Dua garis merah

Di tempat lain, saat ini Leti tengah mendengar kabar kalau pernikahan adiknya ternyata tidak jadi bubar, di dalam hati dirinya merasa bersyukur, karena semuanya masih bisa di perbaiki.

 Sebagai perempuan yang sudah di cap sebagai pengrusak hubungan adiknya, Leti pun berusaha untuk pergi sejauh mungkin dari keluarganya.

  "Mama, dan Latu, aku sangat menyayangimu, jika keberadaan ku selama ini mengganggu kehidupan kalian berdua maka mulai saat ini detik ini, aku akan pergi dari kehidupan kalian sejauh mungkin," ungkap Leti.

  Pukul enam sore, Leti mulai mengemasi pakaian yang ada di kost nya kali ini tujuan gadis cantik itu ke negeri tetangga, ternyata ucapan ibunya semalam benar-benar dia catat di otaknya.

  "Ayah jika memang kau masih hidup maka aku akan mencari mu, dan ingin bertanya beribu macam pertanyaan yang sudah terlintas di benakku," ucap Leti.

  Beruntung Leti memiliki teman yang sudah berada di sana belasan tahun dan cukup sukses lah, maka dari itu segala sesuatunya mulai dari paspor dan lain-lain Leti mendapatkan biaya dari temannya itu.

   Setelah selesai mengemasi baju-bajunya Leti pun mulai meninggalkan tempat kost nya dengan hati yang begitu hancur dan sulit untuk di jabarkan.

   Pukul 7 malam WIB saat ini Leti sudah mulai terbang ke negara tetangga, dengan perasaan yang sulit untuk di artikan, sedih hancur kecewa semuanya menjadi satu.

   Pesawat sudah membawanya ke negeri Jiran sana, saat ini Leti sudah menginjakkan kakinya di kota Jiran ibukota dari Malaysia.

"Akhirnya aku sampai juga, semoga di kehidupan baruku aku mendapatkan ketenangan dan mendapatkan orang-orang yang menyayangi aku," gumam Lati lalu mulai keluar dari pintu Bandara.

  Singkat cerita Leti susah berada di rumah temannya yang bernama Lukman Latuheru, dia seorang pengusaha, Lukman menyambut Leti dengan sangat ramah, akan tetapi tidak dengan ibu Lukman yang menatap Leti dengan tatapan bengisnya.

  "Mam, perkenalkan ini temanku Leti dia sahabat aku dari SMP," ucap Lukman mengenalkan Leti kepada Mamanya.

  "Heeeemb, kau kesini mau kerja apa mau numpang hidup?" Pertanyaan Neni, seolah menjadi sindiran halus untuk Leti.

  "Ma, Leti cuma satu hari di sini selebihnya dia akan kerja dan menyewa tempat," ujar Lukman dengan cepat.

  "Oh, baguslah soalnya kan kamu tahu sendiri kalau hari pernikahanmu tinggal hitungan bulan saja jadi jangan macam-macam ya," tutur Neni.

  "Iya Ma, aku ingat," sahut Lukman dengan nada lemas.

   Lukman pun mengantar Leti ke kamarnya.

  "Leti ini kamar mu ya, kalau ada apa-apa jangan sungkan minta tolong dengan Mbak yang ada di sini, kebetulan mereka dari indonesia loh," ucap Lukman.

  "Iya, Man, terima kasih banyak ya, kau sudah banyak membantu, oh ya kata Mama mu tadi kau mau menikah?" pertanyaan Leti seolah membuat hati Lukman hancur.

  Lukman hanya terdiam entah kenapa dia seperti kurang setuju dengan pernikahannya sendiri.

  "Eh kok kamu diam? Apa kamu gak mau dengan pernikahan ini," ucap Leti.

  "Bukannya gak mau Leti, tapi pernikahan ku ini karena perjodohan dan orang tuaku sedari dulu yang selalu memaksa aku untuk menikahi perempuan pilihannya itu," ucap Lukman.

  "Selagi orang tuamu masih peduli turuti saja, siapa tahu itu yang terbaik, jangan sampai kau patahkan hatinya, jangan seperti aku, yang tidak pernah akur dengan orang tuaku," ujar Leti.

  "Gimana mau akur, kalau jalan hidupmu sudah berbeda Let, kalau ibumu kan memang seperti tidak menginginkanmu, bahkan aku masih ingat dia maki-maki kamu ketika jalan denganku, padahal kita tidak ngapa-ngapain," imbuh Lukman.

  "Ya itulah hidupku, untuk sekarang aku ingin memulainya dengan hidup yang baru, dan mulai melupakan semua luka yang ada di hati ini," ungkap Leti.

  "Baguslah, siapa tahu di negeri ini kau menemukan ketenangan dan kebahagiaan," pungkas Lukman.

  ******

  Satu bulan kemudian, Leti pun sudah bekerja di tempat Lukman, akan tetapi tidak tahu kenapa tiba-tiba saja pagi ini dia ijin kerja di karenakan pusing dan mual yang melanda tubuhnya bahkan dirinya sudah bolak-balik ke kamar mandi karena kondisi ini sangat mengganggu sekali.

"Ah, kenapa ya kok tiba-tiba seperti ini," gumam Leti, lalu berusaha untuk pergi ke klinik dengan tujuan agar sakitnya ini segera terobati, karena dia ingin bekerja kembali.

Setelah lima belas menit perjalanan akhirnya Leti pun sampai di klinik terdekat.

Singkat cerita kali ini Leti mulai di periksa akan tetapi dokter menemukan hal lain di tubuh Leti, karena sakit yang dialami pasiennya ini bukan masuk angin biasa.

"Nona Leti sepertinya ini bukan masuk angin biasa ada baiknya kita melakukan tes urine dulu ya," ucap dokter tersebut yang diangguki oleh Leti.

"Baiklah," ucap Leti yang merasa mungkin dirinya mempunyai penyakit di dalam tubuhnya.

Setelah lima menit hasil tes urine pun mulai terlihat dan hasilnya begitu mencengangkan bagi Leti.

"Nona Leti hasilnya anda positif hamil, dan selamat ya atas kehamilannya ini," ucap dokter tersebut.

Degh!!

Bersambung

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

Leti hamil anak Arkan yg perkosa Leti dg paksa dan g tanggung jawab malah tetap menikah dg Latu knp g Arkan aja sih yg alami mual pusing dan juga ngidam biar th rasa dan biar dikira Latu yg hamil padahal g hamil dan Latu jangan sampai hamil anak Arkan deh buat Latu madul biar Ayah dan ibunya dan Latu kena karma,semoga Leti ketemu ayah kandungnya deh dan ada pria yg mau menikahi Leti dan terima Leti dan anaknya apa adanya.buat Leti bahagia.

2025-04-27

1

Ayesha Almira

Ayesha Almira

smga Leti menerima bayi dlm kandungnya,berbahagialah bersama bayi yg d kandung.lupakn Leti yg menyakitimu..

2025-04-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!