Chapter 04

Bu Nara Masuk Kedalam Kamar Raya Yang Terlihat Raya Sedang tertidur Pulas Disana, Bu Nara Geleng-Geleng Kepala Saat Mendapati Anak Gadisnya Tidur Di Waktu Magrib.

"Raya Bangun Nak' Magrib Kok Tidur!" Bu Nara Menepuk Pipi Raya Perlahan Sambil Menggoyahkan Lengan Nya.

"Ini Anak Gerah Apa Gimana Sih? Padahal Di Luar Mendung Kok Bisa Si Raya Tidur Malah Berkeringat?!" Bu Nara Langsung Mengusap Kening Sang Anak. Badan Raya Tidak Panas Kening Nya Juga. Namun Raya Malah Seperti Orang Habis Berlari.

"Hah....Ibu " Raya Terbangun Dengan Nafas Yang Tersengal. Keringat Nya Masih Bercucuran Di Kening Nya.

"ibu Minum Bu" Raya Meminta Minum Pada Bu Nara.

"Ini..." Bu Nara Mengambilkan Minum Di Atas Meja Kamar Raya.

Nafas Raya Terlihat Sangat Ngos-Ngosan. Seperti Orang Yang Habis Berlari Jauh.

"Ini Jam Berapa Bu?" Raya Bertanya Pada Ibunya Yang Sudah Mengenakan Mukena Bersiap Shalat Magrib.

"Jam enam Nak' Jangan Kebiasaan Tidur Sore Loh, Kamu Mimpi Buruk Yah?"

Raya Terdiam tidak Bicara Pun. ibunya Sudah Tahu Kalau Dirinya Mimpi Buruk.

"Yah Ws Ibu Tinggal Yah, Kamu Jangan Lupa Shalat Magrib" Ucap Bu Nara, Dan Langsung Beranjak Dari Ranjang Tempat tidur Raya

Raya Memperhatikan Sang Ibu Yang Berjalan Pergi Meninggalkan Kamarnya. Raya Kembali Mengingat Mimpi Nya Barusan Namun Aneh Nya Ia Langsung Lupa padahal Baru Saja Ia Bermimpi Namun Mimpinya Sangat Aneh Untuk ia Ingat.

"Haduh Daripada ke ingat Terus Mending Aku Ambil Wudhu Terus Shalat" Raya Berbicara Pada Dirinya Sendiri.

Namun Ia Kaget Saat Turun Menginjak Lantai Kakinya Kotor Seperti Bekas Menginjak Tanah Merah. "Lah Bukanya Sebelum Tidur Tadi Aku Udah Mandi? Ini Kenapa Yah Kok Bisa Kotor?" Raya Mengerutkan Kening Nya. Sambil Mengangkat Telapak Kakinya Yang Benar Kotor Bekas Tanah Merah.

"Hemmm.... Aneh!" Raya Menarik Nafas Dalam Dan Membuang Nya. Lalu Ia Kemudian Langsung Masuk Ke Kamar Mandi Mengambil Air Wudhu.

Selepas Shalat Ia Keluar Kamar, Melihat Ibunya Yang Sedang Berada Di Dapur Entah Sedang Memotong Apa?

"Bu... Ibu Lagi Ngapain?" Ucap Raya Dari Sebelah Sekat Dapur, Namun Tidak Ada Jawaban Dari Sana.

Hingga Terdengar Suara Pintu Di Buka, Raya Yang Kaget Langsung Menuju Ruang Tamu Takut Jika Ada Maling, Karena Pintu nya Tiba-Tiba Terbuka.

"Ibu?...." Raya Kaget Saat Melihat Bu Nara Masuk Kedalam Rumah Terseyum Ke Arah Raya Masih Mengunakan Mukena.

"Ibu Darimana?" Raya Mengerutkan Kening Nya. Ia Kaget Saat Melihat Sang Ibu Ada Di Depan Nya. Lalu Yang baru Saja Ia Lihat Di Dapur Itu Siapa?

"Kamu Lupa? Tadi Kan Ibu Udah Bilang Ibu Mau Ke Mushola, Tadi Sekalian Ngikutin Pengajian Likuran" Bu Nara Mengelus Pucuk Kepala Sang Anak.

Kemudian Bu Nara Masuk Kedalam Kamar Nya. Raya Melihat Sang Ibu Tersenyum Getir Ia tidak Percaya Dirinya Bisa Terkecoh Oleh Setan.

"Biar Ku Beri Pelajaran Nanti!" Batin Raya Tersenyum Sengit. ia Kembali Melangkahkan Kaki Nya Kedapur Melihat Sosok Yang Menyerupai Ibunya Disana.

"Hayo Loh!" Raya Memasuki Dapur Menengok Ke Sekeliling, Namun Sosok Itu Sudah Tidak Ada.

"Kemana Perginya? Apa Dia Takut Aku Jambak?" Raya Mengepalkan Tangan Siap Meninju Mahluk Yang Berusaha Menggangu Nya.

Raya Langsung Mengambil Puding Di Kulkas, Menaruh Nya Pada Piring Kecil. Dan Ia Bawa Keluar. Heran Di Luar Udara Nampak Mendung Namun Raya Merasakan Gerah.

Dan Betapa Terkejutnya Ia Saat Membuka Pintu Dapur Terlihat Banyak Ratusan Mahluk Yang Tak Kasat Mata Berkerumun Di Rumah Nya Dengan Berbagai Macam Wujud Yang Menyeramkan.

Brak....piring Di Tangan Raya Terjatuh.

"Ibu......" Teriak Raya Sekencang Mungkin, ia Refleks Tentu Saja Ia Kaget Karena Mahluk Itu Berbondong-Bondong Mau Masuk Kedalam Tubuh Nya.

Raya Menjerit Histeris Memanggil Ibunya. Bu Nara Langsung Keluar Dari Kamar Nya. melihat Tubuh Raya Kaku Sedang Berada Di ambang Pintu Dapur

Bu Nara Tidak Melihat Apa-Pun. Namun Suasanya Sangat Anteng, Tercium Bau Tak Sedap Dan Juga Busuk.

Tubuh Raya Semakin Kaku, Lalu Raya Melihat Pria Yang ia Temui Tadi Pagi Dan Masuk Kedalam Mimpinya Datang, Aneh Nya Ratusan Mahluk Itu Langsung Hilang.

Bersamaan Dengan Kesadaran Raya Yang Hilang. Dan Raya Langsung Terjatuh Pingsan.

"Raya Apa Yang Terjadi Nak? Bangun Raya!" Bu Nara Panik Ia Langsung Membawa Raya Ke ruang Tamu.

Dan Menelfon Puspita Adik Iparnya Yang Kebetulan Rumahnya Tidak Terlalu Jauh, Dan Segera Membawa Raya Kerumah Sakit Karena Raya Tidak Sadarkan Diri.

"Tadinya Ini Kenapa Mba Kok Raya Sampai Pingsan?" Puspita Heran Karena Tubuh Raya Terasa Dingin.

"Mba Juga ngak Tahu Pus, Tiba-Tiba Raya Teriak-Teriak Terus pingsan" Bu Nara Nampak Tergesa-Gesa.

Paman Alfan Suami Dari Bibi Puspita Mengantar Raya Ke Puskemas Terdekat, Sesampainya Disana Raya Langsung Ditangani Oleh Dokter

"Ngak Papa Pasien Cuma Kecapean Aja. sebentar lagi Juga Sadar." Dokter Memberikan Resep Untuk Di Tebus Di Apotek.

"Iya Terimakasih Dok" Paman Alfan Mengambil Resep, Kemudian Ia Dan Bibi Puspita Langsung Mengambilnya Di Apotek.

Kini Tingal Bu Nara Menemani Raya yang Masih Terpejam. Tangan Raya Terasa Dingin Bibirnya Langsung Pucat.

"Kamu Liat Apa sih Nduk? Kenapa Langsung Pingsan Gini" Bu Nara Memperhatikan Wajah Raya Yang Sangat Mirip Dengan Nya Saat Muda.

Bedanya Ujung Mata Raya Ada Tahi Lalat Hidup Nya. Bahka Bisa Di Bilang Semua Area Wajah, Telinga, Leher Ada Tahi Lalat Nya.

"Bapak Gimana Ini Anak Kita Pak?" Pelupuk Mata Bu Nara Basah, ia Tidak Bisa menahan Kesedihannya Karena Melihat Raya Terbaring Lemas.

Tentu Saja Bu Nara Sedih Melihat Raya Terbaring Di Ranjang Rumah Sakit.

"Kok Ngak Sadar-Sadar sih!" Bu Nara Menaruh Tangan Raya Di Pipinya.

Silang Beberapa Menit Jari Jemari Raya Gerak. Bu Nara Langsung Melihat Ke Arah Wajah Raya Yang Matanya Mulai Terbuka.

"Ibu..." Raya Juga Menangisi.

"iya Nak' ibu Ada Disini" Bu Nara Memasang Senyum Hangat Ke Arah Raya. Sambil Tangannya Membingkai Pipi Nara Yang Masih Dingin.

"Bu Aku Ngak Kuat Bu... Ibu Aku Mau Mata Batin Ku Di Tutup Saja" Raya Merengek, Melihat Banyak Mahluk Ingin Berinteraksi Padanya Raya Malah Semakin Takut Karena Wujud Mereka Yang Datang Langsung Membawa Banyak Pasukan.

"iya Nak' Nanti Ibu Cari Orang Pintar Yah Buat Nutup Mata Batin Kamu" Bu Nara Mengusap Dan Memeluk Tubuh Raya.

Yang Masih Sangat Dingin, Sepertinya Hal Yang Menimpa Raya Barusan Tidak Main-Main. tubuhnya Yang Sangat Tidak Siap Sampai Syok Dan Jatuh Pingsan.

"Raya Takut Bu Mereka Bakal Datang Lagi!" Raya Menangis Histeris.

"Berdoa Terus Raya Minta Perlindungan Sama Gusti Allah" Bu Nara Mengingatkan Sang Anak.

Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!