SISA RASA NAYLA

SISA RASA NAYLA

AWAL MULA

Kepulauan Belitung

Sore hari sekumpulan anak-anak berseragam sekolah dasar berlarian saling berkejaran sepulang dari sekolah mereka yang letaknya cukup jauh dari rumah masing-masing.

Ada yang berjalan kaki, sebagian lagi mengayuh sepeda.

Hal yang biasa mereka lakukan setelah pulang menuntut ilmu.

"Nayla Nathan... ayo kejar kami kalau bisa". Teriak salah satu anak anak yang bersepeda sambil tertawa ceria.

"Nay, ayo kita kejar Ulya dan Rania", ujar Nathan tanpa menunggu persetujuan temannya Nayla langsung menarik tangan gadis kecil berusia sepuluh tahun itu.

Nathan dan Nayla tertawa ceria sambil berlari sekencang mungkin mengejar kedua temannya yang secepat mungkin mengayuh sepeda mereka.

Beberapa menit kemudian Nayla menghentikan larinya. "Aku lelah. Aku tidak kuat lagi kak. Kakak saja yang mengejar mereka", ujar Nayla dengan nafas tersengal-sengal sambil memegangi perutnya.

Nathan pun seketika menghentikan larinya. Pemuda yang sudah berseragam SMP itu kembali menghampiri Nayla. "Makanya kalau aku mengajak mu lari pagi jangan kamu tolak Nay. Lihatlah, baru juga lari sebentar kamu ngos-ngosan begitu. Bagaimana kau bisa menjadi seorang dokter jika tubuh mu saja lemah", ujar Nathan panjang lebar.

"Iya iya...lain kali aku akan ikut kakak lari pagi", balas Nayla cepat dengan raut wajah kesal.

Kini kedua anak itu berjalan beriringan di bibir pantai, menuju rumah mereka.

Baru beberapa menit saja mereka berjalan, tiba-tiba Nayla terpekik. Membuat Nathan terkejut dan melotot, Nayla terjatuh.

"Heiii kalian, jangan berani dengan perempuan. Lawan aku kalau berani", teriak Nathan keras.

Spontan Nathan mengejar anak-anak yang terkenal nakal di kampung mereka. Anak-anak itu menoleh pada Nathan dan menjulurkan lidahnya sambil tertawa mengejek Nathan. Salah satu di antara lima pemuda itu mengacungkan jari tengahnya. Tindakan itu semakin membuat Nathan kesal.

"Aww..K-ak Nathan bantu aku. S-akit". Lirih suara Nayla terdengar di telinga Nathan.

Segerombolan anak-anak SMP yang juga baru pulang sekolah dengan sepeda mereka baru saja menabrak Nayla yang berjalan di sisi kanan Nathan.

Nathan dan Nayla mengenal anak-anak itu, satu sekolah dengan Nathan.

"Lihat saja aku akan membalas mereka nanti", gerutu Nathan sambil membantu Nayla berdiri. Ia berjongkok melihat keadaan lutut Nayla yang terluka. "Luka lecetnya banyak Nay. Apa kamu bisa berjalan? Sini aku bantu".

Nathan berusaha menuntun langkah Nayla yang meringis kesakitan. Gadis mungil itu menerima bantuan Nathan. Saking sakit yang ia rasakan kedua mata Nayla berkaca-kaca menahan perih. Ia berjalan terpincang-pincang.

Beruntung Nathan memiliki tubuh tinggi dan berisi memudahkan pemuda itu membantu Nayla. Wajar saja karena pemuda itu berdarah campuran, ibunya asli Indonesia sementara mendiang ayahnya asli inggris. Nathan memiliki wajah indo.

"Pegang bahu ku, aku akan mengantarmu pulang hingga rumah mu Nay.

"Terimakasih kak. Aku janji besok akan membawakan mu roti coklat kesukaan mu".

"Aku mau yang banyak. Sepuluh iris", seru Nathan tertawa.

Nayla pun tertawa lepas mendengar celoteh Nathan sore itu, sesaat membuatnya nyaman dan melupakan rasa sakit di lututnya yang terluka.

Namun rasa nyaman itu tidak berlangsung lama. Dari kejauhan terlihat Fajar pekerja ayah Nayla berlari menghampiri Nayla.

Nayla dan Nathan menghentikan langkah mereka, keduanya terlihat menatap aneh Fajar yang terburu-buru dengan nafas tersengal-sengal.

"Nayla kamu harus segera pulang. Ibu mu...ibu mu–"

"Ada apa dengan mama?", tanya Nayla dengan wajah kaget dan ketakutan.

"I-bu mu tak sadarkan diri. Kamu harus pulang segera N-ay", ujar Fajar terbata-bata sambil memegangi dadanya.

Mendengar itu membuat Nayla panik dan berusaha berlari untuk cepat sampai ke rumah. Seketika perasaan takut menyergap dirinya. Namun kakinya tidak bisa memenuhi keinginannya. Tubuh mungil itu terjatuh. Ia berteriak dan menangis.

Nathan dan Fajar berusaha menenangkan anak kecil itu. Tanpa berpikir panjang, Fajar mengangkat tubuh mungil Nayla ke punggungnya di bantu Nathan yang membawakan tas sekolah gadis itu.

Fajar berlari diikuti Nathan. Terdengar tangisan pilu Nayla diantara deru ombak di sore hari. Masih cukup jauh untuk sampai ke rumah Nayla. Sepanjang perjalanan gadis kecil itu menangis. Air mata membasahi punggung Fajar laki-laki dewasa yang sudah lama bekerja dengan ayah Nayla. Kerap di panggil paman oleh Nayla dan abangnya Rangga.

*

Beberapa menit berlalu...

Dari kejauhan Nayla bisa melihat keramaian di rumahnya. Fajar mempercepat larinya mengantar gadis mungil yang sedari tadi menitihkan air mata itu ke depan kamar Lasmi yang terbaring dengan kondisi tubuh sangat lemah.

Nayla segera mungkin turun menghampiri ibunya dengan langkah tertatih. "Mama.."

Suara gadis kecil itu bergetar di sela isak tangisnya melihat kondisi Lasmi. Tangan mungil Nayla menggapai jemari ibunya. "Ma..bangun ma", lirih Nayla.

Sentuhan jemari Nayla membuat Lasmi membuka matanya yang terpejam.

Terdengar ucap syukur Dewangga ayah Nayla yang berjongkok menemani Lasmi sedari tadi seraya mengusap lembut kening dingin istrinya sambil memanjatkan doa.

"Sayang kamu sudah pulang? M-aafkan mama tidak sempat membuat makanan kesukaan mu", ucap Lasmi berusaha tegar dan tersenyum menatap sayu putri bungsunya yang sangat dekat dengannya.

Mendengar penuturan Lasmi membuat Nayla kian menangis sambil menempelkan wajahnya pada lengan sang mama. "Mama harus sembuh, Nay ingin belajar memasak seperti mama", ucap Nayla terdengar lirih.

Lasmi mengulurkan tangannya mengusap lembut rambut anaknya. "Maafkan mama Nayla, sepertinya waktu mama tinggal sebentar lagi".

Seketika Nayla mengangkat wajahnya. Gadis mungil itu nampak begitu rapuh. Bibirnya bergetar. Ia tahu ibunya sudah lama mengindap sakit dan sudah beberapa kali tidak sadarkan diri.

Nayla menggelengkan kepalanya. "Mama harus sembuh, mama sudah berjanji pada Nay ingin melihat Nay menjadi dokter agar bisa mengobati sakit mama", ucap Nayla sesegukan.

Lasmi mengulurkan tangannya menggapai wajah cantik putrinya itu. Dengan tangan gemetaran mengusap air mata yang jatuh.

Wanita itu menatap sayu Nayla. "Berjanjilah pada mama, apapun yang terjadi kamu akan melanjutkan sekolah dan mewujudkan impian mu sayang". Suara Lasmi terdengar lirih. Kristal bening menetes dari sudut matanya yang nampak kian melemah. Wajahnya pun kian memutih. Kontras dengan sprei katun tempat tidur di mana tubuh lemahnya berbaring.

Beberapa kali Lasmi terbatuk, sesaat kemudian terdiam dengan mata terpejam. Menyentakkan semua keluarga yang ada di kamar itu.

Tanpa berkata-kata Nayla memeluk tubuh kaku sang mama. Detik berikutnya gadis kecil itu tertatih-tatih meninggalkan kamar orangtuanya.

Tangisan dari keluarga masih terdengar hingga luar rumah.

Tubuh mungil Nayla berguncang hebat, anak kecil itu duduk di batu berukuran besar yang menjorok ke pantai berpasir putih.

Air mata tak terbendung lagi. Nayla menangis dalam diam namun bahunya berguncang, menandakan ia sangat tertekan. Nafasnya pun tersengal-sengal. "Kenapa mama tega meninggalkan aku. Tidak ada mama semuanya tidak akan sama lagi. Ayah dan abang sibuk mencari ikan di laut, kini Nay sendirian mama–"

Deru ombak di sore hari terdengar bergemuruh.

"Nayla... ada aku akan selalu bersama mu". Nathan duduk di samping Nayla.

Nayla menundukkan wajahnya, jemari mungil gadis kecil itu memelintir ujung pakaian sekolahnya. "Tapi beberapa minggu lagi kakak akan pindah ke Jakarta, aku akan tetap sendirian di sini. Sekarang tidak akan sama lagi tanpa mama".

Nathan terdiam mendengar penuturan Nayla. Keduanya menatap lautan luas tak bertepi.

...***...

To be continue

Terpopuler

Comments

Dinda Wei

Dinda Wei

Bab awal udah nyesek bacanya 😥. Semoga rutin update thor. Selalu suka karya mu. Akhirnya author Emily launching juga novel baru lagi. Semangat thor /Good/

2025-04-21

5

Amelia

Amelia

Sedih. Sepertinya novel Emily kali ini berbeda dengan yg sudah2, apakah bakal menguras air mata?
Senang sekali Emily punya karya baru. Semangat Emily /Drool/

2025-04-21

0

Delyana.P

Delyana.P

Selamat author karya barunya semoga bagus seperti karya-karya sebelumnya. Awal kisah Nayla bikin aku mewek sih/Cry/

2025-04-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!