Ia melempar cambuk itu ke lantai, suaranya bergema ringan namun tegas. Keduanya masih membungkuk, tak berani menatap wajahnya.
“Jika kalian melakukan kesalahan, hukuman akan datang dari tanganku sendiri. Bukan dari alat seperti ini, kalian mengerti?”
“K-kami mengerti,” jawab mereka hampir bersamaan.
“Bagus. Sekarang keluar.”
Mereka pun perlahan bangkit, tubuh mereka masih terasa perih, namun mereka hanya menunduk hormat lalu mundur dari ruangan yang kini terasa lebih dingin dari sebelumnya.
Wang Cheng menghela napas panjang. Ia tahu ini bukan mimpi. Keram di tangannya akibat memegang cambuk terasa sangat nyata.
Meskipun hanya beberapa saat, tapi Wang Cheng tahu garis besar kejadian aneh yang menimpa dirinya sekarang.
"Ini… tubuh milik orang lain. Dilihat dari reaksi kedua pelayan itu, sepertinya pemilik tubuh ini adalah bangsawan yang sangat kejam," gumamnya pelan.
Wang Cheng tidak tahu apa yang terjadi, dan bagaimana caranya dia bisa berakhir seperti ini. Namun, satu-satunya hal yang pasti adalah dia tidak boleh menunjukkan kecurigaan jika dia adalah orang lain. Oleh karena itu dia memukuli pelayan itu meski tak punya dendam sama sekali.
Lagipula, kekerasan seperti itu sudah menjadi makanan sehari-harinya saat menjadi mafia. Tidak ada keraguan ataupun rasa iba sedikitpun yang singgah di hatinya.
Wang Cheng berjalan ke depan cermin besar di sudut ruangan. Menatap bayangan dirinya—Itu bukan wajahnya.
Wajah di cermin itu... terlalu tampan, terlalu pucat. Kulit seputih salju, rambut hitam panjang yang terurai khas bangun tidur. Terlalu muda, terlalu mulus. Ia membenci apa yang dilihatnya.
"Cih, sial. Rupanya sekarang aku jadi anak ingusan..."
Ia menanggalkan seluruh pakaiannya hingga tak tersisa sedikitpun, disana terlihat tubuh barunya yang bisa dibilang cukup kurus untuk seseorang yang tinggal di tempat semewah ini. Kulitnya seputih salju, jauh berbeda dengan tubuhnya yang penuh otot dan tato mengerikan.
"Pantas saja tubuh ini rasanya sangat lemah. Apa kau tidak pernah makan? Padahal kau seorang Tuan Muda?" ucapnya lebih pada si pemilik tubuh asli.
Namun tiba-tiba, sebuah suara bergema dalam kepalanya. "Selamat datang, siapapun kau yang menghuni tubuh ini. Sekarang kau adalah pemilik baru dari Sistem Kultivasi Dewa Jahat yang sangat luar biasa ini!"
Wang Cheng sedikit terkejut, ia yakin jika suara itu bukan berasal dari ruangannya saat ini, melainkan berasal dari dalam kepalanya. Seperti memakai hearphone langsung ke dalam otaknya.
"Bajingan... Siapa kau? Perlihatkan dirimu atau aku akan menghancurkanmu berkeping-keping!" teriak Wang Cheng.
"Hahaha, rupanya kau orang yang tidak sabaran ya..."
Suara itu kembali terdengar, namun kali ini disusul oleh sesuatu yang keluar dari tubuhnya. Kabut hitam yang perlahan membentuk sosok bulat dengan satu mata dan gigi taring tajam.
Sosok itu tersenyum lebar, memperlihatkan deretan taringnya dengan penuh kesombongan. "Sepertinya aku tidak salah memilih orang, kau jauh melebihi ekspektasiku dengan memukuli kedua pelayan itu dengan brutal."
Mata Wang Cheng berkilat tajam. Tanpa aba-aba, ia langsung mencengkeram sosok bulat itu. Teksturnya seperti jeli yang licin, namun genggaman Wang Cheng tak goyah.
Ia mengangkat sosok itu ke udara, jari-jarinya mencengkeram kuat di sekeliling "leher" makhluk yang bahkan tak memiliki tulang itu.
“Apa kau dewa yang mengatur semua ini?” geramnya dengan suara mengancam.
Sosok bulat itu tergelak. Suaranya tak seperti suara manusia—lebih seperti jeritan anak kecil yang dipelintir dengan gema neraka.
“Heh… Dewa?” Ia terkekeh, tubuhnya bergetar dalam genggaman Wang Cheng. “Tolong jangan memanggilku dengan sebutan itu. Namaku tidak penting, tapi kau bisa memanggilku Mouth, karena akulah mulut yang menyampaikan kehendak kekuatan kegelapan tertinggi. Aku adalah Utusan Dewa Jahat!”
“Omong kosong.” Wang Cheng mencengkeram lebih keras, membuat bagian tubuh makhluk itu menyembul keluar dari sela-sela jarinya. “Aku tidak peduli siapa kau, atau siapa bosmu. Yang aku ingin tahu adalah apa yang kalian inginkan dariku?”
Mouth menyeringai, tidak tampak kesakitan. “Ah... Aku malas menjelaskan, jadi lihat sendiri dari ingatan pemilik tubuh ini," ucapnya.
Dengan satu jentikan, dunia di sekeliling Wang Cheng runtuh seperti kaca pecah. Tubuhnya tetap berdiri, tapi kepala, pikiran, dan jiwanya dihantam oleh gelombang memori yang masuk tanpa peringatan.
Wang Cheng menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan suara jeritan yang nyaris keluar dari tenggorokannya.
Tubuhnya bergetar hebat, napas tercekat, dan kedua tangannya refleks mencengkeram Mouth yang entah bagaimana kini dapat melepaskan dirinya dengan mudah.
"Apa yang kau lakukan.... Makhluk sialan!" geram Wang Cheng seraya menahan sakit yang luar biasa.
"Sudah, sudah. Duduk saja dan pahami apa yang sebenarnya terjadi pada pemilik tubuh ini," balas makhluk itu dengan santainya.
Dan saat itulah—
Kilasan demi kilasan si pemilik tubuh mulai menabrak pikirannya.
Wajah wajah wanita menangis...
Suara cambukan, tawa angkuh...
Cincin emas, baju brokat, deretan budak yang tunduk di kaki seorang pemuda dengan senyum menjijikkan...
Itulah dirinya. Atau lebih tepatnya, pemilik tubuh ini yang juga ternyata bernama Wang Cheng ini, Tuan Muda Kelima dari Keluarga Wang.
"Si sampah dari keluarga bangsawan..."
"Tuan Muda Kelima itu lebih kejam dari bandit!"
"Kau tahu pelayan baru itu? Aku dengar dia dijadikan budak seks olehnya..."
Ingatan itu berputar cepat. Wang Cheng, yang asli, adalah bajingan busuk—arogan, sombong, penuh hawa keji. Ia membunuh pelayan yang menumpahkan minumannya, melecehkan wanita yang lewat di depannya, menghukum orang tanpa alasan, dan menghamburkan harta keluarga seperti tak ada hari esok.
Lishan, si gadis pelayan, dan Jiulei si laki-laki pelayan juga tak luput dari kekejaman Sang Tuan Muda. Lishan seringkali dilecehkan secara verbal ataupun fisik, sementara Jiulei pernah hampir mati dipukuli olehnya.
Wang Cheng adalah penjahat yang sesungguhnya, dia dianggap sebagai iblis yang tidak berhak untuk hidup, namun tidak ada yang berani padanya karena dia adalah seorang bangsawan Kelas-1, dan fakta jika dia adalah seorang kultivator yang sangat kuat.
Namun, di balik semua kebusukan itu, ada sebuah kebenaran yang tak pernah diketahui oleh siapa pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments