Love And Friends
"Saskia...Saskia"suara bos dari balik pintu ruang kerjanya.
"ya pak..ada yang bisa dibantu"jawabku seraya menghampiri ruang kerja bos.
Terlihat laki-laki setengah tua yang hampir seumuran dengan ayahku,duduk dimeja yang penuh dengan berkas-berkas yang tertata rapi.
Namanya pak Hastono Anggoro salah satu pemilik perusahaan Anggoro Group,yang sudah setahun ini menjadi atasanku.
"tolong kamu bikin surat serah terima jabatan"kata si bos
"baik pak..maaf serah terima jabatan dari siapa ke siapa pak,boleh minta berkasnya "tanyaku sambil mendekati beja kerja bos.
"oh ..kamu belum tahu ya kalau aku akan segera pindah keluar kota"ucap bos ku membuat ku terkejut.
"belum pak ...bapak belum pernah cerita ke saya"jawabku tegas.
"begini... seperti yang kamu tahu perusahaan ini kan milik keluarga Anggoro,aku akan pindah keluar kota untuk mengawasi pembangunan perusahaan yang baru, sementara keponakan ku akan menggantikan posisiku di kantor ini mulai bulan depan,ini berkasnya nanti kamu bikin suratnya"jelas bosku sambil menyerahkan berkas kepadaku.
Aku masih terdiam mendengar penjelasan bosku seolah tak percaya aku akan segera berpisah dengan pak Hasto yang baik banget kepadaku.
Pak Hasto orangnya memang terkenal tegas dan sangat di takuti di kantor ini,dia tidak segan-segan memarahi staf kantor yang bekerja tidak sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan,bahkan kesalahan sekecil apapun akan menjadi besar kalau sudah ketahuan pak Hasto,intinya pak Hasto sangat ditakuti di kantor ini,bahkan ada salah satu staf sang kalau akan menghadap pak Hasto tidak berani sendirian.
Tapi tidak denganku,dia bersikap lembut kepadaku,dulu awalnya aku sempat terheran-heran dengan sikap pak Hasto kepadaku kenapa beda sikap dengan rekan-rekan staf kantor lainya.
Sampai suatu saat dia bercerita kepadaku kalau dia mempunyai anak perempuan yang meninggal dunia karena kecelakaan waktu masih SMA,dan menurut nya anaknya itu mirip denganku,bahkan pak Hasto pernah mempertemukan aku dengan istrinya karena istrinya itu rindu dengan anaknya yang sudah meninggal dunia.
Sejak saat itu aku makin akrab dengan pak Harto dan istrinya bahkan sang istri sering memberiku oleh-oleh kalau habis bepergian,pak Hasto pun tak jarang memberiku hadiah meskipun tidak ada moment apapun.
Maka dari itu aku sangat merasa kehilangan kalau sampai pak Hasto pindah keluar kota.
"maaf pak, bapak benar-benar akan meninggalkan kantor ini?" tanyaku seolah tak rela pak Hasto akan pindah .
"iya..kenapa.."tanya nya
"kamu tenang aja kita masih bisa bertemu,masih bisa telponan dan sesekali aku masih akan mengunjungi kantor ini"jelas pak Hasto
"baik pak..,saya permisi dulu ke meja saya mau membuat surat ini"kataku.
sampai di mejaku aku tidak langsung mengerjakan surat itu,aku masih termangu dengan pikiran dan beberapa pertanyaan di kepalaku.
"kalau pak Hasto pindah,nanti penggantinya gimana ya,serem ga sih"tanyaku dalam hati
Tiba-tiba aku penasaran dengan sosok pengganti pak Hasto yang katanya keponakan nya itu.
"doorr..."suara Vina mengagetkan ku yang tiba-tiba muncul di depan meja kerjaku.
"kenapa sih sas...melamun aja,awas kesambet lho"tanya Vina sambil bergurau.
"kamu Vin ngagetin aja"jawabku
"eh..tumben kamu ceria hari ini,ada angin apa Vin"tanyaku pada Vina
"kami tau nga...Raka sudah minta maaf ke aku,dan dia ngasih ini ke aku"kata Vina sambil nunjukin tas baru pemberian Raka.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments