2. Setuju Menikah

"Akh...!"

Rea mengerang pelan, segera memegangi kepalanya kala rasa nyeri itu terasa kuat ia rasakan. Gerakan saat akan bangun dari berbaring pun urung ia lakukan saat rasa sakit pada sekujur tubuhnya mengambil alih, memaksa Rea untuk membuka mata yang sebelumnya terpejam untuk mencari tahu di mana kini dirinya berada.

Netranya menatap langit-langit bernuansa putih, mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya, dan tersentak saat tangannya merasakan sentuhan lembut seseorang.

"Re..."

Panggilan itu begitu lembut untuk didengar, satu alasan untuk membuat Rea menoleh ke arah sumber suara, hanya untuk menemukan sosok pria dewasa dengan pandangan lurus ke depan duduk si sisi tempat tidur tempat Rea terbaring.

Kai Rylan, pria dewasa berusia matang yang memiliki wajah sempurna, sayangnya tidak dengan penglihatan pria itu. Memiliki perusahaan sendiri serta beberapa saham, sekaligus pria yang Rea kenal sejak beberapa bulan lalu melalui kekasihnya.

Wajah murung yang Kai perlihatkan justru membuat ingatan Rea terlempar ke masa di mana Alec meminta dirinya untuk mendekati Kai yang memiliki usia jauh lebih tua darinya.

"Kamu gila!"

Rea berseru marah kala itu usai mendengar permintaan sang kekasih yang meminta dirinya untuk menikah dengan pria yang Alec tunjukkan potretnya.

"Itu sama saja kamu ingin aku mempermainkan perasaan seseorang!" ucap Rea.

"Hanya sementara, Sayang," bujuk Alec.

"Kamu hanya perlu menikah dengannya, bukan menjalani kehidupan pernikahan bersamanya. Kamu hanya perlu mendaftarkan pernikahanmu di catatan sipil saja, tidak perlu perlu menikah secara agama."

"Aku tidak mau! Aku tidak mencintainya. Bagaimana bisa kamu menyerahkan aku pada pria yang jauh lebih tua dariku, darimu? Dan dia buta!" sambut Rea tidak senang.

"Dengar!" Alec meletakkan kedua tangannya di bahu Rea, menahan wanita itu untuk tidak berpaling dalam usahanya membujuk sang kekasih.

"Perusahaan yang sedang aku kelola saat ini, akan sangat mudah dijatuhkan olehnya. Kamu menikah dengannya hanya untuk memantau apa saja yang dia lakukan dan melaporkan semuanya padaku. Dengan begitu, aku bisa lebih unggul darinya,"

"Jika aku berhasil melampaui bisnisnya, aku akan menikahimu,"

"Tapi, aku tidak menyukai caramu,"

"Kamu hanya perlu menerima tawaran jika dia mengajukan lamaran untuk pernikahan bisnis dengannya, itu saja," jawab Alec.

"Itu saja? Mudah sekali kamu berbicara!" Rea menyipitkan mata, tak terima.

"Apakah begitu caramu untuk mengatakan bahwa kamu menjualku?"

"Sayang, bukan itu maksudku," sanggah Alec.

"Kamu menikah dengannya tentu saja akan ada perjanjian hitam di atas putih. Kamu tidak perlu melayaninya di atas tempat tidur selama kamu tidak ingin,"

"Tapi..."

"Dia adalah orang yang pernah menghancurkan keluargaku," potong Alec cepat.

"Apa?"

Alec mengangguk, memberikan wajah sendu.

"Aku ingin mengambil kembali apa yang memang menjadi milikku, dan hanya itu cara yang terpikirkan olehku. Kamu menikah dengannya,"

Kepala Rea tertunduk, ingin sekali membantu, tetapi ia tidak menyukai cara yang Alec gunakan.

"Caranya?" lirih Rea.

"Aku yang akan mengurusnya. Kamu hanya perlu mendekatinya, mengobrol, membuat dia nyaman bersamamu, dan aku akan membuat skenario pernikahan bisnis untuk keluarganya," jawab Alec.

"Kamu mengenal keluarganya?" tanya Rea.

"Kami mengenal karena kami berada dalam bisnis yang sama," jawab Alec.

"Tapi, bagaimana jika dia tahu rencanamu? Bagaimana denganku?" tanya Rea murung.

"Aku akan selalu bersamamu, percayalah!"

Sejak saat itulah, Alec memainkan drama yang membuat pertemuan Rea dan Kai terjadi secara alami, menempatkan Rea pada situasi menjadi penolong setiap saat, hingga menumbuhkan rasa nyaman di hati pria itu.

Tanpa sadar, air mata Rea bergulir, kedua matanya terpejam dengan suara isakan pelan. Merutuki dirinya sendiri betapa bodohnya ia yang sudah menelan mentah apa yang Alec ucapkan.

Fakta bahwa Kai adalah paman dari sang kekasih membuat hatinya lebih tenggelam dalam rasa bersalah meski semua rencana itu bukan keinginan hatinya. Tetap saja, ia melakukan semua yang Alec minta dengan kesadaran penuh.

"Re..."

Rea menghapus air matanya menggunakan satu tangan yang masih bebas, berusaha untuk tidak membuat pria itu khawatir.

"Kamu sudah bangun?" tanya Kai.

Rea tidak segera memberikan jawaban. Netranya mengunci wajah Kai yang tidak mengarahkan pandangan padanya, pandangan kosong pria itu tidak cukup menutupi kekhawatiran yang ada.

Sikap lembut tanpa kepalsuan yang selama ini Kai perlihatkan tidak pernah menyentuh hati Rea. Ia hanya mencatat dalam benaknya untuk mencapai tujuan yang diinginkan sang kekasih tanpa memperdulikan bagaimana perasaan Kai. Dan sekarang, rasa bersalah itu menggerogoti hatinya.

"Kenapa kamu di sini?" tanya Rea setengah terisak.

"Kamu menangis?" Kai bertanya panik, segera berdiri dari duduknya dengan tangan terulur sembari meraba untuk menjangkau wajah Rea.

"Di mana yang sakit?" tanya Kai lagi.

"Jim!"

Kai berseru setelah menunggu, tetapi tidak mendapatkan jawaban. Sesaat kemudian, pintu ruang perawatan terbuka diikuti sosok pria berkacamata yang Rea kenali sebagai asisten dari Kai.

"Saya, Tuan,"

"Panggil dokter!" perintah Kai.

"Baik,"

Pria berkacamata yang dipanggil Jim itu berbalik, meninggalkan ruangan selama beberapa saat dan kembali bersama dokter di belakangnya.

"Kondisi Nona Rea baik-baik saja, Tuan. Anda tidak perlu khawatir," ucap Dokter usai melakukan pemeriksaan.

"Tapi dia menangis. Dia pasti kesakitan. Lakukan pemeriksaan ulang!" ucap Kai tidak tenang.

"Pasien mungkin merasakan nyeri pada cedera kepala yang dialami. Tetapi, tidak ada kerusakan serius pada tubuh pasien," jelas Dokter.

"Nona hanya perlu istirahat total selama beberapa hari untuk pemulihan," Dokter menambahkan.

"Tapi..."

"Aku baik-baik saja," Rea menyela cepat, berharap tindakanya menghentikan protes yang tengah Kai lakukan.

"Kamu yakin?" tanya Kai memastikan.

Rea mengangguk, kemudian tersenyum menyadari Kai tidak akan melihat apa yang ia lakukan.

"Ya,"

Kai membawa langkahnya mendekat pada Rea setelah dokter pergi meninggalkan ruangan, kembali duduk di kursi yang tersedia di samping tempat tidur, lalu meraih tangan Rea untuk ia genggam.

"Maaf, jika aku bukan orang yang kamu harapkan untuk datang,"

"Bagaimana kamu bisa tahu aku kecelakaan?" tanya Rea.

"Beberapa orangku mengikutimu saat aku tahu kamu pergi setelah mendengar lamaran yang aku berikan. Mereka juga melihatmu saat kamu keluar dari apartemen yang kamu kunjungi, tapi mereka gagal menghentikan kecelakaan yang terjadi," terang Kai.

"Maaf,"

"Paman bahkan tidak melakukan kesalahan, kenapa meminta maaf?" sambut Rea.

"Aku memang tidak tahu apartemen siapa yang kamu kunjungi, serta alasan mengapa kamu menangis saat meninggalkan apartemen itu," ucap Kai lirih.

"Tapi, jika alasan kamu meninggalkan rumah di tengah kedatanganku, aku bisa menebak apa alasannya. Kamu ingin menolak pernikahan bisnis ini, benar bukan?"

Rea terdiam dengan pandangan terkunci pada wajah Kai. Entah bagaimana, Rea justru merasa Kai kini tengah menatapnya. Hal yang membuat Rea mengangkat satu tangannya dan melambai pelan tepat di wajah Kai.

Pandangan Kai tetap kosong, tak berkedip.

"Aku akan katakan pada kedua orang tuamu bahwa akulah yang membatalkan pernikahan, bukan dirimu," Kai berkata lagi.

"Tidak!" Rea menjawab cepat disertai gelengan kepala.

"Ayo kita menikah!"

"A-Apa?" sambut Kai melebarkan kedua matanya.

"Aku setuju untuk menikah denganmu,"

. . . .

. . . .

To be continued...

Terpopuler

Comments

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Ayo update 2 bab lagi kakak /Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/

2025-06-05

2

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Makan tuh janji,,, habis ini jangan ngemis-ngemis minta maaf ya Lec /Proud//Proud//Proud//Proud//Proud//Proud/

2025-06-05

1

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Logikanya nggak mungkin lah udah nikah nggak nganu-nganu Lec/Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/

2025-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kecelakaan
2 2. Setuju Menikah
3 3. Pikirkanlah
4 4. Drama
5 5. Paman atau Sayang?
6 6. Yang Ditutupi.
7 7. Hari Pernikahan.
8 8. Satu Tempat Tidur
9 9. Terjebak Situasi
10 10. Setuju Tandatangan.
11 11. Memilih Memahami
12 12. Dia Yang Kupilih
13 13. Fakta
14 14. Konflik Batin
15 15. Memperbaiki Suasana Hati
16 16. Meminta Waktu
17 17. Satu Rahasia Terbuka
18 18. Kedatangan Seseorang
19 19.
20 20.
21 21. Janji
22 22.
23 23.
24 24.
25 25.
26 26.
27 27.
28 28.
29 29.
30 30.
31 31.
32 32.
33 33.
34 34.
35 35.
36 36.
37 37.
38 38.
39 39. Tersebar
40 40. Fakta Seorang Alec
41 41. Memilih Pakaian
42 42. Bermain Capit Boneka
43 43. Nyonya Fanny.
44 44. Pagi Yang Tidak Menyenangkan
45 45. Kecelakaan Disengaja
46 46.
47 47. Kepalsuan Yang Terungkap
48 48. Bagai Kotak Pandora
49 49. Sikap Berbeda
50 50. Hal Buruk Yang Akan Datang
51 51. Bukan Putri Kandung
52 52. Harusnya Aku Tidak Pergi.
53 53. Penyesalan Tebesarku.
54 54. Memori yang terlupakan
55 55. Memori Yang Terlupakan 2
56 56. Ingatan Yang Kembali
57 57. Aku Jujur Mulai Sekarang
58 58. Darina Disekap.
59 59. Balasan Untuk Darina
60 60. Mendatangi Betty.... Lagi.
61 61. Kebenaran
62 62. Tinggalkan Adikku!
63 63. Tidak Akan Bercerai.
64 64. Dua Rencana berbeda
65 65. Kenyataan Menyakitkan.
66 66. Menerima Tawaran.
67 67. Akibat Yang Diterima.
68 68. Kembali Tersenyum.
69 69. Cinta Bersambut.
70 70. Bukan penawaran, tapi perintah
71 71. Awal Dari Sesuatu.
72 72. Waktu Berdua & Masalah
73 73. Berselisih.
74 74. Ketenangan Di Tengah Masalah
75 75. Menghabiskan Waktu Berdua
76 76. Masalah
77 77. Biarkan Saja
78 78. Pulang Dapat Lawan.
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1. Kecelakaan
2
2. Setuju Menikah
3
3. Pikirkanlah
4
4. Drama
5
5. Paman atau Sayang?
6
6. Yang Ditutupi.
7
7. Hari Pernikahan.
8
8. Satu Tempat Tidur
9
9. Terjebak Situasi
10
10. Setuju Tandatangan.
11
11. Memilih Memahami
12
12. Dia Yang Kupilih
13
13. Fakta
14
14. Konflik Batin
15
15. Memperbaiki Suasana Hati
16
16. Meminta Waktu
17
17. Satu Rahasia Terbuka
18
18. Kedatangan Seseorang
19
19.
20
20.
21
21. Janji
22
22.
23
23.
24
24.
25
25.
26
26.
27
27.
28
28.
29
29.
30
30.
31
31.
32
32.
33
33.
34
34.
35
35.
36
36.
37
37.
38
38.
39
39. Tersebar
40
40. Fakta Seorang Alec
41
41. Memilih Pakaian
42
42. Bermain Capit Boneka
43
43. Nyonya Fanny.
44
44. Pagi Yang Tidak Menyenangkan
45
45. Kecelakaan Disengaja
46
46.
47
47. Kepalsuan Yang Terungkap
48
48. Bagai Kotak Pandora
49
49. Sikap Berbeda
50
50. Hal Buruk Yang Akan Datang
51
51. Bukan Putri Kandung
52
52. Harusnya Aku Tidak Pergi.
53
53. Penyesalan Tebesarku.
54
54. Memori yang terlupakan
55
55. Memori Yang Terlupakan 2
56
56. Ingatan Yang Kembali
57
57. Aku Jujur Mulai Sekarang
58
58. Darina Disekap.
59
59. Balasan Untuk Darina
60
60. Mendatangi Betty.... Lagi.
61
61. Kebenaran
62
62. Tinggalkan Adikku!
63
63. Tidak Akan Bercerai.
64
64. Dua Rencana berbeda
65
65. Kenyataan Menyakitkan.
66
66. Menerima Tawaran.
67
67. Akibat Yang Diterima.
68
68. Kembali Tersenyum.
69
69. Cinta Bersambut.
70
70. Bukan penawaran, tapi perintah
71
71. Awal Dari Sesuatu.
72
72. Waktu Berdua & Masalah
73
73. Berselisih.
74
74. Ketenangan Di Tengah Masalah
75
75. Menghabiskan Waktu Berdua
76
76. Masalah
77
77. Biarkan Saja
78
78. Pulang Dapat Lawan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!