Menantu Sableng Mertua Gendeng

Menantu Sableng Mertua Gendeng

Bab 1

"Mami, I'm coming!" teriak Sabrina sambil merentangkan kedua tangannya ketika seorang wanita paruh baya membuka pintu.

Bu Maryam terkejut melihat ada wanita asing tersenyum lebar di depan rumahnya. Dia pun langsung menutup kembali pintu rumahnya karena takut itu orang yang akan minta sumbangan dengan modus baru.

"E, Mami! Tunggu. Mami buka pintunya. Aku ini menantumu," ucap Sabrina sambil mengetuk pintu berharap dibukakan kembali.

Sabrina merasa lelah dan ingin segera istirahat. Ditambah cuaca siang itu begitu terik sehingga suhu udara panas dan sedikit berdebu. Walau di halaman banyak sekali pohon yang rindang, Sabrina ingin segera masuk ke dalam rumah.

"Aku tidak punya menantu. Jangan suka ngaku-ngaku, deh!" teriak Bu Maryam dari dalam rumah.

"Tapi, aku ini beneran istrinya Zidan, Mami. Suer! Kalau bohong disambar geledek!" Sabrina mengacungkan dua jari tanda sedang jujur.

Duar! Duar! Duar!

Tiba-tiba terdengar bunyi ledakan petasan yang memekakkan telinga disusul suara tawa anak-anak. Sabrina sampai melompat di tempat saking terkejutnya.

"Kodok lompat! Kodok lompat!" teriak Sabrina spontan.

Entah di mana sumber petasan itu, yang jelas membuat jantung Sabrina terasa jatuh ke dasar perut. Wanita cantik itu sampai mengusap perut dengan gerakan ke atas agar jantungnya kembali ke posisi semula. Inilah salah satu kebiasaan dia jika merasa jantungan karena dikejutkan sesuatu.

"Sialan! Siapa yang menyalakan petasan siang-siang begini? Jika kena tangan yang rugi dia sendiri," gumam Sabrina sambil menoleh ke sekeliling, tetapi tidak ada siapa-siapa.

"Ah, bodo amat! Yang penting aku tidak apa-apa," lanjut perempuan yang jilbabnya kini miring ke kanan tidak beraturan.

"Mami ... buka pintanya, Mami!" teriak Sabrina yang tidak kenal lelah.

"Pergi sana! Kamu pasti tukang minta-minta, kan? Aku tidak punya uang," ucap Bu Maryam dari dalam rumah.

"Aku tidak mau minta uang, Mami," balas Sabrina memasang wajah cemberut karena tidak izinkan masuk. 

Lalu, perempuan cantik itu pun mencari keberadaan Zidan. Tadi Sabrina langsung turun dari mobil begitu sampai. Sementara sang suami membayar dulu ongkos dan menurunkan barang-barang mereka.

"Akang ...!" teriak Sabrina begitu melihat Zidan berjalan di halaman rumah sambil membawa dua koper.

"Ada apa, Neng?" tanya Zidan.

"Akang, Mami tidak izinkan aku masuk ke dalam rumah. Mami mengira aku ini tukang minta uang. Padahal aku tidak mengatakan hal aneh, cuma bilang aku ini menantunya," jawab Sabrina.

Zidan tersenyum tipis sambil mengusap kepala wanita yang baru saja menjadi istrinya tadi pagi. Lalu, dia mengucapkan salam sambil mengetuk pintu.

Tidak berapa lama pintu kembali terbuka. Terlihat Bu Maryam terkejut dengan kepulangan putra semata wayangnya.

"Zidan! Ya Allah, kamu pulang tanpa bilang-bilang," ucap Bu Maryam langsung memeluk laki-laki muda itu. "Bagaimana keadaan kamu? Sehat, kan?"

"Alhamdulillah, berkat doa Mamah, aku sehat selalu," balas Zidan sambil mencium tangan ibunya.

"Mah, kenalkan ini Sabrina, istriku," lanjut laki-laki yang memiliki kulit khas laki-laki Indonesia.

"Apa ... istri?" Mendadak Bu Maryam merasa ada yang menarik nyawanya.

"Mamah!" teriak Zidan karena melihat ibunya jatuh pingsan. Dia pun berhasil meraih tubuh wanita paruh baya itu.

***

Bu Mayang pingsan kurang dari satu jam. Zidan membalurkan minyak angin ke beberapa tempat tubuh ibunya. Wanita paruh baya itu membuka matanya perlahan. Orang yang pertama kali dilihat olehnya adalah Sabrina.

"Eh, Mami sudah bangun!" Senyum bahagia menghiasi wajah perempuan yang memiliki kulit berwarna putih cerah.

Zidan pun melihat ke arah Bu Maryam yang terlihat masih linglung. Dia paham kenapa ibunya seperti itu.

"Mah, minum dulu," kata Zidan sambil membantu sang ibu duduk. Lalu, memberinya minum dengan perlahan dan penuh perhatian.

"Siapa dia, Zidan?" tanya Bu Maryam sambil menunjuk ke arah Sabrina.

"Dia, Sabrina. Istriku yang semalam aku ceritakan sama Mamah," jawab Zidan.

Sabrina tersenyum tersipu malu. Dia berpikir kalau Zidan menceritakan yang baik-baik tentang dirinya kepada ibu mertua.

Berbeda dengan Bu Maryam yang malah mengerutkan kening ketika Zidan mengenalkan Sabrina. Tentu saja wanita paruh baya itu terkejut karena perempuan yang disangka tukang minta-minta tadi adalah menantunya. Memang semalam Zidan meminta restu kepadanya karena akan menikah. Namun, tidak disangka ternyata putranya mempersunting wanita seperti itu. Jauh dari ekspetasi Bu Mayang

"Kenalkan aku Raden Ayu Sabrina Putri Kusumah Wijaya, Mami. Orang-orang sering memanggil aku, Non Sabrina. Namun, khusus untuk Zidan dan Mami, panggil saja Sabrina." Sabrina pun mencium tangan ibu mertuanya setelah memperkenalkan diri. Tidak lupa dengan senyum ramah untuk memberikan kesan menantu baik.

Wanita paruh baya itu menatap tajam kepada sang menantu. Bu Maryam masih tidak percaya putra kesayangannya bisa menikah dengan wanita yang terlihat aneh kelakuannya. 

"Ceritakan dari mana kamu mungut wanita itu dan kenapa kamu bisa menjadikannya istri?" tanya Bu Maryam kepada putranya.

"Aku tidak dipungut, Mami! Tapi, aku dinikahi sama Zidan karena aku ini perempuan baik-baik dan cantik," balas Sabrina dengan percaya diri yang tinggi.

"Mami ...! Mami ...! Mami ...! Aku ini bukan germo. Jangan panggil Mami! Tidak sopan," ucap Bu Maryam sewot tidak terima dengan panggilan sang menantu.

"Germo itu makanan atau merek barang?" tanya Sabrina dengan wajah polos, tetapi terlihat berpikir keras.

Zidan tersenyum tipis. Baginya Sabrina itu seperti selembar kertas putih bersih dan polos, tanpa noda. Sehingga dia yang harus memberikan gambar dan warna padanya.

"Di kampung jarang ada orang memanggil "ibunya" dengan panggilan "mami" karena panggilan itu biasanya untuk wanita yang menaungi para P S K," jelas Zidan. "Kamu tahu apa itu P S K?" 

"Apa itu?" tanya Sabrina yang merasa asing dengan singkat itu.

"Sebutan untuk wanita malam yang menjual tubuhnya kepada laki-laki hidung belang?" jawab Zidan.

"Hidung belang? Ih, serem, ya, nama penyakitnya! Kok, aku baru tahu ada penyakit itu," ucap Sabrina yang terlihat ekspresi wajah merasa jijik dan takut.

Lagi-lagi Zidan tersenyum tipis. Dia tahu otak istrinya sedikit berbeda dengan dirinya. Hal itu karena saat masih kecil Sabrina mengalami keracunan obat karena salah resep obat dari dokter. Jadinya, otak wanita itu membutuhkan waktu untuk mencerna informasi yang dia terima.

Bu Maryam hanya bisa ber-istighfar sambil mengusap dada karena sang menantu. Selain itu kepalanya juga ikut sakit.

"Zidan, sebenarnya wanita seperti apa yang kamu nikahi ini? Mamah tidak suka punya menantu yang bodoh!" kata Bu Maryam merasa frustrasi dan ingin menangis.

"Mami, eh, Mom ...." Sabrina menoleh kepada Zidan.

"Mamah," tukas laki-laki itu.

"Mamah, aku tidak bodoh! Hanya lelet saja karena syaraf otakku ada yang kendor. Itu juga sedikit, kok. Aku ini Sarjana Ekonomi, loh!" bantah Sabrina yang merasa dirinya tidak bodoh.

"Masa, kamu sarjana?" tanya Bu Maryam tidak percaya.

"Iya. Aku dan Zidan kuliah di kampus yang sama cuma beda jurusan. Lalu, aku ini mahasiswa jalur khusus, kalau Zidan jalur mahasiswa yang mendapat beasiswa," jawab Sabrina jujur.

"Astaghfirullah. Zidan apa yang membuat kamu menikahi wanita seperti ini? Jangan bilang kalau kamu sudah menghamili dirinya makanya kamu terpaksa menikah dengannya!" jerit Bu Maryam dengan isak tangis.

"Iya, kan? Jawab Mamah!"

***

Assalamualaikum, teman-teman. Ini buku baruku, semoga suka. Walau ceritanya ringan dan berbumbu komedi, insya Allah ceritanya tidak akan membosankan.

Terpopuler

Comments

Dian Ratna

Dian Ratna

masyaallah... baru baca ini cerita.. langsung jatuh hati... bosen cerita CEO, mafia, reinkarnasi.. makasih author.. sukses yaa n semangat

2025-07-17

4

rajes salam lubis

rajes salam lubis

hihihi germo itu gemoy ramah montok

2025-08-01

1

rajes salam lubis

rajes salam lubis

Maryam atau Mayang sih thor???

2025-08-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!