Sebuah mobil berwarna biru metalik berhenti di depan mobil yang Seira kendarai. Seira yang sejak tadi menunggu kedatangan mobil Sakala, menatap ke arah mobil yang tiba-tiba berhenti di depannya. Ia mengerutkan kening heran.
Sementara si pemilik mobil biru metalik yang ternyata Sakala, sebelum menuruni mobilnya, untuk beberapa saat termenung. Benaknya bertanya-tanya melihat mobil Seira yang baru datang dan berhenti tepat di depan rumahnya yang sempat Sakala datangi.
"Dari mana tadi Seira? Apakah Seira memang sudah menunggu aku lama, lalu dia jalan-jalan dulu sembari menunggu kedatangan aku?" duga Sakala. Tidak mau membuat Seira menunggu lama, Sakala segera turun dari mobilnya lalu berjalan ke arah mobil Seira.
"Sei, kamu sudah menunggu? Maaf, aku baru sampai. Kamu tadi habis dari mana, apakah kelamaan menunggu aku?" Seira yang mendapat pertanyaan dadakan dari seseorang yang belum disadarinya, sontak kaget. Wajahnya mendongak, sesaat setelah fokus menatap Hp di tangannya.
"Kak Saka? Di mana mobilnya?" kejutnya. Wajah Seira terlihat kaget seraya menatap keluar mencari mobil Sakala.
"Itu mobil aku. Ayo, kamu masuk mobil aku saja, kita satu mobil," ajak Sakala seraya menunjukkan mobil di depan Seira.
Seira tersentak, dia baru tahu kalau mobil biru metalik yang ada di depannya merupakan mobil Sakala.
"Itu mobil Kak Saka?" tanyanya terlihat kaget. Sakala mengangguk.
"Bukannya kamu pakai mobil papa kamu, Kak?" tanya Seira lagi.
"Tidak. Sekarang aku pakai mobil aku. Ayo, kamu ikut mobilku saja," ujar Sakala seraya memegangi kenop pintu. Namun, Seira menolak dengan mengangkat tangan kanannya.
"Tidak, aku pakai mobilku saja. Kita naik mobil masing-masing. Ayolah, aku tidak mau nanti pulang terlalu larut malam," alasannya seraya menutup jendela mobil lalu menyalakan mesin mobil sebelum Sakala menyetujuinya.
Sakala sedikit tersentak, akan tetapi ia seakan tidak diberi kesempatan untuk berkata lagi, karena Seira sudah menutup jendela dan menyalakan mesin mobil. Sakala bergegas menuju mobilnya dan segera menyalakan mesin mobil. Ia membunyikan klakson mobil satu kali lalu membuka kaca dan mengacungkan jempol memberi kode pada Seira supaya mengikutinya.
Mobil mereka berjalan beriringan menembus jalanan kota Bandung yang sore tadi sempat diguyur hujan.
Tiga puluh menit kemudian, mobil Sakala tiba di depan rumah. Mobil itu langsung masuk ke dalam halaman rumah, sebab pagar rumah sudah terbuka lebar. Akan tetapi, Seira tidak memasukkan mobilnya dengan alasan agar nanti tidak perlu parkir lagi.
"Di sini aman, kan, Kak?" ujarnya meyakinkan keamanan di lingkungan komplek perumahan kediaman orang tua Sakala.
"Tentu saja aman, di depan ada pos Satpam yang menjaga." Jawaban Sakala meredakan kekhawatiran Seira. Seira segera menuruni mobil, lalu menutup kembali mobil itu.
Sakala bermaksud meraih lengan Seira, tapi Seira menjauh seakan tidak ingin disentuh oleh tangan Sakala. Sakala tidak mempermasalahkan, ia berjalan berdampingan dengan Seira menuju teras rumah.
Pintu rumah itu sudah terbuka lebar. Sepertinya pemilik rumah sengaja menyambut kedatangan tamunya.
"Assalamualaikum." Sakala mengucap salam diikuti Seira. Dari dalam ruang tamu dua orang paru baya yang diduga kedua orang tua Sakala, sudah berdiri dan menyambut kedatangan Seira.
"Selamat datang Nak Seira."
Syafana menerima uluran tangan Seira, lalu mempersilahkan gadis cantik itu duduk di sofa setelah bersalaman dengan sang suami. Beberapa saat Syafana terpana melihat Seira yang begitu cantik anggun dan mempesona. Seira di mata Syafana begitu sempurna dan sopan, sejauh ini Syafana menyukai gadis itu.
Obrolan pun mulai ngalor ngidul, dalam waktu singkat mereka sudah akrab seperti sudah lama kenal. Seira terlihat mulai nyaman dan tidak canggung lagi.
"Silahkan Nak Seira, diminum airnya. Mohon maaf di sini tidak ada kue yang aneh, hanya bolu pandan buatan tangan tante sendiri," ujar Syafana merendah.
"Tidak perlu repot-repot Tante, ini sudah lebih dari cukup," balas Seira dengan ramah, senyum di wajahnya selalu menghias.
"Mohon maaf, papa dan mama Nak Seira masih ada, apa kabarnya mereka?" Tiba-tiba Syafana mengalihkan topik pembicaraan, sebab dari tadi Syafana belum menanyakan orang tua Seira, tidak etis rasanya kedua orang tua Seira tidak disinggung. Bukankah mereka berdua akan menjadi besan kelak?
"Oh iya, euu, mama dan papa aku baik-baik saja. Mereka berdua menyampaikan salam untuk Om dan Tante," balas Seira sedikit gugup.
"Wahhh, syukurlah kalau mereka baik-baik saja. Sampaikan terimakasih banyak salamnya, kami terima salamnya dengan baik. Tunggu kedatangan kami ke rumah," ujar Syafana gembira. Sementara Dallas sejak tadi tidak banyak nimbrung, dia hanya mengangguk dan berdehem merespon ucapan sang istri.
"Bu Syafa, makan malamnya sudah siap." Bi Dasim muncul dan memberitahukan bahwa makan malam sudah siap.
"Oh, baiklah."
"Sebaiknya kita makan malam bersama dulu sebelum Nak Seira kembali pulang. Semua sudah disiapkan," ujar Syafana beralih pada Seira.
"Tidak usah Tante, aku sudah makan tadi sebelum ke sini. Sepertinya aku harus segera pulang. Aku tidak ingin pulang terlalu larut malam," tolak Seira. Syafana dan Saka terlihat kecewa, sementara Dallas melongo heran.
"Padahal semua sudah disiapkan. Coba dicicip saja sedikit Nak Seira," bujuk Syafana. Akan tetapi Seira tetap menolak dengan alasan masih kenyang.
"Aku minta maaf Tante, Om. Aku benar-benar sudah kenyang," tolak Seira lagi sembari berdiri.
"Wah, sayang sekali. Kenapa harus buru-buru, Nak?" Sebuah suara lain tiba-tiba muncul dari ruang tengah, diikuti dua orang perempuan seumuran Seira dan gadis remaja. Sementara Syafina dan Dalfas tidak kelihatan, sepertinya bocah kembar itu sudah tidur. Daisya, Lala dan Amira, menghampiri, mereka memang sejak tadi sudah ada di rumah Dallas dan sengaja ingin berkenalan dengan calon istri Sakala.
Seira sedikit terkejut melihat kedatangan mereka yang tiba-tiba.
"Ini Bude aku, sementara ini Lala dan ini Amira, mereka kakak sepupu aku." Sakala dengan sigap memperkenalkan tiga perempuan berbeda generasi yang tiba-tiba muncul. Seira kemudian menghampiri dengan perasaan segan, lalu menyalami ketiganya.
"Seira," ucapnya memperkenalkan diri. Setelah itu Seira pun izin pamit karena dia tidak mau pulang larut malam, sementara jam di tangan sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
Dengan berat hati, Syafana maupun Sakala mengizinkan Seira pulang.
"Aku antar sampai rumah." Sakala melangkah bermaksud menuju mobilnya.
"Tidak usah. Aku tidak apa-apa, aku aman." Seira menahan lengan Sakala mencegah pria tampan itu menuju mobilnya. Akan tetapi Sakala tidak peduli, dia tetap akan mengantar Seira sampai depan rumah. Dia tidak mau terjadi apa-apa terhadap Seira.
Akhirnya mobil Seira dan Sakala beriringan meninggalkan halaman rumah kedua orang tua Sakala, diantar tatap keluarga Sakala.
"Ya ampun, kenapa calon istri Aa itu seperti buru-buru. Lagian kenapa juga datangnya malam, harusnya sore biar kita bisa ngobrol lama dan mengenalnya lebih dalam?" protes Lala. Meskipun dia merupakan kakak sepupu bagi Sakala, tapi Lala memanggil Sakala dengan sebutan Aa alias kakak.
"Mungkin dia memang sibuk, karena pekerjaannya Bidan. Bisa jadi dia tadi banyak pekerjaan sebelum datang ke sini," sela Syafana.
"Tante Syafa sadar tidak sih, Seira itu seperti mengingatkan Lala pada seseorang?" celetuk Lala sembari pikirannya menerawang jauh mengingat-ingat seseorang.
Dallas tersentak, itu juga yang membuat dirinya berpikir sama dengan apa yang dipikirkan Lala.
"*Seira mengingatkan aku pada Dista. Kenapa dia seperti mirip Dista*?" benak Dallas risau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Ais
hmmm khan anak dista berarti klo emang bnr fix seira mau balas dendam sm keluarga dallas dgn membuat malu saka dihari pernikahannya jng”seira melakukan smua ini karena karangan dista yg terlalu menjelek jelekkan mantan suami yg smp udah tua ngak bs dia lupakan bs jd seira ini anak tiri dista mengingat dista ngak bs pny anak atau justru seira anak kakak dista yg terlalu terhasut sm cerita bualan dista sang bibi laknat
2025-04-30
3
Saraswati
kalau siera anak nya Dista,kan Dista ga bakalan punya ank,klo punya anak jg paling umur nya d bawah c kembar.nyimak dulu aj ah
2025-04-30
2
Aniza
kok aku jadi pusing ya,bukan dista nggak bisa punya anak ,napa pikirin lala ma dallas ingat dista
2025-05-01
2