5. Mood Berantakan

Mata Gyan sulit untuk terpejam. Bukan karena ucapan Achel, tapi karena sesuatu yang belum bisa dia pecahkan. Dikirimnya Achel ke Singapura juga titipkan kepadanya pasti memiliki alasan yang kuat. Apalagi, gadis itu cucu pertama dan putri mahkota dari keluarga Ranendra. Sudah pasti ijin untuk kuliah di luar akan sulit didapatkan.

Menyuruh beberapa orang untuk mencari tahu pun hasilnya sama saja. Sudah pasti semuanya di-protect oleh opa juga wawanya Achel. Dua manusia yang sulit untuk ditembus.

"Ilmu gua masih sebatas ngunci, belum mampu membuka kunci," ucapnya sedikit frustasi.

.

Sudah rapi dan wangi. Menuju dapur untuk mengambil kopi kalengan kesukaan sebelum berangkat kerja. Dadanya mendadak turun naik karena melihat dapur yang berantakan. Panci yang sudah ada di atas kompor dengan air yang berceceran sampai ke lantai. Juga bungkus mie instan yang ada di samping kompor. Biasa dapur rapi dan bersih membuatnya sangat risih.

Dibukanya pintu kamar seseorang dengan cukup kasar. Cengiran khas manusia tak bersalah terlihat dengan begitu jelas. Gadis cantik dengan rambut yang dicepol tengah memakan mie instan di atas tempat tidur.

"Dapur beresin!" titahnya dengan nada penuh emosi.

"Enggak liatkah?" Achel menunjukkan mangkuk yang masih berisi mie instan.

"Kalau makan di luar!" titahnya dengan penuh penekanan.

Bukan Achel jika dia menjadi anak kucing yang manis. Ucapan Gyan tak diindahkan sama sekali hingga membuat Gyan memejamkan mata untuk beberapa detik sambil mengatur napas.

"RACHELLA!!!"

Auman singa bujang keluar. Barulah Achel bangkit dari tempat tidur dan membawa mangkuk berisi mie. Ketika melewati Gyan, sengaja dia menyenggol tubuh Gyan hingga kuah mie instan mengenai bajunya. Mata Gyan melebar. Sedangkan Achel malah menjulurkan lidah ke arah lelaki yang sebentar lagi akan mengeluarkan tanduk. Lalu, dia berlari sambil tertawa.

Masih pagi sudah dibuat emosi. Alhasil, Gyan memijat pangkal hidung yang terasa pusing karena ulah Achel di pagi hari yang harusnya diisi energi yang baik. Ditambah laporan dari karyawan hari ini semakin membuat mood-nya semakin berantakan.

"Pada becus kerja enggak sih?" tekannya dengan penuh kemurkaan.Kertas laporan pun dibanting dengan cukup keras ke atas meja. Karyawan yang membuat laporan itupun hanya bisa menunduk dalam.

"Saya enggak mau tahu, hari ini sudah harus selesai sesuai dengan keinginan saya." Wajah Gyan sangat sangar jika tengah marah.

William hanya bisa menjadi penonton tanpa mau ikut campur. Jika, masalah pekerjaan Gyan tak akan bisa dihentikan. Tak bisa jua dibujuk.

Gyan sudah melonggarkan dasi dengan cukup kasar. William dengan sedikit ketakutan mulai mendekat. Dia mengeluarkan satu lembar obat dan mampu membuat dahi Gyan mengkerut juga kedua alisnya beradu.

"Siapa tahu bisa nurunin tensi darah Bapak yang lagi naik." Obat penurun darah yang William berikan.

"BANG SAT!!!"

William pun tertawa. Padahal, Gyan sudah meninju perutnya. Dua lelaki itu adalah teman satu kampus dan satu jurusan. Di mana mereka lulus bersama dengan nilai IPK hampir sama juga.

Sedari tadi perasaan Gyan terasa gundah. Bayang wajah Achel yang terus berputar di kepala. Ternyata di apartment yang dia huni,

seorang Gadis cantik duduk di sofa yang ada di kamar. Menatap sendu ke arah jendela. Menanti sebuah kabar dari orang-orang yang amat dia sayang serta rindukan yang tak kunjung menghubunginya.

"Achel kangen kalian. Tidakkah kalian merindukan Achel?" Senyum tipis terukir di wajah cantik itu.

Dilihatnya layar ponsel di mana foto sepasang manusia terlihat begitu bahagia. Matanya mulai berair, dan tak lama bulir bening pun menetes.

"Sudah waktunya," gumamnya dengan suara lirih. Tangannya mulai mengotak-atik layar ponsel dengan serius juga hati yang bergemuruh.

Wallpaper ponselnya sudah berganti dengan foto tiga orang yang tengah tersenyum ke arah kamera. Dua orang perempuan juga seorang lelaki yang begitu serasi. Air matanya semakin deras mengalir. Perlahan kepalanya menunduk dengan sangat dalam sambil memeluk kedua lututnya. Tak dia hiraukan lengannya yang merah dan perih. Seperti hatinya sekarang ini.

"Mami ... Papi ... Maafin Achel."

.

Pekerjaan sudah selesai dan segera dia pulang. Langkahnya terhenti ketika dia melewati ruang makan. Di mana makanan yang dia pesan untuk Achel makan siang masih utuh. Gyan segera menuju kamar Achel.

Knop pintu yang berada tak jauh dari ruang makan dia buka. Tak ada pergerakan dari seorang gadis yang tengah menatap ke arah jendela kamar. Sepertinya dia tengah melamun sampai tidak mendengar dan menyadari jika Gyan sudah ada di sana.

"Kenapa lu gak makan?"

Suara tegas dengan penuh penekanan tak membuatnya menoleh. Juga tak langsung menjawab pertanyaan yang terlontar dari Gyan.

"ACHEL!!"

"Enggak lapar." Hanya dua kata yang terucap dengan cukup pelan. Tanpa menoleh sedikitpun.

Gyan pun semakin geram. Dia mulai melangkah ke arah Achel yang masih saja bergeming di tempatnya. Ditariknya lengan Achel hingga sang empunya mengerang kesakitan. Segera Gyan menatap ke arah tangan Achel yang dia pegang dengan cukup kencang, merah seperti melepuh. Ditatapnya Achel dengan sangat tajam. Gadis itu hanya diam dengan sorot mata yang sulit diartikan.

Tanpa ada pertanyaan apapun Gyan malah meninggalkan Achel dan membuat Achel menghela napas kasar. Senyum penuh kepedihan terukir. Namun, atensinya kembali teralih ketika suara langkah kaki memasuki kamar. Gyan datang kembali dengan kotak obat yang ada di tangan.

Diobatinya kulit lengan Achel yang memerah. Mata Achel terus tertuju pada Gyan yang dengan mengoleskan salep luka bakar dengan serius. Sesekali dia meniupnya.

Mata indah itu mulai mengembun. Dia teringat akan seseorang yang akan selalu berada di garda terdepan untuknya jika dia tengah terluka. Kini, orang itu terpaksa harus dia lupakan dan dia buang jauh dari ingatan. Karenanya dia diasingkan ke negara yang seharunya menjadi tempat tinggalnya bersama orang itu di masa depan.

Tanpa aba air mata itu menetes dengan sendirinya. Apalagi melihat Gyan mengobati lukanya dengan sangat telaten membuat bayang orang itu hadir kembali.

"Jangan sok-sokan masak mie. Masak air aja gosong," omel Gyan bagai ibu-ibu komplek.

Merasakan ada yang menetes ke punggung tangan, Gyan segera menatap ke arah Achel. Wajahnya sudah sangat basah dan isakan kecil mulai terdengar.

"Sakit?" Bukannya menjawab malah semakin terisak. Gyan sudah mulai panik dan melihat ke arah punggung tangan Achel yang masih merah.

"Kita ke rumah sakit." Gyan sudah meletakkan salep ke dalam kotak obat dan membantu Achel untuk berdiri. Namun, Achel menggeleng dengan pelan sambil menatap serius wajah Gyan.

"Achel lapar. Kak Gyan kelamaan ngobatinnya."

WHAT THE FUCK!!

Wajah cemas berubah dalam waktu satu detik.

...***BERSAMBUNG***...

Udah double up nih. Masih enggak mau komen juga?

Terpopuler

Comments

U_Lee

U_Lee

Sepertinya si Achel lagi deket sama cowok yg ortunya gak setuju sampai dia harus diasingkan ke luar negeri. atau memang keluarga Achel udah merencanakan untuk menjodohkan si Achel dg Gyan... apapun itu semoga itu keputusan yg terbaik untuk mereka berdua.

2025-05-18

1

Salim S

Salim S

kayanya achel dan Tuan sama sama sedang terluka...sama sama sedang mencoba melupakan masa lalu,perasaan yg sama sama terluka oleh seseorang yg ada di masa lalu. tanpa terasa mereka akan bisa saling mengobati luka itu...

2025-05-19

0

N I A 🌺🌻🌹

N I A 🌺🌻🌹

ada apa dg achel🤔🤔🤔
kalo restu ga di dapat dr klrg berarti emang orang itu ga pantas buat kamu chel, para singa jantan apa lagi dady aksa sangat over protective sama klrg nya

2025-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Si Tukang Tantrum Yang Kini Penuh Kharisma
2 2. Tak Menerima Penolakan
3 3. Dikira Berubah, Ternyata Masi Sama
4 4. Senyum Yang Disuka
5 5. Mood Berantakan
6 6. Ada Apa Sebenarnya?
7 7. Jahat dan Berujung Benci
8 8. Bentuk Marah
9 9. Meyeleksi Perlahan
10 10. Fakir Senyum
11 11. Menjaganya Dengan Baik
12 12. Bocah Bangor
13 13. Sama-sama Penasaran
14 14. Belum Diakhiri
15 15. Harta Tak Membuat Bahagia
16 16. Saudara
17 17. Menyayangi Kakak Sendiri
18 18. Kekosongan Hati
19 19. Fair
20 20. Ajakan Pertama dan Terakhir
21 21. Sakit Tak Berdarah
22 22. Mulai Curiga
23 23. Lelaki Frustasi
24 24. Antara Ego dan Hati
25 25. Menjauhi Najis Besar
26 26. Hanya Saudara
27 27. Jangan Meragu
28 28. Tertampar Perkataan
29 29. Rasa Bersalah
30 30. Perasaan Tak Tenang
31 31. Pengakuan Hati
32 32. Cinta Yang Sama-Sama Besar
33 33. Sudah Dewasa
34 34. Effort
35 35. Lu Jual, Gua Beli
36 36. Lelaki Yang Setara
37 37. Masa Lalu x Masa Depan
38 38. Dikira Baik Ternyata Bikin Sakit
39 39. Berita Yang Menggemparkan
40 40. Cara Elegan
41 41. Membunuh Tanpa Menyentuh
42 42. Tukang Palak Kena Palak
43 43. Membatalkan
44 44. Tak Ingin Bahagia Di Atas Sedihnya Keluarga
45 45. Intimate Wedding
46 46. Mission Success
47 47. Aduan Berharap Didengar Tuhan
48 48. Melindungi
49 Maaf
50 49. Sedih dan Kecewa
51 50. Tung Tung Junior
52 51. Kental Kok
53 52. Tak Biasanya Seperti Itu
54 53. Jeruk
55 54. Di Luar Prediksi
56 55. Yang Normal-Normal Aja
57 56. Ini Yang Paling Jauh
58 57. Masuk Akal
59 58. Masih Diungkit
60 59. Begitu Sempurna
61 60. Menepati Janji
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1. Si Tukang Tantrum Yang Kini Penuh Kharisma
2
2. Tak Menerima Penolakan
3
3. Dikira Berubah, Ternyata Masi Sama
4
4. Senyum Yang Disuka
5
5. Mood Berantakan
6
6. Ada Apa Sebenarnya?
7
7. Jahat dan Berujung Benci
8
8. Bentuk Marah
9
9. Meyeleksi Perlahan
10
10. Fakir Senyum
11
11. Menjaganya Dengan Baik
12
12. Bocah Bangor
13
13. Sama-sama Penasaran
14
14. Belum Diakhiri
15
15. Harta Tak Membuat Bahagia
16
16. Saudara
17
17. Menyayangi Kakak Sendiri
18
18. Kekosongan Hati
19
19. Fair
20
20. Ajakan Pertama dan Terakhir
21
21. Sakit Tak Berdarah
22
22. Mulai Curiga
23
23. Lelaki Frustasi
24
24. Antara Ego dan Hati
25
25. Menjauhi Najis Besar
26
26. Hanya Saudara
27
27. Jangan Meragu
28
28. Tertampar Perkataan
29
29. Rasa Bersalah
30
30. Perasaan Tak Tenang
31
31. Pengakuan Hati
32
32. Cinta Yang Sama-Sama Besar
33
33. Sudah Dewasa
34
34. Effort
35
35. Lu Jual, Gua Beli
36
36. Lelaki Yang Setara
37
37. Masa Lalu x Masa Depan
38
38. Dikira Baik Ternyata Bikin Sakit
39
39. Berita Yang Menggemparkan
40
40. Cara Elegan
41
41. Membunuh Tanpa Menyentuh
42
42. Tukang Palak Kena Palak
43
43. Membatalkan
44
44. Tak Ingin Bahagia Di Atas Sedihnya Keluarga
45
45. Intimate Wedding
46
46. Mission Success
47
47. Aduan Berharap Didengar Tuhan
48
48. Melindungi
49
Maaf
50
49. Sedih dan Kecewa
51
50. Tung Tung Junior
52
51. Kental Kok
53
52. Tak Biasanya Seperti Itu
54
53. Jeruk
55
54. Di Luar Prediksi
56
55. Yang Normal-Normal Aja
57
56. Ini Yang Paling Jauh
58
57. Masuk Akal
59
58. Masih Diungkit
60
59. Begitu Sempurna
61
60. Menepati Janji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!