4. Drama

"Kenapa Anda tidak masuk saja, Tuan?

Jim bertanya saat melihat atasannya hanya berdiri di depan pintu ruang perawatan Rea seakan memberi waktu pada Alec untuk menemui wanita yang akan dia nikahi.

"Akan aneh jika aku masuk begitu saja bukan?" sahut Kai.

"Apakah wanita muda itu benar-benar membuat Anda kehilangan akal, Tuan?" sindir Jim tanpa beban.

"Saya tak habis pikir Anda bisa sebaik ini pada wanita yang jelas-jelas datang hanya untuk memanfaatkan Anda. Parahnya Anda membuka lebar kedua tangan Anda menyambut wanita ini dan akan menikahinya di saat Anda sudah tahu dia bekerjasama dengan Alec, keponakan Anda,"

"Lihat saja sekarang! Bisa dipastikan mereka berdua sedang bermesraan di dalam. Sepasang kekasih sempurna," tambah Jim mencibir kesal.

"Dia memiliki nama, Jim," tegur Kai.

"Apakah mengingat namanya masuk ke dalam daftar kerja saya, Tuan?" sambut Jim.

Kai terkekeh pelan, sedikitpun tidak tersinggung. Sikap frontal yang Jim tunjukkan saat ini bukan pertama kali baginya. Justru karena sikap itulah yang membuat ia bisa memberikan kepercayaan penuh pada Jim dalam segala hal, terutama setelah kesetiaan yang ada pada diri Jim sudah pria itu berikan untuknya selama bertahun-tahun dan menjadi satu-satunya orang yang mengetahui rahasianya.

"Apa yang bisa aku lakukan? Aku hanya seorang pria buta, Jim," sahut Kai.

Jim mendengus. "Cih... Saya sedang tidak berminat untuk bercanda, Tuan. Padahal Anda hanya..."

Kalimat Jim terputus saat pintu ruang perawatan tiba-tiba terbuka, menarik atensi keduanya untuk mengarahkan pandangan pada pintu yang memperlihatkan sosok Alec keluar dari ruangan dengan wajah kesal.

"Kau..." Alec mendesis kaget, wajahnya memucat sesaat dengan pemikiran bahwa pria yang kini berada di depannya mendengar semua yang ia katakan kepada Rea.

"Alec? Kaukah itu?" tanya Kai.

"Ya, ini aku. Apa yang Paman lakukan di sini?" sahut Alec bertanya, segera mengubah ekspresi wajahnya.

"Pertanyaan bodoh!" ledek Jim tertawa sinis.

"Seharusnya kamilah yang bertanya ada urusan apa kamu menemui calon istri Tuan Kai,"

Pandangan Alec beralih pada Jim, menunjukkan ekspresi tidak suka yang amat kentara, lalu kembali menatap Kai yang memberikan ekspresi datar dengan pandangan tak tertuju padanya. Mata butanya hanya menatap lurus ke depan.

"Calon istri?" ulang Alec pura-pura terkejut.

"Jadi, wanita cantik yang ada di dalam ruang rawat ini calon istri, Paman?"

"Bukankah seharusnya kamu juga sudah tahu? Orang tuamu tentu sudah menceritakan tentang pernikahan bisnis ini bukan?" sambut Kai.

"Papa dan Mama memang sudah mengatakanya, tapi aku tidak melihat foto wanita yang menjadi calon istri, Paman," dusta Alec.

Kedua mata Jim memicing, jelas memberikan tatapan tak percaya atas jawaban yang baru saja ia dengar di saat ia sudah menyelidiki semuanya tanpa celah.

"Lalu, kenapa kau masuk ke dalam ruang rawat calon istriku?" tanya Kai.

"Aku... Salah kamar," jawab Alec.

"Salah kamar?" ulang Kai mengerutkan kening. "Siapa yang ingin kamu temui?" tanyanya kemudian.

"Temanku," jawab Alec. "Aku mendapatkan kabar dia dirawat di rumah sakit ini. Tapi, aku salah mengingat ruang rawatnya,"

"Begitukah?" sambut Kai.

"Jawaban tidak masuk akal," Jim menyela.

"Aku tidak sedang berbicara denganmu!" tukas Alec menatap Jim dengan sorot tidak senang. "Kau hanya seorang asisten, jadi jaga sikapmu!"

"Kamu juga perlu menjaga sikapmu, Alec! Dia lebih tua darimu!" tegur Kai.

Alec kembali beralih pandang pada Kai, menatap pria buta di depannya selama beberapa saat, lalu tersenyum mengejek.

"Hubungan kita tidak sebaik itu, Paman. Jadi, tidak perlu bersikap manis padaku. Aku juga tidak memiliki alasan untuk menurutimu," Alec berucap sinis.

"Mengurus diri sendiri saja Paman tidak mampu, sekarang ingin mengajariku bagaimana aku harus bersikap, lucu sekali!"

"Jaga mulutmu!" Jim menggeram kesal.

Kedua tangan Jim terkepal di sisi tubuhnya, masih berusaha menahan diri untuk tidak menghajar pria di depannya yang sudah menghina atasannya.

"Kenapa kau terlihat kesal asisten Jim?" tanya Alec tersenyum mengejek.

"Apa yang aku katakan adalah benar. CEO yang menjadi atasanmu ini tidak bisa melakukan apapun tanpa bantuan orang lain. Untuk berjalan dia memerlukan tongkat, bahkan untuk mendapatkan istri saja, dia membutuhkan bantuan dengan pernikahan bisnis. Jika tidak begitu, mungkin seumur hidupnya dia tidak akan menikah,"

"Aku sarankan agar kau segera mencari pekerjaan lain atau kau akan terus mengurus orang buta tak berguna ini seumur hidupmu,"

"CUKUP!" bentak Jim.

Jim bergerak maju, hampir melayangkan kepalan tangannya ketika pintu ruang perawatan kembali terbuka yang membuat Jim terpaksa menurunkan tangannya saat melihat wajah pucat Rea melongok keluar.

"Paman, kenapa tidak masuk?" tanya Rea.

"Tanyakan itu padanya!"

Bukan Kai yang memberikan jawaban, melainkan Jim sembari menunjuk ke arah di mana Alec berdiri dengan wajah marah. Membuat pandangan Rea beralih ke arah yang ditunjuk dan segera melebarkan kedua matanya menyadari Alec masih berdiri di sana.

"Apakah kamu mengenalnya, Re?" tanya Kai.

Rea menoleh ke arah Kai sejenak, beralih pada Alec yang tersenyum padanya sembari memberikan gelengan tipis seakan meminta Rea untuk tidak mengatakan yang sebenarnya, dan kambali menatap Kai yang masih menunggu jawaban.

'Tentu saja wanita ini akan berbohong untuk melengkapi kebohongan, Alec,' Jim mendengus dalam hati. 'Pasangan sempurna akan selalu melengkapi,'

"Dia mantan kekasihku, padahal aku sudah mengusirnya, aku tidak tahu jika dia masih di sini," jawab Rea.

Bukan hanya Alec yang terkejut dengan jawaban yang Rea lontarkan, tetapi Kai serta Jim turut terkejut dengan jawaban yang Rea berikan.

'Apakah otak wanita ini keluar dari tempatnya? Atau dia mengalami gegar otak parah? Kenapa dia membuka kartunya sendiri?' batin Jim tak percaya.

"Sekarang aku penasaran siapa yang membual di sini," celetuk Jim tanpa bisa menghilangkan keterkejutan di wajahnya.

"Apa maksudmu?" tanya Rea bingung.

"Dia mengatakan salah masuk kamar, dan Anda mengatakan mengusirnya," sahut Jim.

"Apakah kalian berdua sedang memainkan drama?"

Rea menghembuskan napas panjang, memposisikan tubuhnya menghadap Kai, lalu menatap wajah pria itu dengan kepala sedikit tengadah.

"Tentang dia adalah keponakan Paman, aku baru mengetahuinya, dan aku minta maaf karena terlambat menyadari ini," ucap Rea.

"Tapi, hubunganku dengannya sudah berakhir,"

"Dan menerima pernikahan sebagai alasan?" Kai balas bertanya, wajahnya menunduk seakan tengah menatap wanita di depannya, tetapi tatapan itu tetap kosong di mata Rea

Rea menggeleng. "Sudah aku katakan bukan? Aku menerima lamaran tanpa bantahan apapun, tanpa desakan ataupun tuntutan dari siapapun. Paman ingin aku bagaimana agar Paman percaya padaku?"

Wajah Kai berubah serius, mempertahankan posisinya yang membuat Rea seolah tengah ditatap lekat oleh pria buta di depannya.

"Setelah menikah, apakah kamu bersedia menuruti semua aturan yang aku buat untukmu tanpa terkecuali?" tanya Kai.

'Mustahil wanita ini setuju,' cibir Jim dalam hati.

"Permintaanmu konyol, Paman!" sergah Alec tidak terima.

"Aku bersedia," jawab Rea tanpa ragu.

Jim terkesiap dengan mata membulat, begitu pula Kai yang gagal menutupi keterkejutannya. Semula, Kai hanya berniat untuk menggertak, tetapi justru mendapatkan jawaban yang tidak ia duga.

'"Jangan gila kamu, Rea!" sergah Alec.

Satu tangan Alec reflek meraih lengan Rea, menariknya kasar.

"Akhh,,,! Lepas! Kau menyakitiku, Alec!" pekik Rea segera menepis tangan Alec dari lengannya dan mendekat pada Kai seolah meminta perlindungan. Bahkan tanpa ragu memeluk pria itu di depan Alec.

Pemandangan yang justru membuat amarah Alec naik begitu cepat.

"Aku bisa memaklumi sikap buruk yang baru saja kamu lakukan, Rea. Tapi, tidak dengan memeluk pria lain di depanku!" ucap Alec marah.

"Dia calon suamiku, kenapa aku tidak boleh memeluknya?"

. . .

. . ..

To be continued...

Terpopuler

Comments

Miu Nih.

Miu Nih.

ho o betul...

kamu manut jim, nanti potong gaji lho, ato mutasi bila perlu pecat !!!

2025-06-07

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Mulutmu tak beretika, paantesan saja nasibmu malang.

2025-06-07

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Asisten, sama dengan orang kedua. Bukan begitu Alec?

2025-06-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!