Gina memejamkan matanya dia merasakan kelembutan dan juga sentuhan yang di berikan oleh Faris saat ini
rasa yang tak bisa di jelaskan kini seperti sebuah puzzle dalam dirinya
mencoba untuk mengumpulkan seluruh kewarasannya,dan membuka mata
Menatap seorang laki laki yang berhasil menyentuh nya saat ini
Matanya terbelalak menatap pahatan sang pencipta.dia menyiapkan dirinya dan mengatur nafasnya setelah ciuman itu berakhir
Begitu pun dengan Faris dia menatap seorang gadis yang baru saja membuatnya nyaman.
Dia mengusap saliva yang masih melekat di sudut bibir gina."maafkan aku,aku sudah berlebihan"ucap Faris seraya mengusap bibir Cherry gina
"tidak,kita eh maksudnya aku juga minta maaf aku tidak seharusnya seperti tadi,aku mohon maafkan aku"gina berkata dengan gugup
Gina tidak mengerti mengapa jadi seperti ini.ke canggung an pun merambah ke diri mereka masing-masing
"baiklah sepertinya aku harus pergi?"dengan cepat bersiap dan hendak pergi tapi sebelum itu.
"tunggu dulu"memegang tangan gina yang hendak pergi
Gina menoleh lagi ke arah Faris
"tolong lupakan tadi,aku khilaf dan aku juga akan memaafkan mu untuk hal tadi anggap saja kita tidak pernah melakukannya"ujar Faris memberi pengertian
"baiklah aku pergi dulu"ucap gina kemudian dia benar-benar pergi dari hadapan Faris
dan di dalam lift gina menatap dirinya,dia menatap pantulan wajahnya yang begitu terlihat nyata
lalu dia berbicara seorang diri,dan untungnya dia hanya sendiri di dalam lift itu
"gina benar benar sudah gila,kau gila gina,kau berciuman dengan Faris,oh tuhan bagaimana aku jelaskan aku menikmatinya oh tidak ibu?!"dia merasa seluruh tubuhnya melemah untung saja dia disana sendirian jadi omongannya tidak ada yang dengar
"sadar gina sadar lah,ayo sadar jangan berfikir hal itu lagi,tunggu tidak kah seharusnya aku ini marah?dih kenapa aku jadi tidak bisa marah dengannya dan tadi apa yang dia katakan?kenapa aku tidak mendengarkan nya dengan benar sih,apa yang terjadi padaku tuhan"gina sudah seperti orang gila karena berbicara sendiri.
Setelah sampai di parkiran motornya dia mendapat notif
"gin cepatlah pulang paman kecelakaan"
"paman kecelakaan?"
Gina langsung menelfon sang bibi untuk memastikan
Dan saat panggilan tersambung
"hallo bi"
"hallo gin kamu dimana?pulang jam berapa kamu?paman mu gin paman mu kecelakaan!"Ita
"lalu paman ada dimana sekarang bi?"gina bertanya
"mau bibi bawa ke rumah sakit tapi paman mu nggak mau,katanya mau nunggu kamu"ucap bi Ita dengan menangis
"baik bi tunggu gina dulu ya gina selesai kan dulu pekerjaan gina,gina akan pulang cepat hari ini ya bi"ucap gina mengakhiri panggilannya
Gina langsung menutup panggilannya dan dengan cepat menaruh ponselnya ke dalam tas,dia dengan cepat melajukan motor nya untuk kembali ke resto geprek bunda tempatnya bekerja,dia tidak sadar jika sejak tadi Faris berada di belakangnya
Dan Faris pun juga mendengar obrolannya dengan sang bibi
Faris pun segera masuk kedalam apartemen nya lagi saat menatap gina yang telah pergi,dia pun juga hendak pergi karena dapat pesan dari Jesica.
sesaat kemudian gina telah sampai di resto.dan dengan cepat menghampiri sang teman Vivi guna mengembalikan kunci motornya
"Vi pak Edo kemana kok nggak keliatan?"tanya gina menatap ke segala arah mencari atasan nya karena dia ingin meminta izin untuk pulang lebih awal
"seperti nya di ruangan nya gin, istirahat mungkin soalnya tadi pelanggan nya banyak pasti kecapean"jawab Vivi
"oh ya sudah aku kesana dulu ya aku mau minta izin untuk pulang lebih awal!"ucapnya lagi
"lo kenapa gin?"
"paman ku kecelakaan aku di suruh pulang sekarang?"jawab gina dengan raut sudah gelisah
"ya tuhan lalu gimana kondisinya kamu udah lihat tadi?"tanya Vivi lagi
Gina menggeleng"aku belum pulang aku ga enak kan sudah dari tadi di luar kalau aku langsung pulang dan ga beri kabar aku takut di marahi"gina
"ya udah gih buruan izin sana siapa tahu di bolehin pulang mumpung pelanggan juga ga terlalu ramai"Vivi
Gina mengangguk dan berpamitan kepada temannya itu
"aku tinggal dulu ya"kemudian berjalan ke arah ruangan Edo
Tok tok tok
"masuk,pintunya tidak di kunci"bunyi bariton Edo yang sangat khas di dengar oleh gina karena suaranya sedikit nge bass
Cklek
Pintu di buka oleh gina,"pak Edo maaf kalau saya menggangu istirahat anda"ucap gina dengan gelisah
"gina ternyata kamu,kamu sudah balik,sini duduk lah"Edo memutar kursi nya karena tadi dia membelakangi gina,dan saat mendengar suara gina dia berbalik dan langsung meminta gina untuk duduk di depannya
"ada apa hum sudah selesai semua kan antar pesanan nya?"tanya Edo
"sudah pak,sudah saya antar semua sesuai pesanan"jawab gina
"oh syukurlah lalu ada tanggapan lain kah?"tanya Edo lagi
Gina menggeleng"tidak pak mereka bilang sangat puas dan kata mereka makanan di tempat kita melebihi ekspektasi mereka,mereka fikir makanan kita porsi nya sedikit ternyata tidak betul,makanan yang di pesan sesuai dengan yang ada di gambar dan rasanya juga enak,mereka memberi applause juga pak"cerita gina dengan antusias
"benarkah syukurlah aku ikut senang dengernya"ucap Edo
kemudian dia menatap gina kembali,"ada apa gin kenapa wajahmu seperti gelisah begitu?"tanya Edo lagi
"em begini pak saya mau minta izin"gina berhenti sesaat melihat reaksi atasannya karena dia sangat tau bagaimana atasan nya itu
Semenjak pulang dari luar negeri sikap dari kakak temannya itu menjadi posesif padanya entah mengapa gina merasa ada yang berbeda dengan kakak dari Maia ini
"izin apa?"dengan sorot mata tajam
Gina menghirup dalam dalam nafasnya,lalu menghembuskan pelan pelan menatap diri nya untuk berbicara agar atasan nya tidak tantrum
"pak saya baru saja dapat kabar dari bibi saya,kalau saya di suruh pulang cepat"mencoba menjelaskan
"kenapa bibi mu meminta untuk balik cepat?"tanya nya
"itu pak,paman kecelakaan dan bibi nunggu gina untuk ke rumah sakit"
deg
Edo langsung menatap tajam ke arah gina
Gina sudah berdebar debar takut tidak di izinkan pulang
"kenapa kamu masih disini,ayo cepat pulang lah,beri saya kabar jika harus di rawat di rumah sakit ya nanti biar saya yang atasi administrasi nya,mengerti?"
Gina tersenyum sipu"baik pak saya akan beri kabar setelah sampai rumah,sekali lagi terima kasih pak sudah izinkan saya"ucap gina lagi
"gin"Edo memanggil lagi saat gina hendak pergi dengan memegang pundak gina
"ah iya pak?"gina cukup kaget dengan Edo yang begitu dekat dengannya
"ah ini ada uang yang mungkin bisa kamu gunakan nanti,aku minta jangan di tolak"menyodorkan Lika uang merah ke tangan gina
Gina terkejut bukan main"baik pak terima kasih banyak"gina hanya bisa mengatakan itu dan menerima uang itu sebagai pegangan dia
"saya permisi pak"pamit gina dan di angguk i oleh edo
Kemudian gina benar benar pulang sebelumnya dia pamit juga kepada Vivi sang teman dan saat dia hendak keluar Edo pun ikut keluar pula
"aku sudah memesan kan mu taksi kamu bisa pulang dengan taksi"ujar Edo mengejutkan gina kembali
"ah terima kasih pak,maaf saya jadi merepotkan anda"gina tersenyum
"jangan panggil pak kalau kita hanya berdua gin,mengerti!"gina menatap Edo lalu dia mengangguk
"baik pak saya masuk dulu"gina pun hendak masuk tapi dia menunggu sang atasan untuk masuk ke dalam dan benar benar memastikan atasannya masuk ke dalam
Setelah sang atasan masuk ke dalam dan tak terlihat lagi gina berbicara kepada sopir taksi itu
"pak maaf boleh saya duduk di depan?saya tidak biasa duduk di belakang pak,sering mual kalau duduk di belakang"aku gina jujur
"oh silahkan mbak,tentu saja boleh"mempersilahkan untuk duduk dengan membuka pintu depan
"terima kasih pak"mengucapkan saat sudah berada di dalam
"sudah bisa jalan mbak?"tanya sopir taksi itu
"oh iya pak,ayo jalan saja yang cepat juga ga papa pak,soalnya saya di tunggu"kata gina lagi
"baik mbak,silahkan pakai sabuk pengamannya"ujarnya ramah
******
sesaat kemudian gina pun sampai dan dia langsung berlari ke dalam rumah
Dia berlari mencari cari paman dan bibi nya,dan saat dia membuka pintu rumah
Cklek
Matanya terbelalak menatap sang paman yang sedang di periksa oleh dokter dengan kaki yang di balut kain kasa dan wajah yang memar
Mata gina kemudian mengitari lagi ke arah sang bibi yang tengah mengandung itu sedang menangis mengelus suaminya
gina pun berjalan masuk"bi...gina pulang!"ucap gina membuat seisi dalam rumah menengok ke arah nya
"gina kemari nak,liat paman mu gina,dia kena tabrak lari gin"Ita sudah tidak sabar menceritakan keadaan suaminya kepada gina
"ya bi,bibi yang tenang ya jangan sedih kasihan adik ku nanti ikut sedih"mencoba menghibur
"dia juga ikutan sedih lah bapaknya kayak gini kan?"Ita tak kalah tengilnya dengan gina
"iya tapi ga usah lebay juga bi,kan adik ku belum keluar ga tau dia nya cuman kan bisa merasakan kalau ibu nya sedih"jelas gina dan iya pun mengangguk
"paman gimana keadaan nya,kenapa bisa kayak gini paman?"tanya gina namun paman nya hanya diam menahan sakit mungkin
"dok paman saya gimana?"beralih ke arah sang dokter yang baru saja memeriksa sang paman
"bisa ikut saya mbak,ada yang ingin saya sampaikan"kata dokter
gina izin paman dan bibinya untuk berbicara dengan dokter
Setelah itu dia mengikuti dokter untuk keluar tanpa menoleh kanan dan kiri
"begini mbak gina,paman anda harusnya di bawa ke rumah sakit karena sepertinya ada fraktur dalam tulang kaki paman anda namun karena beliau bersikeras tidak mau jadi saya hanya meng gif saja seadanya mbak,dan saya juga memeriksa jika paman anda sedikit stress mbak jadi mungkin perawatan nya harus ekstra dan jika ingin rawat jalan di rumah saya akan mengirimkan seorang suster karena melihat dari sang istri yang sedang hamil jadi memesan seorang suster menjadi pilihan yang tepat"kata dokter penuh kejelasan namun gina sedikit bingung banyak sekali pertanyaan di kepalanya
"baik dok tapi kira-kira berapa ya dok kalau harus pesan suster,soalnya saya baru saja bekerja dok takut nya nggak bisa bayar"aku gina jujur
"soal itu tak perlu khawatir"deg
suara yang tak asing gina dengar,siapakah orang itu????
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
partini
siap itu Faris kah
pasti ingat terus kejadian kokop mengkokop
2025-04-18
1