Pewaris Tunggal Yang Dibuang
Nathan Edward pria berusia 29 tahun. Lahir dari keluarga sederhana ayahnya hanya seorang petani sedangkan ibunya bekerja sebagai tukang gosok keliling. Nathan sendiri ikut membantu orang tua nya bekerja serabutan. Karna sejak ia kecil ia hanya mampu bersekolah sampai lulus SD saja karena ekonomi keluarga nya yang terbatas.
Nathan sendiri sebenarnya ia adalah sosok yang pintar, ia juga tampan tubuhnya tinggi tegap hanya saja kulitnya sedikit gelap dan terlihat dekil. Banyak para wanita yang memuja ketampanan nya tapi saat tahu ia latar belakang keluarga nya mereka pun mundur. Tak ayal mereka juga menghina dan mencaci maki Nathan.
"Buk Nathan kepasar dulu ya" ucap Nathan kepada bapak dan ibunya
"Iya kamu hati-hati toh Nath" ucap ibu Rusmini
"Iya ibuk juga jangan capek-capek loh ya" ucap Nathan
"Iya kamu tenang saja" jawab Rusmini
"Yaudah Nathan pamit ya Assalamualaikum" pamit Nathan
"Waalaikumsalam" jawab Rusmini
Rusmini segera bersiap-siap karena ia mendapat panggilan untuk menyetrika baju. Penghasilan dari menyetrika tidaklah besar tapi cukuplah untuk membeli lauk selama 1 Minggu. Suaminya bekerja sebagai petani juga hanya mendapat upah harian sebesar 100 ribu.
Dengan mengendarai sepeda butut nya Nathan telah sampai di kios buah tempat ia bekerja. Memang tidak besar tapi untunglah yang punya kios mau menampung.
"Pagi pak lek" sapa Nathan
"Pagi Nath" sapa balik pria paruh baya yang bernama Edi
"Kamu hari ini antar buah pesanan ini ya ke kota" ucap pak Edi
"Iya pak lek jam berapa harus saya antarkan buahnya" tanya Nathan
"Nanti jam 10 kamu siapkan dulu buah yang mau dibawa masukkan kekardus" ucap Edi
"Siap pak lek" jawab Nathan
Begitulah keseharian Nathan bekerja dikios buah kadang mengantarkan pesanan pelanggan ke kota. Bekerja memang lelah tidak ada yang instan. Semua butuh proses entah itu sulit ataupun mudah jalani saja.
Tidak ada yang mudah memang untuk menjalankan kehidupan akan ada banyak batu yang menghalangin perjalanan. Jangan menyerah tetap semangat dan selalu berdoa serta usaha. Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 Nathan sudah siap dengan mobil pick up nya. Entah darimana kemampuan Nathan ia bisa mengendarai mobil. Itulah yang membuat Edi mau menerima Nathan.
Nathan berangkat seorang diri menuju kota ia sudah terbiasa seperti ini kadang kalau kota macet ia akan sampai ke desa pukul 7 malam. Namun ia tak pernah mengeluh. Ia melakukan semuanya demi orang tuanya. Sampai ia tidak berpikir untuk menikah padahal usia nya sudah sangat matang.
Setelah berjam-jam mengendarai mobilnya, Nathan pun tiba dialamat orang yang memesan buah. Ia melihat lagi alamat yang tertulis di kertas apa benar ini alamat nya atau bukan.
TOK TOK TOK
"Permisi" ucap Nathan sopan
"Iya ada apa"? Ucap seorang pria muda
"Maaf mas saya mau mengantarkan buah-buahan ini" ucap Nathan
"Oh tunggu sebentar" ucap pria tersebut
"Pah didepan ada tukang buah" ucap pria tersebut memberi tahu pria paruh baya
"Ya" jawab pria paruh baya tersebut
Ia berjalan kedepan mendatangi Nathan.
"Bukannya saya suruh antarkan jam 12 kenapa ini malah datang jam 2" ucap pria paruh baya tersebut dengan nada kesal
"Maaf tuan tadi jalanan macet saya minta maaf" ucap Nathan sambil menundukkan kepalanya
"Saya tidak peduli cepat taro didalam gudang buah-buahan nya" ucap pria tersebut
"Baik tuan" ucap Nathan sopan
Setelah meletakkan semua buah-buahan tersebut Nathan kembali menghadap pria yang diketahui bernama Darma.
"Ini uangnya lain kali jangan sampai telat lagi kalau masih telat saya akan berhenti berlangganan dengan kios kamu" ucap darma tegas
"Iya tuan sekali lagi saya minta maaf" ucap Nathan sambil menundukkan kepalanya
Tak mendapatkan jawaban Nathan Segera pergi dari halaman rumah Darma. Saat akan keluar darma berpapasan dengan wanita cantik yang baru turun dari mobil mewahnya.
Nathan menunduk sopan kepada wanita tersebut sedangkan wanita itu hanya menatap datar pria itu.
"Tampan tapi dekil" ucap Sasha
Nathan meninggalkan pekarangan rumah Darma dan mulai melajukan mobilnya menuju desa. Sepanjang perjalanan Nathan hanya terdiam entah apa yang sedang ada dalam pikiran nya saat ini.
Disatu sisi ia sekali merubah nasib hidupnya. Ia ingin mempunyai pekerjaan yang layak agar bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Tapi sayang ia tak mempunyai ijazah ia hanya tamatan SD.
"Aku harus mulai dari mana agar bisa merubah nasib kehidupan ini" tanya Nathan pada diri sendiri
"Aku merasa kasihan kepada bapak dan ibu yang diusia nya sekarang masih kerja" ucap Nathan
"Harusnya mereka istirahat dirumah menikmati masa tuanya" ucap Nathan sendu
"Apa aku merantau saja ke kota ya"? Tanya nya lagi pada diri sendiri
"Tapi apa yang harus aku lakukan jika aku ke kota? Aku tidak punya saudara dikota dan tidak juga punya ijazah" ucap nya lagi
Sungguh saat ini ia benar-benar bingung. Penghasilan nya bekerja dikios tidak akan cukup.
Roda kehidupan itu pasti akan berputar dengan seiring waktu. Kita hanya perlu berusaha dan berdoa. Allah tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan hambanya. Sama seperti Nathan ia yang sejak kecil selalu hidup dalam kekurangan. Saat sekolah ia tidak pernah jajan karna orang tua nya tidak punya uang. Buku pelajaran saja ia hanya punya beberapa.
Dia ingin menyerah dengan kehidupan nya saat ini. Tapi ia masih memikirkan orang tua nya yang sudah bekerja keras hanya untuk dirinya.
Setelah beberapa jam menempuh perjalanan akhirnya ia sampai juga didesa. Ia langsung menuju kios nya untuk mengantarkan mobil dan menyerahkan uang hasil penjualan tadi.
"Malam pak lek" sapa Nathan
"Malam nak bagaimana?" Tanya Edi
"Alhamdulillah semua lancar pak lek" ucap Nathan tersenyum
"Oh iya ini uang nya tadi" ucap Nathan sambil memberi uang hasil penjualan nya tadi
"Iya terimakasih ya kamu boleh pulang istirahat lah" ucap Edi
"Terimakasih kalo begitu saya pulang dulu assalamualaikum" ucap Nathan
"Waalaikumsalam" jawab Edi
"Kamu memang anak yang pekerja keras lek" ucap Edi dalam hati
Edi sangat tahu bagaimana kehidupan Nathan. Bisa dikatakan saat berumur 15 tahun Nathan sudah sering membantu Edi berjualan di kios. Ia kadang rela hanya dibayar 30 ribu sehari asalkan bisa dapat uang untuk membeli makanan.
Hati mana yang tidak pilu melihat kehidupan seseorang seperti itu. Orang-orang bekerja keras demi bisa bertahan hidup sedangkan kita yang hidup nya bisa dikatakan enak saja kadang masih mengeluh.
"Assalamualaikum" ucap Nathan
"Waalaikumsalam" jawab Rusmini dan Hadi serempak
Rusmini dan Hadi adalah orang tua Nathan. Memang sedari kecil kehidupan Rusmini dan Hadi memang sederhana.
"Mandi dulu habis itu kita makan bersama " ucap Rusmini kepada Nathan
"Iya buk Nathan mandi dulu ya" ucap Nathan
Nathan pergi ke kamar nya terlebih dahulu lalu baru melangkah kedapur untuk mandi. 15 menit lamanya akhirnya Nathan selesai mandi dan ia mulai bergabung dengan orang tua nya.
"Ini makanlah malam ini lauk kita hanya goreng tempe dan tumis sawi" ucap Rusmini
"Tidak apa-apa buk syukuri semuanya ini sudah lebih dari cukup" ucap Nathan
Mereka mulai makan dengan lahap walaupun hanya dengan lauk seadanya tapi mereka sangat menikmati nya. Bersyukur adalah kuncinya. Apapun itu tetaplah bersyukur. Terkadang masih ada diluar sana orang yang hidupnya lebih susah daripada kita.
HAPPY READING! :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments