Tali Pocong
Dengan langkah lesu, Jaka berjalan pulang siang itu, sudah beberapa kali ia mengajukan lamaran tapi semuanya di tolak, berbagai alasan yang ia dapat , dari tempat di mana ia melamar yang intinya tak ada yang menerimanya, ia sempat bingung dengan semua itu, awalnya ia melamar pekerjaan bersama dengan teman temannya yang pendidikannya sama, dan ia sedikit menang bila di lihat dari pengalaman kerjanya namun kenyataannya temannya di terima dan ia di tolak. Sudah beberapa bulan dia mencari pekerjaan semenjak perusahaannya mengurangi karyawan karena terimbas wabah covid 19. Sedangkan sisa uang pesangon sudah kian menipis karena kebutuhan sehari hari. Ia terpaksa pulang karena perutnya terasa sangat lapar.
Saat ini usia Jaka sudah 28 tahun, di usia 25 ia menikah, istrinya bernama Nindi adalah teman kuliahnya dan juga primadona kampus tempat mereka menuntut ilmu . tiga tahun berumah tangga mereka belum di karuniai seorang anak, itu karena Nindi belum mau mengandung jadi ia memakai alat kontrasepsi guna mencegah kehamilan
Langkahnya terhenti saat melihat di pintu rumahnya ada sepatu lelaki , sedangkan pintu rumah nya tertutup rapat.
Karena curiga , perlahan lahan dia mendekat ke jendela tanpa menimbulkan suara.
" Aaaah, ayo sayang cepat, punyamu semakin legit saja" Jaka memerah mukanya mendengar suara itu, ia merasa mengenal suara dan membuatnya semakin emosi.
" Ssssssst, tenang sayang , Jaka biasanya pulang sore" ucap Nindi isteri Jaka yang mendesis seperti kepedasan
" Ia akan selalu pulang sore , aku sudah meminta para pemimpin perusahaan agar menolak Jaka bila melamar pekerjaan di sana" ucap si lelaki. Kini Jaka tak bisa lagi menahan emosinya, ia menuju pintu
Melihat pintu depan tak di kunci dengan cepat ia masuk dan mendobrak pintu kamar.
Brak
" Aaaaah"
Kedua pasangan selingkuh itu menjerit kaget dan ketakutan Nindi yang sedang berada di atas tubuh telanjang seorang pria dengan cepat mengambil seprai dan menutupi tubuhnya.
" Kak dia yang memaksaku" Nindi yang kepergok mencoba membela diri, namun Jaka sudah mendengar pembicaraan mereka.
Plaaaaak
Plaaaaak
Bug
Brak
Jaka yang sudah gelap mata menghajar mereka berdua.
Aduuuh
Toloooong
Keduanya menjerit minta tolong, namun Jaka masih memukuli mereka berdua , tangan kekar Jaka berulang kali menghajar keduanya, teriakan pasangan selingkuh tadi ternyata terdengar oleh tetangga mereka ,
" Jaka tahan emosimu!" Pak RT dan beberapa pemuda yang datang dengan cepat memegangi Jaka.
" ada apa ini?" Pak RW bertanya saat Jaka mulai tenang .
Jaka yang melihat ujung selimut dengan cepat menariknya
" Aaa"
Nindi berusaha menutupi tubuhnya yang telanjang karena selimut itu di tarik .
" Bapak lihat saja sendiri, siapa yang tak emosi melihat istri dan sahabat sendiri melakukan ini,!" Teriak Jaka emosi, ya lelaki yang bersama Nindi adalah Reynald sahabat nya saat kuliah dulu. Ia juga sudah beristri dan teman mereka juga. Yang sungguh tak ia duga, selama ini ternyata pemecatan dan di tolaknya ia di berbagai tempat juga peran mereka berdua. Reynald adalah atasan Jaka di tempat pertama dia bekerja dan sekarang menjadi bos muda karena perusahaan itu masih milik keluarganya.
" Pakai baju kalian, ikut kami ke balai desa!" Tegas pak RT .
Desa Sindang yang berada di pinggiran kota menjadi heboh, pasangan paling serasi yang selama ini mereka kenal ternyata ada scandal seperti itu.
Balai desa menjadi ramai ,
" Jaka apa keputusanmu!" Tanya pak RW .
" Saya talak tiga istri saya sekarang juga" ucap Jaka tegas .
" Kamu saudara Reynald ,mau tak mau kamu harus menikahi Nindi," ucap tegas pak RW .
" Kak Jaka ,maafkan aku, aku khilaf tolong jangan ceraikan aku!" Nindi berteriak memohon , tapi jaka malah mendengus.
" cuh " Jaka meludahi keduanya .
"Khilaf , tapi lebih dari empat bulan kalian melakukannya!" Bentak Jaka ,
" Pak RT, saya pamit , saya mau beberes dan pergi dari desa ini , saya minta maaf apabila saya ada salah" ucap Jaka pada warga Sindang yang hadir disana.
" Kamu mau kemana nak Jaka!" Tanya pak RT , Jaka termasuk orang yang ramah dan pandai bergaul, hingga hampir semua warga mengenalnya .
" Saya juga ga tahu pak, tapi yang pasti di kota lain " Jawab Jaka , ia tak mungkin bisa bekerja di kota Jaya ini, kota kecil seperti kota Jaya ini otomatis mengenal semua pengusaha yang ada di kota ini, ia pasti tak akan di terima melamar di manapun selama masih di kota ini.
Bagaimana dengan rumahmu!" Ucap pak RT ,
" Saya akan menjualnya sebelum saya pergi pak" jawab Jaka ,
" Kalau begitu biar aku saja yang membelinya, kebetulan anakku menyukai rumahmu , nanti selesai dari sini aku kerumahmu" ucap pak RT , sebenarnya ia hanya ingin menolong Jaka, anaknya sudah memiliki rumah tak jauh dari rumahnya, ia tahu Jaka butuh uang untuk merantau ke kota lain, bila di jual ke orang lain dengan terburu buru sudah pasti akan di hargai murah.
" Terima kasih pak, saya pamit" ucap jaka
" Hati hati di jalan , yang sabar yah" pak RW yang mendengar pun merasa kasihan akan nasib Jaka.
" Terima kasih pak" Jaka menyalami semua warga yang ada disana ada yang sedih, ada yang biasa saja dan ada juga yang berbinar melihat Jaka sekarang duda .
Jaka bisa di bilang tampan, bila ia bisa mengurus dirinya seperti saat kuliah mudah baginya untuk mencari pengganti Nindi, namun semenjak ia di PHK, ia tak lagi mengurus penampilannya, apalagi selama beberapa bulan dirinya berpanas panasan mencari pekerjaan, membuat kulitnya menghitam , rambutnya yang selama kuliah rapih kini panjang tak terurus .
Jaka hidup sebatang kara, tak lama ia wisuda ibunya meninggal karena kanker yang Jaka tahu tiba tiba sudah stadium 4 dan tak tertolong lagi, ia tak tahu bila ibunya menyembunyikan penyakitnya agar kuliah Jaka tak terganggu.
Setelah penjualan rumahnya selesai Jaka pergi dari desa Sindang, ia menitipkan kuburan sang Ibu pada pak RT ,
Jaka hanya membawa ijazah dan foto sang ibu serta pakaian seadanya saja, foto foto pernikahan, baju Nindi dan semua yang berbau kenangan bersama Nindi ia bakar semua tak tersisa, sedang perabotan masak dan isi rumah lainnya sudah ia berikan pada pak RT .
Tanpa berpikir akan kemana, Jaka melangkahkan kakinya, ia akan mengikuti kemana kakinya akan membawanya.
Kini tak terasa hari sudah malam Jaka yang berjalan di pinggiran trotoar tak menyadari langkahnya membawa nya ke sebuah hutan
" Eh, kok di sini!?" Jaka terkaget saat tersadar dari lamunannya.
" Hutan apa ini ?" Tanya Jaka dalam hati nya. Melihat hutan yang terlihat angker Jaka bergegas berbalik ingin pergi dari
sana karena tengkuknya meremang
" Huaaaa"
Jaka berteriak kaget , karena saat berbalik ia melihat seorang pria paruh baya berdiri di hadapannya .
" Kamu siapa, mau apa kemari!" Ucap pria itu bertanya , Jaka yang masih sport jantung melihat ke bawah, ia menghela napas lega melihat sepasang kaki pria itu menapak tanah. Kalau setan kakinya pasti melayang itu yang dia tahu
" Saya Jaka ,pak, saya nyasar tahu tahu ada di sini" ucap Jaka masih dengan jantung berlari
" Makanya kamu itu kalau berjalan jangan sambil ngelamun, untung di desa , kalau di kota kamu sudah di tabrak kendaraan " tegur pria itu . Rupanya pria itu telah beberapa kali memanggil namun Jaka terus berjalan seperti orang linglung , merasa khawatir, ia membuntuti Jaka.
" Maaf pak, saya memang sedikit melamun, untuk ke kota baiknya arah mana pak?" Tanya Jaka .
" Kesana, tapi ini sudah malam, ikut saja ke rumahku dulu, besok kamu baru ke kota, ayo kita pergi, tak baik lama lama di sini" ucap pria itu sambil melangkah pergi, Jaka mengikuti dari belakang . Dalam hati ia bersyukur masih ada orang baik di sekitarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Hiu Kali
rangga iki sopo thor? ra-ngganteng blass kah?
2025-05-02
2