Tinggal Bersama

" Mulai sekarang kau tinggal disini, tapi harus selalu kau ingat walaupun kita sudah menikah tapi jangan berharap kau menjadi nyonya di rumah ini"

"Tugasmu disini bukan sebagai istri melainkan menjadi budak ku. Mengerti!" ungkap nya tegas. Jujur mendengar semua itu hati ini perih, baru hari pertama pernikahan ku tapi perlakuan nya begitu kejam pada ku.

"Satu lagi jangan pernah kau mengurusi urusan ku"tandasnya lagi.

"Hem, tapi apa boleh aku bekerja?" tanya ku meski sedikit ragu.

"Oh, ya. Kau masih harus bekerja di pabrik, tapi jangan pernah mengharap gaji, karena gaji mu sebagai kompensasi hutang mu" ungkap nya lagi. Tak apa lah itu sudah konsekuensi ku, yang terpenting masih ada harapan di cafe walau gaji nya tak banyak setidak nya cukup untuk makan dan pegangan.

"Baiklah" jawab ku.

Dia menatap ku cukup lama, entah apa yang dia pikirkan itu membuat perasaan ku gugup. Aku memilih mengedarkan pandangan ke segala arah memperhatikan rumah beserta isinya.

"Sebelum berangkat kerja kau lakukan pekerjaan rumah, baru kau boleh berangkat kerja" lanjutnya.

"Baiklah" jawab ku. Dia pun berdiri ingin melangkah melenggang pergi.

"Pak,," panggilku lirih berhasil menghentikan langkah nya.

"Maaf sebelumnya, boleh saya tahu dimana saya harus istirahat dan meletakkan barang saya ini?" tubuh ini sudah cukup lelah, apalagi perut ini terasa nyeri mungkin karena sejak tadi belum terisi makanan hanya sesekali minum. Cukup lama dia terdiam mungkin sedang berfikir.

"Ikut aku!" seru nya. Aku pun mengangguk dan mengikuti nya tak lupa tas berisi barang juga ku bawah. Aku melangkah mengikutinya naik ke atas tangga sampai di lantai dua dia membuka pintu kamar.

"Masuk!" perintah nya. Sedikit ragu tapi aku pun masuk ke dalam.

BRAK

Aku tersentak mendengar pintu tertutup dengan keras. Jujur aku merasa takut saat dia berjalan ke arah ku dan berhenti tepat di depan ku.

"Taruh Tas mu di sini!" ucap nya menunjuk ke arah keranjang baju yang berada di samping ku. Aku hanya mengangguk, dia pun berlalu masuk ke dalam kamar mandi. Aku menghela nafas lega, akhirnya dia berlalu.

"Disini ranjangnya cuma satu dan tak ada sofa, apa aku akan tidur satu ranjang bersama nya" tebak ku. Tapi semua itu salah ketika dia kembali sudah berganti piyama.

"Kau tidur di bawah!" perintah nya dengan melempar satu bantal untuk ku. Aku pun mengangguk, sebelum tidur aku melaksanakan kewajiban ku pada Tuhan. Dia masih fokus pada laptop yang ada di pangkuan nya seraya bersandar di kepala ranjang.

Krucuk.. Krucuk..

Bunyi rontahan perutku cukup keras di dengar di saat hening malam. Aku hanya memegang nya mencoba menahan lapar meski perih. Ku coba berbaring di atas karpet di bawah ranjang, mungkin dengan tidur rasa perih dan lapar akan hilang.

"Bangun!" perintah nya membuat mataku yang baru saja akan terlelap seketika terbuka lagi.

Deg'

"Pak.." lirih ku segera bangun apalagi dia duduk di samping ku.

"Cepat bangun, dan buatkan aku makanan!" seru nya berdiri akan melangkah terlebih dahulu.

"Baik pak" degan segera aku pun beranjak menuju dapur. Sampai di dapur aku membuka lemari es untuk bahan makanan. Saat ku lihat ke arah meja makan dia duduk di sana fokus dengan ponsel nya.

"Maaf pak, anda ingin makan apa?" ku coba bertanya tentang apa yang ingin dia makan.

"Terserah, yang terpenting jangan mie instan" balas nya datar. Tak ingin membuang waktu langsung saja tangan ini mengambil beras dan menanak nya. Setelah itu di dalam lemari es ada beberapa sayur dan telur. Lebih baik aku membuat nasi goreng saja lebih cepat dan praktis sambil menunggu nasi matang, telur sudah ku goreng, sayur pun sudah ku potong dan membuat bumbu. Setelah nasinya matang segera ku ambil nasi di piring biar suhu panasnya turun. Bumbu pun sudah siap dan tinggal menggoreng nasi dan di campur dengan sayur yang ku potong tadi dan 10 menit berlalu nasi goreng pun jadi. Ku taruh di piring dan di atasnya topping telur.

"Silahkan pak!" kata ku seraya menyajikan di meja tepat di depan nya. Dia pun melirik ku lalu beralih mencicipinya. Aku memilih mengambilkan air ke dapur.

Klunting..

Bunyi dentingan sendok dan garpu di banting. Seketika membuatku memejamkan mata ngeri. Bagaimanapun aku tidak pernah mendapat perlakuan seperti ini dulu tapi sepertinya perlakuan bentakan mulai saat ini akan menjadi teman dalam hidup ku.

"Aku tak selera, lebih baik kau makan!" seru nya pada ku saat aku menghampirinya dengan membawa air mineral untuk minum.

"Ta-pi Pak" kata ku tercekat.

"Cepat makan dan habiskan!" berang nya. Aku pun menunduk takut dengan hati-hati aku duduk di sampingnya dan mulai menyantap nasi goreng itu. Ku mencoba sepertinya tidak ada yang salah dengan rasanya. Tapi kenapa dia tidak selera.

'Ah, sudahlah lagian perutku juga lapar' batin ku seraya menghabiskan nasi goreng.

"Rakus juga" cibir nya yang mungkin memperhatikan ku dari tadi. Jujur saja perkataan itu membuat sakit hati ku. Tapi aku tak perduli. Selesai makan aku pun mencuci piring sekaligus membereskan dapur. Dia memilih naik ke lantai dua mungkin akan tidur karena ini pun sudah pukul 10 malam.

Benar saja ketika kembali ke kamar ku dapati lampu kamar sudah padam tinggal lampu tidur saja yang menerangi, di atas ranjang terlihat dia sudah terlelap, tak ingin mengganggu nya, dengan segera aku pun membaringkan tubuh ku di atas karpet, beruntung AC nya tidak terlalu dingin, sehingga aku tidak kedinginan tanpa selimut. Aku lupa tidak membawa selimut dari kontrakan. Besok akan ku ambil.

Adzan subuh terdengar di toa masjid yang ada di perumahan ini, membuatku membuka mata, perlahan, dan seketika aku teringat jika sekarang banyak tugas yang menanti ku. Mulai dari membersihkan rumah, mencuci baju dan Setelah itu aku harus berangkat kerja jam tujuh aku harus sudah sampai pabrik. Ketika bangun di atas ranjang sudah tidak ada pak Prayoga. Entah dimana dia. Tak ambil pusing aku segera ke kamar mandi mencuci muka dan ambil wudhu untuk sholat subuh. Selesai sholat aku mulai turun untuk bersih-bersih rumah dan tak lupa ku ambil baju kotor di keranjang untuk di cuci, setelah selesai mencuci dan beres-beres rumah, aku pun mulai memasak untuk sarapan. Di lemari es ada ayam, tak apa ku masak ayam goreng dan tumis sayur juga sambal kentang. Jam enam semua sudah matang, kini aku beralih menjemur pakaian. Pekerjaan rumah selesai juga aku pun memilih membersihkan diri, ku ambil satu set baju warna krem beserta hijab nya.

Klek..

Ternyata pintu kamar terbuka dan terlihat dia masuk dengan memakai training, mungkin selesai joging.

"Siapkan baju kerja ku!" perintah nya seraya melangkah menuju kamar mandi. Baiklah, aku segera masuk ke ruang walk on closed untuk mengambil kemeja beserta celana, setelah itu ku letak kan di atas ranjang.

'Lebih baik aku mandi di kamar mandi yang ada di dapur saja' putus ku.

Di atas meja makan sudah ku tata beberapa masakan tadi yang ku masak. Dia terlihat menuruni anak tangga.

"Pak, sarapan nya sudah saya siap kan" ujar ku menghampirinya. Tak ada balasan dia pun berjalan menuju ruang makan. Dengan telaten aku meladeni. Entah hujatan atau apa lagi yang akan ku dapat kan yang pasti aku sudah melakukan tugas ku dengan sebaik mungkin.

Episodes
1 POV Yumna
2 Marry Me And Be My Slave
3 Sah
4 Menjadi Budak
5 Tinggal Bersama
6 Bodoh
7 Man Sabara Zhaafirah
8 Sebegitu Benci
9 Istana
10 Musuh Baginya
11 Menekan Ku
12 Tolong Aku
13 Kamu Harus Kuat
14 Sakit
15 Menyusahkan Mu
16 Mambatasi waktu
17 Sandiwara
18 POV Galang Prayoga
19 Menjadi Makmum
20 Cinta Itu Tak Padam
21 Kembali Pulang
22 Harapan Semu
23 Takdir
24 Hadiah
25 POV Yuga
26 Kamar Pengantin
27 Dia Memang Tampan
28 Kembali Ke Pabrik
29 Makan Siang Berdua
30 Mendinginkan Pikiran
31 Mengharap
32 Butuh Sosok Yang Peduli
33 Dimana Kamu Alana
34 Menunda Hasrat
35 Terjadi Kekacauan
36 Boneka Spesial
37 Keluarga Bahagia
38 Desiran Lembut
39 Wanita Ku
40 Ada Yang Ganjil
41 Ke Panti
42 Nikah Adalah Ibadah
43 Jangan Sampai Menyesal
44 Positif
45 Kabar Duka
46 Lelah
47 Mual
48 Pelukan Ibu
49 Ke Rumah Sakit
50 Jika Aku Hamil
51 Menahan Kesal
52 Perhatian
53 Pengen Makan Mangga
54 Siapa Yumna?
55 Mempunyai Cucu
56 Memetik Bunga
57 Seperti Keluarga Cemara
58 Bubur Buatan Papa
59 Trisemester Ke Dua
60 Dia Penyayang
61 Kebahagiaan Kami
62 Masih Menyayangi
63 Love Cannot Be Forced
64 Dokter Obgyn
65 Butuh Tempat Baru
66 Akan Luluh
67 Pelukan Yoga
68 Segera Pergi
69 Alana Pergi
70 Semoga Engkau Bahagia
71 Pasrah Akan Takdir
Episodes

Updated 71 Episodes

1
POV Yumna
2
Marry Me And Be My Slave
3
Sah
4
Menjadi Budak
5
Tinggal Bersama
6
Bodoh
7
Man Sabara Zhaafirah
8
Sebegitu Benci
9
Istana
10
Musuh Baginya
11
Menekan Ku
12
Tolong Aku
13
Kamu Harus Kuat
14
Sakit
15
Menyusahkan Mu
16
Mambatasi waktu
17
Sandiwara
18
POV Galang Prayoga
19
Menjadi Makmum
20
Cinta Itu Tak Padam
21
Kembali Pulang
22
Harapan Semu
23
Takdir
24
Hadiah
25
POV Yuga
26
Kamar Pengantin
27
Dia Memang Tampan
28
Kembali Ke Pabrik
29
Makan Siang Berdua
30
Mendinginkan Pikiran
31
Mengharap
32
Butuh Sosok Yang Peduli
33
Dimana Kamu Alana
34
Menunda Hasrat
35
Terjadi Kekacauan
36
Boneka Spesial
37
Keluarga Bahagia
38
Desiran Lembut
39
Wanita Ku
40
Ada Yang Ganjil
41
Ke Panti
42
Nikah Adalah Ibadah
43
Jangan Sampai Menyesal
44
Positif
45
Kabar Duka
46
Lelah
47
Mual
48
Pelukan Ibu
49
Ke Rumah Sakit
50
Jika Aku Hamil
51
Menahan Kesal
52
Perhatian
53
Pengen Makan Mangga
54
Siapa Yumna?
55
Mempunyai Cucu
56
Memetik Bunga
57
Seperti Keluarga Cemara
58
Bubur Buatan Papa
59
Trisemester Ke Dua
60
Dia Penyayang
61
Kebahagiaan Kami
62
Masih Menyayangi
63
Love Cannot Be Forced
64
Dokter Obgyn
65
Butuh Tempat Baru
66
Akan Luluh
67
Pelukan Yoga
68
Segera Pergi
69
Alana Pergi
70
Semoga Engkau Bahagia
71
Pasrah Akan Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!