Istri Siri Mas Alendra

Istri Siri Mas Alendra

1. Hal Menyakitkan

"Maaf." Wajah cantik dengan bibir se merah cherry itu tampak tegas seperti biasa. Dialah Silvia Amanda, perempuan yang kini statusnya sudah menjadi mantan istri tepat lima menit yang lalu. Sementara pria di depannya adalah Aleandra Sukma Wijaya yang telah secara resmi menjatuhkan talak di depan pengadilan untuk memutuskan ikatan pernikahan yang terjalin tiga tahun terakhir.

Aleandra bergeming. Wajahnya datar tanpa emosi seolah segala hal telah hilang dari dirinya. Matanya hanya berkedip pelan, sementara bibirnya terkatup rapat meski banyak hal yang ingin dia katakan kepada wanita yang sempat menempati relung hati yang paling dalam.

"Mas, aku —" kata-kata Silvia menggantung di udara ketika Aleandra menganggkat tangan. Pria 35 tahun itu jelas tak lagi ingin bicara, apalagi setelah sekitar enam bulan proses perceraian yang menguras emosi, perubahan pada tubuh sang mantan istri tampak kentara.

Pipinya sedikit lebih gembil, tubuhnya lebih berisi dan perutnya tentu saja sudah membuncit. Diperkirakan kandungannya saat ini sudah berusia sekitar 7 bulan.

Ya, Silvia tengah mengandung. Dan seharusnya ini menjadi saat-saat paling membahagiakan bagi mereka karena setelah tiga tahun pernikahan akhirnya dikaruniai anugerah paling indah yaitu janin di rahim wanita itu.

Namun sayang, yang ada di dalam kandungan sang istri bukanlah miliknya, melainkan hasil dari perselingkuhan Silvia dengan lelaki lain.

~ Flash back on ~

"Apa ini?" Kedua bola mata Aleandra membulat saat menatap benda kecil yang dia temukan di dalam amplop di genggaman Silvia. Tentu saja wanita itu terkejut karena sebelumnya tak menyadari kehadiran sang suami yang telah merebut hasil pemeriksaan kandungannya.

"Mas?" Lalu dia berusaha merebutnya kembali, tetapi terlambat, benda itu sudah lebih dulu berpindah ke tangan Aleandra.

"Positif?" Pria itu berujar.

"M-Mas, ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Ini ...."

"Milikmu? Bagaimana bisa?" Lalu pandangan Aleandra jatuh pada cup kecil di wastafel dan itu semakin menguatkan prasangkanya kepada Silvia.

"Mas, ini bukan —"

"Milikmu?" tanya nya lagi yang merangsek sehingga jarak di antara mereka benar-benar terkikis. Dan wajah Silvia tempak memucat dengan bibirbergetar. Wanita itu tampak ketakutan seolah dia telah melakukan kesalahan besar.

"Katakan! Apa ini milikmu?" Aleandra mengulang pertanyaan. Dia bahkan meraih tangan sang istri kemudian mengguncangkannya untuk mendapatkan jawaban. "Tidak mungkin ini milik orang lain sedangkan jelas-jelas aku melihatmu keluar dari ruangan dokter kandungan!"

"M-Mas ...."

"Katakan, Silvia!!" Kini dia berteriak yang membuat tubuh perempuan di depannya bergetar.

"Katakan! Atau aku akan —"

"Ya!" Lalu seorang pria yang muncul di belakang Silvia menjawabnya.

Aleandra tertegun. Rasanya seperti disambar petir di siang bolong mendengar hal tersebut.

"Silvia hamil." Lanjut pria itu yang menarik Silvia ke dekatnya.

"Apa?" Dia tak percaya.

"Ya, itu ... Milikku." Lalu Silvia juga menjawab dengan segenap keberanian yang dia punya. Menghindar bukan pilihan terbaik karena suaminya itu tidak akan mungkin percaya. Lagipula, pria yang selama ini menjalani hari-harinya yang terasa hambar sudah berani muncul dan mengaku.

"Katakqn sekali lagi!"

"Ya, Mas. Itu milikku." Terdengar getaran dalam suara Silvia. "Aku ... Hamil."

"Tidak mungkin!" Aleandra menjatuhkan alat tes kehamilan di tangannya seraya mundur dua langkah ke belakang. Dia masih mencoba mencerna apa yang didengarnya barusan.

Silvia terdiam.

"Tidak mungkin, Silvia. Bagaimana bisa?" Kedua tangan meremat rambutnya dengan keras dan kedua matanya menatap nanar perempuan di hadapannya.

"Tentu bisa karena —"

"Aku vasektomi, dan kamu tau itu!!"

Silvia meremat tangan Rendi, pria yang menemaninya menjalani pemeriksaan pada hari itu.

"Bagaimana mungkin ...."

"Itu bisa terjadi karena aku dalam keadaan normal." Rendi menyela sehingga perhatian Aleandra beralih kepadanya.

"Ya. Janin itu ... Milikku." Meski berat, tapi kalimat itu meluncur juga dari mulut Rendi, yang semakin membuat Aleandra merasa seolah kepalanya tertimpa batu besar.

Dia ingat. Beberapa kali pernah melihat pria itu saat mengantar ataupun menjemput Silvia di tempatnya bekerja. Jangan-jangan ....

"Maaf, Mas. Aku ... mengandung anaknya Rendi. Kami sebenarnya... Punya hubungan." Silvia mengeratkan genggaman tangan pada Rendi yang mendapat balasan sama dari pria yang seolah diakuinya sebagai kekasih itu.

Sementara Aleandra membeku. Otaknya terasa kosong sehingga dia benar-benar tak mampu mencerna apapun.

~ Flashback Off.~

"Setelah ini ... Aku harap kamu —" Belum selesai Silvia berbicara, Aleandra memilih untuk pergi. Rasanya tidak tahan saja apalagi wanita itu ditemani pria yang menggamilinya. Apalagi kini mereka telah resmi bercerai, dua sejoli itu tak malu-malu lagi meunjukkan hubungan mereka meski sempat mendapatkan hujatan dari dua keluarga.

"Mas? Mas Ale?"

Aleandra tak menggubrisnya sama sekali. Yang dia inginkan hanyalah pergi dari tempat itu dan meninggalkan semuanya.

***

"Kamu yakin?" Sang ibu memeriksa ke dalam kamarnya sejak Aleandra mengutarakan niatnya untuk pindah bekerja ke kota kembang. Lebih tepatnya melarikan diri dari segala kenangan meskipun setelah selesai urusan perceraian dia segera pindah ke rumah orang tua.

Rumah megah yang dibangun bersama sejak dirinya menikahi Silvia harus dibagi dua karena merupakan harta bersama. Juga kendaraan dan beberapa aset yang terkumpul terhitung sejak mereka menjadi suami istri kini telah terpisah meski dengan proses yang cukup alot karena perempuan itu merasa jika bagiannya lebih besar.

"Sudah selesai berkemas tentu saja yakin." Sang putra menjawab tanpa memalingkan perhatian dari koper yang tengah diisinya dengan keperluan yang harus dibawa.

"Tawaran Mama masih berlaku lho, Le. Pabrik kita di Kertosari butuh kamu." Bu Andini, sang mama mendekatinya untuk membuatnya mengurungkan niat. Tetapi sepertinya Aleandra tidak tertarik. Bekerja mengurus pabrik teh milik keluarga bukanlah passionnya, apalagi harus terjebak dalam lingkungan yang tak biasa. Yakni di sebuah perkampungan di mana perbukitan teh membentang luas.

"Ma, sudah Ale katakan kalau Ale tidak tertarik. Lagipula di sana 'kan sudah ada mbak Hani dan mas Juna. Rasanya tidak perlu kalau ditambah lagi."

"Namanya perusahaan keluarga, Le. Ya jelas perlu, apalagi papamu sebentar lagi mau pensiun."

"Ya pensiun saja, sudah waktunya kan? Lagian Syaina juga sudah lulus kuliah. Jadi tuntutan biaya tidak seberat waktu kami masih sekolah." Anak ketiga dari empat bersaudara itu menjawab.

"Kamu ini, dasar!!" Bu Andini dengan nada kesal, tapi dia menyerah juga. Karena tidak mungkin bisa memaksa putranya yang satu itu untuk menuruti kemauannya. Apalagi saat ini dia masih patah hati.

Ya, patah hati begitu dalam akibat pernikahan yang dibangunnya bersama kekasih sejak bangku kuliah harus kandas karena penghianatan. Terlebih, harga dirinya sebagai seorang lelaki benar-benar diinjak ketika wanita yang begitu dicintai, dan dia rela berkorban untuknya malah berpaling kepada pria lain. Padahal pengorbannya sebagai suami begitu besar.

Bahkan saking cintanya dia kepada Silvia yang pada saat mereka menjalin kasih sudah menganut paham childfree, Aleandra rela menerima dan bersedia menjalani metode kontrasepsi untuk laki-laki. Apalagi setelah mengetahui jika tubuh sang istri ternyata tidak mampu menerima segala jenis kontrasepsi sehingga dirinyalah yang harus berkorban. Meski pada akhirnya, hanya kepahitanlah yang dia dapatkan.

*

*

Bersambung ...

Hai readers tersayang. Apa kabar?

Semoga kalian sehat dan bahagia.

Emak hadir lagi dengan cerita baru. Semoga kalian suka, ya?

Alopyu sekebon 😘😘

Kenapan dulu sama Mas Ale

Terpopuler

Comments

d'she wu

d'she wu

baca sinopsisnya auto ingat kisah yg kmrn ku baca di detik.com ttg ata yg kb vasektomi di usia 26th (kasihan krn istrinya dah melahirkan 3 anak) yg ujung²nya ditinggalkan cerai dgn istrinya

2025-04-25

8

Ririn Sindi Noveri

Ririn Sindi Noveri

kyk nya ada beberapa hari yg lalu aku lihat berita beginian suami vasektomi lah istrinya selingkuh, selamat datang kembali ke sini makkk😘😘😘
pokonya mau di sebelah ataupun di sini ttp tak ikutin 😂😂

2025-04-25

6

Zahra azkazia

Zahra azkazia

selamat datang kembali ya Mak fit, di tunggu bab selanjutkan 💪💪

2025-04-25

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!