Nyeri

Keesokan harinya, Brianna terbangun dengan rasa nyeri yang menusuk-nusuk seluruh tubuhnya. Seketika itu juga, terkejut bukan kepalang ia mendapati dirinya terbaring dalam pelukan seorang pria yang tak dikenalnya, tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Mata Brianna tersesat memandang pria di sampingnya, yang tangannya erat memeluk perutnya. Flashback peristiwa semalam terputar kembali dalam ingatannya, meninggalkan rasa hangat namun sekaligus panas yang menyengat. Dengan perihnya yang menusuk, Brianna mencoba untuk bangkit. Setiap gerakan terasa seperti luka yang menganga, tetapi ia tahu ia harus melarikan diri. Dengan langkah yang gemetar, ia turun dari ranjang yang telah menjadi saksi bisu kenistaan itu, meraih pakaian yang berserakan, dan berusaha membungkus tubuhnya yang terasa begitu rapuh. Brianna mengendap-endap meninggalkan kamar, sementara Kelvin masih terlelap tanpa sadar akan kepergian dirinya. Langkahnya di koridor penuh dengan pandangan mata para pelayan yang menusuk tanpa sepatah kata pun—tapi itu bukan prioritas Brianna. Ia ingin keluar dari neraka ini. Ia melangkah serba salah, menahan sakit yang teramat sangat di selangkangan nya setiap kali kakinya menapak. Setibanya di halaman yang luas, terasa seperti belantara yang tak berujung. Ia tersandung-sandung, dengan perih yang semakin menjadi setiap langkahnya, mencapai gerbang yang tampak seperti pintu kebebasan. Hembusan angin pagi tidak mampu menyejukkan bara api dalam hatinya, sembari setiap jengkal tubuhnya menjerit menginginkan keadilan atas apa yang telah hilang dari dirinya semalam.

"Tolong buka segera," ujar Brianna dengan tegas pada penjaga rumah Kelvin. "Baik, tapi apakah tuan tahu jika Anda pergi, Nona?" Balas sang penjaga dengan hati-hati. "Pertama, aku bukan nyonya-mu. Kedua, dia tidak peduli dengan kepergianku. Cepat buka!" desak Brianna semakin tidak sabar. Tanpa menunggu lebih lama, satpam itu akhirnya membuka pintu untuknya. Brianna segera menyita sebuah taksi yang lewat dan bergegas pergi menuju hotelnya. Sampai di hotel, dia langsung menghilangkan kelelahan dengan mandi yang menyegarkan sebelum merebahkan diri di kasur yang empuk. Setiap otot di tubuhnya terasa lenguh dan lelah, mendorongnya untuk memesan layanan spa yang bisa memanjakan dirinya. Sementara itu, Kelvin terbangun dari tidurnya dan mendapati ranjangnya kosong tanpa kehadiran wanitanya. Dengan rasa cemas bercampur penasaran, ia berpikir bahwa mungkin wanitanya menunggu di bawah. Dia pun segera mandi dan bergegas turun untuk menemui wanitanya, namun betapa kecewanya, dia tak juga menemukan sosok wanitanya di mana pun.

"Kalian, kemari sekarang!" teriak Kelvin, matanya menyala-nyala memerintah setiap pelayan yang berada di rumah. "Di mana wanitaku? Jawab!" Tapi, semua pelayan menggeleng tanpa suara. "Di mana wanitaku?!" bentaknya lebih keras, napasnya memburu. Kepala pelayan gemetar, "Ti-tidak tahu, tuan. Nona tadi pergi keluar." "Oh sialan, kenapa kalian tidak menahannya, ha?!" marahnya semakin menjadi-jadi. "Kelvin, cukup!" teriak seorang wanita dari arah pintu. Regina, ibu Kelvin, baru saja tiba, dan dia geram melihat putra keduanya membentak para pelayan. "Berhenti bersikap kasar pada pelayanmu, atau momy yang akan mengirim kamu ke neraka." Kelvin mendengus kesal, tatapan tajam ibunya membuatnya merasa kecil. "Kembali ke dapur," perintah Regina pada para pelayan dengan suara yang lebih tenang namun tetap tegas. "Baik, Nyonya," ucap mereka serentak, lega bisa meninggalkan ruangan. Regina kemudian mengambil tempat duduk di bangku yang berhadapan dengan Kelvin. "Duduk, kamu!" ujarnya. Kelvin, meski dengan malas, menurut dan duduk, menatap ibunya dengan pandangan yang sulit diuraikan. 

"Sejak kapan kamu membawa pelacur mu masuk kerumah ini,"

"Oh stop mommy,dia bukan pelacur,"

"Lalu apa jika bukan pelacur!! wanita yang mau kau tiduri dan bawa masuk kerumah ini,"

"Mom stop, jangan ikut campur urusan pergaulan kelvin oke,"

"Kamu pikir kamu siapa berani memberi perintah pada mommy, kamu cuma anak kemarin sore yang hoby berfoya foya ngerti!!

"Kelvin besar mommy, kelvin sudah besar momy tahu itu,"

"Mommy tidak mau lihat lagi kamu membawa perempuan ke rumah ini, dan ingat nanti malam kamu harus ikut mommy untuk makan malam bersama sahabat mommy,

Mommy akan mengenalkan kamu dengan putri sahabat mommy,"

"Now mom, Kelvin sibuk,"

Kelvin yang malas mengikuti acara pertemuan orang orang tua pun menolak dengan seribu alasan.

"Mommy bilang datang ya datang!" "tidak ada alasan untuk tidak ikut,atau mommy akan memaksamu untuk menikah dengan gadis pilihan momy,"

Kelvin pun mengacak rambut nya dengan kasar dan kemudian pergi ke kamar nya.

Di tempat lain brianna yang tengah menikmati pijatan, di kejutkan dengan kehadiran ibunya,

Ya, Bernada mengunjungi putri semata wayang nya itu.

"Oh honey sweety mommy, sepertinya kamu kelelahan sayang," Ucapnya seraya mengecupi pipi sang anak

"Are you oke baby," tanya sang ayah

Brianna pun dengan malas bangkit .

"Oke dad," jawab Brianna singkat.

"Punggung nya mbak," 

Ucap nya pada pelayan spa yang tengah memijit nya .

"Sayang, sepertinya kamu tidak bahagia dengan kepulangan kami,"

"Happy mom," Jawab Brianna dengan malas.

"Oh ya, momy punya sesuatu untuk kamu, nanti malam kamu pakai ya," 

Bernada dengan lembut menyodorkan paper bag yang berisi baju pesta kepada putrinya. Brianna tahu, seperti biasanya, ibunya akan menghabiskan malam itu dengan para sahabat sosialitanya. Sebuah ritual yang selalu membuat Brianna muak, harus tersenyum dan menyapa para ibu yang bangga menampilkan anaknya, namun nyatanya tak lebih tahu soal kehidupan buah hati mereka sendiri. "Brian capek mom, aku tak ingin ikut malam ini," keluh Brianna dengan suara serak. "Oh sayang kamu harus ikut, malam ini spesial, Momy ingin kamu bertemu dengan anak dari teman Momy saat SMA, bukan rekan bisnis," desak sang Ibu, mata berbinar penuh harap. "Momy, sungguh, Brian lelah," ucapnya lagi, suara menggantung lelah. Sementara itu, sang ayah hanya diam, matanya tak lepas dari layar laptop, seolah larut dalam dunia digitalnya, abai pada perdebatan yang memecah keheningan antara sang Ibu dan putri tercintanya.

"Bentar saja sayang, setelah bertemu dan berkenalan dengan teman teman momy kamu boleh pulang oke," 

Brianna malas menjawab dan memilih untuk tidur dengan menikmati pijatan di tubuh nya. Sedang Bernada segera meraih ponselnya yang berdering.

"Iya jadi ya pokok nya nanti malam jangan lupa anak anak diajak, biar mereka saling kenal dan menerus kan pertemanan kita," 

Terdengar Bernada dengan semangat ingin mengenal kan Brianna pada teman teman nya.

Episodes
1 Tentang Brianna
2 club malam
3 Nyeri
4 Reuni SMA Bernada
5 Club Malam
6 Ancaman Kelvin
7 Kembali pada rutinitas
8 Campus
9 Gairah Felix
10 Tamu Tak Diundang
11 Villa
12 Kelvin Frustasi
13 Gairah yang menyiksa
14 Kelvin benar benar jatuh hati
15 Kantor
16 Ulang Tahun Renata
17 Kelvin Marah
18 Kejutan Untuk Nata
19 Kelulusan
20 Pulau
21 Ronald mabuk buaian
22 Baru siuman
23 Meeting
24 Ketakutan Brianna
25 Kenakalan Brianna
26 Felix
27 warning +21
28 Lanjut
29 Emosi & Gairah Brianna
30 ***
31 Sopir Baru
32 mengunjungi Renata
33 Kecurigaan Dianna dan Brianna terhadap pembantu sahabatnya
34 Demam
35 Pernikahan David
36 Diagnosa
37 Senyum tengil di pagi hari
38 kamar pembantu
39 Kembali
40 Ranjang Rindu
41 Pembantu Nackal
42 I Love You
43 Felix
44 club malam
45 Morning Baby K
46 meeting
47 3 wanita absurd makan siang
48 paket makanan
49 Makan Malam Romantis
50 ART NACKAL
51 ________
52 Terapis
53 Ruang kerja
54 Bertemu Dianna
55 Pria ku menggoda
56 Nikmat
57 FLY
58 Meeting Dengan Vania
59 Cinta
60 Hari melelahkan untuk Ronald
61 Aku mau kamu hamil
62 Telepon dari Mommy
63 Welcome Alyeska Resort
64 tari
65 Rumah Tak Bertuan
66 Klub Malam
67 Seketika Penat Itu Hilang
68 First Kiss
69 Main Salju
70 Malam yang Cantik di Alaska
71 Kenikmatan
72 Pria Dingin milik Vania
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Tentang Brianna
2
club malam
3
Nyeri
4
Reuni SMA Bernada
5
Club Malam
6
Ancaman Kelvin
7
Kembali pada rutinitas
8
Campus
9
Gairah Felix
10
Tamu Tak Diundang
11
Villa
12
Kelvin Frustasi
13
Gairah yang menyiksa
14
Kelvin benar benar jatuh hati
15
Kantor
16
Ulang Tahun Renata
17
Kelvin Marah
18
Kejutan Untuk Nata
19
Kelulusan
20
Pulau
21
Ronald mabuk buaian
22
Baru siuman
23
Meeting
24
Ketakutan Brianna
25
Kenakalan Brianna
26
Felix
27
warning +21
28
Lanjut
29
Emosi & Gairah Brianna
30
***
31
Sopir Baru
32
mengunjungi Renata
33
Kecurigaan Dianna dan Brianna terhadap pembantu sahabatnya
34
Demam
35
Pernikahan David
36
Diagnosa
37
Senyum tengil di pagi hari
38
kamar pembantu
39
Kembali
40
Ranjang Rindu
41
Pembantu Nackal
42
I Love You
43
Felix
44
club malam
45
Morning Baby K
46
meeting
47
3 wanita absurd makan siang
48
paket makanan
49
Makan Malam Romantis
50
ART NACKAL
51
________
52
Terapis
53
Ruang kerja
54
Bertemu Dianna
55
Pria ku menggoda
56
Nikmat
57
FLY
58
Meeting Dengan Vania
59
Cinta
60
Hari melelahkan untuk Ronald
61
Aku mau kamu hamil
62
Telepon dari Mommy
63
Welcome Alyeska Resort
64
tari
65
Rumah Tak Bertuan
66
Klub Malam
67
Seketika Penat Itu Hilang
68
First Kiss
69
Main Salju
70
Malam yang Cantik di Alaska
71
Kenikmatan
72
Pria Dingin milik Vania

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!