sebelum kematian menjemputnya.
Serein tetap diam. Bahkan saat dua prajurit menyeretnya ke atas panggung eksekusi, ia tak melawan. Rasa sakit, ketakutan, dan keputusasaan sudah lama mati di dalam dirinya.
Namun, langkahnya terhenti sejenak ketika melihat siapa yang berdiri di hadapan balok eksekusi. Napasnya tercekat.
Pangeran Hector.
Suaminya sendiri.
Wajah pria itu tak memperlihatkan emosi seperti biasanya, mata merahnya sepekat gerhana tanpa cahaya. Dengan perlahan, Serein melangkah mendekat sembari menundukkan kepala.
Apa yang telah ia perbuat, benar-benar memalukan, terlebih di hadapan pria yang masih berstatus suaminya ini.
“Serein...” Panggilan pelan dari Pangeran Hector membuat Serein perlahan membalas tatapan pria itu. Di tengah panggung eksekusi, keduanya saling berhadapan.
“Memohonlah,”
“Apa?” Lirih Serein hampir tak terdengar.
“Jika kau memintaku untuk menyelamatkan mu saat ini, aku akan melakukan apapun untuk mewujudkannya,” Ungkap Hector menatap lurus netra biru sejernih lautan di depannya ini, “Pintalah.”
Serein melepaskan tawanya. Tawa yang diiringi air mata yang mengucur dari kedua sudut matanya.
Candaan Hector benar-benar terdengar lucu. Se lucu jalan hidupnya.
Hector yang selama ini tak pernah menganggapnya ada, Hector yang terus mengacuhkannya, Hector yang tidak berperasaan. Semua orang tahu itu. Pernikahan mereka yang ada karena titah Raja, mungkin hanya sekedar ritual satu hari lalu yang tak berarti bagi Hector.
Hidup Serein benar-benar lucu, sejak kecil ia telah kehilangan ibunya. Mendapati ayahnya memiliki istri lain selama ini, saudarinya yang ia sangka sebaik malaikat malah mengkhianatinya. Ia bahkan harus menikah secara terpaksa dengan Pria yang tidak ia inginkan dan tidak menginginkannya.
“Lakukanlah tugas mu dengan baik,” ujar Serein dengan suara seraknya.
“Serein—“
“Berhenti memberiku harapan yang tidak mungkin Hector! Apa yang bisa kau lakukan? Sekalipun bisa aku akan tetap memilih kematian untuk tubuh ini!”
Suara Serein menyiratkan bertapa menyakitkannya hidup gadis itu selama ini. Hector mengerti, sangat mengerti. Ia akan mengabulkan keinginan gadis itu.
Jemarinya yang kokoh menggenggam gagang pedang eksekusi dengan mantap.
Pedang terangkat tinggi. Nafas terakhir dihirup.
Dan dalam satu tebasan yang tajam dan tanpa ragu, segalanya berakhir.
SLASH!
.
.
.
“ARGHHH!!!”
Serein menutup mata dan telinganya, melihat bagaimana akhir hidupnya. Gadis itu masih dapat merasakan bagaimana pedang Hector yang telah menghabisi ribuan nyawa di peperangan itu melayang ke lehernya.
Setelah tidak terdengar apa-apa, dengan nafas memburu Serein melihat sekelilingnya. Cuplikan akhir hidupnya sudah tidak ada, hanya ada ruang hitam kosong tak berujung, ia terdampar di tempat ini setelah menerima hukuman penggalnya.
Serein bertanya-tanya dalam hati, kenapa ia tidak menuju surga atau neraka? Apa kedua tempat itu juga menolak kehadirannya?
“Aku bisa memberikanmu kesempatan kedua, untuk mengulang kehidupan malang penuh kesengsaraan itu.”
“Siapa?” Gumam Serein melihat sekelilingnya, suara yang entah dari mana asalnya itu kembali terdengar.
“Aku sistem kehidupan. Utusan dari keinginan Dewi karena hidup tidak adil yang kau alami selama ini.”
Serein tertawa, getir dan penuh kepahitan. “Dewa mempermainkanku lagi? Aku menolak! Lebih baik aku lenyap ke alam baka daripada harus mengulang semua kesengsaraan itu.”
“Apa kau ingin membiarkan orang-orang yang menghancurkanmu hidup tenang? Membiarkan mereka yang memanfaatkanmu bebas? Adikmu yang menjebakmu melanjutkan hidup dengan baik-baik saja? Heiden yang mempermainkanmu?”
Suara yang terdengar tenang itu berhasil mengusik. Semua yang diucapkannya benar, Serein mengalami semuanya. Ia sadar memiliki sikap dan kepribadian yang buruk. Tapi, hidupnya jauh lebih buruk. Tidak ada bahagia yang bisa Serein ingat sepanjang hidupnya.
Serein terdiam. Dendam berbisik di lubuk hatinya, seperti api yang kembali menyala.
“Atau kau ingin melihat suatu kenyataan?”
Sistem memperlihatkan kepadanya sebuah pemandangan. Hector, suaminya, berdiri di depan peti matinya, wajahnya penuh penyesalan. Air matanya jatuh, tangannya gemetar saat ia meraih pedang yang sama yang telah menghabisi nyawa Serein. Dalam satu ayunan, Hector menusukkan pedang itu ke dadanya sendiri.
“Hector..” Serein refleks berucap, ia membelalak terkejut.
Suaminya, yang selama ini Serein anggap selalu tak acuh, ternyata memilih mengakhiri hidupnya setelah kematian Serein.
Tapi Kenapa? Apakah Pangeran Hector menyesal? Mungkinkah selama ini Hector mencintainya?
“Pilihlah jalan hidup yang lebih baik, Serein.”
Pada akhirnya, Serein yang masih berdiri mematung menganggukkan kepalanya. Jika ada kesempatan, kenapa tidak? Yang terpenting, ia bersumpah akan membalaskan dendam kepada mereka yang telah menyebabkan penderitaannya.
...****************...
Selamat datang di karya terbaru author, jangan lupa tinggalkan like dan komen jika kalian berkenan♡♡♡
Beberapa dialog prolog ini terinspirasi dari manhwa favorit author berjudul “The Tyrant Want to be Good”, hanya bagian ini!! Tidak ada kesamaan lain kedepannya. Yang juga baca manhwa nya pasti tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Wulan Sari
wah baru baca sangat menyayat hati melihat suami istri sehidup semati...
semoga berdua berjodoh untuk kehidupan selanjutnya dan bahagia heee
trimakasih Thor lanjut baca semangat 💪👍❤️🙂🙏
2025-06-27
0
Sulati Cus
baru baca sdh bkn emosi
2025-06-26
0
vew
semangat thor 💪💪
2025-07-05
0