Menjadi Budak

Ponsel ku bergetar ku lihat ternyata Gala yang menghubungi ku, sudah satu Minggu aku izin tidak masuk kerja di cafe itu karena kondisi anak ku yang harus di rawat di rumah sakit. Gala pun memberi izin sampai Emir sembuh.

Drtt.. Drtt..

"Assalamu'alaikum" salam ku mengangkat panggilan dari Gala.

'Waalaikum salam, Yumna, maaf aku mengganggumu! bagaimana keadaan Emir?' tanya Gala di sebrang.

"Alhamdulillah Emir sudah membaik Gala" jawab ku.

'Syukurlah, Yumna maaf sebelum nya' ujar Gala ragu.

"Ada apa Gala?" tanya ku.

'Begini kebetulan di cafe ada yang booking untuk acara lamaran. Apa kamu bisa bantu kita untuk mendekor? karena ini mendadak' ujar Gala. Aku pun terdiam sejenak untuk berfikir.

'Selesai mendekor kamu langsung pulang, karena acaranya akan di adakan jam delapan nanti' lanjut Gala memberi tahu. Aku merasa tak enak hati pada Gala jika menolak, dia juga begitu baik pada ku.

"Baik lah, aku minta tolong pada perawat dulu untuk kembali menjaga Emir" balas ku.

'Terima kasih banyak Yumna' Gala pun mematikan sambungan nya. Terlihat Emir juga masih terlelap.

"Nak, ibu pergi sebentar dulu ya, nanti ibu kembali lagi" ucapku mengelus rambutnya lembut.

Satu jam sudah akhirnya aku dan Gala menyelesaikan dekor dengan lumayan bagus meski serba dadakan.

"Selesai juga.." ucap Gala. Aku pun mengulas senyum.

"Terima kasih banyak Yumna kamu bersedia membantu ku" ucap Gala.

"Harusnya aku yang berterima kasih kamu sudah banyak sekali membantu ku" balas ku. Gala membalas dengan senyuman teduh.

"Kamu mau langsung balik?" tanya Gala kemudian pada ku. Aku melihat jam ternyata jam setengah tujuh.

"Hem, mungkin aku akan ke kontrakan dulu baru ke rumah sakit" jawab ku, sekalian mau mengambil beberapa baju dan barang ku dari kontrakan.

"Ok, ini untuk mu" ujar Gala menyodorkan amplop pada ku.

"Tidak Gala, aku-"

"Terimalah Yumna ini tips dari yang menyewa lho" sela Gala memaksa. Akhirnya aku pun mengangguk bersedia menerimanya.

"Terima kasih banyak Gala, aku pamit dulu" ucap ku tulus. Gala mengangguk.

"Maaf ya, gak bisa antar, titip salam untuk Emir" kata Gala.

"Tidak apa, aku naik ojek saja. Assalamu'alaikum" balas ku.

"Wa'alaikum salam" Jawab nya.

Dengan cepat aku mencari tukang ojek untuk mengantarku ke kontrakan mengambil beberapa barang yang berharga dulu, setelah nya nanti aku pikirkan dulu, entah lah mungkin saat ini aku akan tinggal di rumah pak Prayoga. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh aku harus segera kembali ke rumah sakit, Emir pasti sudah bangun dan menunggu ku. Dengan cepat aku segera pergi ke rah sakit meski jarak rumah sakit dengan kontrakan tidak jauh tapi aku memilih naik ojek untuk mempercepat waktu. Selesai membayar tukang ojek aku langsung menyusuri lorong menuju bangsal dimana anak ku di rawat. Tapi setiap langkah ku terasa ada mata yang mengintai ku, tapi segera ku tepis perasangka itu lebih baik aku segera masuk untuk bertemu dengan Emir.

Klek..

"Nah, itu ibu sudah datang" sambut perawat ketika diri ini melangkah masuk. Ku lihat Emir yang terbaring menatap ku dengan seulas senyum. Aku pun membalas senyum itu lalu menghampirinya.

"Oh.. Jagoan ibu sudah bangun" balas ku.

"Emir sudah maem?" tanya ku lembut. Emir menggeleng.

"Maem dulu dong, setelah itu mimik obat, anak ibu kan jagoan" bujuk ku, dia pun mengangguk. Aku mengelus rambutnya, lalu mengambil makanan dan menyuapinya.

"Bu Yumna, saya permisi dulu ya, nanti ibu bisa panggil saya lagi" ujar perawat padaku. Aku pun mengangguk.

"Terima kasih banyak sus" ucap ku tulus, beruntung perawat dan dokter disini begitu baik dan pengertian, mereka dengan suka cita membantu menjaga pasien jika pihak keluarga sibuk atau ada urusan penting sehingga tidak bisa menjaga atau menemani pasien.

"Emir, sus pergi dulu ya, sekarang Emir sama ibu" kata perawat pada Emir sebelum melenggang pergi.

"Sekarang minum obat nya ya sayang!" selesai makan aku pun membujuk Emir untuk minum obat. Emir menggeleng.

"Kenapa? Emir mau sembuh kan?" tanya ku lembut. Emir mengangguk.

"So, harus minum obat, biar Emir cepat pulang ke rumah ya!" ku coba membujuk lagi. Akhirnya Emir pun mengangguk, dengan telaten aku membantu menyuapi obat yang sudah digerus agar lebih memudahkan Emir meminumnya.

"Anak ibu memang hebat dan pinter! ibu sayang Emir" ujar ku memeluk nya dengan lembut. Terlihat Emir pun mengantuk, mungkin efek dari obat. Tak lama Emir pun kembali terlelap.

"Maaf ya nak, ibu tidak bisa menjaga Emir malam ini" lirih ku sendu, jujur saja berat rasanya meninggalkan anak ku sendiri, tapi aku harus segera pergi ke rumah pak Prayoga sekalian memperjelas hubungan ini meski aku sudah sah menjadi istrinya tapi sepertinya hubungan ini hanyalah sebuah status.

"Bu Yumna.." sapa perawat masuk. Aku pun meminta bantuan perawat lagi untuk menjaga anak ku.

"Sus, tolong jaga Emir ya, saya malam ini tidak bisa menjaga dia, ada hal penting yang harus saya selesaikan" pinta ku tulus pada perawat.

"Baik Bu, saya akan menjaga Emir, anda tenang saja" balas perawat itu lembut.

"Terima kasih banyak sus, suster sudah begitu baik pada kami"

"Semua ini sudah menjadi kewajiban saya Bu"

Ojek yang ku tumpangi berhenti di depan alamat rumah yang ku berikan.

"Terima kasih bang" kata ku turun dari ojek lalu memberi uang upah pada tukang ojek.

"Sama-sama neng, saya pergi dulu ya neng" ujar Abang tukang ojek lalu melenggang pergi.

Di depan rumah yang pagarnya cukup tinggi, sekali lagi aku pastikan alamat tersebut dan benar. Dan tak lama pintu pagar terbuka ada sosok yang keluar dari dalam ternyata satpam yang menghampiriku.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam itu pada ku. Aku pun mengangguk dan bertanya pada satpam itu ini rumah nya pak Prayoga. Satpam itu mengangguk lalu mengajak masuk. Ternyata rumah nya cukup besar. Bahkan lebih besar dari rumah milik ayah.

'Kehidupan mu memang benar-benar berubah kak' lirih ku.

"Silahkan nona" seru satpam mengantarku sampai depan pintu.

"Terima kasih pak" balas ku. Satpam itu pun kembali ke pos. Ketika akan mengetuk pintu ternyata pintu sudah terbuka lebih dahulu.

"DARI MANA SAJA KAU" sarkasnya dengan nada tinggi. Aku pun menunduk dengan menggenggam erat tas yang berisi beberapa pakaian ku.

"Maaf!" lirih ku.

"Masuk!" ucap nya tegas. Kaki ini melangkah memasuki rumah dan mengikuti langkahnya menuju sofa yang ada di ruang keluarga.

"Mulai sekarang kau tinggal disini, tapi harus selalu kau ingat walaupun kita sudah menikah tapi jangan berharap kau menjadi nyonya di rumah ini"

"Tugasmu disini bukan sebagai istri melainkan menjadi budak ku. Mengerti!" ungkap nya tegas. Jujur mendengar semua itu hati ini perih, baru hari pertama pernikahan ku tapi perlakuan nya begitu kejam pada ku.

Episodes
1 POV Yumna
2 Marry Me And Be My Slave
3 Sah
4 Menjadi Budak
5 Tinggal Bersama
6 Bodoh
7 Man Sabara Zhaafirah
8 Sebegitu Benci
9 Istana
10 Musuh Baginya
11 Menekan Ku
12 Tolong Aku
13 Kamu Harus Kuat
14 Sakit
15 Menyusahkan Mu
16 Mambatasi waktu
17 Sandiwara
18 POV Galang Prayoga
19 Menjadi Makmum
20 Cinta Itu Tak Padam
21 Kembali Pulang
22 Harapan Semu
23 Takdir
24 Hadiah
25 POV Yuga
26 Kamar Pengantin
27 Dia Memang Tampan
28 Kembali Ke Pabrik
29 Makan Siang Berdua
30 Mendinginkan Pikiran
31 Mengharap
32 Butuh Sosok Yang Peduli
33 Dimana Kamu Alana
34 Menunda Hasrat
35 Terjadi Kekacauan
36 Boneka Spesial
37 Keluarga Bahagia
38 Desiran Lembut
39 Wanita Ku
40 Ada Yang Ganjil
41 Ke Panti
42 Nikah Adalah Ibadah
43 Jangan Sampai Menyesal
44 Positif
45 Kabar Duka
46 Lelah
47 Mual
48 Pelukan Ibu
49 Ke Rumah Sakit
50 Jika Aku Hamil
51 Menahan Kesal
52 Perhatian
53 Pengen Makan Mangga
54 Siapa Yumna?
55 Mempunyai Cucu
56 Memetik Bunga
57 Seperti Keluarga Cemara
58 Bubur Buatan Papa
59 Trisemester Ke Dua
60 Dia Penyayang
61 Kebahagiaan Kami
62 Masih Menyayangi
63 Love Cannot Be Forced
64 Dokter Obgyn
65 Butuh Tempat Baru
66 Akan Luluh
67 Pelukan Yoga
68 Segera Pergi
69 Alana Pergi
70 Semoga Engkau Bahagia
71 Pasrah Akan Takdir
Episodes

Updated 71 Episodes

1
POV Yumna
2
Marry Me And Be My Slave
3
Sah
4
Menjadi Budak
5
Tinggal Bersama
6
Bodoh
7
Man Sabara Zhaafirah
8
Sebegitu Benci
9
Istana
10
Musuh Baginya
11
Menekan Ku
12
Tolong Aku
13
Kamu Harus Kuat
14
Sakit
15
Menyusahkan Mu
16
Mambatasi waktu
17
Sandiwara
18
POV Galang Prayoga
19
Menjadi Makmum
20
Cinta Itu Tak Padam
21
Kembali Pulang
22
Harapan Semu
23
Takdir
24
Hadiah
25
POV Yuga
26
Kamar Pengantin
27
Dia Memang Tampan
28
Kembali Ke Pabrik
29
Makan Siang Berdua
30
Mendinginkan Pikiran
31
Mengharap
32
Butuh Sosok Yang Peduli
33
Dimana Kamu Alana
34
Menunda Hasrat
35
Terjadi Kekacauan
36
Boneka Spesial
37
Keluarga Bahagia
38
Desiran Lembut
39
Wanita Ku
40
Ada Yang Ganjil
41
Ke Panti
42
Nikah Adalah Ibadah
43
Jangan Sampai Menyesal
44
Positif
45
Kabar Duka
46
Lelah
47
Mual
48
Pelukan Ibu
49
Ke Rumah Sakit
50
Jika Aku Hamil
51
Menahan Kesal
52
Perhatian
53
Pengen Makan Mangga
54
Siapa Yumna?
55
Mempunyai Cucu
56
Memetik Bunga
57
Seperti Keluarga Cemara
58
Bubur Buatan Papa
59
Trisemester Ke Dua
60
Dia Penyayang
61
Kebahagiaan Kami
62
Masih Menyayangi
63
Love Cannot Be Forced
64
Dokter Obgyn
65
Butuh Tempat Baru
66
Akan Luluh
67
Pelukan Yoga
68
Segera Pergi
69
Alana Pergi
70
Semoga Engkau Bahagia
71
Pasrah Akan Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!