DD 03 Bertemu Kembali

"Pipi lo lebam gini, pasti abis ciuman sama telapak tangan nih." Raffa masih memperhatikan lebam membiru di pipi kiri Dzaka. Mereka masih duduk manis di atas motor nunggu Tanvir yang belum keliatan.

“Ini pelipis lo kena gores apa? Ini juga kok lebam?” Raffa nggak berhenti menunjuk bekas lebam di wajah Dzaka.

Dzaka cuma diam dan menaikkan tudung hoodie-nya. Angin dingin menusuk kulitnya dan bikin tulang-tulangnya terasa ngilu.

"Argh!" erang Dzaka setelah Raffa mukul bahunya dengan keras. Rasa sakit itu bahkan menjalar ke seluruh tubuh dengan cepat. Dzaka reflek menjauh menghindar dari jangkauan tangan Raffa.

"Kenapa lagi sekarang?" tanya Raffa to the point yang  nggak digubris Dzaka sama sekali.

Sekuat tenaga Dzaka menahan ringisannya biar nggak keluar lagi. Buku-buku jarinya sampai memutih saking kuatnya Dzaka mengepal tangan.

Dzaka mengalihkan perhatiannya dengan mengeluarkan ponsel dari kantong hoodie dan membuka aplikasi game offline terseru versi Dzaka—game cacing. Hal itu berhasil bikin Raffa menghela napas berat.

Raffa merampas ponsel Dzaka dan menyembunyikannya di balik tubuh tegapnya. "Jawab dulu pertanyaan gue. Lo kenapa babak belur gini?"

Dzaka akhirnya berdecak pelan. Inilah sisi Raffa yang baik sekaligus merepotkan. "Bukan apa-apa, Fa!" Dzaka menyempatkan diri mengembangkan senyuman tipis untuk meyakinkan Raffa.

“Ka—”

Sebuah mobil putih berhenti nggak jauh dari mereka. Sosok yang mereka tunggu akhirnya muncul. Dengan amat sangat terpaksa—tolong digaris bawahi—Raffa menghentikan interogasinya.

Dzaka nggak langsung mendekat. Kejadian kemarin melintas lagi di pikirannya. Kenapa Tanvir sampai menyembunyikan identitasnya di depan Dzaka?

"Tumbenan lo bawa mobil, Vir." Raffa mendekat ke arah mobil Tanvir. Tapi, dia dikejutkan dengan pintu mobil yang terbuka.

"Lo apa-apaan sih, Kak?! Gue gak bisa keluar, nih," kesal seorang gadis dari dalam mobil.

"Eh ada Beb Qeela. Jangan jutek-jutek gitu, Qee, nanti aku pergi kamu nangis." Raffa tersenyum geli melihat raut masam gadis itu.

"Bang Vir! Bilangin sama temen lo! Kalau cuma niat bikin baper gak usah dekat-dekat gue." Gadis itu akhirnya membuka paksa pintu mobil, lalu membantingnya sebelum meninggalkan Dzaka, Raffa dan Tanvir.

"Tuh udah denger sendiri, kan? Jadi gue gak perlu ngulang lagi." Tanvir segera melangkah meninggalkan parkiran disusul Dzaka dan Raffa.

Pemandangan pagi yang menyejukkan mata kaum hawa. Trio TDR yang tampan dan berprestasi.  Tanvir si smart boy yang cool dan cuek—ketos Sky High School; Dzaka si smart and cool boy yang memiliki lesung di ujung lengkung senyumannya—cucu pemilik yayasan dan langganan juara olimpiade matematika; dan Raffa si smart boy yang ramah dan suka tebar pesona.

Bunyi notifikasi terdengar pelan, membuat Dzaka segera mengeluarkan ponselnya dari kantong hoodie.

Orang Itu

Pulang sekolah ke rumah saya.

Urusan kita kemarin belum selesai

07.10

Read

Dzaka menghela napas gusar. Baru aja hari ini dimulai, tapi dia udah dikasih beban pikiran baru. Meraba-raba rasa sakit kayak apa lagi yang bakal diterima nanti?

...----------------...

"Les sampai jam berapa, Ka? Gue mau main ke rumah lo." Raffa merangkul Dzaka hati-hati.

"Gue gak les. Ada urusan. Datang aja jam lima." Dzaka langsung menaiki motornya dan memasang helm. Dia melajukan motornya meninggalkan Raffa yang menatap kepergiannya dengan sendu.

Dzaka memelankan laju motornya, karena hampir sampai di tempat les. Hari ini dia izin nggak ikut les. Sebelum masalah makin besar, dia harus pergi ke rumah 'orang itu'.

Tapi, Dzaka melihat kerumunan nggak jauh dari tempat dia berdiri. Sayup-sayup omongan kasar dan penghinaan masuk ke pendengaran Dzaka. Suara gaduh terdengar makin jelas.

Seorang gadis meringkuk gemetar di hadapan gadis lain yang terus memaki bahkan menarik-narik seragam dan tas sekolahnya.

Dzaka mempercepat langkahnya dan berhasil sampai tepat sebelum gadis itu dipukuli. "Masih ada aja orang sok berkuasa di negara hukum ini," sarkas Dzaka menatap tajam pada gadis-gadis yang melakukan pem-bully-an.

Tatapan Dzaka semakin tajam liat sosok yang dikenalnya. Nggak cuma satu, tapi tiga sekaligus.

"B–Bang Dzaka. Syifa gak lakuin apa-apa, kok. Syifa cuma ikut-ikutan Syila ke sini," ujar gadis bernama Syifa—tetangga Dzaka 

Gadis yang bernama Syila itu langsung membela diri, nggak terima tiba-tiba disalahkan gitu aja.

"Bukan Syila, kok. Lo kalau salah jangan suka melimpahkan kesalahan ke orang lain dong," sewot Syila.

Dzaka berbalik melihat gadis yang tengah menangis dalam diam. Dia nggak enak menginterupsi tangis seseorang. Tapi, Dzaka harus buru-buru. Jadi dia narik tali tas gadis itu pelan. Dia bisa liat perubahan drastis raut wajah gadis itu. Ternyata nggak cuma Dzaka yang suka pakai topeng.

Mata mereka nggak sengaja beradu, bikin Dzaka terperanjat kaget, begitu pula gadis itu. "Ka–kamu yang semalam, kan?" tanyanya memastikan. Dzaka membalas dengan anggukan singkat, bikin gadis itu tiba-tiba tersenyum.

"Terima kasih sudah menyelamatkan aku lagi," ujarnya tulus memunculkan desiran aneh di hati Dzaka.

Dzaka memalingkan wajahnya dan kembali berdiri. "Gue anter pulang!" tegas Dzaka sambil melangkah kembali ke tempat les untuk mengambil motor di parkiran.

Gadis itu mengikuti langkah Dzaka dengan pelan, karena kakinya masih gemetar akibat rasa takut yang menghampirinya beberapa waktu lalu.

"Pegangan di tas aja," saran Dzaka setelah ngeliat gadis itu kebingungan. Setelahnya Dzaka melajukan motornya meninggalkan tempat les dan mengikuti arus kendaraan di jalanan.

Nggak ada yang pembicaraan sama sekali. Sampai … Dzaka merasakan kepala gadis itu bersandar di bahunya. Meski nggak terdengar jelas, tapi Dzaka yakin mendengar isak tangis.

Dzaka menghentikan motornya di depan rumah dua lantai berwarna krim dengan pagar hitam. Matanya juga bergulir ke arah taman yang udah kehilangan warnanya. Ternyata waktu udah berlalu cukup jauh, ya.

"Loh, kok kamu tau rumahku?" tanya gadis itu memicing tajam.

"Rumah sahabat gue," gumam Dzaka pelan, tapi bisa didengar dengan jelas oleh gadis di depannya.

"Sahabat? Kamu sahabatnya Bang Tanvir?" tanya gadis itu dengan ekspresi kaget. Mata bulatnya membola.

Dzaka mengangguk pelan. Ternyata benar dugaan dia kemarin. Adiknya Tanvir udah balik. Tapi … kenapa Tanvir sampai menyembunyikan ini dari dia dan Raffa? Helaan napas kecewa terdengar jelas.

"Gue Dzaka. Sahabatnya Tanvir di Sky High School." Dzaka memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.

"A–aku Ziya, Ziyadah Afra. A–aku adiknya Bang Tanvir." Ziya balas memperkenalkan dirinya. Tapi, kegelisahan di matanya nggak bisa dia sembunyikan.

"Bang Dzaka .... Ziya boleh minta tolong gak?" Dzaka berdehem pelan sebagai jawaban.

"Jangan bilang-bilang Bang Tanvir, ya, kalau Bang Dzaka udah kenal Ziya. Bang Tanvir punya alasan kenapa dia menyembunyikan semua ini. Jadi, Ziya mohon, ya, Bang Dzaka." Gadis itu menatap Dzaka dengan mata bulat yang mulai berlinang.

Akhirnya Dzaka mengangguk singkat, tapi cukup buat bikin gadis itu menghela napas lega. Mungkin Dzaka emang harus nunggu. Sampai Tanvir sendiri yang menjelaskan semuanya.

Dzaka menyalakan mesin motornya kembali, karena dia udah terlalu lama di sini.

"Bang Dzaka!" panggil Ziya sebelum Dzaka benar-benar pergi.

Gadis itu menunduk dalam. "Soal yang tadi, makasih ya, Bang. Soal yang semalam juga makasih. Eh sikunya Bang Dzaka gimana?"

Dzaka memperhatikan wajah Ziya yang mendadak panik teringat akan luka di siku Dzaka semalam. "Udah gue obati kok. Kalau gitu, gue pergi dulu."

Motor Dzaka melaju meninggalkan Ziya yang masih berdiri memperhatikan kepergiannya. "Terima kasih, Bang Dzaka," lirih gadis itu sebelum memasuki pelataran rumahnya.

Dzaka tersenyum miris mengingat ucapan dari gadis yang merupakan adik dari sahabat baiknya. "Apapun alasannya, bukannya ini keterlaluan, ya?”

Terpopuler

Comments

Alia

Alia

widihhh

2025-06-21

1

lihat semua
Episodes
1 DD 01 Hanya Objek
2 DD 02 Manusia Penuh Tipu
3 DD 03 Bertemu Kembali
4 DD 04 Manusia?
5 DD 05 Putra Mahkota Boneka
6 DD 06 Jangan Terlalu Kecewa
7 DD 07 Lelah
8 DD 08 Geng River
9 DD 09 Mami?
10 DD 10 Sosok untuk Dilindungi
11 DD 11 Kebenaran
12 DD 12 Rekaman dan Bukti
13 DD 13 Dimitri
14 DD 14 Raffa Sakit
15 DD 15 Manusia Kuat?
16 DD 16 Operasi Penyergapan Pertama
17 DD 17 Sosok Rapuh
18 DD 18 Ingin Menyerah?
19 DD 19 Sahabat
20 DD 20 Rencana Mencari Liontin Buna
21 DD 21 Menjalankan Rencana
22 DD 22 Kabur?
23 DD 23 Dzaka ... Dzaka ...
24 DD 24 Fa... Dzaka....
25 DD 25 Lo ... Dzaka kayak gini karena Lo!
26 DD 26 Batuk Berdarah
27 DD 27 Kritis
28 DD 28 Paman Adi vs Tuan Emir
29 DD 29 Dimitri dan Dzaka
30 DD 30 Adik Kecil
31 DD 31 Bang ... Dimi ....
32 DD 32 Kebebasan yang Direnggut
33 DD 33 Bi Edah
34 DD 34 Luka di Masa Lalu
35 DD 35 Kekecewaan
36 DD 36 Dia Kembali
37 DD 37 Dzaka Sadar
38 DD 38 Lo abang gue?
39 DD 39 Buat apa gue hidup?
40 DD 40 Hari itu ....
41 DD 41 Duo D dan Trauma
42 DD 42 Fakta Baru
43 DD 43 Mungkin gak?
44 DD 44 Geng TDR
45 DD 45 Wanita Misterius
46 DD 46 Berubah
47 DD 47 Orang Itu Datang
48 DD 48 Ada yang Aneh
49 DD 49 Sosok Wanita Saat Itu ...
50 DD 50 Bertemu Seseorang
51 DD 51 Pindah Sekolah?
52 DD 52 Penyelamatan
53 DD 53 Keadaan Tak Kunjung Membaik
54 DD 54 Mengintai
55 DD 55 Hidup Itu ...
56 DD 56 Mencari Petunjuk Lain
Episodes

Updated 56 Episodes

1
DD 01 Hanya Objek
2
DD 02 Manusia Penuh Tipu
3
DD 03 Bertemu Kembali
4
DD 04 Manusia?
5
DD 05 Putra Mahkota Boneka
6
DD 06 Jangan Terlalu Kecewa
7
DD 07 Lelah
8
DD 08 Geng River
9
DD 09 Mami?
10
DD 10 Sosok untuk Dilindungi
11
DD 11 Kebenaran
12
DD 12 Rekaman dan Bukti
13
DD 13 Dimitri
14
DD 14 Raffa Sakit
15
DD 15 Manusia Kuat?
16
DD 16 Operasi Penyergapan Pertama
17
DD 17 Sosok Rapuh
18
DD 18 Ingin Menyerah?
19
DD 19 Sahabat
20
DD 20 Rencana Mencari Liontin Buna
21
DD 21 Menjalankan Rencana
22
DD 22 Kabur?
23
DD 23 Dzaka ... Dzaka ...
24
DD 24 Fa... Dzaka....
25
DD 25 Lo ... Dzaka kayak gini karena Lo!
26
DD 26 Batuk Berdarah
27
DD 27 Kritis
28
DD 28 Paman Adi vs Tuan Emir
29
DD 29 Dimitri dan Dzaka
30
DD 30 Adik Kecil
31
DD 31 Bang ... Dimi ....
32
DD 32 Kebebasan yang Direnggut
33
DD 33 Bi Edah
34
DD 34 Luka di Masa Lalu
35
DD 35 Kekecewaan
36
DD 36 Dia Kembali
37
DD 37 Dzaka Sadar
38
DD 38 Lo abang gue?
39
DD 39 Buat apa gue hidup?
40
DD 40 Hari itu ....
41
DD 41 Duo D dan Trauma
42
DD 42 Fakta Baru
43
DD 43 Mungkin gak?
44
DD 44 Geng TDR
45
DD 45 Wanita Misterius
46
DD 46 Berubah
47
DD 47 Orang Itu Datang
48
DD 48 Ada yang Aneh
49
DD 49 Sosok Wanita Saat Itu ...
50
DD 50 Bertemu Seseorang
51
DD 51 Pindah Sekolah?
52
DD 52 Penyelamatan
53
DD 53 Keadaan Tak Kunjung Membaik
54
DD 54 Mengintai
55
DD 55 Hidup Itu ...
56
DD 56 Mencari Petunjuk Lain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!