Raja Arlan

Raja Arlan

Prologue

Kau tahu, aku selalu tertarik dengan segala hal yang berbau spiritual—sihir, kekuatan misterius, atau apapun yang nggak bisa dijelaskan dengan logika. Ya, aku menginginkan kekuatan itu.

Kekuatan yang nggak bisa dijangkau oleh akal sehat. Dan, sejujurnya, aku nggak peduli apapun namanya. Sihir, mana, chi, aura... apa pun, asalkan itu membuatku lebih kuat.

Beberapa orang pasti mikir aku gila, kan? Mencari kekuatan yang nggak ada buktinya, itu kan kayak ngejar sesuatu yang nggak pernah bisa dipegang. Dulu, aku juga bakal mikir gitu. Siapa yang enggak?

Tapi, coba pikir lagi... Dunia ini penuh dengan hal-hal yang nggak bisa dibuktikan secara ilmiah. Gak ada yang bisa benar-benar bilang "sihir itu gak ada." Jadi, kenapa gak mencoba? Mungkin memang, aku harus melangkah ke sisi lain. Lebih jauh. Lebih dalam... ke kegilaan itu.

Jadi, aku mulai berlatih hal-hal yang menurut orang normal... ya, gila. Aku mencoba meditasi, coba upacara penyucian berdiri di bawah air terjun (aku nggak tahu kenapa itu harus air terjun, tapi ya sudahlah).

Aku fokuskan diri sepenuhnya ke dalam. Berpuasa, belajar yoga, bahkan pindah agama—semua aku coba. Mencari jawaban di tempat-tempat yang nggak biasa. Aku berdoa, bahkan mengikat diri di kayu salib. Hasilnya? Nihil. Seperti yang sudah bisa kubayangkan. Nggak ada yang jelas.

Tapi tetap, aku nggak berhenti. Aku melatih tubuh, belajar bela diri. Siapa tahu, kan? Mungkin aja kekuatan fisik bisa jadi pemicu. Di film-film sih, biasanya ada hubungan antara fisik dan kekuatan luar biasa. Toh, aku udah nggak punya pilihan lagi.

Namun... (hempas napas) Mengingat bagaimana aku mati, semua usaha itu terasa sia-sia. Bahkan kalau punya fisik kuat, sepertinya itu nggak akan bisa menyelamatkanku dari kesialan besar itu.

Sekarang, aku gak tahu lagi di mana. Semua yang ada di sekitarku gelap, kosong, dan nggak ada ujungnya. Aku coba lari ke sana kemari, tapi tempat ini nggak berubah. Semuanya sama saja.

Tapi... ada satu hal yang pasti. Aku menemukan sesuatu. Sihir. Itu ada. Aku bisa menciptakan api dari telapak tangan, angin topan dengan tiupan mulut, dan air dari ujung jari. Ini bukan khayalan. Aku bisa mengubah apa yang ada di pikiranku menjadi kenyataan di dunia yang sepi ini. Selama ada unsur alamnya, sihir ini nyata.

Dan saat aku sibuk menguji coba sihirku, sesuatu yang tak terduga terjadi. Sebuah cahaya, melayang perlahan menuju ke arahku. Semakin dekat, semakin hangat, dan...

...----------------...

Bangun di Tubuh yang Bukan Milikku

Gelap...

Tapi… bukan gelap yang sama seperti sebelumnya. Kali ini, ada cahaya hangat yang menyelinap dari sela kelopak mataku. Aku membuka mata pelan. Langit-langit berhiaskan ukiran emas, kristal menggantung elegan seperti bintang di siang hari.

Uh… ini jelas bukan kamar kosku.

Kepalaku berat, tubuhku… jangan tanya. Rasanya seperti habis digeprak tiga truk sekaligus. Tapi, aku hidup. Dan ini bukan neraka. Atau… mungkin justru ini surga?

"T-Tuan Muda?! Anda… Anda sadar?!"

Suaranya nyaring, sedikit panik, dan… manis? Aku menoleh pelan, dan… yah, mata ini disambut pemandangan yang cukup menyenangkan.

Seorang wanita muda, wajah cantik khas anime dengan rambut hitam panjang dan pakaian maid—bukan yang norak, tapi yang classy dan tetap… Uuhm... agak terbuka di bagian atas. Fokus, Arian. Fokus.

Dia buru-buru mendekat dan menyentuh keningku. "Apa Anda merasa pusing? Lapar? Haus? Tunggu sebentar, saya ambilkan air!"

Dan sebelum aku bisa menjawab, dia sudah menyodorkan cangkir ke bibirku, menyuapi air seperti bayi.

Sumpah, aku ingin protes. Tapi tubuh ini... terlalu lemah untuk bergerak, apalagi sok-sokan jaga harga diri.

Setelah beberapa tegukan, aku akhirnya bisa bersuara.

"...Heh... ini… di mana?"

Dia tampak sedikit kaget, lalu tersenyum lega. "Ah, ya. Ini kamar Anda, Tuan Muda. Di dalam Istana Tinggi Kerajaan Argandia."

"…Argandia?"

Oke. Fix. Aku udah gak di Bumi lagi.

Aku mengamati tanganku. Putih. Kurus. Jari-jarinya panjang dan lentik—kayak tangan pianis yang belum pernah angkat galon seumur hidup. Lalu… rambut? Aku bisa merasakannya panjang, jatuh sampai dada.

"...Siapa... aku?"

Aku nggak pura-pura dramatis, beneran. Aku gak tahu siapa nama pemilik tubuh ini. Dan pertanyaanku bikin si pelayan itu membeku.

"M-Maaf, Tuan Muda? Anda… tidak mengingat nama Anda?"

Aku mengangguk pelan.

Dia tampak ragu, bingung, lalu mencoba tersenyum lagi, meski matanya berkaca-kaca.

"Mungkin… mungkin ini hanya efek demamnya… Anda sudah tertidur selama enam hari penuh. Kami semua sangat khawatir…"

Pelan-pelan dia menatapku dengan lembut.

"Nama Anda adalah Pangeran Arlan. Putra tunggal Yang Mulia Raja Argus. Pewaris satu-satunya tahta kerajaan ini."

"Aku ……………"

"Pangeran?"

"Pewaris tahta?"

"Tunggu, tunggu, tunggu… AKU jadi anak raja?!"

"Dan tunggu… Arlan? Arlan?!"

Nama itu langsung terpatri di kepalaku seperti cap besi panas.

Kalau dunia ini benar-benar punya sihir seperti yang kurasakan sebelumnya…

Kalau aku diberi tubuh ini untuk sebuah alasan…

Maka, bahkan meski tubuh ini lemah dan rapuh…

Ini bukan akhir. Ini awal dari segalanya.

Terpopuler

Comments

Abu Yub

Abu Yub

lanjut dek/Pray//Ok//Good/

2025-04-22

0

Abu Yub

Abu Yub

sekarang

2025-04-22

0

Abu Yub

Abu Yub

mikir aku

2025-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Episode 1 - Pelayan Cerewet dan Pewaris Tahta
3 Episode 2 - Tur Istana, Amnesia, dan Fakta-Fakta Meneybalkan
4 Episode 3 - Percobaan Sihir Pertama: Teori, Praktek dan Bau Gosong
5 Episode 4 - Warisan yang Terlupakan
6 Episode 5 - Aku, Sihir, dan Dua Hari Lumpuh
7 Episode 6 - Calon Raja atau Pasien Abadi?
8 Episode 7 - Dari Perpustakaan ke Bak Mandi
9 Episode 8 - Aku, Bukan Lagi Arian—eh, Arlan yang Dulu
10 Episode 9 - Tubuh yang Akhirnya Kembali Bernyawa
11 Episode 10 - Topeng Seleksi: Dunia di Atas Panggungku
12 Episode 11 - Aku dan Tubuh Baruku (Bukan Judul Drama)
13 Episode 12 - Tatapan Sang Pemilih: Bunga Liar di Ladang Ksatria
14 Episode 13 - Daftar Nama Pertama: Saniel, Bunga Liar yang Belum Mekar
15 Episode 14 - Ujian Pertama untuk Nama Berikutnya: Simulasi Deteksi Jebakan
16 Episode 15 - Ujian Kedua dan Ketiga: Perang Dimulai dari Kepala
17 Episode 16 - Daftar Nama Kedua dan Ketiga, dan ya—Divisi Bulan Merah Dibentuk
18 Episode 17 - Riak Merah di Balik Tembok Istana
19 Episode 18 - Cahaya di Balik Bulan Merah
20 Episode 19- Wibawa? Hilang! Kembali ke Setelan Pabrik
21 Episode 20 - Di Atas Ranjang: Identitas Baru dan Rencana Gila
22 Episode 21 - Aku, Sebagai Rael dan Promosi Bulan Merah
23 Episode 22 - Cinta yang Menyusup Diam-Diam
24 Episode 23 - Dilema dan Operasi Oppai... Eh, Pemberontakan!
25 Episode 24 - Konspirasi Barat: Awal Pergerakan
26 Episode 25 - Menuju Perang, Tapi Jangan Lupa Susu Madu
27 Episode 26 - Pedang Kayu Keramat, Kudeta Anak SD
Episodes

Updated 27 Episodes

1
Prologue
2
Episode 1 - Pelayan Cerewet dan Pewaris Tahta
3
Episode 2 - Tur Istana, Amnesia, dan Fakta-Fakta Meneybalkan
4
Episode 3 - Percobaan Sihir Pertama: Teori, Praktek dan Bau Gosong
5
Episode 4 - Warisan yang Terlupakan
6
Episode 5 - Aku, Sihir, dan Dua Hari Lumpuh
7
Episode 6 - Calon Raja atau Pasien Abadi?
8
Episode 7 - Dari Perpustakaan ke Bak Mandi
9
Episode 8 - Aku, Bukan Lagi Arian—eh, Arlan yang Dulu
10
Episode 9 - Tubuh yang Akhirnya Kembali Bernyawa
11
Episode 10 - Topeng Seleksi: Dunia di Atas Panggungku
12
Episode 11 - Aku dan Tubuh Baruku (Bukan Judul Drama)
13
Episode 12 - Tatapan Sang Pemilih: Bunga Liar di Ladang Ksatria
14
Episode 13 - Daftar Nama Pertama: Saniel, Bunga Liar yang Belum Mekar
15
Episode 14 - Ujian Pertama untuk Nama Berikutnya: Simulasi Deteksi Jebakan
16
Episode 15 - Ujian Kedua dan Ketiga: Perang Dimulai dari Kepala
17
Episode 16 - Daftar Nama Kedua dan Ketiga, dan ya—Divisi Bulan Merah Dibentuk
18
Episode 17 - Riak Merah di Balik Tembok Istana
19
Episode 18 - Cahaya di Balik Bulan Merah
20
Episode 19- Wibawa? Hilang! Kembali ke Setelan Pabrik
21
Episode 20 - Di Atas Ranjang: Identitas Baru dan Rencana Gila
22
Episode 21 - Aku, Sebagai Rael dan Promosi Bulan Merah
23
Episode 22 - Cinta yang Menyusup Diam-Diam
24
Episode 23 - Dilema dan Operasi Oppai... Eh, Pemberontakan!
25
Episode 24 - Konspirasi Barat: Awal Pergerakan
26
Episode 25 - Menuju Perang, Tapi Jangan Lupa Susu Madu
27
Episode 26 - Pedang Kayu Keramat, Kudeta Anak SD

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!